KESEHATAN, MENTERI AGAMA, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NoMoR : 03lKBl2022
NOMOR : HK.O1.O8/MENKES/ 1325 I 2022 NOMOR : 835 TAHUN 2022
NOMOR : 119-5091.A TAHUN 2022 TENTANG
PENYELENGGARAAN PENINGKATAN STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI MENTERI KESEHATAN, MENTERI AGAMA, DAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a.
bahwa
sebagaiupaya
peningkatanstatus
kesehatan peserta didik diperlukan intervensi bersama dalam rangka penguatan pelaksanaan imunisasi dan Aksi Bergizi;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu
menetapkan Keputusan BersamaMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan
Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama,dan
Menteri DalamNegeri tentang
Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik;b
Mengingat
1.
Undang-Undang Nomor4 Tahun lgB4
tentang WabahPenyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
1984 Nomor20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32731;2.
Undang-Undang Nomor20
Tahun 2OO3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2OO3 Nomor78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a301);3.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6063);4.
Undang-UndangNomor 23 Tahun 2OL4
tentangPemerintahan
Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, Tarnbahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5537)
sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir
dengan Undang- Undang Nomor9
Tahun 2Ol5 tentang Perubahan Keduaatas
Undang-Undang Nomor23 Tahun 2Ol4
tentangPemerintahan
Daerah (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun
2015
Nomor58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);5.
Undang-UndangNomor 18 Tahun 2OL9
tentang Pesantren (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL9 Nomor 191, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6aOfl;6.
Peraturan Pemerintah Nomor40 Tahun l99L
tentang PenanggulanganWabah Penyakit Menular
(LembaranNegara
Republik
IndonesiaTahun 1991 Nomor
49, Tambahan LembaranNegara Republik
Indonesia Nomor 3aa7);7.
Peraturan Pemerintah Nomor55 Tahun
2OO7 tentangPendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOT Nomor124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a769);8.
Peraturan Pemerintah Nomor17 Tahun
2OlO tentang Pengelolaandan
Penyelenggaraan Pendidikan (LembaranNegara
Republik
IndonesiaTahun 2OlO Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5105)
sebagaimanatelah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun
2OlO Tentang Pengelolaandan
Penyelenggaraan Pendidikan (LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun 2OlO Nomor
L12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);9.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor23 Tahun
2Ol4 tentang Upaya PerbaikanGizi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 967);10.
Peraturan Menteri KesehatanNomor 12 Tahun
2OL7 tentang Penyelenggaraan Imunisasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OL7 Nomor 559);11. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun
2016 tentang Organisasidan
Tata Kerja Kementerian Agama(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun
2OL6 Nomor 1ae5);12.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2O2l tentang Organisasidan Tata
Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik IndonesiaTahun
2O2l Nomor 398);13.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor2l Tahun
2O2ltentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan MasaSebelum
Hamil, Masa Hamil,
Persalinan,dan
MasaSesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi,
dan Pelayanan Kesehatan Seksual (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O2l Nomor 853);14.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2O2l tentang Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan, Kebudayaatt, Riset, dan Teknologi(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O2t Nomor 963);
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
15.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156);MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI
PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,
RISET, DAN
TEKNOLOGI, MENTERI KESEHATAN, MENTERI AGAMA, DAN MENTERI DALAMNEGERI REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK.Penyelenggaraan Peningkatan
Status
Kesehatan PesertaDidik meliputi:
a.
penyelenggaraan pemeriksaanstatus
imunisasi dan penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)bagi peserta didik Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederqjat; danb.
pelaksanaanAksi
Bergizi bagi pesertadidik
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/bentuk lain yang sederajat.Penyelenggaraan pemeriksaan status
imunisasi sebagaimana dimaksud dalamDiktum
KESATUhuruf
awajib dilaksanakan oleh Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuklain
yang sederajatuntuk
memastikan kelengkapan imunisasi setiap peserta didik.Penyelenggaraan pemeriksaan status
imunisasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dilakukan dengancara
memeriksa riwayat imunisasi berdasarkan catatan riwayat imunisasi yang dikeluarkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.Pemeriksaan
status imunisasi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA merupakan:a.
imunisasi hepatitis B untuk penyakit hepatitis B;b.
imunisasi bOPV dan IPV untuk penyakit poliomyelitis;c.
imunisasi BCG untuk penyakit tuberkulosis;KELIMA
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
d. imunisasi
DPT-HB-HiBuntuk penyakit
difteri;pertusis; tetanus; hepatitis B; dan
hemophilus influenza tipe b (Hib); dane.
imunisasi campak rubella untuk penyakit campak dan rubella.Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk
lain
yangsederajat wajib menyampaikan hasil pemeriksaan riwayat imunisasi peserta
didik
sebagaimana dimaksud dalamDiktum KEDUA kepada puskesmas,
untuk
ditindaklanjuti dalam bentuk:a.
pemetaan status imunisasi;b.
pemberian rekomendasi; dan/atauc.
pelaksanaan imunisasi.Pemberian rekomendasi dan/atau pelaksanaan imunisasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA huruf b dan huruf c dilakukan kepada peserta didik yang belum lengkap riwayat imunisasinya.
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk
lain
yangsederajat, wajib menyampaikan kepada orang tua atau wali peserta
didik yang
belum lengkap imunisasinya untuk melengkapi imunisasi peserta didik.Orang tua atau wali peserta
didik
sebagaimana dimaksuddalam Diktum
KETUJUHdapat
melengkapi imunisasi peserta didik di puskesmas atau secara mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan rekomendasidari
puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA huruf b.Untuk meningkatkan dan memperpanjang masa kekebalan, peserta didik wajib mendapatkan imunisasi pada kegiatan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
sebagaimanadimaksud dalam Diktum KESATU huruf a yang dilakukan
setiap tahun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk
lain
yangsederajat wajib
memfasilitasi penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi peserta didiknya.KESEPULUH
KESEBELAS
:KEDUA BELAS :
KETIGA BELAS :
KEEMPAT BELAS
KELIMA BELAS :
KEENAM BELAS:
Sekolah Menengah Pertam a I Madrasah Tsanawiyah/ bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah/bentuk lain yang
sederajat melaksanakan AksiBergizi
dengan memastikan pesertadidik
perempuanmengonsumsi Tablet Tambah Darah
1
(satu)kali
setiapminggu.
Pelaksanaan
Aksi
Bergizi sebagaimana dimaksud dalamDiktum KESEBELAS dapat dilakukan bersamaan dengan
senam pagi, sarapan bersama serta pemberian edukasi kesehatan dan gizi.
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk
lain
yangsederajat, Sekolah Menengah
Pertamaf MadrasahTsanawiyah,
dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah/bentuklain yang
sederajat melakukan advokasiterhadap orang tua atau wali peserta didik agar memahami pentingnya pelaksanaan imunisasi dan pelaksanaan Aksi Bergizi bagi peserta didik.
Pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerahkabupaten/kota, kantor wilayah
Kementerian Agamaprovinsi, dan kantor Kementerian Agama kabupaten/kota
menginstruksikan Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/bentuk lain yang sederajatdan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/bentuk lain yang sederajat di bawah kewenangannya agar memfasilitasi
pelaksanaan pemeriksaan status imunisasi,
Bulan ImunisasiAnak
Sekolah (BIAS),dan
pelaksanaan Aksi Bergizi.Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi, dan kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai kewenangannya wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
secara
berjenjangterhadap
pelaksanaan pemeriksaanstatus imunisasi, Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan Aksi Bergizi bagi peserta didik.Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Direktur
KETUJUH BELAS:
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan
Teknologi,Direktur
JenderalPendidikan
Islam
KementerianAgama, dan
DirekturJenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, dalam pelaksanaan pemeriksaan status imunisasi dan penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat KementerianKesehatan berkoordinasi dengan Direktur
JenderalPendidikan
Anak Usia Dini,
PendidikanDasar,
danPendidikan Menengah Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan
Teknologi,Direktur
JenderalPendidikan
Islam
KementerianAgama, dan
DirekturJenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri dalam pelaksanaan Aksi Bergizi.
KEDELAPAN BELAS
:
Keputusan Bersamaini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
I
Anosl..x zot-zMENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK NESIA,
MAKARIM
MENTERI AGAMA INDONESIA,
OLIL QOUMAS
n
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
/^66ra
*
*
*
BUDI G. SADIKIN
MENTERI DALAM NEGERI NESIA,
TITO KARNAVIAN
l1;
lK