• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS USHULUDDIN DAN - UIN Sunan Ampel Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "FAKULTAS USHULUDDIN DAN - UIN Sunan Ampel Surabaya"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

MENGATASI POTENSI RADIKALISME PADA REMAJA MELALUI DIALOG ANTAR AGAMA; Analisis Program Forum Kerukunan Umat Beragama Remaja Lintas Agama di Jawa Timur. Dialog antar umat beragama menjadi salah satu modal penting Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Timur untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di wilayahnya. Dialog antar pemuda lintas agama ini merupakan salah satu terobosan yang dilakukan forum kerukunan umat beragama (forkugama) untuk menghasilkan generasi muda yang toleran dan menghargai perbedaan yang ada, sehingga dengan memahami realitas pluralitas bangsa diharapkan dapat mencegah generasi muda untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. terkena radikalisme.

Dialog antar umat beragama merupakan salah satu aset terpenting Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Timur dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di wilayahnya. Dialog pemuda lintas agama ini merupakan salah satu terobosan yang dilakukan forum kerukunan umat beragama untuk menghasilkan generasi muda yang toleran dan menghargai perbedaan yang ada, sehingga dengan memahami realitas kemajemukan bangsa diharapkan dapat menghindarkan generasi muda dari keterpurukan. terkena radikalisme. Apa saja peluang dan tantangan yang dihadapi Forum Kerukunan Umat Beragama tingkat provinsi dalam membangun dialog antar pemuda lintas agama di Jawa Timur.

Metode Observasi merupakan metode yang digunakan dengan cara mengamati perilaku seseorang atau objek penelitian yaitu para anggota pemuda lintas agama yang berada di bawah naungan Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Timur yang berasal dari kalangan pemuda lintas agama. Bab III, pada bab ini memuat objek penelitian yaitu Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Timur, termasuk program kerukunan yang dilaksanakannya, khususnya dalam membangun dialog antar pemuda lintas agama di Jawa Timur.

KAJIAN TEORI

Dialog antar umat beragama berupaya untuk mendorong sikap toleransi atau penerimaan terhadap pluralisme agama di masyarakat. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang objek penelitian yang menjadi sasaran penelitian di lapangan yaitu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur, serta berbagai programnya terkait upaya membangun dialog antar umat beragama. pada bab ini juga akan dibahas kelompok pemuda lintas agama Jawa Timur yang tergabung dalam komunitas Forum Komunikasi Pemuda Antar Umat Beragama (FORKUGAMA) Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari objek penelitian. Istilah kerukunan umat beragama secara resmi pertama kali digunakan pada saat diselenggarakannya “Konferensi Antar Umat Beragama (MAUB)”.

Musyawarah tersebut merupakan pertemuan awal antar pemuka/pemimpin berbagai agama di Indonesia dalam rangka membahas permasalahan mendasar dalam hubungan antar umat beragama di Indonesia. Selain itu, istilah kerukunan umat beragama (KUB) yang secara formal berasal dari masa MAUB juga semakin populer dan dipahami. Meski kebijakan pemerintah di bidang kerukunan umat beragama sudah jelas, namun realitas konflik agama di Indonesia masih menjadi perhatian semua pihak.

Sekitar bulan Maret 2003, PKUB Departemen Agama menyelenggarakan lokakarya/orientasi Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Indonesia. Melalui kegiatan ini banyak program strategis yang ditempuh, antara lain pembentukan “Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB)”. Perlunya pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam meningkatkan kesejahteraan dan kerukunan umat beragama (sebagai salah satu rekomendasi).

Dengan pertimbangan antara lain karena keduanya dinilai telah berkontribusi dalam upaya kerukunan antar umat beragama di tingkat nasional dan internasional. Andrea Ricardi menyatakan dan menilai Indonesia layak ditempatkan sebagai “laboratorium Kerukunan Umat Beragama Dunia”. Melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan terkait kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Kunjungan kerja ke daerah Kegiatan dilakukan untuk mengkoordinasikan berbagai permasalahan kerukunan umat beragama yang timbul di daerah. Sejarah berdirinya Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FORKUGAMA) Jawa Timur dimulai dari Badan Kesatuan. Forum ini berada di bawah naungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di masing-masing provinsi. Melalui berbagai rekomendasi forum diskusi dan rapat kerja daerah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur, diputuskan untuk membentuk forum komunikasi generasi muda antar umat beragama di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 yang diresmikan oleh Ketua. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Timur yaitu Bapak Hendro Siswantoro, M.Si bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Drs.

