• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOEDUKASI KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 TELUKJAMBE TIMUR

N/A
N/A
Yudi Pratama

Academic year: 2023

Membagikan "PSIKOEDUKASI KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 TELUKJAMBE TIMUR"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Santrock (2017), kesulitan berkonsentrasi pada tugas yang diberikan, kecenderungan menghindari tugas yang dianggap sulit, merupakan salah satu ciri siswa yang mengalami kecemasan akademik. Menurut Banduran (dalam Novitriani & Khoirunnisa, 2022), kecemasan akademik adalah kecemasan yang disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengatasi atau menyelesaikan tugas-tugas akademik yang ada. Menurut Maulana dan Rahmandani (2019), kecemasan akademik merupakan suatu kecemasan yang timbul dari institusi akademik sehingga menimbulkan perasaan takut dan cemas yang dapat mengakibatkan terganggunya pengerjaan tugas-tugas dalam situasi akademik.

Kecemasan akademik dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya tekanan dari orang tua dan guru yang mengharapkan anak/siswanya sukses secara akademis. 15 Kecemasan akademik dapat berdampak pada prestasi akademik siswa, seperti menurunnya motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh kecemasan akademik. Hal ini sejalan dengan temuan Lestari (2021) bahwa kecemasan akademik dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Tujuan Kerja Praktik

Hal lain juga diungkapkan Fitri dan Firman (2020) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas tidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan. Berkurangnya motivasi, efikasi diri, serta terganggunya konsentrasi siswa dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa seperti tidak tercapainya tujuan belajar yang telah ditentukan. Kecemasan akademik yang tidak ditangani dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental dan gangguan emosi, sehingga kecemasan akademik harus dikelola dengan baik.

Mengingat betapa luar biasanya dampak dari kecemasan akademik pada mahasiswa yang dapat mengganggu prestasi akademik mahasiswa dan jika dibiarkan akan menimbulkan permasalahan pada kesehatan mental mahasiswa, oleh karena itu praktisi sebagai mahasiswa Psikologi melaksanakan kerja praktek di Unit Pelayanan Psikologi Fakultas Psikologi. , Universitas Buana Perjuangan Karawang ingin memberikan bantuan kepada siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Telukjambe Timur yang mengalami kecemasan akademik berupa pemberian psikoedukasi kecemasan akademik. Memberikan siswa wawasan tentang langkah-langkah yang dapat diambil siswa ketika mengalami kecemasan belajar.

Manfaat Kerja Praktik

KAJIAN TEORI

Kecemasan Akademik

  • Definisi Kecemasan Akademis
  • Aspek – Aspk Kecemasan Akademis
  • Karakteristik Kecemasan Akademis

Psikoedukasi adalah salah satu jenis intervensi psikologis, berupa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan/atau keterampilan sebagai upaya mencegah munculnya dan/atau menyebarnya gangguan psikologis pada suatu kelompok, komunitas, atau masyarakat (Kode Etik Psikologi, 2010 ). Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Novitrianti & Khoirunnisa, 2022) membagi aspek kecemasan akademik menjadi tiga komponen yaitu. Reaksi emosional merupakan komponen kecemasan yang berhubungan dengan persepsi individu yang mempunyai dampak psikologis seperti perasaan khawatir, tegang, dan sedih.

Reaksi kognitif, merupakan reaksi yang dapat memicu rasa takut atau khawatir pada individu dengan cara mempengaruhi dan mempengaruhi kemampuan berpikir jernih, sehingga dapat menghambat dan mengganggu individu dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan cara menghadapi segala tuntutan yang ada di lingkungan sekitarnya. Reaksi fisiologis adalah reaksi yang berhubungan dengan sistem saraf yang dapat mengontrol berbagai otot dan kelenjar dalam tubuh sehingga menimbulkan reaksi fisik seperti jantung berdetak semakin kencang, pernapasan menjadi lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Komponen kognitif, pada komponen ini individu yang merasa cemas mempunyai rasa khawatir terhadap segala permasalahan yang mungkin timbul, sehingga individu tersebut akan sulit fokus dan konsentrasi atau takut mengambil keputusan, merasa bimbang dan sulit mengingat.

Komponen motorik yaitu pada saat melakukan gerakan motorik atau badan, kecemasan ini terlihat dari kelainan tubuh yang dirasakan seseorang seperti tangan gemetar, gagap dalam berbicara dan sikap tergesa-gesa. Pola kecemasan yang menimbulkan aktivitas mental (Pola aktivitas mental cemas), yaitu individu menunjukkan pikiran, persepsi, dan pandangan yang mengarah pada permasalahan akademik yang dihadapinya. Perhatian pada arah yang salah (salah perhatian), Tugas akademik seperti membaca buku, ujian dan mengerjakan tugas memerlukan konsentrasi penuh.

