• Tidak ada hasil yang ditemukan

Full Paper Vol. 4 No. 2 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Full Paper Vol. 4 No. 2 2023"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Aljabar abstrak merupakan ilmu yang mempelajari struktur matematika dengan tingkat pemikiran yang tinggi (Junarti et al., 2020). Khususnya pada kajian aljabar abstrak (Maysarah, 2018) yang pada hakikatnya mempunyai operasi matematika yang langsung menyentuh konsep himpunan (Anggraini & Sulaiman, 2014). Tinjauan pustaka melalui studi literatur ini menunjukkan adanya keterkaitan atau koneksi antara himpunan matematika dengan aljabar abstrak.

Gambar 1. Kegiatan Rapat Rutin OSIS SMA Negeri Gondangrejo
Gambar 1. Kegiatan Rapat Rutin OSIS SMA Negeri Gondangrejo

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbasis STEM pada

Materi Kalor dan Perpindahannya di Kelas V SD Negeri Ploso

  • PENDAHULUAN
  • PEMBAHASAN
  • METODE PENELITIAN
  • HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  • KESIMPULAN

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa diketahui melalui penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL). Model pengajaran project based learning (PjBL) berbasis STEM menekankan pada siswa yang aktif secara mental dan fisik. Model pembelajaran project based learning (PjBL) berbasis STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Studi Kasus: Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran di Perguruan Tinggi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU

Raudhatul Munawwarah 2 , Siti Hajar Hasibuan 3 , Dwi Yudha Lesmana 4 , Syukur Manik 5

Penelitian ini mengevaluasi penggunaan media sosial sebagai alat pembelajaran di perguruan tinggi dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Beberapa saran dapat diberikan untuk lebih memanfaatkan media sosial sebagai alat pengajaran di pendidikan tinggi. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Learning Engagement Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FISIP UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).

Efektivitas dan Penerapannya pada Materi Lingkaran Kelas VIII

Selain itu penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Luthan et al., 2013). Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan mengamati kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran flipped class berbasis masalah. Sedangkan angket digunakan untuk memperoleh data respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbasis flipped class.

Bagian data tes hasil belajar siswa diperoleh setelah penerapan model pembelajaran flipped class problem based learning mengelilingi materi dalam satu kali pertemuan. Berdasarkan Tabel 4, aktivitas siswa selama proses pembelajaran model pembelajaran berbasis masalah di kelas kembali dengan 8 pernyataan yang diberikan. Berdasarkan Tabel 5 diperoleh persentase respon siswa terhadap model pembelajaran flipped problem based learning.

Dapat disimpulkan bahwa data angket respon siswa terhadap model pembelajaran flipped class berbasis masalah adalah positif. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berbasis flippedclassroom menyebabkan hasil belajar banyak siswa melebihi KKM. Berdasarkan Tabel 5 diperoleh persentase respon siswa terhadap pembelajaran terdapat pernyataan negatif dan pernyataan positif pada model pembelajaran flipped class problem based learning.

Bersama Fitriyani Sinmas dkk. 2019) penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbasis flippedclassroom dapat melibatkan partisipasi aktif siswa.

Tabel 3  Tes Hasil Belajar
Tabel 3 Tes Hasil Belajar

Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah

Hikmah Bayani Situmorang 2 , Putri Maymuhamna Rahayu 3, Raudhatul Munawwarah 4

Namun sekolah ini belum mampu memasukkan pembelajaran PAI bahkan mata pelajaran lainnya ke dalam kurikulum belajar mandiri. Pihak sekolah belum menerima informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang mengenai pelatihan dasar kurikulum belajar mandiri dan petunjuknya. Sekolah gagal dengan cepat mengalihkan atau mengganti Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum yang berdiri sendiri.

Dimana kurikulum pembelajaran gratis ini merupakan bagian dari kebijakan baru yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) dan merupakan tambahan dari kurikulum 2013. Karena dalam kurikulum pembelajaran gratis ini, guru diharapkan lebih kreatif dalam mengajar (Ritaudin & Suprihanto, 2023). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kurikulum belajar mandiri ini cocok diterapkan secara khusus pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Selain itu, kurikulum belajar mandiri menuntut siswa untuk mampu berkomunikasi dengan baik dengan berbicara secara rutin kepada temannya. Dalam kurikulum belajar mandiri ini, guru diharapkan lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Kurikulum belajar mandiri ini menambah nuansa baru dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menyelenggarakan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.

