• Tidak ada hasil yang ditemukan

fAKUlTAS IIMU SOISAl UNIYIRSITAS NIGIRI MAlANG c;;

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "fAKUlTAS IIMU SOISAl UNIYIRSITAS NIGIRI MAlANG c;;"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

pro~idina ~eminor no~ionol

Hotol

~ovono

Koto Molano, 21 November 1014

PERLUASAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN

... UALIT.lS PERKULIAIIAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN FAKULTAS LAIN UM, SERTA PEMBELAJARAN PKN- IPS SMP KABUPATEN MALANG T.UIUN II

Editor:

Dr. Ach. Amirudin , M.Pd.

ISBN: 978-602-71506-2-1

fAKUlTAS IIMU SOISAl UNIYIRSITAS NIGIRI MAlANG c;;

tV f} ')~·

--___./

(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL 2014

Perluasan lmplementasi

Lesson

Study

untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan di Fakultas llmu Sosial dan Fakultas Lain UM, serta Pembelajaran PKN-IPS SMP

Kabupaten Male)ng - Tahun II

Editor:

Dr. Ach. Amirudin, M.Pd

TIM LESSON STUDY

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG

(3)

PROSIDING SEMINAR NASIDNAL 2014

Perluasan lmplementasi Lesson Study

untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan di Fakultas llmu Sosial dan Fakultas Lain UM, serta Pembelajaran PKN-IPS SMP Kabupaten Malang-Tahun II

Editor:

Dr. Ach. Amirudin, M.Pd

Penyunting:

Eko Wahyu Setiawan, S.S.

Desain Sampul dan Tata Letak:

Purwanto Hadi, A.Md

Diterbitkan oleh:

TIM lESSON STUDY Fakultas llmu Sosial Universitas Negeri Malang Jln. Semarang 5 Malang Telp. 551213, Psw. 376 Fax. (0341) 585-966 e-mail: [email protected]

Cetakan Pertama, Desember 2014 Ukuran: 21 x 29,7 em

jumlah: vi + 220 halaman

ISBN: 978-602-71506-2-1

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apa pun, secara elektronis, maupun mekanis, termasuk fotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pi dana, Pasal 72, Ayat (1 ), (2), dan (6).

(4)

PENGANTAR ·

S

ega! a pujian kami persembahkan kepada Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi, yang menciptakan, memelihara, dan mengatur alam semesta tanpa bantuan siapapun juga. Atas pertolongan dan karunia-Nya Prosiding Seminar Nasional Lesson Study ini dapat kami selesaikan pada waktunya. Prosiding Seminar Nasional Lesson Study ini bertema: Perluasan Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Lain UM, serta Pembelajaran PKn-IPS SMP Kabupaten Malang Tahun II.

Terpapar dalam prosiding ini bahwa implementasi lesson study (studi pembelajaran) mengacu pada pembelajaran kolaboratif, yaitu pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama antar- pengajar, terutama dengan karakteristik materi ilmu sosial yang sangat membutuhkan pembahasan melalui diskusi antar-ilmu pendukung, sehingga kerjasama antar-dosen dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan. Untuk tahun pertama, implementasi lesson study baru dilakukan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Untuk tahun kedua ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ekonomi Univ.ersitas Negeri Malang. Pada tahun ketiga nantinya implementasi lesson study akan dilakukan secara kolaboratif dengan guru-guru SMP di Kabupaten Malang.

Makalah dalam Prosiding Lesson Study, merupakan bukti tertulis mengenai manfaat lesson study dalam pembelajaran materi IPS yang secara esensial cenderung masih terkotak- kotak dalam bingkai masing-masing ilmu pendukungnya, dapat berubah dan berkembang mengikuti perluasan implementasi pembelajaran lesson study. Prosiding ini berisi 18 makalah dari dosen-dosen Universitas Lampung, Universitas Mulawarman, Undhiksa Bali, Fakultas Ilmu Sosial UM, dan Fakultas Ekonomi UM.

Akhirnya, Prosiding Seminar Nasional Lesson Study ini bisa hadir di hadapan pembaca atas jasa, jerih payah, dan dukungan mental berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang set~lusnya kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu dalam pengantar ini. Atas segala jasa dan jerih-payahnya kami sampaikan terima kasih yang setulusnya dan atas ketulusannya kami do'akan semoga dicatat oleh Allah yang Maha Tinggi dan Maha Suci sebagai amal sholeh.

