1
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMP N 1 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT
ARTIKEL
MISRAINI NPM. 11070009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2015
2
3
Causes of Students Stay In Junior High School Grade 01 Sungai Aur West Pasaman
Misraini1, Yenni Melia,M.Pd2Sri Rahayu,M.Pd3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Misraini (11070009). "Causes of Students Stay In Junior High School Grade 01 Sungai Aur West Pasaman". Thesis Sociology Study Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015.
This research is motivated by factors that cause students live classes at Junior High School 01 West Pasaman Aur River. This study aimed to describe the causes of students live classes and to describe the impact of students live classes.
The theory used in this research is the theory of learning by Slameto. The approach used in this research is descriptive qualitative research to give a detailed description of the reality studied. Informants in this study amounted to as many as 18 people, 8 people are staying grade students, 2 teachers of subjects, and 8 parents of learners. Data collected by observation and in-depth interviews and documentation. The unit is the individual data analysis and data analysis were used to stage data collection, data reduction, data presentation (data analysis), verification and conclusion.
Based on the results of research conducted in SMP N 1 Sungai Aur West Pasaman factors that cause students live class is influenced by two factors:
internal and external factors. Internal factors include: 1) factor physical (health factors) learners who are less well in belajar2) psychological factors including a) a lack of attention to learners in learning, b) the lack of student interest in learning, c) the lack of maturity of the students in learning. While external factors learners live classes include: 1) family factors (lack of parental supervision of learners), 2) school factors including a) a method of learning which is less attractive), b) media / infrastructure is incomplete. 3) community factors (peer influence). Impact learners live class consists of two, positive and negative effects. The positive impact of students live classes, namely the increased motivation of learners in learning, while the negative impact of students live classes, namely Learners feel ashamed, insecure, low self-esteem, feel stupid, and felt ostracized by his friends that the next grade until the child moves to a school other or do not want to go to school again (dropouts).
Keyword: Causes, impact of students, live class.
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2011
2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
i
1 PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional dan dijadikan sebagai andalan utama yang berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di masa mendatang. Proses pendidikan di sekolah merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil tidaknya pencapain tujuan pendidikan, bergantung pada bagaimana proses belajar yang dijalani oleh siswa di sekolah (Dalyono, 2005:210).
Menurut Djamarah (2002:12) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selain itu ada berbagai faktor yang mempengaruhi masalah belajar peserta didik. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal dan eksternal. faktor internal berupa faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal berupa faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat, yang secara langsung mempengaruhi prestasi belajar peserta didik sehingga peserta didik jadi tinggal kelas.
Menurut hamzah dan Satria Koni (2012:210) peserta didik dinyatakan tinggal kelas apabila: 1) Memperoleh nilai kurang dari kategori, baik pada kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak mulia, 2) jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih dari tiga mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran.
Peserta didik yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan peserta didik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru adalah pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan keterampilan belajar, peningkatan motivasi belajar, dan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah seperti yang disarankan oleh Sudarwan Danim (2007:56), yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan : 1) Kepemimpinan Kepala sekolah: kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat, 2) Siswa: pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa, 3) Guru: pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah, 4) Kurikulum:
adanya kurikulum yang ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal, 5) Jaringan Kerjasama: jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.
2 Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori slameto (2003:54- 59). Dalam perspektif teori slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusiawi yang potensial di bidang pembanguna
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
dengan tipe deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara deskripsi bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008:6).
Penelitian ini bertipekan deskriptif yaitu berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan secara terperinci tentang masalah yang akan diteliti. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:54) penelitian deskriptif adalah penelitian non hipotesis dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Tetapi hanya
menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan apa adanya.
Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling. Adapun yang menjadi kriteria Informan dalam penelitian ini sebanyak 18 orang yang terdiri dari 8 orang peserta didik yang tinggal kelas, 2 orang guru mata pelajaran dan 8 orang orang tua peserta didik.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu, yaitu peserta didik yang tinggal kelas di SMP N 1 Sungai Aur Pasaman Barat.
Analisis dalam penelitian ini analisis interaktif yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman, analisis interaktif terdiri dari beberapa komponen, yaitu :1) reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Data ini diperoleh melalui wawancara, laporan kegiatan dan dokumen lainya yang diberikan kepada peneliti, 2) Penyajian Data dalam penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Data dan informasi yang sudah diperoleh dilapangan dimasukan kedalam suatu teks. Penyajian data dapat meliputi berbagai jenis teks, grafiks, tabel dan bagan.3) Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih bersifat gelap setelah diteliti menjadi jelas. (Sugiyono, 2011:246).
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Belajar merupakan suatu upaya yang harus dilakukan oleh setiap peserta didik agar dapat berprestasi di sekolah. Hal ini
3 sangat penting untuk dilakukan, karena tanpa belajar siswa tidak akan mendapatkan pengetahuan begitu saja. Ini sejalan dengan pendapat Slameto (2003:54-59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah peserta didik melalui proses belajar maka akan memperoleh hasil belajar. hasil belajar merupakan kemampuan atau ilmu yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini dapat berupa angka, huruf, atau kata. Ada peserta didik dengan hasil belajar tinggi, maka mereka digolongkan berhasil dalam proses pendidikan, namun sebaliknya ada juga peserta didik yang hasil belajar mereka rendah bahkan sampai tinggal kelas maka mereka termasuk orang yang gagal dalam proses pendidikan, dengan kata lain tujuan pendidikan tidak tercapai.
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa seseorang yang belajar itu bisa dipengaruhi oleh faktor dalam dirinya maupun dari luar diri seseorang tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori Slameto (2003:
54-59) menyatakan bahwa faktor penyebab peserta didik tinggal kelas, dilihat dari dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar.
Ada tiga faktor yang menjadi faktor internal antara lain: Faktor jasmaniah/Faktor kesehatan, Faktor psikologis, (seperti perhatian, minat, motif, dan kematangan).
Sedangkan faktor eksternal (faktor yang ada di luar peserta didik) antara lain Faktor keluarga, Faktor sekolah ( seperti metode mengajar dan Alat Pelajaran) dan Faktor Masyarakat (faktor teman sebaya).
Dari hasil observasi dan penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Sungai Aur
Pasaman Barat tanggal 13-17 Oktober 2014 dan 29 juni-14 juli 2015 terdapat 12 orang siswa yang tinggal kelas. Dari 12 orang tersebut hanya 3 orang yang tetap sekolah di SMP N 1 Sungai Aur , dan 4 orang pindah ke sekolah lain. Diantara 4 orang tersebut 3 orang pindah sekolah ke sekolah lain yaitu ke sekolah MTS darul falah, MHI, dan MTS al muttaqin Pasaman Barat, sedangkan 1 orang pindah sekolah ke Sumatra Utara yaitu Medan. Kemudian 5 orang sudah berhenti sekolah. diantara 5 orang tersebut ada 2 orang yang membantu orang tuanya bekerja setelah mereka berhenti sekolah . Sedangkan 3 orang lagi pergi merantau, yaitu 2 orang merantau ke Pekan Baru dan 1 orang pergi merantau ke medan. Peserta didik tersebut tinggal kelas karena peserta didik tidak menuntaskan lebih dari tiga mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran. Walaupun di sekolah tersebut sudah dilaksanakan pembelajaran remedial, namun masih tetap juga peserta didik tersebut mendapatkan nilai di bawah KKM sehingga target untuk naik kelas tidak tercapai.
Dari penelitian tersebut faktor penyebab peserta didik tinggal kelas seperti yang dijelaskan di bawah ini sebagai berikut 1. Faktor Penyebab Peserta Didik
Tinggal Kelas a. Faktor Internal
Faktor internal yang menyebabkan peserta didik tinggal kelas di SMP N 1 Sungai Aur Pasaman Barat adalah sebagai berikut :
1) Faktor Jasmaniah/ Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan peserta didik sering terganggu pada saat belajar, hal ini terlihat ketika belajar kepala dan badan anak sering sakit, kemudian anak sering
4 mengantuk ketika guru menerangkan sehingga anakkurang konsentrasi dan kurang memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Faktor Psikologis
a) Kurangnya Perhatian Peserta Didik Dalam Belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa perhatian peserta didik dalam belajar kurang, sering mengantuk disaat guru menerangkan pelajaran kalau tidak ada yang dimengerti tidak mau bertanya kepada guru, mengerjakan pekerjaan rumah sering di sekolah itu pun meminjam buku temannya, nilai ulangan atau ujian peserta didik tidak pernah tinggi sehingga menyebabkan peserta didik tinggal kelas.
b) Kurangnya minat siswa dalam belajar Berdasarkah hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa kurangnya minat peserta didik dalam belajar hal ini disebabkan oleh rasa tidak senangnya siswa tersebut terhadap guru yang mengajar sehingga menimbulkan adanya rasa malas dari siswa untuk mengikuti pelajaran yang disertai dengan hilangnya minat untuk mengikuti pelajaran sehingga siswa pun lebih memilih mencari kenyamanan diluar kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c) Kurangnya Kematangan Peserta Didik Dalam Belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa kurangnya kematangan peserta didik dalam belajar, hal ini terlihat siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena siswa tersebut tidak ada membaca dan mengulang pelajaran dirumah, kemudian kalau ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru kerjakan di sekolah dengan meminjam punya teman.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal peserta didik tinggal kelas ( faktor yang berasal dari luar diri peserta didik) diantaranya:
1) Faktor Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dalam belajar hal ini di sebabkan oleh orang tua kurang memperhatikan masalah sekolah anaknya, orang tua juga sibuk bekerja di luar rumah dan fasilitas untuk belajar dirumah juga kurang lengkap sehingga anak malas untuk belajar.
