Tempat pelaksana : Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Kegiatan : Praktikum
Modul : Distilasi
Dianalisis oleh : - Ahmad Daerobi (3335210007) - Puan Maharani (3335210100) - Selviroh (3335210102)
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menentukan efisiensi dari kolom distilasi package serta untuk menentukan pengaruh konsentrasi dan proses refluks pada proses distilasi. Proses ini dilakukan di laboratorium Operasi Teknik Kimia FT. UNTIRTA.
Tabel 1. Kalibrasi Alat Refraktometer
Proses Alat Bahan Kondisi Operasi
Mengencerkan etanol menggunakan aquades sebanyak 3 variasi
- Labu ukur - Gelas ukur
- Etanol - Aquades
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mengambil larutan etanol menggunakan pipet
Pipet volume Larutan etanol Memasukkan larutan
etanol ke kaca pada refraktometer (1 tetes) dan menganalisisnya
Refraktometer Larutan etanol
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Tabel 2. Percobaan Refluks Total
Proses Alat Bahan Kondisi Operasi
Mengencerkan etanol - Labu ukur - Gelas ukur
- Etanol - Aquades
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mengukur indeks bias
dan densitas tiap larutan Refraktometer Larutan etanol
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Memasukkan larutan ke
labu pendidih Labu pendidih
Larutan etanol
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Memasangkan labu pendidih ke pemanas dan kolom distilasi,
menyalakan pompa air dingin, serta membuka valve secara penuh pada kondensor
- Perangkat distilasi Batch - Pompa air
dingin
Menyalakan pemanas dan memulai menghitung waktu
- Pemanas listrik - Stopwatch
Temperatur bottom:
85°C
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mencatat perubahan temperatur bawah dan distilat setiap waktu yang telah ditentukan
- Termometer - Stopwatch
Interval waktu: 5 menit selama 1 jam operasi
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Melakukan analisis indeks bias pada distilat setiap waktu yang sudah ditentukan
- Refraktometer
- Stopwatch Etanol murni
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mencatat volume distilat total yang dihasilkan serta menguji
densitasnya
- Distilat
- Piknometer Etanol murni
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Tabel 3. Percobaan Refluks Parsial
Proses Alat Bahan Kondisi Operasi
Mengubah bukaan valve pada refluks menjadi parsial
Perangkat distilasi batch
Bukaan valve refluks:
½ bukaan Menyalakan pemanas
dan memulai menghitung waktu
- Pemanas listrik - Stopwatch
Temperatur bottom:
85°C
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mencatat perubahan temperatur bawah dan distilat setiap waktu yang telah ditentukan
- Termometer - Stopwatch
Larutan etanol
Interval waktu: 5 menit selama 1 jam operasi
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Melakukan analisis indeks bias pada distilat setiap waktu yang sudah ditentukan
- Refraktometer
- Stopwatch Etanol murni
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
Mencatat volume distilat total yang dihasilkan dan volume bottom yang tersisa serta menguji densitas keduanya
- Distilat - Bottom - Piknometer
Etanol murni dan
larutan etanol
Konsentrasi umpan (etanol): 50%, 65%, dan 80%.
JOB SAFETY ANALYSIS (ANALISA BAHAYA KERJA)
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Operasi Teknik Kimia Kegiatan : Praktikum
Modul : Distilasi
Dianalisis Oleh : - Ahmad Daerobi (3335210007) - Puan Maharani (3335210100) - Selviroh (3335210102)
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menentukan efisiensi dari kolom distilasi package dan menentukan pengaruh konsentrasi, temperatur, serta proses refluks pada proses distilasi. Proses ini dilakukan di laboratorium Operasi Teknik Kimia FT. UNTIRTA.
Tabel 1. Kalibrasi No Aktivitas Ruangan, Alat,
dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
1. Mengencerk an etanol menggunak an aquades sebanyak 10 variasi
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : 1. Corong 2.Gelas Beaker 3. Gelas ukur
1.Terkena paparan etanol 2. Cairan etanol tumpah dan mengenai
praktikan atau praktikan
tergelincir
1.Memegang gelas beaker secara hati dan
menggunakan latex agar tidak licin.
1. Eliminasi : Alat yang keadaanya kurang baik
2. Substitusi :
Mengganti alat dengan keadaan yang baik 3. Engineering:
menaruh alat ion
1.Melakukan preparasi alat.
1.Membilas mata dan kulit yang terkana dengan air mengalir selama 15 menit.
Menghirup udara segar keluar dan
cairan etanol
Bahan : 1. Aquades 2. Etanol
3. Cairan mudah menyala
2.
Membersihka
n tiap
tumpahan yang ada agar tidak
tergelincir 3.
Memastikan cairan jauh dari
jangkauan api dan percikan api
exchange pada tempat yang datar.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
segera periksa ke dokter.
2.Jika tergelincir, maka kompres bagian yang memar.
3.Gunakan
APAR jika
terjadi sulutan api
2. Mengambil larutan etanol menggunak an pipet
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat :
1. Erlenmeyer 2. Pipet Bahan : 1. Etanol
1.Terkena paparan etanol 2. Cairan etanol tumpah dan mengenai
praktikan atau praktikan
tergelincir 3. Cairan mudah menyala
1.Memegang gelas beaker secara hati dan
menggunakan latex agar tidak licin.
2.
Membersihka
n tiap
tumpahan yang ada agar tidak
tergelincir
1. Eliminasi : Alat yang keadaanya kurang baik
2. Substitusi :
Mengganti alat dengan keadaan yang baik 3. Engineering:
menaruh alat ion exchange pada tempat yang datar.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten
1.Melakukan preparasi alat.
1.Membilas mata dan kulit yang terkana dengan air mengalir selama 15 menit.
Menghirup udara segar keluar dan segera periksa ke dokter.
2.Jika tergelincir, maka kompres bagian yang memar.
cairan etanol
No Aktivitas Ruangan, Alat, dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
3.
Memastikan cairan jauh dari
jangkauan api dan percikan api
laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
3.Gunakan APAR jika terjadi sulutan api
3. Memasukan larutan etanol ke kaca pada refaktomete r sebanyak 1 tetes.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat :
1. Refaktometer 2. Pipet
Bahan : 1. Etanol
1.Terkena paparan etanol 2. Cairan etanol tumpah dan mengenai
praktikan
1. 3. Cairan mudah menyala
1.Memegang gelas beaker secara hati dan
menggunakan latex agar tidak licin.
2.
Memastikan cairan jauh dari
jangkauan api dan percikan api
1. Eliminasi : Alat yang keadaanya kurang baik
2. Substitusi :
Mengganti alat dengan keadaan yang baik 3. Engineering:
menaruh alat ion exchange pada tempat yang datar.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
1.Melakukan preparasi alat.
1.Membilas mata dan kulit yang terkana dengan air mengalir selama 15 menit.
Menghirup udara segar keluar dan segera periksa ke dokter.
2.Gunakan APAR jika terjadi sulutan api 2.
cairan etanol
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
4. Menganalisi s indeks bias larutan etanol yang ditunjukan oleh refraktomet er melalui eyepiece
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat :
1.Refraktometer Bahan :
1. Etanol
1.Terkena paparan etanol 2.Cairan etanol tumpah dan mengenai
praktikan
3.Cairan mudah menyala
1.Memegang alat
refraktometer secara hati dan
2.
Membersihka
n tiap
tumpahan yang ada agar tidak
tergelincir 1. 3.
Memastikan cairan jauh dari
jangkauan api dan percikan api
1. Eliminasi : Alat yang keadaanya kurang baik
2. Substitusi :
Mengganti alat dengan keadaan yang baik 3. Engineering:
menaruh alat ion exchange pada tempat yang datar.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
1.Melakukan preparasi alat.
1.Membilas mata dan kulit yang terkana dengan air mengalir selama 15 menit.
Menghirup udara segar keluar dan segera periksa ke dokter.
2.Gunakan APAR jika terjadi sulutan api
cairan etanol
Tabel 2. Percobaan Refluks Total No Aktivitas Ruangan, Alat,
dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
1. Mengencerk an etanol dengan aquades sesuai variasi.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : labu
Bahan : etanol, aquades
1. Jika pecah, labu dapat melukai bagian yang terkena pecahan.
2. Terkena tumpahan atau cipratan etanol.
3. Apabila aquades tumpah, dapat
mengakibatkan tergelincir dan lantai basah.
Membawa labu dalam keadaan tangan kering agar labu tidak
tergelincir dari tangan yang
mengakibatka n jatuh dan pecah di lantai.
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika mengencerkan etanol.
2. Substitusi :
3. Engineering control:
membawa benda dalam keadaan tangan yang kering
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
1. Melakukan
preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati- hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
menggunakan sarung tangan.
3. Ketika etanol tumpah, encerkan dulu dengan aquades dan bersihkan dengan kain.
4. Ketika kena tumpahan etanol, cuci bersih area yang terkena dengan air bersih.
5. Membersi kan aquades yang tumpah di lantai hingga kering.
Cairan etanol
2 Mengukur indeks dan densitas tiap larutan berdasarkan variasi
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : Piknometer Bahan : sampel
Jika pecah, piknometer dapat melukai bagian yang terkena pecahan.
Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan masker.
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika memasukan sampel ke dalam alat
2. Substitusi :
1. Melakukan
preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati- hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
X ml
sampel
3. Engineering control:
membawa benda dalam keadaan tangan yang kering
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
menggunakan sarung tangan.
3 Memasukka n larutan ke labu
pendidih.
Lalu memasangk an labu pendidih ke pemanas dan kolom distilasi.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : labu pendidih,
pemanas, kolom distilasi
Bahan : sampel
3. Jika labu pendidih jatuh dan pecah, dapat melukai bagian yang terkena pecahannya.
4. Larutan tumpah dan mengenai
praktikan.
Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan masker.
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika memasukan larutan ke labu pendidih.
2. Substitusi : Mengganti alat yang kondisinya tidak baik.
3. Engineering control:
membawa benda dalam keadaan tangan yang kering
1. Melakukan
preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati- hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
menggunakan sarung tangan.
5. Mengenc erkan larutan yang tumpah dengan aquades.
Lalu bersihkan.
No Aktivitas Ruangan, Alat, dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
4. Menyalakan pompa air pendingin.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : pompa pendingin
Bahan : -
Tersetrum saat menyalakan
pompa air
pendingin.
2. Pastik an tangan dalam kondisi kering dan apabila tangan basah,
keringan dahulu sebelum kontak
dengan listrik.
3. Mema
kai APD
lengkap seperti sarung tangan,
1. Eliminasi : - 2. Substitusi : -
3. Engineering control:
melakukan kegiatan dengan tangan kering.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu
Melakukan preparasi alat dan bahan.
Apabila tersetrum,
matikan listrik laboratorium dan membawa
praktikan keluar lab. Pastikan kondisi praktikan dalam keadaan baik. Apabila terdapat gejala, hubungi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan bantuan.
masker, dan sepatu
tertutup.
tertutup, dan jas laboratorium.
5. Membuka valce secara penuh pada kondensor untuk refluks total.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : valve Bahan : sampel
Valve macet dan sulit terbuka yang
menyebabkan tangan memar atau luka.
Memastikan valve yang digunakan bisa bekerja dengan baik.
1. Eliminasi : valve yang sulit dibuka 2. Substitusi : mengganti valve yang sulit dibuka dengan yang kondisinya masih baik.
3. Engineering control:
hanya praktikan bersangkutan yang ada di area praktikum dan memastikan alat berfungsi dengan baik.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
1. Melakukan preparasi alat.
2. Membuka valve sesuai variasi secara perlahan.
Memberikan pertolongan pertama pada korban dengan mengompres area memar dengan air dingin untuk meredakan nyeri dan bengkak.
No Aktivitas Ruangan, Alat, dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
6. Menyalakan pemanas sesai variasi temperatur dan
menghitung waktu dengan stopwatch.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : pemanas, stopwatch
Bahan : sampel
Tersetrum saat menyalakan pemanas.
1. Pastik an tangan dalam kondisi kering dan apabila tangan basah,
keringan dahulu sebelum kontak
dengan listrik.
2. Mema
kai APD
lengkap seperti sarung tangan,
masker, dan sepatu
tertutup.
1. Eliminasi : - 2. Substitusi : -
3. Engineering control:
melakukan kegiatan dengan tangan kering.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
Melakukan preparasi alat dan bahan.
Apabila tersetrum,
matikan listrik laboratorium dan membawa
praktikan keluar lab. Pastikan kondisi praktikan dalam keadaan baik. Apabila terdapat gejala, hubungi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan bantuan.
7. Menguji densitas distilat total yang
dihasilkan.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : piknometer Bahan : sampel
Jika pecah, piknometer dapat melukai bagian yang terkena pecahan.
Memakai APD lengkap seperti sarung tangan,
masker, dan sepatu
tertutup.
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika memasukan sampel ke dalam alat
2. Substitusi :
3. Engineering control:
membawa benda dalam keadaan tangan yang kering
1. Melakukan
preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati- hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
menggunakan sarung tangan.
X ml
sampel.
4. Administrasi: lulus test Risk Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium,
Mematuhi SOP
praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
Tabel 3. Percobaan Refluks Parsial No Aktivitas Ruangan, Alat,
dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang
Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
1. Melanjutka n percobaan refluks parsial dengan mengubah bukaan valve refluks
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : valve Bahan : sampel
Valve macet dan sulit terbuka yang
menyebabkan tangan memar atau luka.
Memastikan valve yang digunakan bisa bekerja dengan baik.
1. Eliminasi : valve yang sulit dibuka 2. Substitusi : mengganti valve yang sulit dibuka
dengan yang
kondisinya masih baik.
3. Engineering control: hanya
1. Melakukan preparasi alat.
2. Membuka valve sesuai variasi secara perlahan.
Memberikan pertolongan pertama pada korban dengan mengompres area memar dengan air dingin untuk meredakan nyeri dan bengkak.
No Aktivitas Ruangan, Alat, dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang
Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
menjadi parsial.
praktikan
bersangkutan yang ada di area praktikum dan memastikan alat berfungsi dengan baik.
4. Administrasi: lulus
test Risk
Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium, Mematuhi SOP praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
2. Menyalakan pemanas sesuai variasi temperatur dan
menghitung waktu
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : pemanas, stopwatch
Bahan : sampel
Tersetrum saat menyalakan pemanas.
