• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Matahari dalam Al-Qur'an (Tinjauan Tafsir Salman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Fungsi Matahari dalam Al-Qur'an (Tinjauan Tafsir Salman)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora Jurusan : Kajian Al-Qur'an dan Sejarah Program Studi : Kajian Al-Qur'an dan Tafsir. Skripsi ini disampaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) jurusan Ilmu Pengetahuan dan Sejarah Al-Qur'an Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto. Safwan Mabrur AH, M.A., selaku Ketua Departemen Ilmu Al-Qur'an dan Sejarah Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora UIN Prof.

Seluruh rekan-rekan penulis khususnya di Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Tahun 2018 yang saling mendukung dan memotivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fungsi matahari itu sendiri dalam Al-Qur'an berdasarkan perspektif buku Tafsir Salman ITB.

Konsonan Tunggal

Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap

Ta‟ Marbutah di akhir kata Bila dimatikan tulis h

Apabila diikuti dengan perkataan sandang "semua" dan bacaan kedua adalah berasingan, ia ditulis dengan hã\.

Vokal Pendek

Vokal Panjang

Vokal rangkap

Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan denganapostrofxvii

Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Entah itu menganalisis ayat-ayat tentang sains atau bagaimana kaitannya Al-Qur'an dengan sains. Kesimpulan yang diambil adalah Tafsir Salman menggunakan metode komparatif dalam hal cara menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Kajian Tafsir Salman merupakan terobosan baru dalam penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang dijembatani oleh ilmu pengetahuan.

Ayat Geologi dalam Al-Qur'an (Studi Banding Tafsir Ilmiah dan Teori Ilmiah Modern). Manfaat Benda Langit Menurut Al-Qur'an (Analisis Kritis Tafsir Ilmiah Kementerian Agama Indonesia).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mengutip Agus Purwant, Syekh Tantawijauhari mencatat setidaknya ada 750 ayat Al-Qur'an yang mengulas dan menggambarkan berbagai fenomena di alam semesta. Dari sekian banyak ahli tafsir yang menafsirkan ayat-ayat ilmiah Al-Qur'an, alasan peneliti menggunakan Tafsir Salman yang pertama, Tafsir Salman menawarkan kepada khalayak penafsiran alternatif. Kami berharap para pembaca semakin dikuatkan imannya karena mengagumi dan menyadari keselarasan ayat-ayat Al-Qur'an dengan realitas alam semesta.

Pembahasan mengenai ayat-ayat kauniah dalam Al-Qur'an dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada manusia terhadap Tuhannya yang mulia, dan diharapkan dapat meningkatkan keimanan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan latar belakang yang berbeda tersebut, peneliti menulis skripsi yang berjudul “FUNGSI MATAHARI DALAM AL-QUR'AN (Ulasan Tafsir Salman)”.

Rumusan Masalah

Kedua, Tafsir Salman bukan sekedar tafsir biasa, melainkan sarat kajian ilmiah, yang dapat memberikan kontribusi besar dan melengkapi literatur perkembangan Islam. Apalagi Tafsir Salman ini telah disusun oleh tim yang berjumlah sekitar 26 orang ahli dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi kajian yang menarik bagi peneliti untuk mengkaji konsep matahari dan fungsinya dalam Al-Qur'an khususnya bagi kehidupan manusia yang menggambarkan berbagai fenomena alam terkait fungsi dan pengaruhnya terhadap kehidupan.

Tujuan dan Manfaat

Telaah Pustaka

Keagungan dan kekuasaan Allah SWT dari berbagai ciptaan-Nya serta keajaiban Al-Qur'an dapat kita saksikan melalui berbagai wahyu tersebut. Darhana Bulan Dalimunthe “Manfaat Matahari Menurut Al-Qur'an dan Kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan”, Pekanbaru merupakan lokasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan mempelajari kesejatian firman Tuhan yang tertuang dalam Al-Qur'an melalui pemahaman ilmu pengetahuan, ia dapat mengantarkan manusia beriman akan adanya Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi yang patut disembah manusia.

Namun ditemukan beberapa penelitian yang membahas tentang matahari, namun yang membedakan penelitian ini hanya berdasarkan Al-Qur'an dan sains. Di sisi lain, terdapat penelitian sebelumnya yang membahas tentang ruang angkasa atau yang sering disebut dengan 'Samaa' yang berarti langit, salah satunya membahas tentang matahari dalam Al-Qur'an, namun penelitian tersebut menggunakan tafsir Maudhu'i.

