• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.2 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan sulit menghasilkan laba atau ketidakcukupannya dana yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajiban maupun operasionalnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2.1.2 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan sulit menghasilkan laba atau ketidakcukupannya dana yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajiban maupun operasionalnya"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Kesulitan keuangan merupakan kondisi ketika suatu perusahaan kesulitan menghasilkan keuntungan atau perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban dan operasionalnya. Handayani (2017) menyatakan bahwa kebangkrutan sendiri merupakan suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak mampu lagi membayar kewajibannya karena perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk melanjutkan usahanya. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang berisi data pengeluaran, pendapatan, hutang dan aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan, seperti kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan struktur modal perusahaan, yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan selanjutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya tingkat aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas yang dimiliki suatu perusahaan menunjukkan semakin besarnya kepastian kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas dapat membantu perusahaan. jika perusahaan mempunyai uang tunai. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio, rasio ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aset lancar perusahaan dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan.

Semakin besar jumlah aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancarnya, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya, rendahnya tingkat likuiditas dapat meningkatkan risiko gagal bayar (Wirdani, 2020). Profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan jumlah modal yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu (Rachmawati, 2021), hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Rasio leverage juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar utang yang dimiliki suatu perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya, Nilai leverage yang tinggi menunjukkan semakin tinggi utang yang dimiliki perusahaan (Wulandari & Fitria, 2019).

Menurut Ananto, Mustika & Handayani (2017) ukuran perusahaan adalah besar kecilnya atau besar kecilnya total aset yang dimiliki perusahaan.

Penelitian Terdahulu

Perusahaan terhadap financial distress (studi pada perusahaan tekstil dan sandang yang terdaftar di BEI periode 2012-2016. Profitabilitas (ROA, ROE) berpengaruh negatif terhadap financial distress, Rasio Leverage (LTDR) berpengaruh negatif terhadap financial distress namun DAR Return on Asset (ROA) dan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap financial distress, sedangkan Return on Equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO), Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap kondisi keuangan. kesulitan.

Rasio lancar, rasio likuiditas, return on equity, rasio hutang dan rasio hutang tidak berpengaruh terhadap financial distress. Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress dan Current Ratio, Cash Ratio, Return On Equity Ratio.

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Pengembangan Hipotesis

  • Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress
  • Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress
  • Rasio Leverage terhadap Financial Distress
  • Rasio Aktivitas terhadap Financial Distress
  • Ukuran Perusahaan terhadap Financial Distress
  • Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Financial Distress

Semakin tinggi total aset lancar yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya dan semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria Marlistiara Sutra & Rimi Gusliana Mais (2019) yang menunjukkan hasil rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kesulitan keuangan. Semakin tinggi total laba bersih yang diterima perusahaan dibandingkan dengan total aktivanya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangat baik sehingga kelangsungan hidup perusahaan di masa depan lebih terjamin dan terhindar dari kekhawatiran keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shelia Priyatnasari dan Ulil Hartono yang menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan return on assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Sheilla Priyatnasari & Ulil Hartono (2019) dan penelitian Dea Sanchiani & Yuda Bernawati (2018) yang menunjukkan hasil penelitian yang sama bahwa rasio profitabilitas diukur dengan return on assets (ROA). ) untuk digunakan. mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesulitan keuangan. . Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Asset Ratio (DAR) yang dapat ditentukan dengan membandingkan total utang perusahaan terhadap total asetnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total hutang perusahaan maka semakin besar pula risiko financial distress pada perusahaan begitu pula sebaliknya, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yola Amanda dan Abel Tasman (2019).

Rasio aktivitas merupakan rasio yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk kegiatan operasi perusahaan. Tingginya aktivitas operasional perusahaan yang diimbangi dengan efektifnya penggunaan aset menunjukkan laba yang semakin meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitria Marlistiara Sutra & Rimi Gusliana Mais (2019) yang hasilnya menunjukkan total aset turnover (TATO) berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan dukungan finansial dari pihak luar, karena perusahaan dianggap lebih mampu memenuhi kewajibannya, sehingga perusahaan terhindar dari kekurangan dana, dan kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan juga semakin kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian Putri Syuhada, Iskandar Muda & Rujiman (2020) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap financial distress. Rasio yang dapat digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Tingkat likuiditas yang tinggi pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. cukup bagus.

Rasio aktivitas dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk kegiatan operasional perusahaan. Selain rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas, rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan juga merupakan rasio leverage yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan. Selain kinerja keuangan perusahaan, hal yang perlu diperhatikan adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dukungan dari investor dan pihak eksternal lainnya, karena perusahaan yang mendapat banyak dukungan dari pihak eksternal, kemungkinan besar akan kurangnya dukungan dari pihak eksternal. dana yang ada pada perusahaan sangat kecil dan ada kemungkinan perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan.Perusahaan tersebut juga berukuran kecil dan biasanya perusahaan dengan skala yang besar mempunyai peluang untuk mendapatkan dukungan investor karena perusahaan dengan skala atau size yang besar biasanya lebih dikenal masyarakat luas dan dianggap lebih mampu memenuhi kewajibannya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Putri Syuhada, Iskandar Muda & Rujiman (2020) yang menyatakan bahwa likuiditas, profitabilitas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap masalah keuangan. H5 = Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset Trun Over (TATO) dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap masalah keuangan.

Kerangka Pemikiran

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini berupa Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih

sebaliknya apabila suatu perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan laba yang tinggi maka penilaian terhadap rasio profitabilitas juga akan tinggi dan hal ini

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2012: 42).Perusahaan yang semakin

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, (Fahmi, 2015:120).Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

Sehubungan dengan bertambah tingginya kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam