PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktik keperawatan di Indonesia selama ini hanya mengacu pada Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Peraturan Menteri Kesehatan dan Peraturan Kesehatan (Permenkes) No. 17. Melihat fenomena yang ada, penulis sangat tertarik untuk mengetahui persepsi perawat klinis khususnya perawat klinik. , yang berprofesi sebagai perawat Puskesmas, mengenai undang-undang mengundang keperawatan.
Rumusan Masalah
- Identifikasi masalah
- Pertanyaan masalah
Tujuan
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
Manfaat
- Teoritis
- Praktis
Sebaran persepsi perawat Puskesmas mengenai pendaftaran praktik keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan di Kota Kupang – NTT pada bulan Desember 2013. Perawat mempunyai persepsi positif terhadap pembinaan, pengembangan dan supervisi praktik keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan.
TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Persepsi
- Pengertian persepsi
- Macam-macam persepsi
- Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
- Bentuk – bentuk persepsi
- Syarat terjadinya persepsi
Persepsi eksternal merupakan persepsi yang terjadi akibat rangsangan yang datang dari luar individu. Persepsi diri merupakan persepsi yang terjadi akibat rangsangan yang datang dari dalam diri individu.
Konsep Dasar Perawat
- Pengertian
- Peran dan fungsi perawat
Beberapa peran yang sering dilakukan perawat adalah peran praktisi keperawatan, peran komunikator, peran pendidik, peran advokat pasien, peran konsultan, peran agen perubahan, peran pemimpin, peran manajer, dan juga peran peneliti. Menurut undang-undang, perawat mempunyai tiga peran yang berbeda dan saling bergantung, yang masing-masing memiliki hak dan kewajiban terkait, yaitu sebagai pemberi layanan, karyawan atau penerima kontrak sebagai pemberi layanan, dan juga peran sebagai warga negara.
Konsep Dasar Legislasi Keperawatan
- Pengertian hukum dan undang-undang
- Manfaat undang-undang dalam keperawatan
- Komponen legislasi keperawatan Indonesia
- Isi undang-undang keperawatan
Di dalamnya dijelaskan asas-asas yang digunakan dalam praktik keperawatan yaitu Pancasila dan tujuan pengaturan pelaksanaan praktik keperawatan yaitu memberikan perlindungan dan keamanan hukum kepada penerima dan pemberi pelayanan keperawatan serta menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Menjelaskan penyusunan standar pendidikan keperawatan profesional atau pihak yang berwenang menyusun standar pendidikan tersebut dan menjelaskan tujuan pendidikan keperawatan profesional. Terdiri dari 2 pasal yang menjelaskan maksud atau tujuan pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan serta kewajiban setiap praktisi perawat untuk selalu meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Ketentuan peralihan yang dimaksud dalam bab ini adalah seluruh peraturan perundang-undangan yang telah ada sebelum berlakunya RUU Keperawatan ini, seperti UU No. 23 Kesehatan Tahun 1992 dan Peraturan Menteri Kesehatan no. tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti berdasarkan rancangan undang-undang ini. Menjelaskan pembentukan dewan keperawatan setelah ratifikasi RUU Keperawatan selama minimal 6 bulan dan kapan RUU tersebut akan mulai berlaku setelah disahkan.
Konsep Dasar Praktek Keperawatan
- Pengertian
- Persyaratan praktek keperawatan dan mekanisme pembinaan dan
- Lingkup praktek keperawatan
Praktik keperawatan dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan yang dinamis dan siklis, meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Praktik keperawatan kelompok adalah praktik mandiri sekelompok perawat generalis dan/atau spesialis yang menggunakan area gedung dan fasilitas secara bersama-sama. Meskipun pelaksanaan praktik keperawatan mandiri dan rawat jalan berbeda dengan praktik kelompok, namun perawat dalam praktik mandiri bertanggung jawab penuh atas segala urusan teknis dan administratif.
Setiap perawat yang melakukan praktik keperawatan pada sistem pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri wajib memiliki Surat Izin Kerja Perawat (SIKP). Setiap perawat yang melakukan praktik keperawatan secara praktik mandiri harus memiliki Surat Izin Keperawatan (SIPP).
Konsep dasar puskesmas
- Pengertian puskesmas
- Fungsi puskesmas
- Program kerja puskesmas
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian “Bagaimana persepsi perawat di wilayah Puskesmas Kota Kupang terhadap UU Keperawatan?”. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu persepsi perawat terhadap hukum keperawatan. Kerangka Operasional Penelitian Persepsi Perawat Terhadap Hukum Keperawatan di Wilayah Puskesmas Kota Kupang, 2013.