Aamiin.

Malang, 27 November 2014

Editor

I m I

(5)

DAFTAR lSI"

1. Alternatif Solusi Problematik Outdoor Study dalam Pembelajaran Geografi SMA

melalui Pembelajaran lntegratif-Konstruktif dengan Lesson Study... 1 Ida Bagus Made Astawa.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dalam Lesson Study untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Mahasiswa Geografi ... 15 Sugeng Widodo

3. Implementasi Lesson Study dalam Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme pada Mata Pelajaran Peminatan IPS (Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi) SMNMA di Kabupaten Kutai Barat ... 26 Iya' Setyasih

4. Lesson Study dalam Perkuliahan Pengantar Ekonomi Mikro melalui Model Pembe- lajaran Cooperative Script Guna Meningkatkan Partisipasi Aktif Mahasiswa ... 37 Grisvia Agustin

5. Penerapan Model Pembelajaran Telling Story untuk Melatih Kemampuan Berko- munikasi Mahasiswa dalam Matakuliah Pengantar Pendidikan: Studi Kasus Pelaksanaan Lesson Study di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang... 48 Ro'ufah Inayati

6. Metode Eksperimen dalam Pengajaran Dasar-Dasar Antropologi dalam Kegiatan

Lesson Study ... ... ... ... ... ... ... ... ... 57 I Dewa Putu Eskasasnanda

7. Menumbuhkan Kembali Kemampuan Mahasiswa dalam "Graphicacy" melalui

Studi Pembelajaran di Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang ... 68 Ardyanto Tanjung

8. Model Kelompok Diskusi Kecil untuk Meningkatkan Keterampilan Geografi'

bagi Mahasiswa melalui Lesson Study ... 77 Marhadi Slamet Kistiyanto

9. Pendekatan Problem Based Learning pada Matakuliah Sejarah Indonesia Kuno

melalui Kegiatan Lesson Study............ 90 Deny Yudo Wahyudi

10. Penerapan Model Pembelajaran Madilog untuk Meningkatkan Keaktifan Maha- siswa dalam Matakuliah Sejarah Eropa: Studi Kasus Pelaksanaan Lesson Study

di Jurusan Sejarah Universitas N_egeri Malang ... 98 Aditya N. Widiadi

11. Implementasi Lesson Study dalam Perkuliahan Ekonomi Mikro Melalui Model

Pembelajaran Debat Guna Meningkatkan Critical Thinking Mahasiswa ... 110 Agung Haryono

12. Dampak Penerapan Lesson Study Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa dalam

Pembelajaran Mata Kuliah Ekonomi Internasional... 120 Imam Mukhlis

13. Penerapan Model Pembelajaran True or False dalam Kerangka Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Kelas pada Matakuliah Geomor-

fologi di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang ... 140 Mustafa

14. Pengembangan Inovasi Media Pembelajaran Perkuliahan Bahasa Belanda Sumber

Sejarah ... 153 Najib ]auhari

(6)

15. Mengembangkan Partisipasi Belajar melalui Implementasi Lesson Study untuk

Meningkatkan Pemehaman Materi Pelajaran PPKn ... 162 Nur Wahyu Rochmadi

16. Peningkatan Kualitas Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) melalui Implementasi

Lesson Study... 183 Yuswanti Ariani W:

17. Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Menggali Nilai-nilai Nasionalisme

Indonesia... 201 A. Rosyid AI Atok

18. Implementasi Lesson Study melalui Penerapan Metode Debat Guna Mengem-

bangkan Sikap Kritis dan Keterampilan Berargumentasi Mahasiswa ... 209 Petir Pudjantoro

vi

(7)

LESSON STUDYDALAM PERKULIAHAN

PENGANTAR EKONOMI MIKRO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT GUNA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF MAHASISWA

Grisvia Agustin

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang

Abstrak. Penerapan lesson study (LS) dalam perkuliahan Pengantar Ekonomi Mikro bertujuan untuk memperbaiki kualitas pada proses belajar- mengajar dan hasil belajar dalam perkuliahan. Model pembelajaran Cooperative Script digunakan untuk merangsang partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Manfaat LS ini dapat dirasakan secara langsung oleh Dosen dan mahasiswa yang terlibat.