2) Faktor Sekolah
a) Metode Dalam Belajar yang kurang menarik
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang efektif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang mengajar sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang memahami yang dijelaskan oleh guru dan oleh karena itu siswa menjadi kurang betah dan sedikit bosan untuk belajar.
b) Media/ Sarana Dan Prasarana Dalam Belajar Yang Kurang Lengkap
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa fasilitas/peralatan di sekolah dalam belajar semuanya kurang lengkap, peralatan/fasilitas yang digunakan dalam belajar hanya menggunakan papan tulis dan kertas cat sebagai medianya hal ini disebabkan masih kurang dan terbatasnya peralatan di sekolah sehingga guru dalam mengajar tidak menggunakan media seperti infokus.
5 3) Faktor masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa anak sering melalaikan waktunya untuk belajar, tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya dan asyik bermain-main dengan teman- temannya dari pada mengulang pelajarannya.
2. Dampak Peserta Didik Yang Tinggal Kelas
a. Dampak Positif Peserta Didik Tinggal Kelas
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa dampak positif peserta didik tinggal kelas di SMP N 1 Sungai Aur yaitu meningkatnya motivasi peserta didik dalam belajar. Sejak anak tinggal kelas dia sudah merubah cara belajarnya dari sebelumnya, dia semakin rajin untuk belajar, rajin hadir, dan selalu mengerjakan pekerjaan rumah tepat waktu sehingga hasil belajarnya semakin bagus.
b) Dampak Negatif Peserta Didik Tinggal Kelas
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa dampak negatif peserta didik tinggal kelas yaitu Peserta didik merasa malu, minder, rendah diri, merasa bodoh, dan merasa dikucilkan oleh teman-temannya yang naik kelas sampai anak pindah ke sekolah lain atau tidak mau bersekolah lagi (putus sekolah).
Peserta didik yang tinggal kelas lebih banyak berdampak buruk terhadap kesehatan mental, baik saat ini maupun masa depan. Anak yang tinggal kelas juga sering dicap sebagai ‘anak yang bodoh’ atau
‘anak yang bandel’ sehingga berdampak buruk terutama mengenai konsep dirinya.
Dengan demikian hal tersebut dapat menunjukkan bahwa anak yang tinggal kelas
memiliki harga diri yang lebih rendah, semakin sering bolos masuk sekolah, dan pada akhirnya menyebabkan mereka putus sekolah.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapatkan di lapangan mengenai faktor penyebab pesertssa didik tinggal kelas (studi kasus di SMP N 1 Sungai Aur Pasaman Barat) maka peneliti dapat mendeskripsikan, menjelaskan serta menyimpulkan bahwa:
1. Faktor penyebab peserta didik tinggal kelas di SMP N 1 Sungai Aur yaitu dipegaruhi oleh faktor internal ( faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik dan eksternal ( faktor yang berasal dari luar diri peserta didik) diantranya:
a. Faktor internal yang menyebabkan peserta didik tinggal kelas yaitu:
1) Faktor jasmaniah/faktor kesehatan peserta didik yang kurang baik dalam belajar.
2) Faktor psikologis
a) Kurangnya perhatian peserta didik dalam belajar.
b) Kurangnya kematangan peserta didik dalam belajar.
c) Kurangnya minat peserta didik dalam belajar
b. Faktor eksternal yang menyebabkan peserta didik tinggal kelas yaitu:
1) Faktor keluarga yaitu Kurangnya perhatian orang tua tehadap peserta didik dalam belajar
2) Faktor sekolah
a) Metode dalam belajar yang kurang menarik.
b) Media atau sarana prasarana belajar yang kurang lengkap.
3) Faktor masyarakat yaitu Pengaruh teman sebaya
2. Dampak peserta didik tinggal kelas di SMP N 1 Sungai Aur Pasaman Barat ada dua yaitu dampak positif dan negatif.
6 a. Dampak positif peserta didik tinggal
kelas yaitu meningkatnya motivasi peserta didik dalam belajar.
b. Dampak negatif peserta didik tinggal kelas yaitu peserta didik merasa malu, minder, rendah diri, merasa bodoh, dan dipandang sinis oleh teman-temannya yang naik kelas sampai anak pindah ke sekolah lain atau tidak mau bersekolah lagi (putus sekolah).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2007. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara _____________. 2010. Media Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: RinekaCipta.
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. 2012.
Assesment pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Rosdakarya.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhinya. Jakarta: PT RinekaCipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif. Bandung:Alfabeta.