Tinjauan Teoritis

Pencarian ayat-ayat Al-Qur’an dengan metode ilmiah sebagian besar terfokus pada ayat-ayat yang dikenal dengan ayat kauniyyah yaitu ayat tentang penciptaan alam. Selain menyangkal keyakinan bahwa matahari adalah pusat alam semesta, tujuannya adalah untuk menunjukkan keterandalan teks Al-Qur'an dari sudut pandang ilmiah. Matahari adalah pusat Tata Surya, yang juga mencakup delapan planet, satelit dari setiap planet katai, asteroid, komet, dll.

Menurut teori heliosentris Nicolaus Copernicus yang digunakan dalam penelitian Salman tentang matahari dan fungsinya dalam Al-Qur'an, matahari merupakan pusat tata surya dan bumi termasuk di dalamnya. Apalagi semua lembaga pendidikan sepakat bahwa matahari adalah titik pusat tata surya, kemudian semua planet di galaksi Bima Sakti berevolusi menuju matahari.

Metode Penelitian

Hambali, 2013, hal. 228) Hingga saat ini, teori heliosentris yang menyatakan matahari sebagai pusatnya telah diakarkan oleh para ilmuwan. Pandangan Tafsir Salman ITB tentang tafsir Al-Qur'an tentang matahari menjadi sumber referensi utama yang digunakan penulis. Yang penulis maksud dengan sistem manual adalah data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber dari berbagai perpustakaan mengenai fungsi matahari dalam Al-Qur'an berdasarkan pandangan Tafsir Selman ITB.

Pembacaan, pencatatan dan analisis data penelitian hanyalah sebagian kecil dari pendekatan analisis yang digunakan dalam analisis data untuk penelitian kualitatif, (Afida et al., 2019, p. 455) seperti pada teknik analisis yang dikemukakan oleh Mirshad (2014) ). yang menjelaskan apa yang dalam penelitian literatur menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. 2015, hal. 214) Tentu saja permasalahan penelitiannya adalah mengungkap pandangan Tafsir Salman dalam mengungkap matahari dan fungsinya dalam kehidupan berdasarkan Al-Qur'an, kemudian menarik kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan teori-teori yang disebutkan.

Sistematika Pembahasan

Biografi Tim Tafsir Salman

Beliau lulus dari Biologi ITB pada tahun 1983 dan melanjutkan studi Magister Zoologi dari University of New England di Arimidale, Australia, antara tahun 1990 hingga 1993. Beliau merupakan anggota Alumni Astronomi ITB angkatan 74 dan menjabat sebagai Direktur Observatorium Bosscha. pada tahun 1999 hingga 2004 Menyelesaikan studi sarjana pada studi Teknik Sipil ITB angkatan 75, sebelum melanjutkan studi pascasarjana pada program Studi Pembangunan ITB pada tahun 1994.

Ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana dan doktoralnya di Departemen Astronomi Universitas Kyoto, di mana ia memperoleh gelar tersebut pada tahun 1994. Pria kelahiran Bandung tahun 1969 ini menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Syariah Institut Islam Cipasung pada tahun 1997.

Tahapan Tim Menyusun Tafsir Salman

Sistematika Penulisan Tafsir Salman ITB

Dengan demikian, sains maju ke arah pengetahuan total dan upaya dilakukan untuk melihat kesesuaian antara Al-Qur'an dan sains. Mukjizat-mukjizat yang lahir dan tercatat dalam Al-Qur'an menunjukkan keadaan berita supranatural yang disebabkan oleh bukti-bukti ilmiah dalam Al-Qur'an. Jadi hal ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an tentang penciptaan manusia yang disinggung proses mulai dari embrio sampai mati.

Dalam menentukan makna ayat-ayat Al-Qur'an, tim Tafsir Ilmiah Salman ITB mengkaji ra'y atau rasio yang menjadi sumber penelitian lain tentang Tafsir Salman. Tentu saja hal ini mudah untuk ditentukan mengingat Tafsir Salman merupakan karya tafsir yang diklaim sebagai tafsir ilmiah dan tentunya menyentuh logika dan konsep para ulama yang memiliki akses terhadap Al-Qur'an. Kesimpulan yang didapat adalah dalam kitab Tafsir Salman : Tafsir Ilmiah Juz 'Amma, ditinjau dari teknik penjelasannya peneliti menggunakan metode muqarin atau pendekatan komparatif dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Padahal Tafsir Salman menafsirkan Al-Qur'an dalam Juz 'Amma secara runtut mulai dari Surat al-Naba sampai dengan Surat al-Nas. Ketiga, hal ini terlihat dari struktur penyajiannya yang menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an dari sudut pandang ilmiah setelah terlebih dahulu mengkaji tafsir para ulama sebelumnya. Sebab Al-Quran dikenal sebagai satu-satunya kitab suci yang benar-benar menunjang ilmu pengetahuan.

Generasi muda umat Islam yang ingin mempelajari bagaimana Al-Qur'an membahas fenomena alam dari sudut pandang baru dapat membaca buku ini. Ia mengklaim buku Tafsir Salman disebut mampu meningkatkan pemahaman Al-Qur'an dengan mengambil hikmah dari berbagai disiplin ilmu. Saya mengapresiasi terjemahan Al-Qur'an karena Al-Qur'an adalah kitab yang rahmatan lil 'alamin."

Keistimewaan Tafsir Salman

Tafsir Salman : Tafsir Ilmiah Juz 'Amma merupakan tafsir ilmiah pertama yang menjelaskan aspek keilmuan Al-Qur'an dalam satu juz. Abbas Arfan Baraja dan buku Ayat Alam Semesta: Halaman Al-Qur'an yang Terlupakan karya Agus Purwanto. Tulisan-tulisan yang membahas tafsir keilmuan di Indonesia saat ini, selain Tafsir Salman, masih bersifat tematik dan pembahasannya belum runtut dalam satu juz Al-Qur'an.

Kerana sehingga kini hanya ada satu "ilmi" tafsir lengkap yang menunjukkan keseluruhan al-Quran juz; iaitu kitab al-Jawahir karangan Tantawi al-Jauhari. Sebaik-baiknya, pengajian tafsir “ilmi” dilakukan oleh seseorang yang pakar dalam bidang ilmu dan juga seseorang yang pakar dalam bidang tafsir al-Qur’an. Ketidaksinambungan tersebut tentunya tidak dapat menghasilkan kajian saintifik terhadap ayat-ayat al-Quran dengan hasil yang memuaskan.

Tahapan tersebut terus berlanjut hingga akhirnya makna ilmiah yang terpendam dari sebuah ayat Al-Qur'an terungkap dan dijelaskan kepada pembaca. Padahal, penafsiran 'ilmiah' yang menafsirkan Al-Qur'an lebih lengkap dan komprehensif; yaitu Tafsir al-Jawahir yang ditulis oleh Tantawixhauhari juga tidak mengenal sistematika yang digunakan oleh Tafsir Salmani. Oleh karena itu, gaya ilmiah merupakan respon terhadap mukjizat Al-Qur’an yang harus dikembangkan oleh generasi umat Islam saat ini.

Dan ini sekilas lagi tentang mukjizat ilmiah dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa (1) sinar matahari tidak akan terlihat kecuali dalam bentuk cahaya pada siang hari bumi, (2) bahwa alam semesta berada di luar wilayah gelap. berada dalam bayangan, dan (3) area hari harus mempunyai properti. Ayat-ayat ini cukup menjadi bukti bahwa Al-Qur'an telah dengan jelas menunjukkan perputaran bumi. Kata syams (صش) merupakan rujukan matahari dalam Al-Qur'an yang diulang sebanyak 33 kali.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an, dimana Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah SWT menjadikan matahari sebagai pelita. Selain itu Al-Quran juga menjelaskan bahwa matahari adalah dhiya yang ada dalam firman Allah Qs.

100

Kesimpulan

Saran

Begrebet Takziyatun Nafs i Al-Qur'an Surat Al-'Ala Vers 14-15 or Surat Ash-Syams Vers 9-10 (Study of Lathoiful Isyaris Bog of Imam Al-Qusyairi). Luqman i Tafsir Al-Āyat Al-Kauniyah Fī Al-Qur‟ān Al-Karīm.

Referensi

Dokumen terkait

wµqv-wewµqv wbqš¿Y Kiv ii.. ‰ewkó¨ enb Kiv