Forum Komunikasi Generasi Muda Antar Umat Beragama atau yang biasa disebut FORKUGAMA Provinsi Jawa Timur beranggotakan para pemuda yang merupakan perwakilan dari setiap majelis agama yang ada di Provinsi Jawa Timur, mulai dari pemuda Hindu (Organisasi Provinsi Jawa Timur), pemuda Budha (Pemuda Budha Indonesia Organisasi/BUMI), pemuda Konghucu (Organisasi Gerakan Pemuda Konghucu/Gema Konghuchu), pemuda Katolik, pemuda Kristen dan perwakilan pemuda Islam (organisasi pemuda NU dan Muhammadiyah). Permasalahan inilah yang coba dipecahkan oleh Forum Komunikasi Generasi Muda Antar Umat Beragama di Provinsi Jawa Timur, apalagi pemahaman terhadap radikalisme terus meningkat setiap tahunnya.

PEMBAHASAN

Provinsi Jawa Timur yang merupakan bagian dari Indonesia juga memiliki struktur dan dinamika sosial, budaya, dan agama tersendiri. Dari aspek topografi dan demografi terlihat bagaimana Provinsi Jawa Timur dapat dikatakan sebagai provinsi yang relatif padat penduduknya. Meski terjadi pemekaran sosial budaya, namun akibat permutasi sosial masyarakat Jawa Timur justru tercampur, khususnya di Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Dilihat dari kondisi topografi dan demografinya, Provinsi Jawa Timur memiliki komposisi penduduk yang sangat dinamis dengan tingkat heterogenitas yang sangat berbeda-beda, baik dari latar belakang agama maupun sosial budaya. Meski berada pada tingkat kompleksitas keberagaman, namun perlu diketahui bahwa mayoritas penduduk Provinsi Jawa Timur adalah etnis Jawa dan beragama Islam. Pada pemilukada di Provinsi Jawa Timur tahun 2009, terjadi konflik antara sesama kelompok akar rumput NU, yaitu kelompok pendukung calon gubernur Chofifah Indar Parawangsa, melawan pendukung Saefullah Yusuf, yang berakhir dengan proses hukum di Mahkamah Konstitusi.

Kedua, dari hasil pantauan di lapangan, kasus tempat ibadah merupakan kasus keagamaan yang terbanyak dan paling banyak ditemui di Jawa Timur. Protes dan penolakan sebagaimana disebutkan di atas terjadi setidaknya di tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kabupaten Sidoarjo (Kawasan Budaya Arek); Bondowoso, Pasuruan dan Jember (kawasan kebudayaan Pandalungan); dan Kabupaten Sumenep (kawasan kebudayaan Kepulauan Madura). Seluruh unsur majelis agama bersinergi untuk mengkoordinasikan dan mempererat hubungan antar umat beragama di Jawa Timur.

Segala bentuk kejadian yang dapat mempengaruhi kondusifitas hubungan antar umat beragama ID di Jawa Timur dibahas bersama untuk menghindari konflik di masyarakat. Terlebih lagi, sebagai penggerak kerukunan umat beragama di Jawa Timur dan sebagai kepanjangan tangan pemerintah provinsi Jawa Timur, FKUB mempunyai tugas yang sangat berat, sehingga kegiatan kelembagaan dialog antaragama yang rutin dilakukan menjadi sangat penting untuk dikembangkan. sebagai model dalam membangun hubungan antar umat beragama. Di tingkat generasi muda, Forum Kerukunan Umat Beragama juga memberikan pembinaan kepada generasi penerus bangsa dalam bidang kerukunan yang akan menjadi ujung tombak dalam membangun kerukunan umat beragama di Provinsi Jawa Timur. Dalam hal ini Forum Kerukunan Umat Beragama membentuk Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FORKUGAMA). Provinsi Jawa Timur yang menaungi pemuda lintas agama dalam satu wadah komunikasi, koordinasi dan dialog, sehingga kerukunan umat beragama di tingkat pemuda dapat tetap terjaga. Apalagi generasi ini sedang dipersiapkan sebagai penerus tongkat estafet dalam membangun kerukunan umat beragama di Jawa Timur.