Kata kunci: lesson study, proses belajar-mengajar, cooperative script

PENDAHULUAN

Lesson Study atau studi pembelajaran (atau dalam bahasa Jepang adalah kenkyujugyo) merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berasal dari Jepang. Awalnya LS dilakukan pada tingkat pendidikan dasar di Jepang yang berupa pengembangan praktik pembelajaran profesional. Dalam penerapan LS sangat dibutuhkan

a. bekerja dalam suatu kelompok kecil b. para guru/dosen saling berkolaborasi c. mendiskusikan tujuan belajar

d. merencanakan pembelajaran di kelas nyata yang disebut "pembelajaran riset"

e. mengamati praktik pembelajaran

f. meninjau kembali dan melaporkan hasil pembelajaran sehingga para guru/dosen dapat mengambil manfaat bagi pembelajaran (www.wikipedia.com).

Laporan United Nation Development Program (UNDP) pada tahun 2005 mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-11 0 dari 117 negara (UNDP, 2005). Laporan UNDP tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah. Maka urgensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan sem.akin tinggi. Reformasi pendidikan seyogianya dimulai dari bagaimana mahasiswa belajar dan

Prosiding Lesson Study 2014 137

(8)

Pada semester satu, mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi wajib menempuh mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro. Sebagian dari materi perkuliahan Pengantar Ekonomi Mikro adalah review d~_ri mata pelajaran Ekonomi tingkat SMA/MA dengan pendalaman materi. Beberapa mahasiswa yang masuk Fakultas Ekonomi berasal dari penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sewaktu SMA/MA yang tidak menempuh mata pelajaran Ekonomi.

Bahkan ada beberapa mahasiswa yang berasal dari SMK yang juga tidak menempuh mata pelajaran Ekonomi. Bagi mahasiswa-mahasiswa dengan Jatar belakang tersebut, mata kuliah Ekonomi merupakan pengalaman baru di universitas. Oleh karena itu, dosen harus menyadari keberagaman peserta oidiknya, sehingga dosen menjelaskan kembali konsep-konsep Ekonomi Mikro untuk menguatkan pemahaman mahasiswa sebagai landasan mata kuliah Mikroekonomi I dan II pada semester-semester berikutnya.

Sebagian besar materi Pengantar Ekonomi Mikro adalah materi konseptual.

Perkuliahan pada umumnya disajikan dengan metode ceramah dari dosen. Penerapan metode ceramah ini sangat membosankan bagi para mahasiswa. Mahasiswa menjadi sangat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa merasa terbebani oleh .hafalan-hafalan konsep. Jika mahasiswa hanya menghafal dan tidak memahami konsep secara mendalam, maka hafalan-hafalan · tersebut hanya akan bertahan dalam jangka waktu pendek, dan mahasiswa tidak mampu menginterpretasikan teori Ekonomi Mikro dalam fenomena aktivitas Ekonomi secara riil, sehingga teori hanya berupa hafalan semata.

Dengan banyaknya materi konseptual tersebut, biasanya mendorong dosen untuk menerapkan system penilaian yang bertumpu pada hasil Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) semata. Karena mahasiswa adalah peserta didik pasif dalam proses pembelajaran, maka tidak ada penilaian afektif. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena mahasiswa akan sangat bosan dan tertekan sehingga proses pembelajaran tidak efekti£

Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study. lesson study adalah kegiatan yang direncanakan, dilakukan dan dinilai bersama oleh kelompok lesson study. Keberhasilan dan kegagalan kegiatan adalah

38

I

Prosiding Lesson Study 2014

(9)

tanggung jawab perangkat pemb,:

tercapai.

Pembela_; baik potensi aka . kedewasaan. o~

:.

sesuai dengan kc Pada das . pembelajaran yr·

:.ma semua anggota kelompok. Oleh karena itu, tujuan penyusunan

~.n adalah agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama dapat

:nerupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi mahasiswa,

: .. potensi kepribadian dan potensi sosial ke arah yang lebih baik menuju . .;oses ini diperlukan perangkat pembelajaran yang disusun dan dipilih

. ~nsi yang akan dikembangkan.

: perangkat pembelajaran lesson study tidak berbeda dengan perangkat asa disiapkan oleh masing-masing dosen di kampus. Namun karena

pembelajaran G program lesson study dirancang untuk keperluan peningkatan pembelajaran y~. -=- :·1ovatif dan melibatkan kelompok dosen serta dimungkinkan untuk dijadikan sebagr·i .' .·1g penelitian tindakan kelas, maka dalam perencanaannya perangkat pembelajaran he"_ ' ~-isusun bersama (kelompok dosen), secani saksama, sistematis, dan terukur.