Gangguan tubuh (distress fisiologis), yaitu banyaknya perubahan yang terjadi pada tubuh yang berhubungan dengan kecemasan, seperti kekakuan otot, berkeringat, detak jantung yang lebih cepat, dan tangan gemetar. Aspek emosional dan fisik dari kecemasan bisa sangat mengganggu jika ditafsirkan sebagai sesuatu yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang signifikan selama pekerjaan akademis. Misbehavior, kecemasan akademik pada siswa terjadi karena ingin memilih cara yang tepat dalam menghadapi permasalahan.

Psikoedukasi

  • Definisi Psikoedukasi
  • Bentuk – Bentuk Psikoedukasi

Psikoedukasi yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan pelatihan pada umumnya, sedangkan tahapan pelaksanaan psikoedukasi dalam bentuk pelatihan disesuaikan dengan bentuk pelatihan pada umumnya. Psikoedukasi berbentuk tanpa pelatihan dapat dilaksanakan secara langsung, mengacu pada kode etik psikologi pasal 70 (Kode Etik Psikolog, 2010) yang menyatakan bahwa tahapan psikoedukasi dalam bentuk tanpa pelatihan harus meliputi penilaian, perancangan program, implementasi. program. , pemantauan dan evaluasi program. Bentuk pelaksanaan psikoedukasi yang dilakukan pemagang pada kegiatan kerja praktek ini adalah psikoedukasi dalam bentuk pelatihan.

Pelatihan

  • Definisi Pelatihan
  • Tujuan Pelatihan
  • Sasaran Pelatihan
  • Model Penilaian Program Pelatihan
  • Langkah – Langkah Pelatihan

Menurut Noe et al (2020) pelatihan adalah upaya sistematis untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan atau sikap seseorang dengan menggunakan metode atau teknik tertentu sehingga dapat meningkatkan kinerjanya di tempat kerja. Sedangkan menurut Goldstein dan Ford (2020), pelatihan merupakan upaya sistematis untuk memberikan pemahaman, keterampilan, dan kemampuan baru kepada karyawan agar dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan pendapat ahli di atas, peneliti lebih condong pada pendapat yang dikemukakan oleh Circula (dalam Munandar, 2020) yang mengartikan pelatihan sebagai suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga objek pelatihannya adalah pelajaran. pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.

Hasan (2020) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku peserta pelatihan sehingga dapat mencapai kinerja yang lebih baik di tempat kerja, sedangkan menurut Fatimah dkk (2020) menekankan bahwa tujuan pelatihan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat kapasitas organisasi untuk bersaing di era globalisasi. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis lebih bersandar pada pendapat Fatimah, dkk (2020) yang menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan dan kapasitas organisasi harus diperkuat agar mampu bersaing di era globalisasi. Menurut Mager (dalam Munandar, 2020), ada tiga aspek dalam merumuskan tujuan pembuatan pelatihan yaitu.

Tujuan afektif adalah tujuan pelatihan yang berfokus pada perilaku yang berkaitan dengan perasaan dan hubungan. Sasaran psikomotor merupakan sasaran latihan yang menitik beratkan pada perilaku motorik seperti kemampuan peserta dalam mengetik yang merupakan salah satu contoh bentuk sasaran psikomotorik. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis lebih condong pada pendapat Bloom (dalam Munandar, 2020) yang mengatakan bahwa tujuan pelatihan dapat dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik. .

Menurut Kraiger, dkk (dalam Munandar, 2020), evaluasi program pelatihan berkaitan dengan tercapai atau tidaknya tujuan pelatihan yang direncanakan, yang meliputi pembelajaran dan transfer pelatihan. Menurut Succket dan Mullen (dalam Munandar, 2020), penilaian terhadap program pelatihan terbagi menjadi dua, yaitu: aspek perubahan dan aspek tingkat kinerja yang dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis lebih condong pada pendapat yang dikemukakan Munandar (2020) mengenai tahapan pelaksanaan pelatihan yaitu.

METODE PELAKSANAAN

  • Jenis Kegiatan
    • Kegiatan Utama
    • Kegiatan Harian
  • Waktu dan Tempat Pelaksanaan
  • Peserta Kegiatan
  • Tahapan Pelaksanaan Sesuai Teori

Berikut ini akan dijelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh praktisi pada saat melaksanakan kerja praktek. Tahapan implementasinya adalah sebagai berikut. Berikut akan diuraikan lebih detail tahapan pelaksanaan kegiatan psikoedukasi yang dilakukan oleh praktisi pada saat itu. Di bawah ini akan kami jelaskan tahapan pelaksanaan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh praktisi ketika melakukan aktivitas kerja.

Visi dan Misi Unit Pelayanan Psikologi (ULP) Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang adalah sebagai berikut. Di bawah ini adalah foto logo instansi tempat praktikan melakukan kegiatan kerja praktek yaitu Unit Pelayanan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang. Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini, peserta magang bekerja sebagai staf ULP di bawah koordinasi Bapak. Haekal Mauluddin, S.Psi selaku dosen pembimbing lapangan.

Pemaparan hasil pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu hasil pelaksanaan kegiatan pokok dan hasil pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Pelaksanaan kegiatan Psikoedukasi pada siswa kelas XI IPS 3 dan XI IPS 5 di SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang yang diikuti oleh 50 siswa. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa mengetahui apa yang dimaksud dengan kecemasan akademik, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan akademik dan pertolongan pertama psikologis yang dapat dilakukan ketika teman mengalami kecemasan.

Minimnya media pendukung pelaksanaan kegiatan psikoedukasi saat ini membuat kegiatan psikoedukasi tidak memiliki pembelajaran yang interaktif. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan kerja praktek, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan oleh praktisi, yaitu: Diberikan tambahan waktu untuk melaksanakan kegiatan psikoedukasi, agar kegiatan psikoedukasi dapat berjalan dengan lancar tanpa terpengaruh oleh waktu yang terganggu. .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Orientasi Kancah

  • Sejarah dan Profil Instansi
  • Visi Misi Instansi
  • Logo Instansi
  • Struktur Organisasi

ULP Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang merupakan Biro Pelayanan Psikologi yang bergerak dalam bidang pemberian pelayanan psikologi bidang pendidikan, industri dan organisasi, pelayanan klinis dan sosial serta penelitian. Memberikan bantuan psikologis kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan psikolog, baik secara individu, keluarga, maupun masyarakat. Berikut struktur organisasi ULP (Unit Pelayanan Psikologi) Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang (terlampir).

Kedudukan Organisasi

Hasil Pelaksanaan

Berdasarkan informasi yang diterima dari guru bimbingan dan konseling pada saat sesi penyelesaian/. Kesimpulannya siswa merasa senang dengan kegiatan psikoedukasi karena menambah pengetahuan dan pemahaman tentang topik-topik psikologis seperti kecemasan akademik, pengaturan diri, dan hal-hal yang dapat menimbulkan kecemasan akademik. Berikut keterbatasan-keterbatasan yang dialami praktisi pada saat melakukan kegiatan kerja praktek. Praktisi tidak melakukan monitoring secara penuh karena keterbatasan jam mengajar sehingga praktisi tidak dapat melakukan monitoring secara full untuk melihat hasil penerapan psikoedukasi terhadap perilaku peserta psikoedukasi.

Menyediakan program kerja yang baik dan media pendukung agar kegiatan program kerja yang direncanakan dapat berjalan lancar dan efektif. 2022) perbedaan kecemasan akademik siswa masuk kelas pada masa pandemi Covid-19. 2020) kecemasan akademik siswa menjelang ujian gender. 2013. Persepsi ekspektasi akademis orang tua di kalangan siswa sekolah menengah atas dan anak perempuan serta konsekuensi psikologisnya. N (2022) Perbedaan gender dalam kecemasan akademik pada mahasiswa baru jurusan psikologi. 2019) Hubungan kecemasan akademik dengan sleep paralysis pada mahasiswa baru fakultas kedokteran Universitas Udayana.

KESIMPULAN DAN SARAN

Keterbatasan Pelaksanaan Kerja Praktik

Saran

Minimnya media yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan psikoedukasi kali ini membuat kegiatan psikoedukasi kurang pembelajaran interaktif. 2022) perbedaan kecemasan akademik siswa masuk kelas pada masa pandemi Covid-19. 2020) kecemasan akademik siswa sebelum ujian terkait gender.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu maka diperlukannya suatu sistem penyimpanan dan pengolahan dokumen surat masuk dan surat keluar secara digital melalui sistem aplikasi berbasis Website yang dapat dimanfaatkan

Ketentuan Pelaksanaan E-purchasing Katalog Laptop Produk Dalam Negeri Hasil Konsolidasi Pengadaan Laptop Produk Dalam Negeri Secara Nasional Tahun Anggaran 2023 Dalam rangka