Hal inilah yang membuat kepala sekolah Swasta Tunas Harapan Patumbak setuju dengan penerapan kebijakan kurikulum merdeka belajar ini.

Strategi Pengelolaan Kelas Melalui Penerapan Metode Role Playing Dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa Di Kelas 3 MI Nihayatul Amal 2

Purwasari

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Persiapan Guru dalam Mengelola Kelas

Hal ini memerlukan prasyarat berupa guru mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan kelas, keterampilan dan sikap yang baik dalam pengelolaan kelas. Mengelola kelas merupakan suatu tindakan pengelolaan kelas yang tentunya memerlukan pertimbangan, perencanaan dan persiapan yang matang karena hal itu akan terjadi. Sebelum memimpin suatu kelas, salah satu sifat yang harus dipersiapkan oleh seorang guru adalah memiliki tanggung jawab, dimana tanggung jawab ini merupakan salah satu faktor penting dimana guru mampu mempertanggungjawabkan kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dari awal hingga akhir.

Selain itu, guru harus membuat peraturan dan tata tertib selama proses pembelajaran dengan mengelola kelas secara fisik dan non fisik. Hal ini terlihat dari penjelasan mentor tentang pentingnya pengelolaan kelas, salah satu tanggung jawab guru dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, dan juga dari praktik-praktik yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas harus diperhatikan, direncanakan dan dikelola dengan baik guna meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar, hal ini harus dilakukan guru dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas baik secara teori maupun langsung dalam praktek. . kelas.

Keberhasilan pengelolaan kelas dalam memberikan dukungan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor. Melalui praktik pengelolaan kelas dengan metode role play dalam pembelajaran PAI dirasa efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran setiap siswa. Menurut Mudasir (2011), permasalahan dalam pengelolaan kelas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kasus yang terjadi di dalam kelas dan pengelompokan permasalahan dalam pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal serta memulihkannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Karakteristik Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Tingkat Tinggi dalam Pemecahan Masalah Segitiga Segiempat Ditinjau dari Gender

Karakteristik kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan masalah segitiga dan segi empat berdasarkan gender. Teori ini mengemukakan bahwa kemampuan berpikir matematis siswa berkembang melalui beberapa tahapan berpikir matematis yang progresif. Keterampilan Berpikir Matematis Siswa dalam Pemecahan Masalah berupaya menjelaskan bagaimana siswa mengembangkan kemampuan untuk secara efektif menghadapi dan memecahkan masalah matematika.

Kegiatan diawali dengan mengumpulkan informasi dari guru mata pelajaran kelas VII mengenai kemampuan berpikir matematis siswa. Dalam penelitian ini, karakteristik kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan masalah segitiga siku-siku dianalisis berdasarkan gender. Berpikir matematis tingkat tinggi melibatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara terstruktur, rapi dan benar.

Subjek Penelitian 1 (SP1) berinisial RN adalah seorang siswa laki-laki yang jawaban soal pemecahan masalah segitiga dan segi empat sesuai dengan empat indikator kemampuan berpikir matematis yang dikategorikan kemampuan berpikir matematis tingkat kelas atas. Hasil analisis tes pemecahan masalah dan wawancara menunjukkan bahwa siswa laki-laki penelitian SP1 mampu memenuhi empat dari empat indikator kemampuan berpikir matematis. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir matematis siswa perempuan lebih baik dibandingkan kemampuan berpikir matematis siswa laki-laki.

Sebab kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi mengacu pada terpenuhinya empat indikator berpikir matematis secara runtut.

