• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU "

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Batasan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyelenggaraan kegiatan dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja Ketahun, kemudian penelitian ini dibatasi pada santri di Pondok Pesantren Darunnaja Ketahun.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kemudian penulis mengajukan pertanyaan selanjutnya “Bagaimana bentuk implementasi pelayanan berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja?”. Kemudian penulis mengajukan pertanyaan berikut “Bagaimana proses pelayanan berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja?”.

Kajian Pustaka

Sistematika Penulisan

Kendala masalah menjelaskan bagaimana masalah dapat terfokus dan tidak meluas ditinjau dari ruang lingkup yang akan diteliti. Tinjauan Pustaka sebagai referensi tambahan bagi peneliti untuk melakukan penelitian, dan Penulisan Sistematis berisi penjelasan umum mengenai tahapan-tahapan penelitian.

KERANGKA TEORI

Asal usul Pondok Pesantren

Sedangkan ulasan lain menyebutkan bahwa orang yang dianggap sebagai pendiri pesantren di india adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Gujarat, India. Pada masa itu, pesantren mempunyai fungsi penting sebagai pusat pendidikan dan sosialisasi Islam.

Dinamika Perkembangan pondok Pesantren

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman, terutama dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan bentuk pesantren bukan berarti pesantren kehilangan pendidikan Islam yang dikembangkan dari masyarakat untuk masyarakat. Yakni pesantren yang masih mempertahankan wujud aslinya dengan hanya mengajarkan kitabnya saja... menggunakan bahasa arab dan menerapkan sistem halaqah yang diamalkan di mesjid atau surau.

Pondok pesantren ini merupakan pengembangan dari tipe pesantren karena orientasi pembelajarannya cenderung mengadopsi semua sistem pembelajaran klasikal dan meninggalkan sistem pembelajaran tradisional. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum sekolah atau madrasah nasional. Pondok pesantren ini disebut komprehensif karena merupakan perpaduan antara sistem pendidikan dan pelatihan tradisional dan modern. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sekurang-kurangnya mengandung lima unsur, yaitu: masjid, pondok pesantren, kyai, santri, pengajian kitab klasik.

Santri kalong adalah santri yang berasal dari desa sekitar pondok pesantren, pola belajarnya tidak tinggal di pondok pesantren, melainkan hanya belajar dan langsung pulang setelah belajar di pondok pesantren.

Fungsi Pondok Pesantren

Walaupun tidak direncanakan secara jelas, namun pendidikan di pesantren juga mengembangkan jiwa kemandirian dan keterampilan para santrinya sesuai dengan keadaan, karakteristik dan keberadaan masing-masing orang. Ketiga jenis ilmu keislaman ini dikembangkan oleh pesantren dengan melakukan kajian yang diturunkan secara turun temurun terhadap khazanah berbagai kitab Salafi (Kitab Kuning) yang disusun oleh ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.20. Sebagai lembaga tafaqquh fiddin (pendalaman keimanan), pesantren mempunyai banyak ciri yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya.

Semangat keikhlasan inilah yang mewarnai seluruh rangkaian sikap dan tindakan yang selalu dilakukan secara ritual oleh para civitas pesantren. Semangat kemandirian itulah yang membentuk kondisi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang mandiri dan tidak bergantung pada bantuan dan belas kasihan pihak lain. Kebebasan sebagai jiwa pesantren juga berarti tidak mau dipengaruhi atau didikte oleh dunia luar sehingga menjamin kemandirian.21.

Lima jiwa hunian Islami di atas merupakan nilai-nilai yang selalu dijaga dan dilestarikan sehingga menjadi pandangan hidup tersendiri yang berdiri di atas landasan.

Tujuan Pondok Pesantren

Teknik wawancara yang akan peneliti gunakan adalah dengan melakukan proses tanya jawab mengenai organisasi dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja. Secara spesifik proses kegiatan pengabdian berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja, dan juga faktor pendukung pelaksanaannya. Pertanyaan selanjutnya adalah “Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program pengabdian berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja?”.

Penulis kemudian mengajukan pertanyaan berikut: “Apa saja faktor pendukung terselenggaranya kegiatan pengabdian berbasis dakwah di Asrama Islam Darunnaja?”. Pertanyaan selanjutnya penulis ajukan: “Bagaimana proses evaluasi dalam pelaksanaan program pengabdian berbasis dakwah di Asrama Islam Darunnaya?”. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang mengelola adalah lembaga yang ada di Asrama Darunnaja yaitu LPPS (Lembaga Pembinaan dan Pelayanan Santri).

Di lingkungan LPPS (Lembaga Pengembangan dan Pelayanan Mahasiswa) Pondok Pesantren Darunnaja terdapat sistem pembagian kerja berdasarkan keterampilan yang dimiliki santri.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan

Pesantren sebagai lembaga dakwah

Konsep Pengorganisasian Dakwah

  • Organisasi dan Pengorganisasian
  • Pengertian Pengorganisasian
  • Tujuan Pengorganisasian Dakwah
  • Bentuk-bentuk Pengorganisasian Dakwah

Pengertian pengorganisasian secara sederhana adalah proses memadukan orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan utuh untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Zaini Muchtarom dalam buku Pokok-Pokok Pengelolaan Dakwah menyebutkan bahwa organisasi dakwah merupakan alat untuk melaksanakan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien dan efektif, oleh karena itu menyelenggarakan dakwah berarti menghimpun dan menata sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka. . Munir dan Wahyu Ilaihi pengorganisasian dakwah adalah keseluruhan proses mempertemukan orang, alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat bergerak sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai pentingnya penyelenggaraan dakwah, maka dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan dakwah merupakan suatu langkah tindakan atau kegiatan suatu organisasi yang dilakukan secara bersama-sama sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diadopsi oleh seluruh anggota organisasi. Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi harus dinyatakan dengan jelas dan sebaiknya secara tertulis karena tujuan tersebut akan digunakan sebagai pedoman untuk mengatur fungsi-fungsi yang diperlukan, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Setiap bagian dari organisasi harus terlaksana. Tujuan yang jelas akan memudahkan koordinasi karena menyadari bahwa seluruh anggota organisasi bekerja menuju tujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi.

Koordinasi bantu, yaitu pemberian tugas kerja kepada satuan kerja secara terkoordinasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

METODE PENELITIAN

  • Penegasan Judul
  • Lokasi dan Waktu
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Uji Keabsahan Data

Dalam permasalahan ini yang menjadi subjek penelitian adalah Pondok Pesantren Darunnaja Pemandi Urai Kecamatan Ketahun. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara kepada pengurus lembaga LLPS yang mengelola kegiatan pelayanan dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja. Pertanyaan wawancara yang diajukan penulis adalah “Apa tugas pengawas sebelum dan selama pelaksanaan kegiatannya dalam pengabdian berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja?”.

Kemudian penulis melontarkan pertanyaan yaitu : “Materi apa saja yang disampaikan atau diberikan pada saat pembekalan kepada peserta pengabdian berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaya.” Pertanyaan selanjutnya adalah “bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh uztad/dzah dan pengurus dalam melaksanakan program pengabdian berbasis dakwah di Pondok Pesantren Darunnaja?”. Kegiatan di Pondok Pesantren Darunnaja ini sangat aktif dan rutin dilakukan setahun sekali bagi siswa tingkat akhir MTS (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah).

Kedua, jurusan kegiatan ini yang dilaksanakan setahun sekali di Pondok Pesantren Darunnaja Ketahun.

DESKRIPSI, TEMUAN, BAHASAN

Profil Pondok Pesantren Darunnaja

Selain itu, Pondok Pesantren Darunnaja juga membekali santrinya dengan ilmu dan keterampilan lainnya antara lain eksplorasi, komputer, seni baca Al-Quran, seni kaligrafi, seni hadrah, pencak silat, jurnalistik. Pondok pesantren yang berdiri di atas tanah seluas sekitar 35.000 meter persegi ini didirikan oleh Almarhum KH Ali Luqman Khusnan. Beliau mendirikan pesantren tepat di pinggir jalan raya yang sangat strategis di sisi kanan kota Bengkulu.