Dasar pe·. : ·· n penyusunan perangkat pembelajaran dalam lesson study adalah I. Kompetensi L , · _·ang akan dikembangkan.

Dosen ditunt _ .. uk mempunyai kreativitas lebih dalam merancang pembelajaran, agar kompetensi

c _.

_:ang telah ditetapkan dapat tercapai. Ada tiga aspek dalam kompetensi dasar untuk , -· .' asiswa yang harus dicapai, yaitu kompetensi akademik meliputi penguasaan .__. 1 ·:p dan metode keilmuan, kompetensi pribadi yang menyangkut perkembangn. ~ ;ka dan moral, serta kompetensi sosial. Ketiga kompetensi ini

dikembangk~ lam proses pembelajaran. Oleh karena itu, harus tampak dalam perangkat p•:.·-.. _ ajaran, mulai dari rencana pembelajaran sampai evaluasi proses

pembelajarar~.

2. Karakteristik · · ·i pelajaran atau pokok bahasan

Setiap materi .. :1ran mempunyai sifat masing-masing. Materi IPA akan berbeda dengan materi IPS. :_ri IPS termasuk Ekonomi dengan sifat materinya yang abstrak memerlukan ,_ gkat pembelajaran yang mampu membuat lebih konkret. Sedangkan materi eksah . .. a umumnya gejalanya dapat diindera sehingga memerlukan perangkat pembelajarm ~ membuat mahasiswa mampu mengungkap gejala yang ada dan menganalisi:o menjadi suatu pengertian atau konsep yang utuh. Perangkat pembelajara;! .' ·n rangka konkretisasi persoalan maupun dalam rangka konseptualisasi fakta perlu ' · ~. n dengan mempertimbangkan kaidah keilmuan masing-masing agar pengertian Y~- .. an diperoleh mahasiswa tidak menyimpang dari kaidah keilmuan yang

Prosiding L n Study 2014 139

(10)

berlaku. Dalam rangka lesson study hendaknya dosen mampu memilih dan mengorganisasi materi pelajaran dan mengemasnya sebagai bahan ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran. Dalam hal ini dosen hendaknya tahu persis konsep penting materi tersebut agar tidak mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran.

3. Karakteristik subjek didik

Subjek didik dalam proses pembelajaran pada hakikatnya adalah pribadi yang kompleks yang berbeda antara satu dengan lainnya. Walaupun mereka ada dalam kelas yang sama namun kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda. Variabel subjek didik yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah (I) tingkat perkembangan kognitifnya; (2) langgam belajarnya; (3) lingkungan sosial budayanya; (4) keterampilan motoriknya dan lain-lain. Tidak jarang perangkat pembelajaran yang dibuat tidak dapat dipergunakan secara optimal karena mengabaikan karakteristik subjek didik.

Dalam pembelajaran untuk lesson study perubahan perilaku mahasiswa ini menjadi fokus perhatian. Seorang· dosen model dalam proses refleksi sesudah pembelajaran akan menguraikan/menyampaikan tentang semua kondisi yang diciptakan untuk membelajarkan mahasiswa sesuai dengan program pengembangan yang direncanakan. Hal ini sangat penting karena refleksi para observer tidak ditujukan kepada kinerja dosen, tetapi tertuju pada cara dosen mengelola kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar mahasiswa.

4. Pemilihan model pembelajaran.

Setiap model pembelajaran yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran mencerminkan urutan pembelajaran yang terjadi. Urutan pembelajaran model deduktif misalnya akan berbeda dengan urutan pembelajaran model induktif. Demikian juga dengan model-model

·pembelajaran yang lain. Pilihan model pembelajaran ini akan mewarnai penyusunan

40 1

perangkat pembelajaran, terutama dalam penyusunan skenario pembelajaran dan penyusunan lembar kegiatan mahasiswa. Dalam pelaksanaan lesson study penetapan model pembelajaran, terutama yang inovatif diharapkan mampu mengubah paradigma pembelajaran dari pola pembelajaran yang terpusat pada dosen menjadi pola pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan mahasiswa, baik dalam mengeksplorasi gejala, memecahkan masalah maupun dalam proses pembangunan konsep, secara kooperatif di dalam kelompok, maupun secara individu.

Prosiding Lesson Study 2014

(11)

5. Karakteristik lingkungan sekitar kampus.

Lingkungan kampus sebenarnya sangat potensial sebagai sumber belajar. Banyak hal yang dapat dipelajari mahasiswa ekonomi dari lingkungannya, baik masalah ekonomi maupun masalah sosial. Kemampuan mahasisw::t mengeksplorasi lingkungan merupakan bekal penting untuk dapat memecahkan masalah yang timbul di masyarakat, terutama j ika kita memilih cooperative script sebagai model pembelajaran. Pengembangan kecakapan hidup bagi mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan kampus. Perangkat pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa belajar di luar kelas mempunyai karakteristik yang agak berbeda dengan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran di luar kelas mahasiswa lebih leluasa mengekspresikan dirinya, sehingga perangkat evaluasi pembelajaran terutama evaluasi afektif lebih mudah untuk diimplementasikan.

6. Alokasi Waktu

Bagaimanapun waktu merupakan faktor pembatas utama dalam proses pembelajaran, baik bagi proses pembelajaran regular maupun proses pembelajaran dalam rangka lesson study.

METODE

Lesson study (LS) diimplementasikan dengan model pembelajaran cooperative script.

Model pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk menjelaskan materi kepada ternan sejawatnya. Proses menjelaskan materi ini menguatkan pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah yang dipelajarinya. Mahasiswa yang menjadi subjek LS adalah mahasiswa semester pertama pada Program Studi Ekonomi Pembangunan. Kegiatan LS dilakukan sebanyak empat sesi perkuliahan. Penerapan LS mengikuti siklus standar yaitu plan, do dan see.

Saat plan, dosen model merencanakan instrumen perkuliahan yang akan diterapkan yang kemudian dikritisi oleh tim observer. Tim observer terdiri dari para Dosen di kalangan jurusan Ekonomi Pembangunan.

Saat do, para observer memasuki ruangan perkuli~han dan mengamati proses perkuliahan. Mahasiswa yang menjadi subjek LS pada sesi pertama tidak mengetahui bahwa perkuliahan saat itu diobservasi untuk implementasi LS. Pada sesi LS berikutnya, mahasiswa sudah mendapatkan info dari dosen bahwa observasi dilakukan untuk tujuan LS. Tim observer membawa lembaran observasi yang sudah disediakan oleh dosen model.

Setelah observasi dilakukan, dosen model dan tim observer berdiskusi tentang proses perkuliahan dan mengidentifikasi lesson learnt. Dosen model tidak memiliki latar belakang pendidikan dari Kependidikan. Oleh karena itu, dosen model juga mendapatkan ilmu yang berharga dari penerapan LS ini.

Prosiding Lesson Study 2014 141

(12)

Prosedur penerapan LS dalam perkuliahan pengantar ekonomi mikro pada setiap putaran secara ringkas diuraikan pada Tabel I.

Tauell Tahap Kegiatan Implementasi Lesson Study Tahap

Plan

U raian Kegiatan

Langkah pertama yang dilakukan oleh tim LS (terdiri dari I orang dosen model dan 4 orang observer) adalah mengidentifikasi topik materi yang diajarkan dengan model Cooperative Script. Materi pertama adalah tentang "Permintaan". Materi kedua adalah Penawaran. Materi ketiga adalah "Keseimbangan Pasar" dan materi terakhir untuk LS adalah "Elastisitas". Setiap materi diajarkan dalam satu sesi perkuliahan pada kelas yang sama. Maka LS dilaksanakan pada empat sesi perkuliahan dengan empat siklus

LS. "

Langkah kedua adalah tim LS menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi diskusi Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP) 4 materi, materi perkuliahan yang saling berkaitan, artikel bahan Cooperative Script, lembar kegiatan mahasiswa, lembar pengamatan serta evaluasi kegiatan.

Langkah ketiga yaitu menyusun skenario perkuliahan dirancang sebagai berikut:

a. Menjelaskan tujuan dan model pembelajaran yang akan digunakan pada proses perkuliahan

b. Membagi peserta didik dalam 2 tipe kelompok yaitu A dan B. Masing-masing kelompok dalam tiap tipe beranggotakan 4 orang (A-I= 4 orang, A-2 = 4 orang dan seterusnya, 8-1 = 4, 8-2 = 4 orang, dan seterusnya)

c. Masing-masing kelompok tipe A dan 8 mengerjakan kegiatan dalam sub materi yang berbeda

d. Memasangkan I peserta didik dari kelompok tipe A dengan I peserta didik dari kelompok tipe 8

e. Dosen dan mahasiswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

f. Seorang mahasiswa bertugas sebagai pembicara, yaitu menyampaikim tugas dan hasil tugasnya dan seorang peserta didik sebagai pendengar

g. Mahasiswa bertukar peran, yang semula sebagai pembicara berperan sebagai pendengar dan yang semula sebagai pendengar berperan sebagai pembicara h. Dosen meminta salah satu pasangan mahasiswa untuk mempresentasikan

hasil kegiatannya

1. Diskusi kelas

j. Dosen memberikan penguatan pada hasil diskusi k. Dosen membimbing peserta didik menyusun kesimpulan

Do I Dosen model mengimplementasikan rancangan pembelajaran dan skenario perkuliahan

42 1

yang telah disusun.

Tema I untuk model pembelajaran Cooperative Script adalah tentang "Permintaan".

Tujuan pembelajaran tema I adalah sebagai berikut a) Mendeskripsikan pengertian permintaan; b) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi permintaan; c) Menggambar kurva permintaan.

Tema II untuk model pembelajaran Cooperative Script adalah tentang "Penawaran".

Tujuan pembelajaran tema II adalah sebagai berikut a) Mendeskripsikan pengertian penawaran; b) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penawaran; c) Menggambar kurva peJ1awaran.

Prosiding Lesson Study 2014

(13)

p

Tema Ill untuk model pembelajaran Cooperative Script adalah tentang ''Keseimbangan Pasar". Tujuan pembelajaran tema Ill adalah sebagai berikut a) Mendeskripsikan pengertian harga uang dan harga relatif; b) Menggambar kurva keseimbangan harga; c) Memahami perubahan harga terhadap perubahan permintaan dan penawaran; d) Memahami proses keseimbangan harga secara matematis.

Tema IV untuk model pembelajaran Cooperative Script adalah tentang "Elastisitas".

Tujuan pembelajaran tema IV adalah sebagai berikut a) Mendeskripsikan pengertian elastisitas; b) Memahami jenis elastisitas; c) Memahami solusi matematis elastisitas.

Selama tahap do, semua aktivitas baik yang dilakukan dosen maupun mahasiswa, serta kejadian-kejadian selama pembelajaran didokumentasikan (foto), diamati dan dicatat oleh dosen lain yang bertindak selaku observer.

See Dosen -model dan tim observer berdiskusi tentang proses perkuliahan dan mengidentifikasl lesson learnt. Pada tahap refleksi tnt membahas tentang proses perkuliahan yang telah berjalan untuk perbaikan bagi proses perkuliahan selanjutnya.

Sehingga diharapkan pada perkuliahan selanjutnya dapat berjalan Iebih baik daripada perkuliahan sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil kegiatan LS pada empat siklus dari tanggal 14 Oktober 2014 sampai tanggal4 November 2014.

Tabel2 Capaian Afektif

Scsi No Nama %

1 I Edo Dwantoko 16,67

14-10-2014 2 Erika Meidayana

" Evan Gyovani

.)

4 F.ajar Maulana 5 Glagah Mahestya 6 Heru Hizbulloh

2 I Dian Rahma 22,22

21-10-2014 2 Diski Priantoko - 3 I ffah N urhasanah 4 Gefitia Mudrotin 5 Fuad Arif 6 Hega Naval 7 Evan Gyovani 8 Edo Dwantoko

3 I Firdan 25,00

28-10-2014 2 Della

" Fatatiq

.)

4 Eka Bima 5 Erika Meidayana 6 Diah Ayu 7 Dwiana

Prosiding Lesson Study 2014 143

(14)

8 lffah Nurhasanah 9 Gefitia Mudrotin

4 I Heru Hizbulloh 25,00

4/11/2014 2 Hega Naval

"' Fatatiq

.)

4 Firdan 5 Domingus 6 lrfan 7 Elisa 8 Dwi Rahma 9 Elsa

Keterangan:

Mahasiswa peserta kuliah sebanyak 36 orang.

Pada tabel 2 tampak bahwa capaian afektif terus meningkat mulai dari siklus LS sampai keempat. Capaian afektif ini tecermin dari partisipasi aktif mahasiswa dalam membahas soal di depan kelas.

Tabel3 Capaian Kognitif

Sesi/Tan22al No Aspek o;o

I I Konseptual 75.000

14-10-2014 2 Formulasi Matematis 69.4444

2 I Konseptual 86.1111

21-10-2014 2 Formulasi Matematis 83.3333

"' I Konseptual 91.6667

.)

28-10-2014 2 Formulasi Matematis 66.6667

4 I Konseptual 94.4444

4-11-2014 2 Formulasi Matematis 80.5556

Pada Tabel 3 capaian kognitif dibagi menjadi dua bagian yaitu pemahaman konseptual dan formulasi matematis. Dalam menyelesaikan soal latihan konseptual, persentase capaian kognitif mahasiswa cenderung meningkat. Tetapi dalam menyelesaikan soal latihan formulasi matematis pada siklus LS ketiga tampak bahwa persentase capaian kognitifnya menurun. Hal ini dikarenakan materi pada siklus LS ketiga (Keseimbangan Pasar) merupakan pengembangan dari dua materi siklus LS sebelumnya, yaitu materi Permintaan dan Penawaran.

Saat refleksi (see) dosen model dan tim observer menemukan beberapa permasalahan pada proses pembelajaran antara lain:

441 Prosiding Lesson Study 2014

(15)

I. Ketika berdiskusi, beberapa mahasiswa masih menyelingi dengan mengobrol dan bercanda.

2. Pada pelaksanaan cooperative script, diskusi hanya dikuasai beberapa orang.

3. Beberapa mahasiswa masih belum dapa~ menyelesaikan soal latihan matematis dengan baik.

Dari diskusi saat refleksi diidentifikasi akar permasalahannya sebagai berikut

I. Posisi duduk mahasiswa di belakang/pojok membuat konsentrasi mahasiswa pecah/menurun

2. Beberapa mahasiswa lupa untuk membawa kalkulator

3. Beberapa mahasiswa kurang menguasai materi sehingga kesulitan untuk menjelaskan materi kepada temannya.

4. Peserta didik adalah mahasiswa semester pertama yang terbiasa pasif dalam mengikuti proses pembelajaran satu arah. Mereka tidak terbiasa menjelaskan suatu materi kuliah pada ternan sejawatnya.

Mengacu pada hasil refleksi tim LS maka dilakukan beberapa penyempurnaan proses pembelajaran untuk siklus LS selanjutnya

I. Mengingatkan mahasiswa untuk membawa kalkulator.

2. Mengingatkan mahasiswa untuk membaca ulang materi perkuliahan di rumah karena setiap materi merupakan dasar untuk materi selanjutnya.

3. Menentukan posisi duduk yang dekat dengan dosen. Kelas yang luas memang sangat nyaman untuk proses pembelajaran. Tetapi dengan kelas yang terlalu luas dapat mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa. Maka bagian belakang kelas dibiarkan kosong.

Secara umum, capaian afektif dan kognitif mahasiswa meningkat selama siklus LS. Walaupun persentase peningkatan tersebut belum mencapai I 00%. Karena ada beberapa kendala lain di luar proses pembelajaran pengantar ekonomi mikro. Kendala yang lain adalah mahasiswa kurang berkonsentrasi dalam diskusi karena akan menjalani kuis/UTS di mata kuliah yang lain. Dosen disarankan untuk terus mengingatkan mahasiswa agar terus berkonsentrasi.

Dalam materi pengantar ekonomi mikro terdapat materi permintaan dan penawaran di mana mahasiswa dilatih untuk memahami posisi dan perilaku konsumen (dalam teori permintaan) dan perilaku produsen (dalam teori penawaran). Di kelas, mahasiswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam menjelaskan materi kuliah pada ternan sejawatnya de~gan

tujuan meningkatkan pemahaman materi secara menyeluruh. Di kehidupan sehari-hari,

Prosiding Lesson Study 2014 145

(16)

mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuannya dengan berpartisipasi aktif baik sebagai konsumen yang rasional dan sebagai produsen yang memiliki semangat 'kewirausahaan.

Pada materi 'keseimbangan pasar", mahasiswa dilatih untuk merekonsiliasi preferensi konsumen dan preferensi produsen sehingga· terjadi suatu keseimbangan permintaan dan . penawaran. Di kehidupan nyata, mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan ekonominya bahwa kesepakatan dibuat dengan toleransi untuk mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan.

Materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah pengantar ekonomi mikro merupakan landasan bagi perkuliahan pada semester berikutnya yaitu mata kuliah Mikroekonomi I dan II.

Sehingga pemahaman yang kuat pada mata kuliah pengantar ekonomi mikro sangat dibutuhkan.

Pada akhir pelaksanaan rangkaian siklus LS, dosen mendapatkan umpan balik yang positif dari para mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran dengan model Cooperative Script. Dalam model pembelajaran ini, mahasiswa dituntut untuk memahami materi dan proses menjelaskan materi ke teman sejawat justru menguatkan pemahaman mahasiswa, sehingga mahasiswa menjadi peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran.

LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-service training bagi para dosen. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Pelaksanaannya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami mahasiswa secara lebih baik.

Pelaksanaan LS bisa dilakukan dengan tim observer yang terdiri dari dosen teman sejawat, guru, orang tua mahasiswa dan/atau pihak-pihak pemerhati pendidikan yang lain. Sehingga LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi pendidik yaitu dosen.

Dosen model merupakan dosen dengan latar belakang pendidikan ekononii murm.

Semasa kuliah, dosen model tidak pernah mendapatkan materi kependidikan. Oleh karena itu, dosen model juga banyak belajar dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Lesson study merupakan alternatif peningkatan kompetensi profesi dosen melalui aktivitas-aktivitas kolaboratif dan berkelanjutan. Prinsip kolaborasi akan memfasilitasi para dosen untuk membangun komunitas bela jar yang efektif dan efisien. Sedangkan penerapan LS yang berkelanjutan akan memberi peluang bagi dosen dan mahasiswa untuk menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat. Hal ini sangat penting bagi dosen dalam menjalankan perannya sebagai sosok panutan dan yang dipercaya oleh mahasiswa. Implementasi LS secara berkelanjutan akan membantu dosen untuk meningkatkan profesionalismenya. Siklus

46

I

Prosiding Lesson Study 2014

(17)

kegiatan LS memfasilitasi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa.

c j . .

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Lesson study (LS) menyediakan suatu cara bagi dosen untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis. LS dalam mata kuliah pengantar ekonomi mikro diimplementasikan dengan model pembelajaran Cooperative Script. Model pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk menjelaskan materi kepada ternan sejawatnya. Proses menjelaskan materi 1111 menguatkan pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah yang dipelajarinya.

Materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah pengantar ekonomi mikro merupakan landasan bagi perkuliahan pada semester berikutnya yaitu mata kuliah mikroekonomi I dan II.

Sehingga pemahaman yang kuat pada mata kuliah pengantar ekonomi mikro sangat dibutuhkan. Penerapan LS. yang berkelanjutan akan memberi peluang bagi dosen dan mahasiswa untuk menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat.

DAFf AR RUJUKAN

Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In Search of Understanding: The case for Constructivist Classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Melalui Perbaikan Proses Pembelajaran, Malang: LP3, UM,

Etzioni, Aminati.l992. Dimensi Moral Menuju Ilmu Ekonomi Baru, terjemahan Tjun Surjaman. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Forsyth, A. 2006. Economic Literacy - An Essential Dimension in the Social Education Curriculumfo the Twenty-first Century. The Social Educator.

Parkin M. 2003. Microeconomics, 61h Edition, Boston: Addison·Wesley.

Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in Curriculum: Improving Instructional Practice Through Lesson Study. Tersedia pada http://www.lessonstudy.net. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2014.

Samuelson. 2003. Economics.

Swasono. S E. 2003. Elrpose Ekonomika Globalisme dan Kompetensi Sarjana Ekonomi. Pusat Studi Ekonomi Pancasila. Yogyakarta.

Syamsuri, I. dan Ibrohim. 2011. Lesson Study, UM Press. Malan g.

Wheelan, C. 2002. Naked Economics, Undressing The Dismal Science. W.W. Norton &

Company. New York.

Prosidin g Lesson Study 2014 147

Referensi

Dokumen terkait

Table Title Item Font Font Type Font Size Title Cambria Regular 11 Author names Cambria Regular 11 Author affiliation/email Cambria Regular 11 Abstract/Keywords Cambria Regular

Result and Discussion There are seven aspects of the learning application the researchers want to discover in this study, those are: Visual Appearance Aspect, Material Organization