Gambar 2  Jawaban SP1 Nomor 1
Gambar 2 Jawaban SP1 Nomor 1

Pengembangan E-Modul Sistem Peredaran Darah Berbasis Gender untuk Kelas VIII MTS

PEMBAHASAN 1 Pengertian E-Modul

Menurut Nikat dan Sumanik (2021), penggunaan e-modul dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa keunggulan, antara lain (1) E-modul dapat menyalurkan informasi dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih lancar dan fleksibel, (2) E-modul dapat meningkatkan kemampuan siswa. motivasi belajar. , (3) Penggunaan e-modul dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, (4) Penggunaan e-modul memungkinkan siswa mengakses dan membaca e-modul dimanapun dan kapanpun mereka mau. menggunakan telepon seluler, (5) Penggunaan e-modul juga dapat membantu menjaga lingkungan karena dapat menghemat konsumsi kertas, (7) Siswa dan guru dapat menggunakan e-modul sebagai bahan ajar yang berdiri sendiri tanpa memerlukan alat pendukung lainnya alat adalah. Yang dimaksud dengan e-modul berbasis gender adalah bahan ajar yang dapat digunakan oleh peserta didik dan disusun secara sistematis sesuai dengan karakteristik modul elektronik, serta desain tampilan e-modul menyampaikan pesan dan perlakuan yang adil, setara dan seimbang terhadap laki-laki dan perempuan. wanita lagi. (Fatchurrozaq, 2018). Penelitian dan pengembangan ini telah menghasilkan produk berupa e-modul peredaran darah berbasis gender yang valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa di sekolah.

Penyajian materi dibuat dengan menggunakan skema sebanyak-banyaknya sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep materi. Uji respon siswa terhadap e-modul peredaran darah berdasarkan gender dilakukan dengan dua cara, yaitu secara individu dan kelompok kecil. Sedangkan tes kelompok kecil dilakukan terhadap 10 siswa kelas VIII. kelas.

Di bawah ini adalah gambaran total nilai tes respon guru dan siswa terhadap modul elektronik sistem peredaran darah berbasis gender. Dari data di atas terlihat tanggapan guru dan siswa terhadap e-modul sistem peredaran darah berbasis gender sangat positif. Dari hasil pengujian, jawaban guru dan siswa terhadap e-modul yang dikembangkan memperoleh persentase total sebesar 94,17% dengan predikat sangat praktis.

Dapat disimpulkan bahwa e-modul sistem peredaran darah berdasarkan gender ini layak digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Gambar 1  Hasil Validasi Para Ahli
Gambar 1 Hasil Validasi Para Ahli

Hasil Belajar Matematika Siswa SD Menggunakan Media Realia dalam Pembelajaran berbasis Lingkungan

PEMBAHASAN 1 Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar pada penelitian ini adalah ketuntasan pembelajaran matematika yang dirancang pembelajaran berbasis lingkungan dengan media Realia. Kegiatan belajar mengajar hendaknya tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi juga pada kondisi sekitar yang juga merupakan bagian yang saling berkaitan dalam kegiatan belajar. Sumber belajar berbasis lingkungan ini tentunya mempunyai dampak yang besar terhadap pembelajaran karena aktivitasnya tidak terbatas pada empat dinding kelas saja.

Kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan dapat dipahami sebagai kegiatan pengembangan kurikulum sekolah, termasuk fasilitas dan lingkungan sekitar, yang kemudian dijadikan sumber dan media pembelajaran. Model pembelajaran berbasis lingkungan menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa dengan lingkungan sekitar sehingga mudah membentuk pemahaman terhadap materi pembelajaran yang ditawarkan. Pada tahap awal atau perencanaan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menyusun Lembar Kerja Siswa (SWP) yang nantinya akan diberikan kepada siswa sebagai objek penelitian untuk menambah wawasan keterampilan partisipasi belajar mengajar.

Pada Tabel 1 terlihat kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan dengan menggunakan media Realia meningkat dari siklus 1 dengan rata-rata 3,08, meningkat menjadi 3,96 pada siklus 2. Terlihat pada tabel 2 bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis lingkungan dengan media Realia mengalami peningkatan dengan rata-rata skor pada siklus 1 menjadi 3 menjadi 4 pada siklus 2 atau meningkat sebesar 1. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan dengan media Realia, siswa lebih mudah melakukan kegiatan mendeskripsikan materi perkalian matematika penjumlahan berulang.

Peningkatan hasil inilah yang menyebabkan penggunaan model pembelajaran berbasis lingkungan dengan media Realia dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar karena memudahkan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran matematika yang melibatkan materi perkalian.

Referensi

Dokumen terkait