Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus biasa disebut dengan metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara melakukan wawancara. Menurut Irwanto, FGD merupakan suatu proses sistematis pengumpulan data dan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa FGD merupakan suatu teknik pengumpulan data mengenai permasalahan tertentu melalui diskusi kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang fasilitator atau moderator.
Metode penelitian primer digunakan sebagai satu-satunya metode penelitian atau sebagai metode utama pengumpulan data penelitian. Sedangkan metode penelitian sekunder umumnya hanya digunakan sebagai pelengkap penelitian kuantitatif atau sebagai teknik triangulasi. Meminimalkan pengaruh interaksi peserta FGD sebelumnya terhadap hasil analisis FGD adalah proses pengumpulan data.
Pertemuan FGD pertama biasanya memakan waktu lebih lama dibandingkan pertemuan FGD berikutnya karena pertemuan FGD pertama pasti banyak topiknya karena semua informasinya masih baru. Jumlah pertemuan FGD tergantung pada kebutuhan proyek, sumber pendanaan dan apakah masih ada informasi baru yang perlu dicari.
Mempersiapkan Panduan Pertanyaan Sesuai Topik
Mempersiapkan Fasilitator Moderator atau Pemandu
Persiapan dalam tim
Persiapan kelompok
Persiapan
Penutupan fgd
Pembukaan fgd
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL - Rapid Rural Appraisal)
PRA - RRA
Participatory Rural Appraisal atau PRA merupakan suatu pendekatan dalam proses penguatan dan peningkatan partisipasi masyarakat yang menekankan pada keterlibatan masyarakat dalam seluruh kegiatan pembangunan.
PENGERTIAN PRA
Robert Chambers menekankan bahwa PRA memungkinkan masyarakat desa (baca: masyarakat) untuk mengekspresikan dan menganalisis situasi mereka sendiri, serta secara optimal merencanakan dan melaksanakan tekad tersebut di desanya.
PRINSIP PRA
Pada dasarnya metode RRA merupakan suatu proses pembelajaran intensif untuk memahami kondisi pedesaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan cepat. Dalam metode RRA juga terdapat cara kerja yang unik, seperti kelompok kerja kecil interdisipliner yang menggunakan berbagai metode, metode, dan pilihan teknik khusus, untuk meningkatkan pemahaman atau apresiasi terhadap kondisi pedesaan. Menurut Beebe James (1995), metode RRA menyajikan observasi dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis berbeda.
Tujuan dari metode RRA adalah untuk menghasilkan observasi kualitatif untuk kepentingan pengambil keputusan untuk menentukan apakah diperlukan penelitian tambahan ketika merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
PRA RRA
KEUNGGULAN
KELEMAHAN
- Penelusuran latar belakang 2. Analisa kerangka logis
- Identifikasi isu prioritas
- Identifikasi langkah yang akan diambil
- Refleksi
Pengembangan budaya lokal di tingkat desa dengan tujuan mewujudkan desa wisata menarik perhatian para budayawan. Para praktisi budaya ini adalah klien yang memiliki kapasitas, kredibilitas, bahkan ketertarikan terhadap budaya yang mereka lestarikan. Kearifan lokal merupakan salah satu hal yang ingin kita lestarikan yaitu kearifan lokal di bidang lingkungan hidup, mata pencaharian, masakan dan berbagai adat istiadat kehidupan sosial di desa.
PENDAHULUAN
Untuk mengenalkan praktisi budaya di tingkat desa tentang konsep dan penerapan metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dengan model PRA (Participatory Rural Appraisal). Memfasilitasi para praktisi budaya khususnya masyarakat desa dalam mengembangkan desa wisata berdasarkan potensi budayanya, melalui penyusunan CAP dan rencana aksi.
METODE ANALISIS
Tim peneliti melakukan enam kegiatan untuk memperkenalkan PRA kepada para pegiat budaya, sebagai berikut. Aparat pemerintah atau pemerintah desa biasanya senang bekerja sama dengan orang-orang di dusun yang sudah ternama, meskipun mereka kurang kredibel dan kurang memiliki rencana strategis atau perencanaan dan visi pengembangan desa wisata tersebut. Dalam memetakan permasalahan dan kebutuhan, diperlukan semangat untuk mengembangkan potensi budaya, diperlukan kemauan yang kuat dari setiap warga untuk menjadikan rumah dan kehidupan sehari-harinya menjadi sesuatu yang menarik yang akan diapresiasi oleh masyarakat setempat sebelum dikembangkan menjadi desa wisata. program yang mengundang tamu dari luar dan diperlukan semangat untuk mandiri pembangunan desa wisata.
Oleh karena itu, partisipasi warga harus tinggi dan akses harus terbuka bagi seluruh warga untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial, baik langsung maupun tidak langsung, dan keuntungan dari kehadiran tamu dapat digunakan untuk membiayai pembangunan masyarakat. Untuk membantu warga membuat film promosi dan merancang tata ruang pasar kuliner, serta memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya penguatan budaya lokal sebagai elemen penting dalam pengembangan desa wisata di Pucung, membuat rencana bantuan secara sukarela dan siap diundang oleh komite CAP untuk berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Penerapan PRA dan penyusunan CAP pada desa wisata di Pucung berhasil membangun kesadaran yang kuat di kalangan warga bahwa PRA merupakan sarana bagi mereka untuk mewujudkan pemberdayaan.
Selain itu, dengan PRA mereka dapat membangun program yang lebih aspiratif dan mendorong partisipasi masyarakat yang tinggi. CAP yang dibuat oleh masyarakat Pucung dan diproduksi dengan metode PRA menambah semangat warga untuk membangun kota wisata berbasis potensi budaya yang dimilikinya. Penataan ruang yang baik dapat dihasilkan dengan memahami isu perubahan tutupan lahan dan pengelolaan masyarakat yang kredibel, sedangkan pengelolaan sampah yang baik dapat dihasilkan dengan memahami dampak sampah terhadap masyarakat.