Pondok Pesantren Darunnaja yang didirikannya masih eksis hingga saat ini untuk mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia. Pada tahun 2012, Kiai M. Soleh sudah tidak lagi berada di Pondok Pesantren Darunnaja karena mendirikan Pondok Pesantren sendiri di desa d4, atas nama Kiai H. Para santri yang dibawa untuk membantu pendirian Pondok Pesantren Darunnaja sendiri kini kembali dan tidak ada lagi. seseorang tinggal di Pondok Pesantren Darunnaja dan kembali ke Palembang.

Program pesantren terbagi menjadi beberapa tingkatan yaitu: program jangka pendek, program jangka menengah dan program jangka panjang.

Profil Informan

Temuan Hasil Penelitian

  • Proses pengorganisasian Kegiatan Berbasis Dakwah
  • Faktor Pendukung Terselenggaranya Kegiatan

Seperti cara-cara menghidupkan kembali TPQ yang berhenti bekerja.” 56 Pada pertanyaan selanjutnya penulis menanyakan tentang “Dalam kegiatan ini apakah pembimbing memimpin hanya dari kemampuan masing-masing peserta?”. Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh sekretaris LLPS (Lembaga Pelayanan dan Pengembangan Mahasiswa), Bapak Andi Khoirul Anam Pertanyaan dijawab oleh Ibu Istianatul Umayyah, S.Pd selaku wakil ketua LLPS (lembaga pengabdian dan pengembangan mahasiswa).

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Wakil Ketua LLPS (Lembaga Pelayanan dan Pengembangan Mahasiswa), Ibu Istianatul Umayyah, S.Pd. Bentuk implementasinya ada banyak, ketika siswa ditempatkan di suatu komunitas, siswa melakukan aktivitas di komunitas tersebut. Karena dalam kegiatan ini harus bertanya terlebih dahulu kepada orang tua siswa tentang hukum dan tempat yang akan dituju.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Sekretaris LLPS (Lembaga Pelayanan dan Pengembangan Mahasiswa), Bapak Andi Khoirul Anam.

Pembahasan Hasil Penelitian

PENUTUP

Saran

Bahwa lembaga LPPS membagi pekerjaan sesuai kemampuan atau kesanggupan masing-masing individu. Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setahun sekali bagi santri pada akhir semester untuk melatih anak mengembangkan ilmu yang diperoleh di Pondok Pesantren Darunnaja dan merupakan salah satu bentuk pengabdian dan pelatihan kepada masyarakat. pola pikir siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Karena tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk melatih dan mengabdi, maka agar pengabdian ini berjalan lancar maka mahasiswa akan diberikan tugas sesuai dengan kemampuannya.

Untuk kegiatan pembelajaran di Taman Pendidikan Quran (TPQ), siswa akan mengajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Secara umum kegiatan pengabdian masyarakat berbasis dawat telah menjalankan proses organisasi dengan baik, hal ini dibuktikan dengan pembagian tugas sesuai kemampuan siswa. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari di kemudian hari.

Kepada para pengurus LPPS (Lembaga Pembinaan dan Pelayanan Santri) agar lebih bertanggungjawab dalam tugas yang diberikan, dengan keseriusan dalam diklat para pengurus dapat memberikan materi kepada para santri dengan sangat baik dan serius sehingga davet ini - Kegiatan berbasis pengabdian berjalan dengan baik dan adanya respon baik dari masyarakat agar dapat memberikan nilai positif terhadap Asrama Islam. “Dampak Asrama Islam Ummul Quro Al-Islami Terhadap Perilaku Beragama Masyarakat Desa Banyusuci Bogor Jawa Barat.” Beliau kemudian memperoleh gelar Sarjana di salah satu Institut Keagamaan Islam Negeri (IAIN) Bengkulu hingga memperoleh gelar (S.Sos), dengan mengambil salah satu judul skripsi yang berkaitan dengan studi lapangan berjudul “Dakwah Berbasis Pengabdian Masyarakat di Asrama Islam Darunnaja Ketahun (Kajian Organisasi Dakwah)”.

Tabel 4.1  Profil Informan
Tabel 4.1 Profil Informan

Gambar

Tabel 4.1  Profil Informan

Referensi

Dokumen terkait

Abstract Individualized prediction of remission for biologics using explainable artificial intelligence Division of Rheumatology, Department of Internal Medicine, University of Ulsan