• Tidak ada hasil yang ditemukan

files-20180606063818.pdf - Repository Unpak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "files-20180606063818.pdf - Repository Unpak"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Konsep dan metode pengukuran gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengelola kondisi dan situasi organisasi tertentu. Berdasarkan hal tersebut, lahirlah ide penulis untuk membuat suatu instrumen yang sesuai dengan kaidah keilmuan dan berfungsi untuk mengukur gaya kepemimpinan visioner, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan transaksional pemimpin organisasi. Teori gaya kepemimpinan ini dikenal dengan teori kepemimpinan klasik.

Gaya kepemimpinan otoriter (sering dikaitkan dengan istilah otoriter), dimana pemimpin mempunyai kecenderungan untuk mengambil keputusan sendiri. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire, dimana pemimpin mempunyai kecenderungan memberikan keleluasaan kepada bawahan (pengikut) dalam mengambil keputusan. Dari sekian banyak teori tentang gaya kepemimpinan, terdapat 3 teori gaya kepemimpinan (gaya kepemimpinan visioner, transformasional, dan transaksional) yang masing-masing mempunyai ciri dan kualitas tertentu, dan paling banyak digunakan dalam penelitian di bidang manajemen dan perilaku organisasi. studi.

Dari hal-hal tersebut timbul ide untuk menciptakan suatu alat yang dapat mengukur dan mengidentifikasi gaya Kepemimpinan Visioner, Transformasional dan Transaksional. Pada Bab II akan dibahas teori dan konsep mengenai gaya Kepemimpinan Visioner, Transformasional, dan Transaksional secara lebih spesifik dan mendalam. Selanjutnya akan dilakukan analisis untuk membandingkan karakteristik dan kualitas gaya Kepemimpinan Visioner, Transformasional, dan Transaksional.

Bab III juga melaporkan hasil penelitian pendahuluan penggunaan ukuran gaya kepemimpinan ini.

Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gibson dkk mengemukakan bahwa saat ini terdapat 3 konsep gaya kepemimpinan yang masing-masing mempunyai ciri dan kualitas tertentu, dan telah dibahas lebih luas dalam buku-buku dan penelitian di bidang kajian manajemen. Gaya kepemimpinan tersebut adalah (a) Gaya Kepemimpinan Visioner, (b) Gaya Kepemimpinan Transformasional, dan (c) Gaya Kepemimpinan Transaksional. Masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai peran dan kontribusi terhadap kinerja pemimpin dan keberhasilan (efektivitas) organisasi yang dipimpinnya.

Gaya Kepemimpinan Visioner

Suwit Yordsala, Kowat Tesaputa dan Anan Sri-Ampai menyatakan bahwa terdapat 5 kualitas dalam diri administrator sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan visioner yang menonjol, yaitu (a) mendorong bawahan untuk mengembangkan inisiatif dan inovasi baru, (b) menjadi teladan (model) bagi bawahannya, (c) mengembangkan visi bersama dengan bawahannya, (d) menumbuhkan model kerja sama tim dan (e) meningkatkan semangat kerja dan semangat kerja melalui keberhasilan kerja dalam kelompok. Berdasarkan tinjauan literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan visioner adalah suatu pola keterampilan dan perilaku yang dimiliki pemimpin dalam menciptakan dan mengartikulasikan visi organisasi secara realistis, kredibel, dan menarik, yaitu menghubungkan kondisi organisasi saat ini. dengan kondisi organisasi yang diinginkan di masa depan. Kemampuan “Visioning”, yaitu kemampuan mengartikulasikan visi, mengarahkan bawahan terhadap visi yang ingin dicapai, mengembangkan visi bersama, dan mengatur pola kerja tim untuk mencapai visi bersama.

Keteladanan, yaitu menjadi teladan kepada bawahan dengan menampilkan tingkah laku yang ditiru bawahan dalam beraktivitas untuk mencapai visi. Keterlibatan emosional bawahan, dengan melibatkan bawahan dalam menerjemahkan visi menjadi tujuan dalam setiap kelompok kerjanya. Robbins dan Suwit Yordsala, Kowat Tesaputa dan Anan Sri-Ampai mempunyai pandangan yang sama bahwa gaya kepemimpinan visioner digunakan secara efektif oleh organisasi yang ingin melakukan perubahan besar di masa depan, ingin mengubah atau menciptakan citra organisasi baru, atau organisasi yang ingin melakukan perubahan besar di masa depan. untuk melakukan konsolidasi secara internal dalam menentukan strategi organisasi.