Gambar.5.6 Distribusi persepsi perawat Puskesmas terhadap peran dan fungsi perawat berdasarkan undang-undang keperawatan di Kota Kupang – NTT bulan Desember 2013. Gambar.5.7 Distribusi persepsi perawat Puskesmas terhadap ruang lingkup praktik perawat berdasarkan keperawatan hukum di Kota Kupang – NTT pada bulan Desember 2013. 2013.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka konseptual
Dari Gambar 3.1 di atas dapat dijelaskan mekanisme persepsi perawat terhadap manfaat disahkannya UU Keperawatan bagi praktik mandiri perawat. Terbentuknya suatu persepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor yang terletak pada diri penafsir (perawat), seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan lain-lain. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi persepsi adalah faktor situasi yang dialami, seperti waktu, kondisi kerja dan kondisi sosial, dan yang ketiga adalah faktor dalam target yang mempengaruhi persepsi, seperti kebaruan, kesamaan, latar belakang, ukuran, gerak, suara. dan kedekatan.
Hipotesis
Untuk mengetahui persepsi perawat terhadap peraturan perundang-undangan keperawatan pada perawat di Puskesmas, peneliti menggunakan instrumen melalui kuesioner kepada perawat di 10 Puskesmas wilayah Kota Kupang. Pada bagian ini akan disajikan sebaran persepsi perawat terhadap UU Keperawatan di 10 Puskesmas wilayah Kota Kupang-NTT. Berdasarkan gambar 5.8 di atas, diperoleh hasil bahwa 66% responden berpandangan positif terhadap pelaksanaan praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan.
Seluruh sampel sebanyak 44 orang yang disurvei mempunyai pandangan negatif terhadap pendaftaran praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan yaitu 86% responden. Setelah mendapat informasi dan pengetahuan yang cukup mengenai manfaat penelitian yang berjudul “Persepsi Perawat di Lingkungan Puskesmas Kota Kupang Mengenai Hukum Keperawatan”.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analitis, dimana jenis penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang variabel penyebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada subjek penelitian diukur atau dikumpulkan pada saat itu juga. waktu yang sama atau pada waktu yang bersamaan.
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
- Populasi
- Sampel
- Teknik sampling
Persepsi perawat terhadap hukum keperawatan dapat dikategorikan menjadi persepsi positif dengan skor 76-100% dan persepsi negatif ≤ 75% dari skor maksimal. Berdasarkan Gambar 5.6 di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden (93%) mempunyai persepsi positif terhadap peran dan fungsi perawat berdasarkan undang-undang keperawatan. Berdasarkan Gambar 5.9, total sampel sebanyak 44 orang yang diteliti mempunyai persepsi negatif terhadap registrasi praktik keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan yaitu 86% responden.
Berdasarkan Gambar 5.10 di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berpandangan positif yaitu 77% terhadap pembinaan, pengembangan dan pengawasan praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden berpendapat positif yaitu 77% mengenai pembinaan dan supervisi praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan.
Indentifikasi Variabel
Defenisi Operasional
Instrumen Penetian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Cara Pengolahan dan Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis asosiatif, yaitu teknik analisis yang hanya bertujuan untuk mengetahui persepsi. Cara ini dengan menentukan bobot jawaban setiap item yang ditetapkan, pernyataannya berupa positif dan negatif. Sangat setuju bernilai 4, setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, sangat tidak setuju bernilai 1.
Untuk pertanyaan negatif, jawaban sangat setuju 1, jawaban setuju 2, jawaban tidak setuju 3, jawaban sangat tidak setuju 4. Hasil jawaban responden yang diberi skor dijumlahkan dan dibandingkan dengan angka tertinggi kemudian dikalikan 100%, dilakukan uji statistik dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2006).
Kerangka Operasional
Etika Penelitian
- Informed concent
- Anominity
- Confidentiality
Berdasarkan Gambar 5.7 diatas diketahui bahwa 75% responden mempunyai pendapat positif terhadap ruang lingkup praktek keperawatan berdasarkan UU Keperawatan, sedangkan sisanya sebesar 25% responden mempunyai pendapat negatif terhadap ruang lingkup praktek keperawatan berdasarkan UU Keperawatan. tentang UU Keperawatan, pelayanan kesehatan. . Berdasarkan hasil survei di atas, kami memperoleh informasi bahwa sekitar 75% responden atau lebih dari separuh responden menilai positif ruang lingkup pekerjaannya berdasarkan UU Keperawatan. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi positif terhadap praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan berjumlah 66% atau lebih dibandingkan responden yang mempunyai persepsi negatif.
