• Tidak ada hasil yang ditemukan

fast fact dan tugas

N/A
N/A
Falisa Naura Selvani

Academic year: 2024

Membagikan "fast fact dan tugas "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Fast fact Bacterial Vaginosis

Bacterial vagionosis merupakan kondisi penyakit dimana pertumbuhan bakteri anaerob berlebih pada vagina dan menyebabkan keputihan yang ditandai dengan bau amis yang tidak sedap serta gatal pada daerah perineum (Khedkar & Pajai, 2022). Penyebab umum penyakit ini yaitu bakteri Gardnerella vaginalis. Faktor risiko penyakit ini bisa terjadi pada wanita usia reproduksi (15-44 tahun) dengan pekerjaan sebagai pekerja seks serta tidak melakukan sanitasi kebersihan yang baik dan benar. Wanita hamil dengan bacterial vagionosis akan mengakibatkan bayi lahir prematur,infeksi cairan ketuban, kematian janin intrauterin dan infeksi pascapersalinan Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mendiagnosis seseorang terkena bacterial vagionosis yaitu dengan kriteria amsel dan skor nugget, teknik diagnostik molekuler dan tes OSOM BVBLUE(Abou Chacra et al., 2022). Pencegahan dari bacterial vagionosis yaitu dengan melakukan edukasi, pencegahan transmisi penyakit, pencegahan rekurensi dengan probiotik(Rosita et al., 2022).

(2)

Fast fact Chlamydia

Chlamydia adalah penyakit infeksi menular seksual umum yang dapat menginfeksi laki-laki dan perempuan. Penderita chlamydia yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini ke bayi nya saat sudah melahirkan sehingga menyebabkan bayi terkena infeksi mata atau pneunomia (CDC, 2014). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis(Phillips, 2019). Penderita penyakit ini biasanya tidak memiliki gejala spesifik juga sebesar 50% laki-laki serta 70% perempuan yang terinfeksi asimtomatik. Gejala yang biasa timbul yaitu nyeri saat buang air sehingga sulit untuk membedakan dengan penyakit IMS lainnya(Reza & SHW, 2015). Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius jika tidak ditangani seperti pada perempuan akan menyebabkan radang panggul, kehamilan etopik, salpingitis dan pada laki-laki bisa menyebabkan epididimitis(Rodrigues et al., 2022). Pencegahan penyakit Chamydia bisa dengan tidak berganti pasangan seksual, menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan rutin melakukan pemeriksaan chlamydia(Ramli, 2023).

(3)

Abou Chacra, L., Fenollar, F., & Diop, K. (2022). Bacterial Vaginosis: What Do We Currently Know?

Frontiers in Cellular and Infection Microbiology, 11(January), 1–13.

https://doi.org/10.3389/fcimb.2021.672429 CDC. (2014). Chlamydia – CDC Fact Sheet.

Khedkar, R., & Pajai, S. (2022). Bacterial Vaginosis : A Comprehensive Narrative on the Etiology , Clinical Features , and Management Approach. 14(11). https://doi.org/10.7759/cureus.31314 Phillips, J. A. (2019). Chlamydia Infections. Workplace Health and Safety, 67(7), 375–376.

https://doi.org/10.1177/2165079919853590

Ramli, R. (2023). Perilaku pencegahan penyakit chlamydia. 1–10.

https://doi.org/10.31219/osf.io/x2tzs

Reza, N. R., & SHW, T. (2015). Pemeriksaan Laboratorium Infeksi Chlamydia trachomatis Pada Saluran Genital. Periodical of Dermatology and Venereology, 27, 144–149.

Rodrigues, R., Marques, L., Vieira-Baptista, P., Sousa, C., & Vale, N. (2022). Therapeutic Options for Chlamydia trachomatis Infection: Present and Future. Antibiotics, 11(11).

https://doi.org/10.3390/antibiotics11111634

Rosita, F., Dewi, P. F., Aliwardani, A., Kusuma, H. P., & Mawardi, P. (2022). Pencegahan dan Manajemen Vaginosis Bakterial. Cermin Dunia Kedokteran, 49(1), 23–26.

https://doi.org/10.55175/cdk.v49i1.183

(4)

Referensi

Dokumen terkait