Dalam kerangka fungsi manajemen, Gaya Kepemimpinan Visioner menekankan pentingnya fungsi perencanaan terutama dalam hal perencanaan strategis suatu organisasi atau unit kerja.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Robbins dan Judge berpendapat bahwa gaya kepemimpinan transformasional adalah pola perilaku pemimpin yang menginspirasi bawahan untuk mentransformasikan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi dan mendorong (merangsang) bawahan untuk bekerja sesuai kemampuan terbaiknya. Pengaruh ideal, yaitu pola perilaku kepemimpinan yang mempengaruhi pemikiran (idealisme) bawahan, menumbuhkan rasa bangga pada bawahan dalam bekerja, dan menjadi pemimpin yang ideal (dihormati dan dipercaya oleh bawahan). Motivasi inspiratif yaitu pola perilaku pemimpin yang memberi inspirasi, membangun komunikasi yang efektif, memfokuskan bawahan agar lebih berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.

Stimulasi intelektual yaitu pola perilaku seorang pemimpin yang mendorong berkembangnya perilaku kerja bawahan yang berusaha mengerahkan kemampuannya dan berupaya sungguh-sungguh untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi organisasi. Pertimbangan individu, yaitu pola perilaku seorang pemimpin yang memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, serta melatih, mendidik, dan memperlakukan bawahannya secara individu. Berdasarkan tinjauan literatur di atas, dapat kita simpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional adalah pola perilaku pemimpin yang menggugah bawahan untuk berkomitmen terhadap visi dan tujuan organisasi, mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi, mengembangkan kemampuan bawahan, dan mendorong bawahan untuk bekerja dengan gigih. , tegas, dan mereka melakukan yang terbaik.

Penelitian García-Morales, Jiménez-Barrionuevo dan Gutiérrez-Gutiérrez menyimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional mempunyai dampak positif yang sangat signifikan terhadap kinerja organisasi melalui pengembangan organisasi pembelajar dan inovasi organisasi. Penelitian Sumirta Adi, Soewarto Hardhinata, dan Widodo Sunaryo, serta penelitian Lulus Triwahyuni, Thamrin Abdullah, dan Widodo Sunaryo menghasilkan kesimpulan serupa bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru. Robbins dan Judge serta DuBrin mempunyai pandangan yang sama bahwa gaya kepemimpinan transformasional diperlukan dalam organisasi yang ingin meningkatkan kinerja organisasi ke tingkat yang lebih tinggi (high performance).

Gaya kepemimpinan transformasional berfungsi efektif untuk merevisi budaya organisasi, serta mengatasi permasalahan rendahnya kinerja bawahan, banyak bawahan keluar, tingginya absensi dan rendahnya kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (kinerja individu rendah, turnover tinggi, turnover tinggi, mengatasi , tingkat ketidakhadiran yang tinggi dan kemampuan beradaptasi organisasi yang rendah). Dalam konteks fungsi manajemen, gaya Kepemimpinan Transformasional menekankan pentingnya fungsi pengorganisasian dan kepemimpinan, guna meningkatkan kinerja individu, dan selanjutnya meningkatkan kinerja organisasi.

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Menurut Gibson dkk, Gaya Kepemimpinan Transaksional menekankan pada pentingnya memahami kebutuhan bawahan dan membantu bawahan meningkatkan kinerja agar memperoleh imbalan yang memuaskan. Dalam hal ini, seorang pemimpin diharapkan peka terhadap kebutuhan bawahannya, pemimpin dalam menentukan apa yang harus dilakukan oleh bawahannya, pemimpin dalam menetapkan sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja bawahannya, dan pemimpin dalam memberikan imbalan yang efektif. . . ) bagi bawahan yang dapat mencapai tingkat kinerja yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan oleh Obiwuru, Okwu, Akpa, dan Nwankwere menyimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transaksional berfungsi efektif pada perusahaan berskala relatif kecil, organisasi yang mengalami situasi mendesak untuk meningkatkan kinerja atau produktivitas, atau pada organisasi yang stagnan atau “bergerak lambat”.

Terkait dengan fungsi manajemen, Gaya Kepemimpinan Transaksional mengutamakan fungsi pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja individu dan organisasi, mulai dari tahap penentuan apa yang harus dilakukan bawahan, pemantauan dan evaluasi kinerja bawahan, serta penetapan penghargaan yang efektif.

Rangkuman Kajian Pustaka Gaya Kepemimpinan

Efektivitas Pada organisasi yang ingin melakukan perubahan besar di masa depan, mengubah/menciptakan citra organisasi baru, atau organisasi yang ingin melakukan konsolidasi internal dalam menyusun strategi organisasi. Pada organisasi yang ingin melakukan pembenahan budaya organisasi, mengatasi permasalahan rendahnya kinerja bawahan, banyak bawahan yang keluar, tingginya tingkat absensi dan rendahnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pada organisasi yang relatif berskala kecil (small-scale enterprise), organisasi mengalami situasi mendesak untuk meningkatkan kinerja atau produktivitas, atau pada organisasi mengalami stagnasi atau.

Rancangan Metode Pengukuran (Measurement Method)

Kuesioner Pengukuran Gaya Kepemimpinan

III METODE PENGUKURAN GAYA KEPEMIMPINAN

  • Format Lembar Jawaban dan Sistem Skoring Kuesioner
  • Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
  • Pentingnya Instrumen Pengukuran Gaya Kepemimpinan
  • Etika Penggunaan Instrumen Gaya Kepemimpinan

Manajer dan karyawan diminta untuk mengisi pilihan jawabannya pada lembar jawaban kuesioner yang kemudian dirancang dengan format sebagai berikut. Deskripsi: VIS adalah singkatan dari Gaya Kepemimpinan; TRF adalah singkatan dari Gaya Kepemimpinan Transformasional; TRS adalah singkatan Gaya Kepemimpinan Transaksional. Nilai mata pelajaran di setiap kategori manajemen dijumlahkan, dan komposisi (perbandingan dalam %) antara 3 gaya manajemen dihitung.

Komposit tersebut mencerminkan perbandingan kekuatan gaya kepemimpinan seseorang (baik berdasarkan SRQ maupun ERQ). Semakin disadari bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh atau peran yang menentukan keberhasilan kinerja seorang pemimpin organisasi, dan pada gilirannya berdampak pada keberhasilan kinerja organisasi, sehingga saat ini dan di masa yang akan datang diperlukan suatu instrumen yang dapat mengukurnya. gaya kepemimpinan pemimpin organisasi. Buku ini berupaya menjawab kebutuhan akan instrumen untuk mengukur gaya kepemimpinan, meskipun masih terbatas pada 3 gaya kepemimpinan terpopuler saat ini.

Berdasarkan gagasan dalam buku ini, diharapkan dapat dikembangkan suatu instrumen yang dapat mengukur berbagai gaya kepemimpinan yang dibutuhkan organisasi di masa depan. Beberapa gaya kepemimpinan yang telah dikembangkan antara lain gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan karismatik, gaya kepemimpinan otentik, dan gaya kepemimpinan lainnya. Alat Ukur Gaya Kepemimpinan ini merupakan alat yang kegunaannya mungkin berkaitan dengan pemilihan pemimpin masa depan, identifikasi kebutuhan pelatihan kepemimpinan (pelatihan atau pengembangan kepemimpinan), atau untuk penelitian ilmiah.

Alat ukur gaya kepemimpinan ini akan lebih dikembangkan dan disempurnakan seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan organisasi di Indonesia.

Table 3: Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Gaya Kepemimpinan (Dirancang dengan Mengunakan “Pair-Comparisons Technique”) Gaya Kepemimpinan dan
Table 3: Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Gaya Kepemimpinan (Dirancang dengan Mengunakan “Pair-Comparisons Technique”) Gaya Kepemimpinan dan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Gambar

Table 3: Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Gaya Kepemimpinan (Dirancang dengan Mengunakan “Pair-Comparisons Technique”) Gaya Kepemimpinan dan
Tabel 5: Format Lembar Jawaban Kuesioner (SRQ & ERQ)

Referensi

Dokumen terkait

Criteria Inclusion Exclusion Population Asthma Not Asthma Intervention There is an intervention No intervention Comparisons There is a comparison No Comparison Outcome Interventions