Tingginya persepsi positif perawat terhadap pelaksanaan praktik keperawatan berdasarkan UU Keperawatan kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini, yakni rata-rata memiliki gelar D-III keperawatan. Bagi Puskesmas, kami berharap dapat memberikan keleluasaan bagi perawat untuk melakukan praktik keperawatan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya berdasarkan peraturan perundang-undangan keperawatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Gambaran lokasi penelitian
- Data umum
- Data khusus
Gambar 5.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan di 10 Puskesmas Kota Kupang - Zona NTT Desember 2013. Sebaran Responden Berdasarkan Gender di 10 Puskesmas Kota Kupang - Zona NTT Desember 2013. Sebaran Responden Berdasarkan Usia di 10 Puskesmas di kota Kupang - wilayah NTT pada bulan Desember 2013.
Gambar.5.4 Distribusi responden berdasarkan senioritas di 10 Puskesmas Kota Kupang - wilayah NTT pada bulan Desember 2013. Gambar.5.5 Distribusi responden berdasarkan senioritas di 10 Puskesmas Kota Kupang - wilayah NTT pada bulan Desember 2013.
Pembahasan
Selain itu persepsi juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik situasi di mana persepsi itu dibuat, yaitu waktu, kondisi kerja, dan keadaan sosial (Robin, 2008). Persepsi positif perawat terhadap ruang lingkup praktik keperawatan dapat disebabkan karena mayoritas responden pada penelitian ini mempunyai pengalaman kerja yang cukup lama, rata-rata lebih dari 5 tahun. Karena semakin lama seseorang terlibat dalam suatu hal, maka semakin banyak pula yang diketahuinya. tentang pekerjaan atau profesi di mana mereka terlibat. Dan tentunya akan menimbulkan rasa cinta terhadap profesi tersebut sehingga akan menimbulkan harapan atau harapan yang terbaik bagi perkembangan atau kemajuan profesi tersebut. Menurut Amar (2005), seseorang mempunyai persepsi negatif karena mengetahui suatu objek hanya dari satu sisi atau sudut pandang saja sehingga menimbulkan persepsi yang salah.
Persepsi negatif perawat terhadap pendaftaran praktik keperawatan dimungkinkan karena adanya kedekatan atau kesamaan objek yaitu undang-undang dengan peraturan atau undang-undang sebelumnya seperti Seluruh responden dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) atau seseorang yang bekerja pada sistem pemerintahan yang ada yaitu Puskesmas yang berada di bawah koordinasi dinas kesehatan setempat, sehingga sangat mungkin mempunyai persepsi positif terhadap pengawasan dan pengawasan. pengembangan praktik keperawatan karena mereka mengenalnya, kondisi seputar pembinaan, pengembangan dan pengawasan.
Kelemahan Penelitian
Perawat di Puskesmas Kota Kupang diharapkan lebih aktif terlibat dalam kegiatan organisasi profesi, sehingga lebih mudah memperoleh informasi baru khususnya mengenai proses pendaftaran praktik keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan keperawatan. Bagi organisasi profesi diharapkan lebih aktif dalam mensosialisasikan manfaat undang-undang keperawatan bagi perawat, sehingga tercipta pemahaman dan persepsi yang positif di kalangan seluruh perawat, dengan tujuan untuk mengembangkan profesi ke arah yang lebih baik. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggali faktor-faktor yang menyebabkan persepsi positif dan negatif terhadap hukum keperawatan.
Mahasiswa program Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian tugas akhir akan melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Perawat di Wilayah Puskesmas Kota Kupang Tentang Nursing Wet”. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk mengikuti survei “Persepsi Perawat di Wilayah Puskesmas Kota Kupang tentang UU Keperawatan” yang dilakukan oleh Fransiskus Yulius Woge Ratu, mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, Kelas. Transfer Program 2012. 20 Menurut saya, Organisasi Profesi (PPNI) tidak perlu bekerjasama dengan pemerintah daerah terkait dengan diberlakukannya undang-undang keperawatan.
24 Tujuan pembinaan dan pengawasan menurut undang-undang keperawatan adalah untuk melindungi masyarakat dan perawat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran