• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fisiologi Sel: Prinsip Transport Melalui Membran Sel

N/A
N/A
211.037 Dewa Ayu Pramita Widya

Academic year: 2023

Membagikan "Fisiologi Sel: Prinsip Transport Melalui Membran Sel"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

IKHLAS M. JENIE

(2)

MEMBRAN SEL

Tersusun atas dua lapis lipid (lipid bilayer) yang terlihat jelas melalui mikroskup elektron, dengan protein di

antaranya

Molekul lipid membran sel bersifat amphiphilik :

memiliki bagian hidrofilik (polar) dan bagian hidrofobik (non polar)

Protein membran sel terdiri dari protein integral dan protein perifer

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Fluid-mosaic model

Lapisan fosfolipid membran sel berkonsistensi cair (fluid)

Protein tersusun mosaik di antaranya.

Dengan demikian, kombinasi lipid dan

protein memberikan ciri fluid-mosaic

model pada membran sel

(10)

Fluid-mosaic model

(11)

TRANSPORT SOLUTE MELALUI MEMBRAN SEL

Lapisan lipid bilayer membran sel dapat dilewati (permeable) oleh molekul-molekul hidrofobik (non polar), contohnya gas O2, CO2, N2 dan hormon

golongan steroid

(12)

Permeabel : bila suatu membran dapat melewatkan suatu zat

Impermeabel : bila suatu membran tidak dapat dilewati suatu zat

Permeabel selektif : beberapa molekul

dapat melintasinya, tetapi yang lain tidak

(13)

Permeabilitas membran bervariasi dan dapat diubah dengan cara mengubah protein dan lipid membran

Susunan lipd dan protein membran

menentukan jenis molekul yang akan

masuk atau keluar sel

(14)

Membran sel tidak mudah dilewati (impermeable) terhadap ion-ion yang bermuatan, misalnya H+, Na+, HCO3-, K+, Ca2+, Cl-, Mg2+

Permeabilitas membran sel berkurang berturut-turut terhadap:

molekul-molekul hidrofilik (polar) tidak bermuatan yang berukuran kecil, seperti air (H2O), urea, dan gliserol

molekul-molekul hidrofilik tidak bermuatan yang berukuran besar, antara lain glukosa dan sukrosa

(15)
(16)

Difusi

Transpor pasif melewati membran menggunakan energi kinetik yang terdapat dalam molekul

Perpindahan molekul dari tempat

dengan konsentrasi molekul yang lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi

molekul yang lebih rendah

(17)

Difusi

Bersifat pasif : tidak memerlukan energi dari sumber luar

Molekul bergerak berdasarkan gradien kimia (gradien konsentrasi) -- >

menentukan kecepatan difusi

(18)

Hukum Difusi Fick

Kecepatan difusi = luas permukaan x gradien konsentrasi x permebalitas membran

Kecepatan difusi/luas permukaan membran = gradien kosentrasi x permeabilitas membran

Fluks = gradien kosentrasi x permeabilitas membran

(19)

Hukum Difusi Fick

Permeabilitas membran :

Ukuran molekul

Tingkat kelarutan molekul dalam lipid

Susunan dwilapis lipid

(20)

Difusi

Kecepatan difusi juga dipengaruhi :

Jarak (ketebalan membran)

Suhu

Perpindahan molekul terjadi hingga konsentrasinya sama di kedua

kompartemen

(21)

Protein Transport pada Membran Sel

Membran sel dilengkapi dengan protein integral sebagai alat transport melewati membran

Terdapat dua macam protein transport membran, yaitu transporter dan saluran (channel)

(22)
(23)
(24)

Semua saluran dan kebanyakan transporter membawa solute melewati membran secara difusi terfasilitasi

Proses ini berlangsung pasif karena solute berpindah dari tempat dengan konsentrasi tinggi ke tempat

dengan konsentrasi rendah (downhill)

Dengan demikian, perbedaan konsentrasi mendorong arah transport pasif

(25)

Selain itu, membran sel juga memerlukan protein

transport yang secara aktif memompa solute melewati membran sel berlawanan arah dengan perbedaan

elektrokimiawi, artinya bergerak dari tempat dengan

konsentrasi rendah ke tempat dengan konsentrasi tinggi (uphill)

(26)
(27)

Sisi dalam membran sel bermuatan lebih negatif dibandingkan sisi luar membran sel

Perbedaan potensi listrik tersebut mendorong

masuknya (influks) ion bermuatan positif, akan tetapi menghambat masuknya ion bermuatan negatif

(28)

Apabila solute bermuatan maka potensial membran, yaitu perbedaan muatan elektrik pada dua sisi

membran (sisi dalam dan sisi luar), mempengaruhi transport pasif

Kombinasi perbedaan konsentrasi dan elektrik menghasilkan perbedaan elektrokimiawi, yang

berperan sebagai kekuatan pendorong transport pasif

(29)
(30)

Transporter dan Transport Membran Aktif

Hubungan transporter dengan solute menyerupai hubungan enzim dengan substrat

Artinya, tiap transporter mempunyai satu atau lebih tempat ikatan spesifik terhadap suatu solute

Akan tetapi, transporter tidak memodifikasi solute sebagaimana enzim mengubah substrat

Transporter membawa solute melewati membran sel tanpa mengubah solute

(31)
(32)

Dalam proses transport aktif, laju transport mencapai maksimal (Vmax) apabila transporter sudah mengalami saturasi atau kejenuhan, artinya tidak tersisa lagi

tempat ikatan solute pada transporter

Selain laju maksimal, dikenal afinitas transporter (Km), yang merupakan konsentrasi solute ketika laju transport mencapai ½ Vmax

(33)
(34)

Seperti enzim, transporter dapat diblok oleh inhibitor kompetitif maupun inhibitor non kompetitif

Inhibitor kompetitif apabila agen penghambat tersebut bersaing dengan solute pada tempat ikatan spesifik

pada transporter

Tidak setiap inhibitor kompetitif dibawa oleh transporter melewati membran sel

Inhibitor non kompetitif apabila agen penghambat berikatan dengan transporter pada tempat lain selain tempat ikatan spesifik solute dan secara spesifik

mempengaruhi struktur transporter

(35)

1

Transport aktif yang menyertai transport pasif (COUPLED TRANSPORTER)

2

Transport aktif yang didorong oleh hidrolisis ATP (POMPA ATP)

3

Transport aktif yang diaktifkan oleh cahaya (light driven)

Transport aktif memerlukan sumber energi. Terdapat tiga model transport aktif, yaitu:

(36)
(37)
(38)

Uniporter

Transporter yang membawa suatu molekul melewati membran sel tanpa disertai dengan molekul lain

Contoh: glukosa transporter (GLUT), yang ekspresinya dipicu oleh hormon insulin

(39)

Ambilan Glukosa pada Otot Skelet dan Adiposa

Kadar glukosa darah >>  insulin >>  aktivasi reseptor Insulin pada membran sel  aktivasi PI3K  GLUT4 >>  absorbsi glukosa >>

(40)

Diabetes Mellitus Tipe 2

Kondisi hiperglikemia yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau

resistensi insulin.

Resistensi insulin terjadi karena defek reseptor insulin sehingga terjadi

gangguan signalling down stream

receptor.

(41)

Protein Pembawa

Glukosa

(42)

Transporter yang membawa suatu molekul melewati membran sel, yang menyertai molekul lain (biasanya ion) atau second solute yang juga berpindah melewati membran sel tersebut secara pasif berdasarkan

perbedaan elektrokimiawi Coupled transporter

(43)
(44)

Pada simporter atau cotransporter, perpindahan molekul melewati membran sel searah dengan perpindahan second solute yang disertainya

Pada antiporter atau exchanger, perpindahan molekul melewati membran sel berlawanan arah dengan

perpindahan second solute yang disertainya

(45)
(46)

Ion natrium merupakan ion co-transporter yang dominan pada sel eukariot.

Pada sel eukariot, konsentrasi ion natrium atau sodium lebih tinggi pada sisi luar membran sel (ruang

ekstraselular) daripada sisi dalam membran sel (ruang intraselular atau sitosol)

(47)

Ion natrium bermuatan positif, sedangkan sisi dalam

membran sel bermuatan lebih negatif dibandingkan sisi luar membran sel

Dengan demikian, terdapat perbedaan elektrokimiawi ion natrium antara sisi luar dan sisi dalam membran sel Perbedaan elektrokimiawi tersebut mendorong

berpindahnya ion natrium dari ruang ekstraselular ke ruang intraselular (influks) secara pasif terfasilitasi

(48)

Energi yang dihasilkan dari influks ion natrium ini dapat dimanfaatkan oleh transporter untuk membawa secara aktif suatu molekul melewati membran sel dengan

melawan perbedaan elektrokimiawi

Transport aktif sekunder (secondary active transport)

(49)
(50)

Contoh transport aktif sekunder adalah simporter yang melekat pada membran sel epitel usus (enterosit), yang membantu masuknya glukosa dan asam amino ke

dalam enterosit melawan perbedaan elektrokimiawi, dengan influks ion natrium secara pasif sebagai sumber energi

(51)

Laju transport glukosa dan asam amino pada enterosit ditentukan oleh perbedaan elektrokimiawi ion natrium

Semakin besar perbedaan elektrokimiawi ion natrium, semakin cepat laju transport glukosa dan asam amino ke dalam enterosit

(52)

Simporter glukosa yang tergantung ion natrium tersebut terdistribusi secara tidak merata, yakni dominan pada sisi apikal (menghadap lumen usus) enterosit daripada sisi basal dan lateral (keduanya menghadap ruang

ekstraselular) enterosit

(53)
(54)

Absorbsi Karbohidrat pada

Epitel Usus

Karbohidrat diabsorbsi oleh usus dalam bentuk monosakharida

Glukosa

Galaktosa

Fruktosa

(55)

Absorbsi Glukosa pada Epitel Usus

Absorbsi glukosa dan galaktosa melalui

SGLT1 atau

Sodium/Glucose Transporter1

SGLT1 mengangkut 1 molekul glukosa

bersama (coupled) dengan 2 molekul Na+ atau sodium dari lumen usus ke dalam enterosit melewati membran

apikal enterosit

Membran apikal

Membran basolateral

(56)

Absorbsi Glukosa pada Epitel Usus

Absorbsi glukosa tersebut melawan gradien konsentrasi glukosa

[glucose]i > [glucose]e

Membran apikal

Membran basolateral

(57)

Absorbsi Glukosa pada Epitel Usus

Energi untuk absorbsi glukosa tersebut

didapatkan dari difusi Na+ dari lumen usus ke intraenterosit

Difusi Na+ tersebut berlangsung searah gradien konsentrasi dan gradien elektrik.

Membran apikal

Membran basolateral

(58)

Absorbsi Glukosa pada Epitel Usus

Glukosa pada enterosit akan dibawa melewati membran basolateral epitel usus dari

konsentrasi tinggi di

intraepitel ke konsentrasi yang lebih rendah di ruang interstisial oleh Glucose Transporter2 (GLUT2)

Gradien konsentrasi Na+ dipertahankan oleh pompa Na+/K+ pada membran

basolateral

Membran apikal

Membran basolateral

(59)

Oralit

Oral Rehydration Salts (ORS)

Terapi rehidrasi per oral mengandung:

Glukosa 111

Sodium 90

Potassium 20

Chlorida 80

Citrate 10 Satuan mmol/L

(60)

Malabsorbsi Glukosa- Galaktosa (GGM)

Pasien diare; studi molekular menunjukkan mutasi SGLT1.

Penderita tidak dapat mengkonsumsi

karbohidrat/gula.

Diare diperparah apabila terdapat penurunan

konsentrasi Na+ pada usus.

Diare terjadi karena penurunan absorbsi air sekaligus

peningkatan osmosis air ke arah lumen usus.

(61)

Absorbsi Fruktosa pada Epitel Usus

Fruktosa diabsorbsi dengan Glucose

Transporter5 (GLUT5)

pada membran apikal dan Glucose Transporter2

(GLUT2) pada membran basolateral.

Setelah melewati

membran basolateral, monosakharida akan menuju dinding kapiler dan masuk ke sirkulasi portal.

Membran apikal

Membran basolateral

(62)

Untuk mengembalikan ion natrium ke luar sel diperlukan pompa Na+-K+-ATPase

Transport aktif sekunder menyebabkan influks ion natrium (masuk ke dalam sel)

Transport Aktif yang Didorong oleh Hidrolisis ATP (Pompa ATP)

Pompa tersebut membawa tiga molekul ion natrium dari dalam sel ke luar sel dan memompa dua molekul ion kalium (potasium) dari luar sel ke dalam sel, dengan melawan perbedaan elektrokimiawi

(63)

Sumber tenaga pompa Na+-K+-ATPase didapat secara langsung dari hidrolisis ATP

Transport aktif primer (primary active transport)

(64)
(65)

Transport aktif primer oleh pompa Na+-K+-ATPase secara tidak langsung membantu transport aktif sekunder

karena mempertahankan perbedaan konsentrasi ion natrium antara ruang ekstraselular dan ruang

intraselular

(66)

Selain itu, pompa Na+-K+-ATPase berkontribusi

mempertahankan osmolaritas sel darah merah atau eritrosit

Ion natrium pada cairan ekstraselular (bersama ion klorida) berperan sebagai penyeimbang

(counterbalance) perbedaan osmotik yang ditimbulkan oleh anion intraselular terfiksasi

(67)

Disfungsi pompa Na+-K+-ATPase pada membran eritrosit

Volume eritrosit akan meningkat dan kemudian eritrosit lisis pada lingkungan cairan hipotonik

Eritrosit akan mengecil/mengkerut dalam lingkungan cairan hipertonik eritrosit

(68)
(69)

Pada sitosol, pH optimum adalah pH netral (pH 7,2) Enzim-enzim di dalam sel perlu bekerja dalam pH optimum

Pengaturan pH Intraseluler oleh Transporter

Penurunan pH intraselular (karena metabolism sel) memicu bekerjanya beberapa transporter yang

bertujuan untuk mengeluarkan ion hidrogen dan menetralisir pH asam

(70)

Transporter ini membawa ion hidrogen (dan ion klorida) keluar dari sel dengan ditukar ion natrium dan ion

karbonat (HCO3-) yang masuk ke dalam sel

Transporter utama ketika pH intraselular menurun adalah Na+-driven Cl--HCO3- exchanger

Ion HCO3- yang masuk ke dalam sel akan menetralkan suasana asam di dalam sel melalui reaksi HCO3- + H+ H20 + CO2

Transporter lainnya yang berperan membawa ion hidrogen ke luar sel adalah Na+-H+ exchanger

(71)

Dengan demikian, kedua simporter tersebut

menjalankan transport aktif yang berpasangan dengan perbedaan konsentrasi ion natrium

Transporter ini membawa ion hidrogen keluar dari sel ditukar dengan ion natrium yang masuk ke dalam sel

Apabila suasana sel menjadi basa maka sel

mengaktifkan Na+-independent Cl--HCO3- exchanger, yang membawa ion karbonat keluar dari sel (sesuai dengan perbedaan elektrokimiawi) dan ion klorida masuk ke dalam sel

(72)

Transporter lainnya yang mengatur pH intraselular adalah ATP-driven H+ pumps yang membawa ion hidrogen dari sitosol masuk ke dalam organela- organela, seperti lisosom, endosom, dan vesikel sekretoris

Transporter ini aktif pada membran eritrosit pada saat eritrosit berada pada kapiler paru, yang membantu

pengeluaran CO2 dari eritrosit ke alveoli

Transporter ini diperlukan karena enzim-enzim lisosom berfungsi optimal pada pH asam (pH 5)

(73)

Sel mengandung lebih sedikit ion kalsium dibandingkan cairan ekstraselular

Pompa Kalsium

Masuknya ion kalsium dari CES atau sumber kalsium intraselular, seperti retikulum endoplasmikum, ke dalam sitosol dengan menuruni perbedaan

elektrokimiawi adalah salah satu metode penjalaran sinyal

(74)

Dikenal dua macam pompa kalsium, yaitu pompa Ca2+- ATPase dan antiporter Na+-Ca2+ exchanger

Oleh sebab itu, diperlukan pompa kalsium yang

mempertahankan kadar kalsium yang rendah pada sitosol

Pompa Ca2+-ATPase terletak pada retikulum

endoplasmikum, sedangkan antiporter Na+-Ca2+

exchanger terdapat pada membran sel

(75)

Pompa ATP dengan dua domain pengikat ATP yang identik

Transporter ABC

Ikatan dengan ATP mendorong dimerisasi dua domain tersebut, sedangkan hidrolisis ATP memicu disosiasi

Pada eukariot, termasuk dalam transporter ABC adalah protein multidrug resistance (MDR)

Protein ini akan memompa obat-obat hidrofobik keluar dari sel

(76)

Ekspresi yang berlebihan protein MDR pada sel-sel

kanker memicu resistensi terhadap obat-obat sitotoksik Contoh lain adalah ekspresi transporter ABC pada

parasit penyebab malaria, yaitu Plasmodium falcifarum, yang menyebabkan ketahanan parasit tersebut

terhadap obat chloroquin

(77)

Pori hidrofilik transmembran yang berfungsi

memfasilitasi difusi pasif ion-ion inorganik, seperti Na+, K+, Ca2+, dan Cl-, melewati membran sel secara cepat

dengan menuruni (downhill) perbedaan elektrokimiawi Saluran (channel)

Saluran ion bersifat selektif, artinya hanya dapat dilalui oleh satu macam ion, karena saluran berukuran sempit sehingga hanya ion dengan ukuran dan muatan tertentu saja yang dapat melaluinya

(78)

Terdapat bagian yang tersempit pada saluran ion, yang berfungsi sebagai filter, yang membatasi laju transport ion

Laju transport ion meningkat secara proporsional

dengan meningkatnya konsentrasi ion, akan tetapi laju transport ion mencapai maksimum ketika tercapai

saturasi

(79)
(80)

Saluran ion tidak membuka setiap saat karena adanya gerbang, yang menutup saluran ketika tidak terdapat

stimulus dan membuka saluran ketika terdapat stimulus (spesifik)

(81)

1 perubahan voltase (voltage-gated channels)

2 stress mekanik (mechanically gated channels) 3 ikatan ligand (ligand-gated channels)

Stimuli membukanya gerbang saluran ion adalah :

Mediator ekstraselular:

Neurotransmitter (transmitter-gated channels)

Mediator intraselular:

Ion (ion-gated channels)

Nukleotida (nucleotide-gated channels)

(82)
(83)

Dikenal sel yang dapat dirangsang secara elektris, yaitu sel saraf (neuron), sel otot, sel endokrin, dan sel telur (ovum)

Voltage-gated Channels

Sel eksitabel tersebut mempunyai voltage gated

channels pada membran sel, yang bertanggung jawab atas timbulnya potensial aksi, yaitu perubahan

potensial membran untuk penjalaran impuls

(84)
(85)

Saluran ion ini dijumpai pada membran pasca sinaps Transmitter-gated Ion Channels

Sesuai dengan namanya, gerbang saluran ion ini

terbuka dengan adanya neurotransmitter pada celah sinaps

Dengan membukanya saluran ion maka terjadi perubahan potensial membran

(86)

Apabila potensial membran berubah menjadi lebih positif, maka neurotransmitter yang menyebabkan perubahan tersebut merupakan neurotransmitter eksitatoris

Apabila potensial membran berubah menjadi lebih negatif, maka neurotransmitter yang menyebabkan perubahan tersebut merupakan neurotransmitter inhibitoris

(87)

Contoh neurotransmitter eksitatoris:

Asetilkolin

Glutamate

Serotonin

Contoh neurotransmitter inhibitoris:

GABA

Glisin

(88)

Neurotransmiter eksitatoris menyebabkan pembukaan gerbang saluran ion natrium

Neurotransmitter inhibitoris menimbulkan pembukaan gerbang saluran ion kalium dan ion klorida

(89)

Asetilkolin dan Reseptor Asetilkolin dan Reseptor

Nikotinik

Nikotinik

(90)

Asetilkolin dan Reseptor Asetilkolin dan Reseptor

Muskarinik

Muskarinik

(91)

Voltage-gated Channel pada Syaraf

Saluran kalsium

pada akhiran akson akan terbuka apabila terjadi perubahan

potensial elektrik (positif).

Influks kalsium

diperlukan untuk fusi vesikel sekretori

pada membran pre sinaps.

(92)

Aksi Asetilkholin pada Ligand-gated Channel

Ach

mengaktif kan

reseptor yang

berbeda pada otot skelet &

jantung

Saluran yang dibuka pun berbeda pada otot skelet dan jantung.

Efek yang

ditimbulkan juga berbeda.

(93)

Curare

Curare mempunyai afinitas yang tinggi terhadap Ach R

Curare menghambat aksi Ach.

Curare

menyebabkan paralisis otot dan

kegagalan respirasi.

(94)

Norepinefrin

(95)

TERIMA KASIH

Sumber pustaka: Alberts dkk. Molecular Biology of the Cell.

Fifth Edition. 2008. Garland Science

Referensi

Dokumen terkait