FRAMEWORK OF REFERENCES
PROCUREMENT OF DATA SCIENTIST SPECIALIST FOR MANGROVE REHABILITATION ACTIVITIES
I. LATAR BELAKANG
Luas hutan mangrove di dunia mencapai 13.776.000 hektar dimana Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia memiliki luasan sebesar 3,1 juta hektar atau sekitar 22,6% (Giri dkk, 2011). Sementara berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2019, Indonesia memiliki ekosistem mangrove sekitar 3,31 juta hektar atau 20% dari luas total mangrove dunia yang membentang sepanjang garis pantai yang mencapai ± 99.000 Km.
Sebaran mangrove Indonesia terdiri dari 2.514.361 hektar berada di dalam kawasan hutan dengan 2.054.152 hektar dalam kondisi yang baik dan 460.210 hektar berada dalam kondisi kritis. Sedangkan, mangrove yang berada di luar kawasan seluas 796.846 hektar dengan kondisi 619.432 hektar dalam kondisi yang masih baik dan seluas 177.415 hektar berada dalam kondisi kritis.
Dari data tersebut, seluas seluas 2.673.583 hektar (81%) dalam kondisi yang baik dan perlu untuk dipertahankan keberadaannya serta dikelola dengan baik. Sedangkan mangrove dengan kondisi kritis seluas 637.624 hektar (19%) yang perlu dipulihkan kondisi ekosistemnya.
Ancaman deforestasi ekosistem mangrove Indonesia diperkirakan sebesar 52,000 ha per tahun dan diperkirakan 30% hutan mangrove Indonesia telah hilang pada periode 1980 – 2005 (FAO, 2007). Tingginya laju deforestasi mangrove disebabkan karena konversi mangrove menjadi tambak, pertanian, perkebunan, industri, dan pembangunan infrastruktur. Pemanfaatan secara berlebihan oleh manusia dalam kurung waktu yang cukup lama telah dan akan merusak hutan mangrove dan ekosistemnya serta menurunkan kualitas daya dukung hutan mangrove bagi kehidupan disekitarnya. Fonemana yang harus diantisipasi terkait dengan perkembangan demografi dan pembangunan ekonomi. Sejalan dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk, maka diprediksi lebih dari 60% penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah pesisir yang akan meningkatkan tekanan terhadap lingkungan perairan pantai. Peningkatan jumlah aktivitas penduduk pesisir, baik dalam hal permukiman, pertanian, perkebunan maupun perindustrian, menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan garapan (tambak, dll), pemukiman, sumber mata pencaharian, pembuangan limbah, baik cair maupun padat.
Keberadaan hutan mangrove memiliki peranan yang penting, baik secara biofisik, sosial, ekonomi, dan geopolitik. Fungsi fisik ekosistem mangrove antara lain sebagai penahan gangguan fisik seperti angin, badai, ombak, penyaring bahan pencemar, pengendali banjir dan pencegah intrusi air laut ke daratan. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman, bangunan dan pertanian dari angin kencang atau intrusi air laut. Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mengurangi energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara keseluruhan dapat memerangkap sedimen. Vegetasi mangrove mampu mempertahankan lahan yang telah dikolonisasinya, terutama dari ombak dan arus laut. Selain itu, fungsi tersebut juga strategis sebagai produsen primer yang mampu mendukung dan menstabilkan ekosistem laut maupun daratan (Hiariey 2009).1
Fungsi mangrove secara biologis mencakup fungsinya sebagai kawasan pemijahan (spawning ground), kawasan asuhan (nursery ground), dan kawasan mencari makan (feeding ground) bagi ikan dan biota laut lainnya. Mangrove juga dapat berfungsi dalam penyediaan makanan, kayu, bahan bakar, dan obat-obatan, habitat berbagai flora dan fauna, tempat singgah burung- burung migran (migratory species). Sementara fungsi ekonomi secara langsung memberikan kontribusi berupa kayu untuk bahan baku bangunan serta ekstraksi hutan mangrove untuk keperluan lainnya (Romimotarto 2001).2
Fungsi ekosistem mangrove yang tidak kalah penting menyangkut peranannya secara geopolitik. Ekosistem mangrove adalah benteng terluar dalam menjaga teritori NKRI.
Keberadaan mangrove pada pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain sangat penting bagi kelestarian pulau-pulau luar tersebut. Karena hilangnya sebuah pulau pada garis terluar negeri ini akan berpengaruh besar terhadap teritori negeri dan sebaliknya pulau-pulau yang terjaga akan menjaga kestabilan teritori wilayah Indonesia. Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru.
Beberapa tahun terakhir ini muncul perhatian terhadap hutan mangrove sebagai penyerap dan penyimpan karbon yang signifikan. Hutan mangrove dapat menyimpang karbon empat kali lebih besar dari hutan daratan dan sepertiga dari keseluruhan karbon yang tersimpan pada ekosistem pesisir global. Ekosistem mangrove menyimpan 3 milyar ton karbon yang setara dengan 20 tahun emisi bahan bakar fosil Indonesia pada tingkat penggunaan 2011. Fungsi ini mencerminkan manfaat mangrove bagi pengendalian perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara luas (benefit beyond boundaries).
Kegiatan Percepatan Rehabilitasi Mangrove (PRM) merupakan upaya strategis pembangunan nasional. Kegiatan PRM dimaksudkan sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan rendah karbon, dengan melibatkan berbagai pihak terkait baik masyarakat, badan usaha, komponen masyarakat sipil, maupun entitas global yang memiliki kepedulian dan komitmen yang sama
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 120 tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), BRGM mempunyai tugas melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove pada areal kerja di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Papua dan
1 Hiariey SL. 2009. Identifikasi nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Tawiri Ambon. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 5 (1): 23-34.
2 Romimotarto K. 2001. Biologi laut: Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Provinsi Papua Barat. Pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove sebagaimana dimaksud, dilakukan dengan arahan kebijakan, teknis, dan dukungan dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan serta kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan.
Berdasarkan Peraturan Kepala BRGM Nomor P.6/KaBRGM/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja BRGM, Kelompok Kerja Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Data dan Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove menyelenggarakan fungsi pengembangan sistem data dan informasi restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove (PRM).
Pengembangan data dilakukan untuk mencapai tujuan:
a. Memberikan kemudahan akses data yang fleksibel
b. Memudahkan dalam pemeliharaan integritas data untuk menjamin data yang disajikan valid dan konsisten tersedia.
c. Melindungi data dari kerusakan dan akses ilegal.
d. Meminimalisasi kerangkapan data.
e. Memudahkan penggunaan data secara bersama-sama yang saling berhubungan f. Meningkatkan produktivitas kinerja personal dan organisasi dalam pencapaian
tujuan
Pengembangan data yang terbangun dalam sistem informasi hanyalah sebagai tools, yang lebih penting lagi pengembangan data perlu ditunjang dengan kualitas data itu sendiri. Data sebagai obyek dihasilkan melalui proses riset, analisa pemodelan yang menyeluruh, dan mampu menggambarkan capaian kinerja kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove.
Untuk hal tersebut, BRGM membutuhkan 1 (satu) orang tenaga ahli data scientist specialist yang mempunyai kemampuan dalam pemrogaman, menganalisa, menyajikan, dan menginterpretasi data kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove.
II. Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove;
2. Peraturan Presiden nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia;
5. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove nomor P.6/KaBRGM/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja BRGM;
6. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nomor P.4/KaBRGM/2022 tentang Petunjuk Teknis Percepatan Rehabilitasi Mangrove Lingkup Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud kegiatan ini adalah pengadaan 1 (satu) orang Tenaga Ahli Data Scientist Specialist Percepatan Rehabilitasi Mangrove (PRM).
2. Sedangkan tujuannya adalah mendapatkan tenaga ahli untuk mengembangkan pemodelan data hasil kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove.
IV. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Tenaga Ahli Data Scientist Specialist Percepatan Rehabilitasi Mangrove adalah sebagai berikut:
1. Melakukan riset, menganalisis dan menafsirkan data terkait percepatan rehabilitasi mangrove, untuk mengoptimalkan dan meningkatkan strategi percepatan rehabilitasi mangrove.
2. Mengembangkan custom data model dan algoritma terkait kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove.
3. Mengembangkan proses dan tools untuk memantau dan menganalisis kinerja model dan akurasi data percepatan rehabilitasi mangrove.
4. Menilai keefektifan dan keakuratan sumber data baru dan teknik pengumpulan data percepatan rehabilitasi mangrove.
5. Menggunakan model prediksi untuk menilai pencapaian target percepatan rehabilitasi mangrove.
6. Mengembangkan pengujian kerangka kerja dan pengujian kualitas model.
7. Menerapkan model ke dalam sebuah aplikasi.
8. Berkoordinasi dengan tim lainnya untuk menerapkan model dan memantau hasilnya.
9. Memberi saran berdasarkan hasil temuan analisis yang telah diuji.
V. SASARAN
Tersedianya Tenaga Ahli Data Scientist Specialist Percepatan Rehabilitasi Mangrove sejumlah 1 (satu) orang.
VI. JOB LOCATION
Lokasi pekerjaan Tenaga Ahli Data Scientist Specialist berada di kantor Kedeputian Bidang Perencanaan dan Evaluasi, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, yang berkedudukan di Grha Gamma, Menteng, Jakarta Pusat.
VII. SUMBER PENDANAAN
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengadaan Tenaga Ahli Data Scientist Specialist Percepatan Rehabilitasi Mangrove maksimum USD 2.000 setiap bulan (perorang). Sumber dana loan (WB)
VIII. KEBUTUHAN PERALATAN DAN PERSONIL
Personil wajib menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung fasilitasi pelaksanaan kegeiatan monitoring dan evaluasi Rehabilitasi Mangrove di 4 Provinsi target, minimal meliputi:
1. Laptop 2. Smartphone
3. Aplikasi atau sistem sejenis untuk menunjang pekerjaan.
Personil yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini sejumlah 1 (satu) orang.
IX. SYARAT KUALIFIKASI TENAGA AHLI 1. Syarat administrasi kualifikasi:
a. Latar belakang pendidikan minimal lulusan Master (S2) bidang statistik, matematika, ilmu komputer, teknik informatika, Kehutanan/Lingkungan dan jurusan lain yang terkait dengan minimum 3 tahun pengalaman;
b. Latar belakang pendidikan minimal lulusan sarjana (S1) bidang statistik, matematika, ilmu komputer, teknik informatika, Kehutanan/Lingkungan dan jurusan lain yang terkait dengan minimum 8 tahun pengalaman;
c. Memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia (KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili Tinggal);
d. Memiliki NPWP;
e. Memiliki status valid keterangan wajib pajak berdasarkan laporan wajib pajak tahunan;
f. Surat Pernyataan ditandatangani yang berisi:
1) Tidak dikenakan sanksi daftar hitam;
2) Keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait;
3) Tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi pidana;
4) Tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan negara.
2. Syarat teknis kualifikasi:
a. Memiliki pengalaman pekerjaan dalam mengolah dan mengembangkan permodelan data sekurang-kurangnya selama 5 tahun dan dapat dibuktikan dengan referensi kerja/hasil pekerjaan/laporan yang dapat disampaikan melalui tautan (link)
b. Memiliki keahlian statistik terapan yang baik seperti distribusi, pengujian statistik, regresi dan lainnya
c. Memiliki kompetensi sesuai bidang yang dipersyaratkan dibuktikan dengan ijazah jenjang pendidikan, sertifikat keahlian/teknis, dan/atau sertifikat pelatihan/kursus
d. Mempunyai pemahaman yang baik mengenai machine learning dan algoritma seperti k-NN, Naive Bayes, SVM, Decision Forests dan lainnya
e. Mampu membuat Program yang dapat mengoptimalkan otomatisasi pemerosesan dan perhitungan data
f. Memiliki kemampuan Data Story Telling, menyampaikan hasil olah data secara visual, infografis dan menarik
g. Mampu menggunakan berbagi tools dan teknik untuk dapat mengolah dan menyiapkan data, seperti SQL, Python/R, Weka, NumPy, MatLab, MongoDB, Cassandra, Hbase dan lainnya
h. Mempunyai pemahaman yang baik dalam menghitung carbon
i. Mempunyai pemahaman dan kemampuan spatial j. Melampirkan curriculum vitae (CV).
k. Kemampuan komunikasi yang baik
l. Kemampuan leadership dan bekerja dalam tim yang baik m. Melampirkan Ijazah yang dilegalisir basah dan Transkrip Nilai
X. KELUARAN
Updating data percepatan rehabilitasi mangrove yang memenuhi kualitas data, pengembangan tools yang cepat dan mudah di akses serta permodelan yang efisien dan akurat.
XI. ALIH PENGETAHUAN
Alih pengetahuan dilakukan melalui pemaparan hasil pelaksanaan pekerjaan dihadapan Kepala Kelompok Kerja Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Data, Kepala Sub Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove, PPK dan personil Kedeputian Bidang Perencanaan dan Evaluasi, berdasarkan perintah/permintaan PPK atau Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi.
XII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai acuan dalam pengadaan Tenaga Ahli Data Scientist Specialist Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Kedeputian Bidang Perencanaan dan Evaluasi.
Pejabat Pembuat Komitmen
001 Ahmad Isrooil, SE
NIP.19691015 199603 1