Memperluas keterlibatan pemangku kepentingan dengan tujuan mengarah pada penataan ruang desa dan pengelolaan sampah yang lebih komprehensif serta peran serta seluruh komponen masyarakat untuk berkontribusi aktif dalam kegiatan tersebut. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan tata ruang dan pengelolaan sampah akan menjamin penerimaan yang lebih baik terhadap hasil perencanaan tata ruang dan pengelolaan sampah. Secara khusus, kegiatan ini memajukan kawasan perdesaan (sesuai definisi yang jelas dalam UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007) sebagai jawaban atas kekhawatiran masyarakat terhadap perluasan lahan dan pencemaran limbah cair, padat, dan gas, serta menjamin kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. - tidak akan terampas sumber daya alamnya.
Membuat penataan ruang dan pengelolaan sampah yang diperhitungkan dan dilaksanakan secara partisipatif, yang diharapkan dapat membantu pembangunan pedesaan. Metode RRA merupakan metode yang sering digunakan oleh para peneliti dengan sedikit keterlibatan masyarakat desa, digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akurat dalam waktu terbatas ketika mengambil keputusan mengenai perencanaan tata ruang dan pengelolaan sampah.
Pembahasan
- Masalah pasar untuk melakukan kegiatan pemasaran jual beli produk pertanian
- Permasalahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik gula berupa limbah cair, padat, atau gas
- Solusi Limbah Cair
- Solusi Sampah Padat
- Solusi Limbah Gas
- Meletakkan pasar desa Gading yang strategis, yaitu di dekat area permukiman warga
- Melakukan pengolahan kembali limbah padat agar tidak menimbulkan bau busuk, seperti menggunakan ampas tebu sebagai media tumbuh
- Melakukan penanaman pohon di sekitar area permukiman warga dan juga di sepanjang jalan Desa Gading
Permasalahan limbah yang dihasilkan pabrik gula ada yang berupa limbah cair, padat maupun gas. Berdasarkan permasalahan yang ada dan hasil diskusi dengan masyarakat desa dan perangkat Desa Gading, maka akan ditetapkan posisi pasar di ujung barat wilayah desa, dengan mempertimbangkan lokasi yang paling strategis dari segi jangkauan lalu lintas dan lokasinya. Pabrik gula krebet terletak 2 km dari Desa Gading, namun pembuangan limbah cairnya dialirkan melalui saluran limbah yang dibuat tersendiri dan bermuara ke sungai besar di Desa Gading.
Berdasarkan informasi warga dan perangkat desa, limbah pabrik gula karet mengeluarkan bau yang sangat menyengat dan menyebar hingga ke pemukiman warga. Selain itu limbah padat berupa ampas tebu juga dikeluarkan oleh pabrik gula kretek yang awalnya ingin diolah, namun karena pabrik ini kewalahan, banyaknya limbah menjadi kendala bagi warga Desa Gading. Berdasarkan hasil diskusi dengan metode RRA, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah sistem lumpur aktif, sistem trickling filter dan sistem septic tank.
Untuk mengatasi banyaknya limbah padat yang dapat dilakukan adalah dengan mendistribusikan limbah padat berupa ampas tebu untuk mencegah terjadinya penumpukan ampas tebu di sekitar pabrik yang mengakibatkan bau menyengat dan tidak sedap. Untuk mengatasi permasalahan pemborosan gas, yang dapat dilakukan adalah setiap rumah sebaiknya mempunyai jendela yang dapat dibuka dan ditutup, tidak menggunakan jendela yang terbuka agar polusi tidak masuk, dan memberikan sekat pada setiap rumah warga dengan cara rimbun menanam pohon. lingkungan sekitar dan di jalan. Daur ulang limbah padat agar tidak menimbulkan bau busuk, seperti pemanfaatan ampas tebu sebagai media budidaya bau busuk, seperti pemanfaatan ampas tebu sebagai media budidaya jamur.
Penanaman pohon di sekitar pemukiman warga dan juga di sepanjang jalan desa Gading. ARH (Rapid Rural Appraisal) merupakan suatu metode penilaian cepat terhadap kondisi desa, dimana dalam prakteknya kegiatan ARH lebih banyak dilakukan oleh “pihak luar” dengan sedikit atau tanpa keterlibatan masyarakat lokal. Metode PRA bertujuan menjadikan anggota masyarakat sebagai peneliti, perencana dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar objek pembangunan.
Pada prinsipnya metode RRA dan PRA hampir sama, namun terdapat perbedaan dalam tingkat partisipasi masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Metode PRA lebih berperan dalam mengumpulkan informasi, menganalisis data dan mengembangkan intervensi, seperti pada program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pemahaman program secara keseluruhan, sehingga pemberdayaan masyarakat terlibat dalam proses dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. menyelesaikan permasalahannya sendiri, tanpa intervensi pihak luar, oleh karena itu metode PRA berbeda dengan RRA, namun dapat saling melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh focus group diskusi untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang menggunakan kosmetik wajah di kelas atau PRE-RRA ini. Penerapan teknik FGD dan PRA RRA dapat digunakan untuk semua kasus sepanjang memenuhi kriteria FGD dan PRA RRA yang tercantum dalam PPT.
Namun PRA lebih dominan dalam kasus penilaian partisipatif pedesaan atau pesisir, sedangkan RRA lebih terkait dengan kasus pertanian karena dalam kasus pertanian tidak mungkin dilakukan survei ekstensif atau observasi singkat oleh masyarakat perkotaan.
TERIMAKASIH!