Generasi muda harus mempunyai sikap terbuka dan toleran terhadap perbedaan agar dapat melihat Indonesia yang heterogen secara mendalam, dialog antaragama di tingkat generasi muda merupakan salah satu upaya membangun hubungan yang toleran, hal ini dilakukan oleh Forum Komunikasi Lintas Agama Remaja Generasi yang menekankan dialog sebagai upaya membangun hubungan toleran di kalangan pemuda di Jawa Timur. Hal ini seringkali menimbulkan protes dan konflik antar kelompok agama pendukung tokoh atau tokoh yang berbeda, seperti pemilukada Provinsi Jawa Timur tahun 2009, pertarungan antara Chofifah Indar Parawangsa dan Saefullah Yusuf, yang keduanya berasal dari NU. Gejolak sosial akibat budaya global ditentang oleh berbagai kalangan, terutama kelompok agama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Jawa Timur.

PENUTUP

Membangun kerukunan umat beragama tidak lepas dari peluang dan tantangan, namun betapapun beratnya tantangan dalam membangun kerukunan umat beragama, diperlukan sikap optimisme dari berbagai pihak yaitu masyarakat dan pemerintah. Aijudin, Anas, Mengelola Pluralisme Melalui Dialog Antaragama, dalam Jurnal Cerdas; Kajian Masyarakat, Agama dan Tradisi, Vol. Ali, Mursyid dan Choirul Fuad, Peta Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Manusia, 2005.

Ali, Mukti, “Perbandingan Ilmu Agama, Dialog, Dakwah dan Misi,” dalam Perbandingan Ilmu Agama di Indonesia dan Belanda, ed. Arif, Syamsuddin, Dialog Antaragama dan Hubungan Antaragama dalam Perspektif Islam, dalam Jurnal TSAQAFAH; Jurnal Peradaban Islam, Vol. Fatih, Khoirul, Perspektif Dialog dan Kerukunan Umat Beragama Mukti Ali, dalam Jurnal Medina; Studi Islam, vol.

Hilman, Yusuf Adam, Analisis Peta Politik Calon Gubernur dan Arah Koalisi pada Kontes Pilgub Jatim 2018, dalam Jurnal Politik Wcana, Vol. Khadijah Mohd Khambali Nurhanisah Rabu, “Citra Dialog Antaragama dalam Perspektif Islam dan Kristen: Analisis Awal”, MALIM – SEA Journal of General Studies 13, (2012). Khamami, Rizqon, Dialog Antaragama menurut Fethullah Gulen, dalam Jurnal Religio; Jurnal Kajian Keagamaan, Vol.

Muhammad, Haidlor Ali, Potret Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Jawa Timur Jakarta: Litbang Kementerian Agama RI dan Badan Diklat Puslitbang Kehidupan Beragama, 2011. Mohammed Abu-Nimer, ‚Keajaiban Transformasi Melalui Dialog Antar Agama: Apakah Anda Seorang yang Beriman?‛ dalam Dialog Antar Agama: Panduan bagi Umat Muslim (ed.), Smock, David R. Washington, D.C.: United States Institutes of Peace Press, 2007). 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah.

Rodin, Dede, “Islam dan Radikalisme: Kajian Ayat “Kekerasan” dalam Al-Qur’an”, Jurnal ADDIN, Vol. Sabri, Muhammad, Filsafat Abadi: Perspektif Alternatif Kajian Agama dan Maknanya Bagi Kehidupan Beragama di Indonesia. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 1997. Susanto, Edi, “Kemungkinan Munculnya Paham Islam Radikal di Pondok Pesantren,” dalam Jurnal Tadris (Pamekasan: Perguruan Tinggi Islam Pamekasan, 2007), Vol.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERISTAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

Peraturan Pemerintah Nomor- 4 Tahun 2Ol4 terrtang

KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG PENERIMA BANTUAN PENELITIAN 2OL9 UIN SUNAN AMPEL SURABAYA. Menulis dan menerbitkan Br:ku berdasarkan penelitian dan e-book sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI Keputusan ini. Biaya-biaya yang timbul akibat keputusan ini ditanggung oleh anggaran DIPA tahun anggaran 2OI9 UIN Suntrn Ampel.

Job Crafting, Person Job-Fit Dan Makna Pekerjaan Bagi Guru UIN Sunan Ampel Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait