• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna filosofis dari pembagian warisan yang terjadi di desa Ilat yang pertama adalah terutama untuk membolehkan para ahli warisnya membagi-bagikan harta peninggalan dengan cara layak menurut anggapannya pewaris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Makna filosofis dari pembagian warisan yang terjadi di desa Ilat yang pertama adalah terutama untuk membolehkan para ahli warisnya membagi-bagikan harta peninggalan dengan cara layak menurut anggapannya pewaris"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Judul: Pembagian warisan berdasarkan wasiat dalam sudut pandang filosofis dan antropologis di Desa Ilat Kecamatan Batabual Kabupaten Buru. Kedua, untuk mencegah terjadinya perselisihan, keributan atau pertengkaran antar ahli waris di kemudian hari apabila harta warisannya terbagi. Makna ketiga, dengan wasiat, yaitu pemberi warisan atau pemberi menyatakan secara mengikat sifat-sifat barang yang akan diwariskan sesuai dengan kedudukan masing-masing ahli waris. Pendekatan antropologi merupakan upaya memahami agama dengan melihat bentuk amalan keagamaan yang tumbuh. dan berkembang di masyarakat.

Keempat model tersebut tidak menyimpang dari ajaran Islam karena pembagian harta didasarkan atas kesepakatan ahli waris dan calon ahli waris dengan kemauan penuh tanpa ada kewajiban apapun. Hukum waris Islam bertujuan untuk memberi nafkah kepada ahli waris agar tidak terjadi perselisihan pendapat dalam pembagian harta warisan. Sebab ketidakpuasan terhadap sistem pembagian warisan oleh ahli waris akan menyebabkan putusnya tali silaturahmi yang pada akhirnya menimbulkan permusuhan.

Pewarisan dalam Islam bermaksud pemindahan hak dalam bentuk pembahagian harta (dalam masa yang sama menjadi hak milik penuh) kepada beberapa ahli waris berdasarkan bahagian masing-masing. Pembahagian wasiat menjadi kewajipan ahli waris sebelum harta pusaka diagihkan. Ketentuan kadar wasiat dijelaskan oleh Jika difahami hadis riwayat Ad-Daruqutni di atas, masih ada peluang ahli waris menjadi penerima wasiat, dengan syarat ahli waris yang lain membenarkannya.

Hal ini juga dijelaskan dalam KHI pasal 195 ayat 3 wasiat kepada ahli waris adalah sah apabila disetujui oleh semua ahli waris. pewaris; ialah orang yang meninggal dunia atau diisytiharkan mati melalui keputusan mahkamah, beragama Islam, meninggalkan waris dan pusaka. waris; ialah orang yang ketika waris meninggal dunia ada pertalian darah atau perkahwinan dengan ahli waris, beragama Islam dan tidak dihalang oleh undang-undang untuk menjadi ahli waris.

Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan menganalisis dari sudut pandang filosofis dan antropologis mengenai pembagian harta warisan berdasarkan wasiat di Desa Ilat Kecamatan Batabual Kabupaten Buru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.58 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa dan praktik pembagian warisan berdasarkan wasiat dalam perspektif filosofis dan antropologis di desa Ilat kecamatan Batabual kabupaten Buru. Yaitu peneliti mencoba mengumpulkan data melalui perpustakaan dengan cara membaca, menarik kesimpulan dari literatur yang relevan dengan pembahasan ini.

Wawancara merupakan suatu teknik pengungkapan informasi dengan cara menanyakan langsung kepada informan dalam wawancara terbuka mengenai permasalahan yang sedang diselidiki. Secara sederhana, wawancara diartikan sebagai alat pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab antara pencari informasi dan sumber informasi. Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati praktik pembagian warisan di Desa Ilat Kecamatan Batabual Kabupaten Buru.

Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen dalam hal pengumpulan data melalui observasi langsung terhadap masyarakat dan tokoh adat serta tokoh agama mengenai praktik pembagian warisan di Desa Ilat Kecamatan Batabual Kabupaten Buru yang kemudian dianalisis melalui landasan filosofis. dan perspektif antropologis. Pembagian harta warisan seperti yang terjadi di Desa Ilat merupakan suatu adat, tradisi, adat atau tatanan di Desa Ilat melalui musyawarah keluarga antara seluruh ahli waris dan calon ahli waris untuk kemudian diputuskan pembagian harta warisan yang dimiliki. ahli waris masa depan akan meninggalkannya. Makna filosofis dari pembagian harta warisan yang terjadi di desa pertama Ilat ini terutama adalah agar para ahli waris dapat membagi harta warisan dengan cara yang pantas menurut pendapat ahli waris.

Arti ketiga, dengan pemberian wasiat, penerima warisan atau pemberi wasiat menyatakan secara mengikat sifat-sifat benda yang akan diwariskan menurut kedudukan masing-masing ahli waris. 115. Pendekatan antropologi adalah upaya memahami agama dengan melihat bentuk-bentuk praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kebiasaan membagi harta warisan secara kekeluargaan, baik berupa wasiat maupun kumpul keluarga, seperti yang terjadi di Desa Ilat, merupakan keputusan tujuh soa sejak awal kepemimpinan Hasan Masbait hingga saat ini.

Dari sudut pandang hukum, praktik pembagian warisan seperti yang terjadi di Desa Ilath tidak bertentangan dengan penjabaran hukum Islam. Berdasarkan hal tersebut maka pembagian warisan di Desa Ilath Kecamatan Batabual Kabupaten Buru ditinjau dari sudut pandang hukum Islam dan penjabaran hukum Islam dalam pembagian warisan tidak bertentangan dengan nilai dan tujuan dari warisan tersebut. Hukum Islam dalam pembagian warisan. Sebab, masyarakat setempat berpendapat bahwa pembagian warisan cukup adil sesuai dana keluarga dan menghindari perselisihan antar kerabat.

Oleh karena itu diperbolehkan membagi harta warisan menurut adat istiadat masyarakat sebelumnya, asalkan dapat diterima oleh semua ahli waris. Makna pembagian harta warisan yang pertama, seperti yang terjadi di Desa Ilat, adalah para ahli waris dapat membagi harta warisan.

Saran

Pengertian ketiga, berdasarkan adat istiadat masyarakat terdahulu, seperti wasiat, pewasiat (pewaris) atau pemberi (waris) menyatakan secara mengikat sifat benda-benda yang akan diwarisi menurut kedudukan masing-masing. pewaris. Syukur Alhamdulillah kepada Allah Swt penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur kerana dapat menyiapkan tesis ini. Namun penulis berdoa dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Atas saran dan kritik yang membangun demi kebaikan dan kesempurnaan artikel ini, penulis ucapkan terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Cara menentukan harta tirkah atau harta peninggalan yang beralih kepada ahli waris dalam perkawinan poligami adalah dengan membagi harta bersama dari masing-masing perkawinan menjadi

Socio-Economic Status of the family of the respondents Paid attention to internet advertisements of the universities of their interest Total p-value No Yes Lower Middle Class 0 2