1. Pastikan tangan dalam kondisi kering dan apabila tangan basah, keringan dahulu sebelum kontak dengan listrik.
1. Eliminasi : - 2. Substitusi : - 3. Engineering control: melakukan kegiatan dengan tangan kering.
4. Administrasi: lulus
test Risk
Melakukan preparasi alat dan bahan.
Apabila tersetrum,
matikan listrik laboratorium dan membawa
praktikan keluar lab. Pastikan kondisi praktikan
Kecelakaan Diterapkan dengan
stopwatch.
2. Memakai APD lengkap seperti sarung tangan, masker, dan sepatu tertutup.
Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium, Mematuhi SOP praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
dalam keadaan baik. Apabila terdapat gejala, hubungi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan bantuan.
3. Menguji densitas distilat parsial yang dihasilkan.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : piknometer Bahan : sampel
Jika pecah, piknometer dapat melukai bagian yang terkena pecahan.
Memakai APD lengkap seperti sarung tangan, masker, dan sepatu tertutup
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika memasukan sampel ke dalam alat
2. Substitusi :
3. Engineering control: membawa benda dalam keadaan tangan yang kering 4. Administrasi: lulus
test Risk
Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan
1. Melakukan preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati-hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
menggunakan sarung tangan.
X ml
sampel.
No Aktivitas Ruangan, Alat, dan Bahan
Potensi Bahaya Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan Kecelakaan
Metode Pencegahan yang
Diterapkan
Pertolongan Pertama
Limbah
dosen, Mengisi absen masuk laboratorium, Mematuhi SOP praktikum
5. APD : Masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
4. Menguji densitas bottom (umpan) yang tersisa.
Ruangan :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Alat : piknometer Bahan : sampel
Jika pecah, piknometer dapat melukai bagian yang terkena pecahan.
Memakai APD lengkap seperti sarung tangan, masker, dan sepatu tertutup
1. Eliminasi : melakukan sterilisasi di sekitar area ketika memasukan sampel ke dalam alat
2. Substitusi :
3. Engineering control: membawa benda dalam keadaan tangan yang kering 4. Administrasi: lulus
test Risk
Assessment, Lulus Pembicaraan Awal dengan asisten laboratorium dan dosen, Mengisi absen masuk laboratorium, Mematuhi SOP praktikum
1. Melakukan preparasi alat.
2. Merangkai alat dengan teliti dan hati-hati.
1. Memberikan obat pada bagian yang terluka.
2. Membuang pecahan
menggunakan sarung tangan
X ml
sampel
Kecelakaan Diterapkan 5. APD : Masker,
sarung tangan, sepatu tertutup, dan jas laboratorium.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
A. Definisi
1. APAR adalah Alat Pemadam Api Ringan.
2. Fire Hydrant: terminal air bantuan darurat ketika terjadi kebakaran. Hydrant juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda.
3. Klasifikasi Api pada kebakaran:
a. Api kelas A : disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet dan plastik.
b. Api kelas B : disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti benzene, alkohol, dll.
c. Api kelas C : disebabkan oleh listrik.
d. Api kelas D : disebabkan oleh logam.
e. Api kelas E: disebabkan bahan-bahan radioaktif.
f. Api kelas K: disebabkan konsentrasi lemak yang tinggi yang ada pada masakan di dapur sehingga menimbulkan kebakaran kasus khusus 4. Tipe alat pemadam kebakaran adalah sebagai berikut:
a. Semprotan air dilengkapi dengan selang karet.
b. Pemadam api asam-soda berisi larutan natrium bikarbonat dan asam, sulfat secara terpisah jika diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan akan menimbulkan pancaran cairan dan CO2.
c. Pemadam api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa.
d. Pemadam api CTC (Carbo Tetra Chloride)
e. Pemadam api CTC (Carbo Tetra Chloride), zat ini akan digunakan ditempat yang terbuka karena bersifat racun.
f. Pemadam BFC ( Bromo Chloro Difluoromethene).
g. Selimut tahan api yang terbuat tenunan serat gelas.
h. Karung basah
i. Pasir kering dengan jumlah yang cukup.
5. Pemilihan pemadam api sebagai berikut:
a. Api kelas A: semprotan air, CO2, busa, karung basah, dan pasir b. Api kelas B: CO2, BFC, busa serbuk/ powder
c. Api kelas C: CO2, BFC
d. Api kelas D: serbuk selimut asbes, karung basah e. Api kelas E: belum diketahui
f. Api kelas K: tepung pemadan dan air bertekanan halus
6. Alat Pemadam Api Busa adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, dan Fluoro surfactant seperti fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), atau asam perfluorooctanesulfonic (PFOS).
7. Alat Pemadam Api CO2 adalah Senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon dan 2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiata alamiah maupun kegiatan manusia.
8. Alat Pemadam Api Powder adalah merupakan kombinasi dari fosfat Monoamonium dan ammonium sulphate. Yang fungsinya adalah bahwa hal itu mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api berhenti.
PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
B. Prosedur
1. Prosedur Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
a. Tarik/lepas pin pengunci tuas APAR /tabung pemadam.
b. Pegang selang dan arahkan selang ketitik pusat api.
c. Posisi berdiri searah dengan arah angin dan arahkan nozzle ke pusat titik api.
d. Tekan tuas atau squeeze untuk mengeluarkan isi APAR.
e. Semprot nozzle yang dipegang ke arah kiri dan kanan api, agar media yang disemprotkan merata hingga api padam.
2. Prosedur Pemeliharaan APAR
a. Setiap alat pemadam api ringan harus di periksa 2 (dua) kali dalam setahun, yakni pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan; dan pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan.
b. Jika perlengkapan alat pemadam api ringan rusak atau cacat saat di temui dalam pemeriksaan, maka segera diperbaiki atau diganti dengan alat pemadam api ringan yang baik.
c. Setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara berkala dengan jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun.
d. Melakukan kontrol rutin dan membuat kartu kontrol APAR yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
3. Melakukan pengukuran kebutuhan alat pemadam kebakaran yang dibutuhkan untuk menanggulangi kebakaran berdasarkan hasil identifikasi potensi kebakaran dengan mempertimbangkan volume kebakaran dan jangkauan alat pemadam kebakaran.
Tipe Alat Pemadam Kebakaran Keterangan Mobil Pemadam Kebakaran ➢ Golongan A
➢ Lokasi kebun, lingkungan kantor, perumahan, Fire Hydrant System ➢ Golongan A.
➢ Lingkungan kantor, perumahan.
Alat Pemadam Api Busa (Foam) ➢ Golongan A dan B.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
1 – 12 Kg ➢ Dalam ruangan.
➢ Tekanan rendah, lebih efektif untuk memadamkan
kebakaran benda cair.
Alat Pemadam Api CO2
1 – 12 Kg
➢ Golongan A, B, dan C.
➢ Dalam ruangan.
➢ Gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan tidak menyebabkan karat.
Alat Pemadam Api Powder 1 – 12 Kg
➢ Semua Golongan.
➢ Dalam/luar ruangan
➢ Pemisah oksigen dan api, bukan penghantar listrik.
Alat Pemadam Api Lain Sesuai dengan perkembangan teknologi dan sesuai dengan tipe dan jangkauan kebakaran.
(Hazard Pictogram)
Kelompok : 1
Anggota : Ahmad Daerobi (3335210007)
Puan Maharani (3335210100)
Selviroh (3335210102)
1. Definisi GHS
Globally Harmonized System (Sistem Harmonisasi Global) adalah suatu pendekatan universal dan sistematik untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan bahaya kimia dan mengkonfimasikan bahaya tersebut pada label dan lembar data keselamatan. GHS menyediakan prinsip-prinsip dasar untuk penetapan program keselamatan bahan kimia.
2. Aplikasi GHS
1. Mencakup Seluruh bahan kimia berbahaya, baik tunggal maupun campuran.
2. Berbeda menurut tipe produk dan tahap pada siklus produk.
3. Aplikasi GHS tidak mencakup produk farmasi, aditif makanan, kosmetika, barang (article) dan reside pestisida pada makanan, tetapi tetap diaplikasikan apabila pekerja terpapar di pabrik dan pada saat tranportasi.
3. Manfaat GHS
1. Memperluas perlindungan terhadap keselamatan manusia dan lingkungan dengan menyediakan komunikasi bahaya dapat dipahami secara internasional.
2. Memfasilitasi perdagangan kimia internasional di mana bahaya kimia yang ada lebih diteliti dan diidentifikasikan secara internasional.
3. Mengurangi keperluan untuk penduplikasian pengetesan dan evaluasi terutama penggunaan binatang untuk pengetesan.
4. Membantu negara-negara dan organisasi internasional dalam manajemen kimia secara menyeluruh.
4. Informasi yang Diperlukan pada Label GHS 1. Kata Sinyal
2. Penyataan Bahaya
3. Simbol Bahaya/Piktogram 4. Pernyataan Kehati-hatian 5. Identitas Produk/Bahan Kimia 6. Identitas Pemasok
No Klasifikasi Simbol Keterangan 1. Pengoksidasi
(Oxidizing)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api Ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan- bahan yang sifatnya mudah terbakar.
2. Mudah Menyala (Flammable menyala)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagi berikut:
• Terbakar karena kontak dengan udara pada temperature ambien
• Padatan yang mudah terbakar karena kontak dangan sumber nyala api;
• Gas yang mudah terbakar pada suhu rendah
3. Beracun (Toxic)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
• Sifat bahaya toksisitas akut
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Contohnya adalah TNT, ammonium nitrate, dan nitroselulosa.
5. Berbahaya bagi lingkungan (Dangerous For
environment)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.
Bahan kimia ini dapat menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon.
6. Karinogenik, teratigenik dan mutagenic (Carcinogenic, teragenic, mutagenic)
Simbol tersebut menandakan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek Kesehatan sebagai berikut:
• Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetica;
• Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik
7. Gas
Bertekanan (Pressure Gas)
Simbol tersebut menandakan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
• Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetica;
8. Iritasi (Irritant)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lender dapat menyebabkan iritasi ataupun peradangan;
• Toksisitas sistemik pada organ target spesifik kerena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
• Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata
9. Korosif (Corrosiv)
Simbol tersebut menandakan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebegai berikut
• Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
• Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3
B3 yang bersifat basa.
012345 16 819321218332
216 6 23
832535164 21 !1" 32595125
#$%$&'()*+216623 ,(-(./0&'1)2*34+56777
$89/98)4+2666:2666 4:26; 4123:26; 4<5 3:=343212566:
>41566:03261456:061366:8!54529?53@
,/)A(98&BC*9-DEDF(-D/9+
=5348532595 G31H32I13
=154I1J5KLM
N/3&D9E/3)(-D/9O&F(..+7L6L P)*30*9F8&'1)2*3+7L6L
N/3&,QP#RSP,&(44D4-(9F*O&F(..+M7M
N/3&B9-*39(-D/9(.&,QP#RSP,&(44D4-(9F*O&F(..+LT7LL
83257!525"94125"H43 532
,U$V ,W*)DF(.&'()* X*3F*9- PB'P,$YPZB',$
6MLT 216 1@ 7TL6
8325;1[14 " 32595125
P#PS\P',]&^_PS_BP`
!!31413a6463631465b5 @=6152a6@6 3H@
`(39D90c133d3433354452125@&N.())(2.*&.De1DC&(9C&f(A/3g1343!54124241254452125@
h5213113 1 d34343!4 25d31 932163993251@01133241634d 23 3!435@011365d34i5 31 3142 11H3@13 34123i554452125@
R(30*-&^30(94+&j5 331423241634d2365d34@
X/-*9-D(.&Q*(.-W&PEE*F-4
P8*+133d3433354452125@0113!15963525[125265H2@01133516k25d525 1 4316 11H3@
$lD9+13 34123i554452125@0113159233<2435253@
B90*4-D/9+0113H124523251654452125J52131d525H1 514431@0113235 2<552J5215 5@01133241634d23 3!4351412345[3 3<52332966J3 31 13 5[[53 4J531 131@ d13 21H3113661!3531 1 !563 312 3243!54124915643@
B9W(.(-D/9+"1612595H3241251133241634d23399321412345[3 13131 13 5[[53531 1@1343!54124241254452125@0113 14253993255H324125@m1!4113 5[[53499125@
,W3/9DF+011343!4 25d31 9321639932@I141243<!345321d343623 521H35 39932@5162 531d343!423 23 3d36!32924@46H3 3<!4311365d34 i5 31 3142 11H3@
8325M=5425 03143
#$23%&4'87(98)(8978*(7+,-"9!87.7(7 (78988"767897
#/010%&4279(7973"79(78799787)878*(78 7"8)788*(73767897'.45798,8,98788 6&%237%&78/139045789"898""8(7:78!777(7*
!7*7"877*78"7"77(8797797877 !973"78887
;%<&%24.77"87
=78>, 7 8?77
@22A017#B&AC0%&4D87""7773"7878E7F7*7 7,8778""8"77,79*?=GFE.)4=GH""(77I(78J*
"878(77K"9973"(793878K"8(7878 !((77 997LID777("88973"(79387 8879"787(787"8M787"8!77"7,73"787D879 73"787787
0N%$O3/$7P2<04 97*779*37*87",788 9 77*787"**,7889M787"87,73"7 878797778(7'.4578887987
Q103/78&%4RSS7DHSRTT7 J
;O%&$%&7U2CV2A0%OA24WSW7DHST>-X7 J 0NV1&3&7YC%3Z7Y&[2A4WW(\
]VV2A4R^X(\
6Q8;7_0%$4H78987JG78`+a 998`Wa)88`X
=78S,F782777?77
@22A017#B&AC0%&4M7""7"7"878(77I"97887=78T
V113bY2034F"878987H7(7987*78J*87"787 87279(778M7"!,"8:(7(788F("""7 9977877("
=78c,G=87
d0<1$4887M77,(78877687 787987M7"!,"873""7I"978F(88877*
!*8e9"88778"877*HIE("J*77 f77"87887f77"978*"!97F(788'8
"7g7*8*7*g7*7***73"779"887878*"!"797
%&A0$24f77"978*"!*97f77"978=8788 787f77"98883g987=87**7,(78877 99"8787 997,7'8877"787*"737*9 8
=78T,e3"7D8*:7:878
01231445312781958 !"#$#%
%&'&(%)(%")&)%( &#"% *'""'(%'
0+,8-54.3/39
704/31232/4 47567 36897 8974:;312<0.
=% >???@AB >???@ABC>D??
#EF@ABFF??GHIJ >???@ABC>D??
#EF@AB
8974K21294L<0.=%M>???@ABC>D??#EF@AB
<45812<5894193N40O-3,/419
0P4A")#"%")###&"'&')QRJBS)&
""#TDU!V>D>? >FF=R&&=W>XX
9Y31A"#*
7890312A""%#*
Z4,352985B)"#%QRJBSTDU!V>D>? >F[&BWRG\]] T =R&&=W>[D'(&(%(*""&(
S
R"D^%)"&U%"^
<0P31299294U&
4,,4252114"
8L85_&`%`*((%
,7W'
K2,85<54-54aD FJ#bT?&#U K2,85c4139P> aD
0N2,8529381Z294W' K31839P> T??"^bT?&#U d83312<8319e]&#U
;544f312gh49312<8319>>[ >&#U c418/,839381i4/,4529-54W' 98-j339P_"'
9,413k31552N39Pgc4139P? eD?bT?lU h841-25;85/-2UTJaQJ
h841-25m43209[X ?[>[
R">?R')&V")
704/312992j339PR'&&
781L39381984N83LG"'`#"`"%`&$
6118/,293j33934n39089045h294532R#&$##`"&`*``%)&$` &`&`"&%)&&`""%)"%`"%)"%&`)"%`' &`"%""&``""`'&`#
"%`"&"%&``%&`&`&%&`")'&`
&)&&`"%o(`")"%&`#""&`%pqGGGr&`
)"%`&&
72f25L8-c418/,839381<58L-19U'&`#&"&#`"'
&&
72f25L8-<8P/453f29381A""
R">>@"#"G
Zi079s
567897
! "## "$%&'(
! "## "$%&)*6+,-.(
! "## "!/0*%&)*6+,1. ( 203- 10"%14!567&%)%)6+(
203- 10" 56*88%)8+(
9-"%14!566%&)/&(
9-"## 565%&)/&(
9-" 5695%&)/&(
9-" 567%&)/&(
0:;<=>?@A>=<=BC
567897D1 -! .#$E2+"2F"DGH"1H185I
JK=LAM=?N?@CO 301-3!#0!31P0 181.4QR 1 1SQ $0 3%#$11R 4!1R-#1 1$0%-!I H0 -S81!4 1 301-!!!1Q .P 3.! 0Q 8 01RQ10&0 -%-R1% 10! 3 3' Q1--Q '-$#0 %. 3TR --Q131-!$0.1%TI
UA;:B?@A>=<=BC9-"+4%07P1%0G51668&%)/&VR%-68P/V!WR Q10Q8 10WORRQ !10 DP#1078&!Q1V34%010-$W0.ORRQ !10DP#1071 3010 -%!4!1RRQ !0.
ORRQ !10DP#107.4&.80.0QI
XAK;?LY<B=ZA[J\\A<B]20 4 0"+4%07P1%0G516*%&)/&VR%-.$V!W87% 0&W
^ - $7R%-R - $0.SVI&IR%-!8&00 8!8%81!'R%-!(R%-!8&00 8R%-!% .WI
_AY;?B?`=<=BCD10R1% 10'-#-I
aYB:@A>=<=BCD203#10+4%0"5$%831Q$ 6**%%1-)5I($ 1&0 Q0-$!!+4%0"
5$%831Q$ 6885&%)5I($ 1&0 Q0-$!!+4%0"^#1#-! 68*88%I($ 1&0 Q0-$!! +4%0"54/1Q$ 68883)9*+V10 0414!WI(! 31% .OSQ30&+4%0"5$%831Q$ 6 88%)9*+V10 0414!WI
bBcA;[2BYL=A] 0..G! V/0"## W6*%&)*6+V,1. W 0..G!
.%0! 100 1 3$V## W6%&V'WI
Q 108*7OQ1-1&Q-20R1% 10
J<?B?`=<=BC^!3F0#1P 14 568*778%&)5(75+(^-1P7 314&3d*67*6Ie^!3 F0#1P 14 5688*%&)5(*6+(^0&-0&Vf0!8QR.WgQ H3$ 1#Q 4%831!8314%
O667%&)5(7%0(,Q1 1S ! h30!8--.10-0.!8 1'1- -"#1.&."0.
-Q30 1 3&140.P "#4 01. 10 3 !1R 3!81Q!!!Q14-.#R140.I2 !R 0&140.
P !40/01P0Ih30-!.0 1P P--'1- -0.81##-$#1.&.I2 P14-.01 # S8Q . 1.!1# 1!.%0 1#1Q10Q0 0R!3I
J>Z=;?>MA>B:Nh30-!. 1 3 %1!83 P--831 1.&.0314!V81--4 .4#0 %1!83W 10! % .0&1R6 15.$!0-!!81--4 .!IF014 !314-.#!&0RQ0 I
icC]=<:ND10R1% 10'-#-I bBcA;D10R1% 10'-#-I
Q 1087!81!-10!. 10!
3%Q-P! &0 1!%4! . %0P3 3.!Q..Q3%Q-!Q-!!R.!3.14!P! I fOH&4.-0!R1 3Q-!!RQ 10. %0 10-! .06^FH !*58II..10--$"P!
&0 1!%4! Q10!4- ! 0.-1Q-3.14!P! &4- 10! 10!4Q1%8- 0.QQ4 Q-!!RQ 10I
X0X1[ij2A;=A]D10-! .I X0X1[kj2A;=A]D10-! .I
Q 10867G0!81 20R1% 10
01345 67879753
187 !!!"!#"
$7%7&96'7((
0)*&
+7,-8&.)
/0123456"!78 !
019:3:;<=
516<
>?/@AB31C32D"DEF/>?7
$7'GH17IGJ;.&G8=(G
E0E 0!"D!EK!"EL/!74M5ND 6,7'5(G;)'(
E0E 0!"DEDM60!6!>E 0!"FD46"
1,G.8OP*
E0E 0!"D!"D6F/>?/01Q#
516<18I,78GR0(;)'
E0E 0!"DED !!"E!!/S46F/>?
6:;6=<$7%7&9.)(1)*(G78,(789,.&&(.898;T(
E0E 0!"DED !!"E!!4U 1<;<1,G.8VWP:XG&'J$7%7&9.)(1)*(G78,(
E0E 0!"DEDM60E!!FYU 1<;<6.9(
>?/@AB31C32Z!06[0E0["! !#"
1,G.8VOV0E 0!"D!M!#"6/0\1\
6'78<&<,G
FED !!"D0!!7E!]!6D!M""6!D FED !!"D0!!7>"!DD1^]M"D FED !!"D0!!7>"!DDQ^]M"D 6'78_7G&<,G
E0E 0!"DEDM60!"D!DK!]!6D/6#D!0D6E>`?
E0E 0!"DEDM60!"D!DY7Y""6!D6E>`?
E0E 0!"DEDM60!"D!DFa0Y""6!D6E>`?
41$<
E0E 0!"DEDM60!0DE5E"7E!]!6D#7^/K?
15<5:
>?/@AB31C320!#6E""5D!5Eb"DDZ>!"![cD7[
YD7"!![dD![d!DD!0E6DD 67'I.&87+&.ef
`?48gZFEDM600!DhE!"[!0E 0!"bED!>!"!0!6D"M !"
M60a07
>!"!/50!4DbN"ZE0E 0!"DEDM60!"D
:)&.78ij8G&87G.87';)'7G.8(
:)&.78=7*'88<,,.&978,RG:63&,Gk(
$7%7&91J*.'( l;(-+&7((
411K5E"7"! !#"
17IGJ+&7((
/1AmM!!7 D60D53D b5 /\\F!bM0!6!7 !D6D!5!DD!0D0E!5D /CmM0!5E"70"D
!"#!$
%&1' ()*+,-.
/0123423
%&1' ()*+,559478%865718859 /019:;2
<=557>69=5?@AB1655C69787CDEF7E&
/0#;0##G"H!GI3#G
%&1' ()*+,5594789=4%88B8J448975675>4859
146978*(&978B8C7K978
:22/#!L+ME+M*222 NO#G#!PQLRM*SME..R
TUVWXYZ[\]^_X[YW^`[aVWXbW`VcXVaVdW_[W`VW^eef\^_VW^YdW\Vg\VbVY_bW_UVW`Vb_WXYZ[\]^_X[YWef\\VY_chW^a^Xc^`cVW_[WfbiWj[kVaV\lWkVW]^mVWY[Wk^\\^Y_h [ZW]V\eU^Y_^`XcX_hW[\W^YhW[_UV\Wk^\\^Y_hlWVng\VbbW[\WX]gcXVdlWkX_UW\VbgVe_W_[WbfeUWXYZ[\]^_X[YlW^YdWkVW^bbf]VWY[WcX^`XcX_hW\Vbfc_XYoWZ\[]WX_b fbViWpbV\bWbU[fcdW]^mVW_UVX\W[kYWXYaVb_Xo^_X[YbW_[WdV_V\]XYVW_UVWbfX_^`XcX_hW[ZW_UVWXYZ[\]^_X[YWZ[\W_UVX\Wg^\_Xefc^\Wgf\g[bVbiWqYWY[WVaVY_WbU^cc rXbUV\W`VWcX^`cVWZ[\W^YhWec^X]blWc[bbVblW[\Wd^]^oVbW[ZW^YhW_UX\dWg^\_hW[\WZ[\Wc[b_Wg\[ZX_bW[\W^YhWbgVeX^clWXYdX\Ve_lWXYeXdVY_^clWe[YbVsfVY_X^cW[\
VnV]gc^\hWd^]^oVblWU[kb[VaV\W^\XbXYolWVaVYWXZWrXbUV\WU^bW`VVYW^daXbVdW[ZW_UVWg[bbX`XcX_hW[ZWbfeUWd^]^oVbi