• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBAR KERJA, SPESIFIKASI TEKNIS, KONTRAK DAN DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT

N/A
N/A
Farhan Kurnia

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBAR KERJA, SPESIFIKASI TEKNIS, KONTRAK DAN DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBAR KERJA, SPESIFIKASI TEKNIS, KONTRAK DAN

DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

DR. IR. ARQAM LAYA, M.T

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

Memeriksa Rencana Tahapan Realisasi Pekerjaan

• Mengusulkan rencana kerja penga- wasan untuk mendapat persetujuan pengguna jasa

• Memberikan pendapat terhadap dokumen perencanaan

• Mengajukan usulan wakil pengawas konstruksi

• Menyerahkan jaminan uang muka

• Mendapat ganti rugi

Pengawas konstruksi :

(3)

Memeriksa Gambar Kerja (Shop Drawing)

• Hal yang perlu diperhatikan oleh pengawas

• Nomor kode gambar harus sama den gan gambar rencana

• Skala gambar

• Kelengkapan notasi

• Kelengkapan ukuran

• Kelengkapan gambar detail

• Gambarpeta kunci

• Jenis bahan yang digunakan

• Kesesuaian dengan kondisi lapangan

(4)

Memeriksa Kesiapan Bahan / Material

Merujuk pada persyaratan dalam dokumen kontrak

Jika bahan yang digunakan sudah memenuhi persyaratan, didukung oleh

dokumen yang absah (hasil coba

material, sertifikat pengujian bahan, persyaratan SNI), maka bahan tersebut

dapat diberi persetujuan untuk diguna

kan dalam pekerjaan

(5)

Memeriksa Kesiapan Tenaga Kerja

Mempelajari jumlah, kualifikasi atau kompetensinya yang dipersyaratkan untuk tiap jenis pekerjaan, didukung oleh sertifikasi keterampilan dan/atau

sertifikasi keahlian

(6)

Memeriksa Perlengkapan dan Peralatan Kerja

Kontraktor menyiapkan rencana pelaksanaan dan perlengkapan dan

diajukan pada konsultan

Konsultan mengevaluasi usulan perlengkapan dan peralatan dari segi jenis, jumlah, spesifikasi dan

keselamatan kerja

Pengawas memastikan dilapangan bahwa peralatan yang diajukan sud

ah sesuai dengan lapangan

(7)

GAMBAR KERJA

Menyesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan

Memudahkan pekerjaan persiapan di lapangan

Memudahkan pekerjaan pra pabrikasi

Memperoleh efektivitas dan efisiensi pengawasan mutu

pekerjaan

Tujuan :

Jumlah kebutuhan bahan secara rinci

Jumlah material sisa

Jumlah dan jenis kebutuhan peralatan dan perkakas Jenis, jumlah, klasifikasi dan

kualifikasi tenaga kerja Alokasi waktu

Alokasi biaya nyata

Hasil :

(8)

Analisis Gambar Kerja, Peta Situasi dan Data Hasil Penyel idikan Tanah

Diperlukan untuk menentukan jalan kerja dari site plan ke seluruh lokasi saluran irigasi, termasuk jalan kerja

dari quarry atau borrow area

Quarry dan borrow area perlu dilakukan penyelidikan laboratorium untuk tanah dan batuan

Diperlukan untuk membuat metode pelaksanaan yang

efektif dan efisien.

(9)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG BAIK

Lengkap dan jelas memenuhi

informasi yang dibutuhkan

Bisa dilaksanakan dan efektif

Aman untuk

dilaksanakan terhadap bangunan, pekerja,

dan lingkungan

Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan

atau disetujui tenaga teknik yang berkompeten

Biaya murah, wajar dan efisien

Memenuhi

pertimbangan non teknis lainya

Merupakan alternatif terbaik yang telah diperhitungkan dan

dipertimbangkan

Manfaat positif construction

method

(10)

PEMBUATAN METODE PELAKSANAN

Method

Site plan, kebutuhan alat dan tenaga kerja serta material,

urutan tahapan pekerjaan, sketsa penjelasan

Analisis Harga Satuan

Unit Price :

Ekonomis,

wajar, efisin

(11)

Standarisasi Kerja

• Aktivitas di

lokasi pekerjaan dan efisiensi kerja

• Pergerakan bahan dan peralatan

• Fasilitas

keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan

• Lokasi

penampungan / barak tenanga kerja dan penyimpanan bahan

Penentuan standarisasi kerja : Pekerja harus disediakan : - Tempat kerja aman

- Akses & jalur evakuasi - amanSistem & metode kerja - amanPenggunaan peralatan - amanKesempatan pelatihan

yang memadai

- Pengawasan dan instruk si yang jelas

- Perlengkapan pelindung tubuh pekerja

- Bahan yang tidak mengandung bahan berbahaya

- Kebijakan atas K3

(12)

SPESIFIKASI TEKNIS

Uraian syarat-syarat pekerjaan meliputi persyaratan dimensi atau ukuran, material, peralatan yang digunakan dan tata cara melaksanakan pekerjaan.

Spesifikasi teknis merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat dalam pelaksanaan kontruksi di lapangan.

Spesifikasi teknis bangunan gedung negara mencakup

klasifikasi mengenai persyaratan bangunan dan lingkungan, persyaratan bahan bangunan, persyaratan struktur

bangunan, utilitas dan prasaran dalam bangunan, serta sarana penyelamatan.

(13)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

(14)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

(15)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

(16)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

(17)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA

(18)

PERSYARATAN TEKNIS

1. Uraian umum proyek

2. Uraian situasi proyek

3. Uraian tentang pekerjaan persiapan tapak

4. Uraian tentang pekerjaan persiapan

bangunan

5. Uraian tentang pekerjaan tanah

6. Uraian tentang pekerjaan pondasi

7. Uraian tentang pekerjaan beton

8. Uraian tentang pekerjaan dinding

9. Uraian tentang pekerjaan plafond

10. Uraian tentang pekerjaan atap

11. Uraian tentang pekerjaan kusen dan pintu/jendela

12. Uraian tentang pekerjaan cat dan

laburan

13. Uraian tentang pekerjaan instalasi

listrik

14. Uraian tentang pekerjaan penyejuk

ruang

15. Uraian tentang pekerjaan lift dan

escalator

16. Uraian tentang pekerjaan plambing

dan pompa air

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak dan mengikat yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan yang berisi tentang :

(19)

Pedoman Survey Lapangan

A. Data umum survei lapangan P royek Irigasi

1. Nama proyek : ...

...

2. Keadaan site

3. Jalan masuk ke site 4. Lapangan kerja

5. Sumber air kerja 6. Listrik

7. Tenaga kerja

8. Keadaan cuaca di site

9. Data penyelidikan perkerasan berbutir (sondir, boring log ds b)

10. Quarry / borrow area:

11. Survei harga bahan lokal 12.Disposal area

13. Penggunaan alat berat 14. Mobilisasi

15. Lokasi penempatan alat

16. Kondisi sosial lingkungan pro yek

17. Pemotretan perlu dilakukan u ntuk bagian site yang penting termasuk

18. Sarana kesehatan

(20)

Bahan Agregrat

Pasir

(Pasir angin, pasir danau, pasir sungai, pasir-batu, pasir gunung, pasir buatan)

Kerikil

(Kerikil kacang polong / pea gravel, kerikil sungai.

kerikil gunung)

Batu Pecah

(Batu pecah bergradasi, batu pecah campuran, secondary

crusher, terak / slag)

(21)

Bahan : Pasir

• Pasir tidak bekerja aktif dalam proses pengerasan, tapi kua litas beton tergantung pula pada kwalitas pasir. Keteguhan tekan pasir tidak boleh kurang dari pada keteguhan tekan semen yang telah mengeras. Pasir terdapat didasar sungai.

Pasir terdiri atas butir-butir dengan berbagai ukuran, yang diberi nama pasir ialah butir-butir dengan ukuran antara 0, 2–5 mm.

• Sebelum dipakai sebagai bahan tambahan membuat beto n, pasir harus diselidiki tentang :

a. Ada atau tidak adanya campuran dan kotoran b. Cukup kerasnya bahan pasir

c. Berapa prosen air yang terkandung d. Analisa saringan pasir

(22)

Bahan : Kerikil dan Batu Pecah

• Diameter 5–30 mm kerikil dapat diketemuka n didasar sungai sedang batu pecahan dibu at oleh orang atau dengan mesin.

• Batu pecahan mempunyai sisi-sisi yang taja m dan memberi beton yang lebih baik. Bah kan batu harus keras, lebih keras dari seme nnya yang sudah menjadi batu.

• Campuran semen-pasir-kerikil pun harus me

mpunyai garis analisa yang terletak didalam

daerah yang amat baik atau cukup baik.

(23)

a) Kekuatan b) Kekerasan

c) Mudah dikerjakan d) Ketahanan

e) Warna dan butiran

f) Porositas dan texture

g) Kemudahan pengambilan h) Mudah dicapai

• Keteguhan

• Keawetan

• Keteguhan Aus

• Tahan Api

Bahan : Batuan

Syarat-syarat batuan

Sifat-sifat

batuan

(24)

• Portland Cement terdiri atas campur an Ca CO3, tanah liat dan bahan ya ng mengandung besi, yang dibakar hingga meleleh (yaitu dekat ketitik c airnya)

• Setelah pendingin digiling halus de ngan bahan tambahan yang menga tur waktu pengikatan

• Permulaan pengikatan, ini adalah s aat dimana semen mulai menjadi ka ku, yang dinyatakan dalam jam dan menit setelah pembutan pasta seme n.

• Pengikatan yang sebenarnya, yaitu waktu antara mulai menjadi kaku da n saat menjadi padatnya semen.

Bahan : Semen

Susunan

Pengikatan dan Pengerasan

Semen

(25)

Bahan : Bata

a) Pengambilan dan penyimpanan bahan

baku

b) Penyiapan bahan baku

c) Pencetakan d) Pengeringan

e) Pelapisan f) Pembakaran dan pendinginan

g) Penarikan dan

penyimpanan hasi-hasil yang

sudah jadi

(26)

• Ukuran dimasa lampau berma cam-macam, tergantung pada bahan dan tempat. Tetapi kare na kebutuhan standardisasi m akin nampak, maka ditentukan ukuran-ukuran standar.

• Warna

• Texture

• Ukuran

• Kekuatan

• Kecepatan absorpsi. Pengujian keku atan termasuk pengujian tekan, ges er dan kekuatan lentur melintang.

Bahan : Bata

Jenis Dan Ukuran Bata

Sifat-sifat Bata

dan Dinding Bata

(27)

• Daya dukung yang besar

• Tahan terhadap temperatur tinggi

• Tahan terhadap getaran (misalnya k arena ledakan, gempa bumi atau m esin-mesin yang berjalan cepat)

• Biaya pemeliharaan konstruksi amat rendah

• Tidak tepat untuk bangunan sem entara

• Warnanya kurang menyenangkan

• Berat volume beton besar (2400 kg/m3)

Bahan : Beton

Keuntungan beton bertulang

Kerugian Beton

Bertulang

(28)
(29)

Bahan : Beton (Mutu Beton)

• Dipakai untuk pengendapan (blinding) dan lantai kerja. Campurannya harus paling tidak 1 semen : 8 agregrat (kerikil dan pasir dicampur)

Mutu B0

• Dipakai untuk beton tumbuk dalam pondasi dan timbunan. Campurannya dapat diambil 1 : 2 : 3 atau 1 : 1, 5 : 2, 5 (semen : pasir :kerikil).

Mutu B1

• Dipakai untuk beton-massa didalam tubuh

bendung atau dinding penahan yang besar. Untuk mutu ini campuran bisa diambil seperti untuk

mutu B1.

Mutu K125

• Bangunan-bangunan bertulang yang dicetak di tempat / lapangan dan campurannya harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan dalam PBI- 1971.

Mutu K175

• Bagian-bagian yang berkekuatan tinggi seperti

bangunan, atas jembatan atau pipa-pipa pracetak.

Campurannya sesuai dengan ketentuan PBI-1971.

Mutu K225

(30)

JADWAL KERJA

Jadwal pelaksanaan proyek merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan

Berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu merencanakan

kegiatan-kegiatan maupun untuk

pengendalian pelaksanaan proyek secara keseluruhan.

Pembuatan Jadwal Kerja

Cara Bagan Balok (Bar Chart)

Cara Jaringan Kerja

Untuk suatu proyek yang sederhana yang tidak mengandung kegiatankegiatan

kompleks yang sangat tergantung satu sama lainnya

Suatu proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang saling ketergantungan

dengan waktu penyelesaian dan sumber - sumber (resources),

(31)

Pembuatan Jadwal Dengan Cara Bagan Balok (Bar Chart)

Buatkan skala waktu dengan memberi angka-angka sebagai

petunjuk dari waktu

berlangsungnya proyek dalam satuan waktu tertentu

Tuliskan dan nomori kegiatan pokok sepanjang kolom sebelah kiri ke bawah dalam

urutan yang logis sejak dimulainya proyek

Perkirakan lama waktu yang diperlukan untuk setiap

kegiatan

Buatlah tanda balok untuk setiap kegiatan memanjang

menurut skala horisontal.

 Melukiskan proyek dalam urutan tahap-tahap kegiatan pokok disertai waktunya

 Memonitor kemajuan-kemajuan yang dicapai,

 Memperlihatkan jadwal waktu yang menunjukkan bagaimana kegiatan-kegiatan proyek akan menuju pada setiap keluaran

(32)

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek

(Bagan Balok)

(33)

Pembuatan Jadwal dengan Cara Jaringan Kerja

Membuat daftar kegiatan dan kebutuhan sumber-

sumber

Menganalisa Ketergantungan

Menggambar Jaringan Kerja Menganalisa

Waktu

(34)

Jadwal Pelaksanaan dengan Jaringan Kerja

(35)

 CPM adalah metoda network yang didasarkan AOA

 Hubungan kegiatan adalah:

- Predecessor - Successor

 Konstrainnya FS = 0 san SS = 0

 Penggambaran dan aturan = pada CPM sama pada AOA

 Pada CPM ada kegiatan/jalur kritis dan kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh terlambat

 Jalur kritis adalah jalur dari kegiatan-kegiatan yang tidak

mempunyai float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh terlambat

 Kegiatan kritis adalah kegiatan yang dilalui jalur kritis.

 Dari diagram kegiatan kritis ditunjukkan oleh EET = LET pada node nya  tidak mempunyai float

 Jalur/kegiatan nonkritis adalah jalur/kegiatan yang mempunyai tenggang waktu (float), ditunjukkan oleh EET  LET ada floatnya

1.4 Critical path Method (CPM)

(36)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan CPM suatu proyek adalah sbb:

1) Menyiapkan dan menyusun daftar kegiatan/pekerjaan yang ada pada suatu proyek yang akan dibuat CPM-mya. Misalnya memberi kode untuk setiap jenis kegiatan/pekerjaan.

1) Perhitungan durasi (waktu) yang akan diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan/pekerjaan

1) Menentukan hubungan anatra kegiatan

Mana kegiatan yang mendahului (predecessor) Mana kegiatan yang mengikuti (successor)

Mana kegiatan yang bersamaan

4) Menyusun/menggambarkan kegiatan-kegiatan tersebut dalam bentuk network, dengan memasukkan kode masing-masing kegiatan, event/node yang saling berhubungan dan durasinya.

Angka-angka pada setiap even pada pangkal arrow. Tiap event atau node disiapkan/dibagi untuk EET dan LET

1.5 Perhitungan -CPM

EET LET

(37)

5) Menghitung dan menganalisis EET dan LET dari masing - masing kejadian/event/node untuk setiap kegiatan, dengan perhitungan dan analisis kemuka (forward) untuk

menentukan EET, perhitungan dan analisis ke belakang (backward) untuk menentukan LET

1) PERHITUNGAN KE MUKA (FORWARD)

Untuk menentukan EET setiap event menggunakan perhitungan ke muka (forward)

Jika hanya satu kegiatan (arrow) menuju event/node, maka EETj = EETi + D

i j 2 3

C

D 5

7 C 12

EET

EET3 = EET2+D

=7+5 =12

Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu event/

node, EET tersebut diambil yang akan menghasilkan EET maksimum (terbesar)

(38)

EET 4.1 = EET1 +DA

= 8 + 5 = 13 EET 4.2 = EET2 +DB

= 9+7 = 16 EET 4.3 = EET3 + DC

= 5+4 = 9

5 3

8 1

9 2

16 4

A 5

B 7 C

4

Diambil EET4 yang maksimum = EET 4.2 =16

EET4 = 16

(39)

2. PERHITUNGAN KE BELAKANG (BACKWARD)

Untuk menentukan LET setiap event menggunakan perhitungan kebelakang (backward)

Untuk setiap kegiatan (arrow) menuju event/node LETi = LETj –D

LET 5 = 20 – 7 = 13

i j 5

13

6 20

E

D 7

E

LET LET

(40)

6

11

7

I 25

8 J

K 7 5

8

18

9

LET 6.7 = LET7 +DI 20

= 25 - 8 = 17 LET 6.8 = LET8 +DJ

= 18-7 = 11 LET 6.9 = LET9 + DK

= 20-5 = 15 Diambil yang minimum LET6.8= 11

Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu event/node, maka LET node tersebut diambil yang akan menghasilkan LET minimum/terkecil

(41)

6) Menentukan lintasan kritis, yaitu kegiatan yang mempunyai event/node EET = LET

7) Membuat tabel CPM yang berisi

Kegiatan dan atau kode kegiatan

Event

Durasi

ES (Earliest Start)

EF (Earliest Finish)

LS (Latest Finish)

LF (Latest Finish)

TF (Total Float)

Keterangan kritis/Non Kritis

Jika perlu menghitung FF (Free Float) dan IF (Independence Float)

(42)

CONTOH SOAL CPM

NO KEGIATAN TERGANTUNG PADA DURASI

1 A - 11

2 B - 12

3 C - 15

4 D A 5

5 E B 8

6 F B 28

7 G C 14

8 H D,E 11

(43)

PENYELESAIAN

0 0

0

1 24 11

2 12 12

3 26 9

5 40 40 4 29

20

A (11)

C (15)

B (12)

D(5)

H (11)

F (28)

G (14) E(8)

(44)

Dalam contoh ini kegiatan dibuat langsung dalam simbol, didalam

praktik harus ada diskripsinya.Misal langkah 1, 2, 3 sudah dan langkah 4 tabelnya:

No Kegiatan Durasi (minggu) Kegiatan mendahului (predeccessor)

Kegiatan Mengikuti (successor)

1 A 6 - B, C

2 B 7 A E

3 C 1 A F, G

4 D 14 - F,G, H

5 E 5 B K

6 F 8 C, D J, L

7 G 9 C, D N, M

8 H 3 D I

9 I 5 H N, M

10 J 3 F K

11 K 4 E, J -

12 L 12 F 0

13 M 6 G, I -

14 N 2 G, I 0

15 O 7 L, N -

1.6 Durasi Kegiatan/Aktifitas

(45)

Gambarkan dalam diagram network D

6 1

13

13 2

32

25 7

37

0 0

0

14 4

14

22 6

22

34 9

34

41 1

41

23 8

32 17

5

27 14

3

14 B

7

E

5 K

4

1 5 H

3 D

14 A 6

C

1 L

12 F

8

M 6 9 6 N 2

0 7 J

3

dummy

Jalur kritis : D – dummy x – F – L – O Waktu proyek = 41 minggu

Membuat tabel CPM dan menghitung float

x

(46)

PROSEDUR PELAKSANAAN

Merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis berikut teknik-teknik pelaksanaannya sehubungan dengan sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi

lapangan yang ada

Project plan

Gambar sketsa pelaksanaan pekerjaan

Uraian pelaksanaan pekerjaan

Mobilisasi dan Demobilisasi

Perhitungan kebutuhan dan

jadwal penggunaan tenaga kerja Perhitungan kebutuhan material dan jadwal suplai material

(47)

Ciri-Ciri Prosedur pelaksanaan yang baik

Memenuhi syarat teknis

Memenuhi syarat ekonomis

Memenuhi pertimbangan non-teknis lainnya

Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan dipertimbangkan

(48)

Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan

Kegiatan Penyiapan Kegiatan Pengerjaan Kegiatan Pengakhiran

Menyerahkan dokumen dan fasilitas yang

diperlukan oleh perencana konstruksi untuk dapat memulai

pekerjaannya.

Bertanggung jawab atas kebenaran isi dokumen

dan fasilitas dimaksud termasuk kelengkapanya

serta tepat waktu dalam penyerahannya

Bertanggung jawab atas

segala konsekuensi yang timbul akibat perintah

perubahan yang diberikan

kepada perencana konstruksi.

Menyelesaikan klaim dari pelaksana konstruksi yang sudah

diterima pengguna jasa selambat – lambatnya sebelum

penyerahan kedua kalinya hasil

sakhir pekerjaan.

• PENGGUNA JASA

(49)

TAHAP PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

• PERENCANA KONSTRUKSI

Kegiatan Penyiapan Kegiatan Pengerjaan Kegiatan Pengakhiran

Memberi pendapat atas dokumen yang

diserahkan oleh pengguna jasa dan mengajukan usulan

wakil perencana konstruksi

beserta kewenangannya untuk mendapat persetujuan pengguna

jasa.

Melaksanakan setiap tahapan

kegiatan Pelaksanaan

Pekerjaan sesuai rencana

kerja yang sudah disetujui pengguna jasa.

Pemeliharaan mutu terhadap hasil

akhir pekerjaan selama masa jaminan

atas mutu hasil pekerjaan dan juga menyerahkan untuk kedua kalinya hasil akhir pekerjaan

disertai dokumen kelengkapannya

(50)

TAHAPAN PEMBAYARAN

Cara Pembayaran Prestasi Pekerjaan Penyedia Jasa

Cara pembayaran bulanan (monthly

payment)

Cara pembayaran atas prestasi (stage

payment)

Pra pendanaan penuh dari penyedia jasa (constrctor’s

full pre-financed)

Didasarkan kepada

prestasi Penyedia Jasa y ang dihitung setiap

akhir bulan, dengan catatan bahwa prestasi yang dicapai oleh

Penyedia Jasa diakui Pengguna Jasa

Berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan kontrak atau tidak berd asarkan waktu.

Dan besarnya prestasi di nyatakan dalam

persentase. Pembayaran seperti ini sering juga di sebut dengan

pembayaran termin atau angsuran

Penyedia Jasa harus mendanai dahulu seluruh pekerjaan

sesuai kontrak. Setelah pekerjaan selesai 100%

dan diterima baik oleh Pengguna Jasa barulah Penyedia Jasa

mendapatkan

pembayaran sekaligus,

(51)

DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT

• Ijin persiapan

• IMB Sementara

• IMB Menyeluruh

Perijinan mendirikan bangunan gedung

• jin cor beton, ijin pemasangan instalasi, dll.)

Perijinan untuk melakukan pekerjaan

• Surat Ijin

Penunjukkan Penruntukan Tanah (SIPPT)

Perijinan penggunaan lahan

• Kemungkinan pengotoran lingkungan sekitar lokasi proyek.

Perijinan dinas kebersihan

• Perijinan yang

menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan

(52)

Ijin Pelaksanaan Pekerjaan

 Diperlukan sebelum tahap pekerjaan dimulai

 Mengurangi kesalahan dan kekeliruan

pelaksanaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja.

 Diberikan bila persiapan dan persyaratan (teknis, operasional dan keselamatan kerja telah dipenuhi

 Dalam bentuk tertulis (tidak boleh lisan), menggunakan borang yang sudah baku, setelah dilakukan pemeriksaan ulang

 Dilakukan oleh petugas yang diberi

kewenangan yaitu site / project manager

(53)

Borang Ijin Pelaksanaan

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan

Peralatan, perlengkapan dan petugas yang diberi wewenang

Potensi kecelakaan, dan hal-hal untuk mengantisipasi kecelakaan

Lama berlakunya ijin pelaksanaan

Kecelakaan kerja harus ditiadakan, agar pekerjaan rutin tidak

membutuhkan ijin pelaksanaan lagi

Site manager dapat mendelegasikan wewenang pengoperasian pemberian ijin pada orang

lain

Ijin harus dipahami sebagai instruksi kerja, sehingga informasinya

harus rinci dan teliti

Iji berlaku Ijin pelaksanaan berlaku untuk setiap

personil dan hingga seluruh pekerjaan selesai

dan ijin dicabut

Tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan selain tercantum dalam

ijin

Tanggung jawab setiap tahapan harus jelan

ditentukan

Berisi tentang

Prinsipnya

(54)

Pekerjaan Yang Membutuhkan Ijin

Ijin Umum

Pemindahan mesin atau bahan beracun Pekerjaan pada alat angkut / crane

Pekerjaan pipa berisi bahan berbahaya

Pek. berhubungan dengan radiasi

Pekerjaan pada ketinggian dan

penggalian bawah tanah

Ijin Khusus

Bekerja di ruang sempit (chamber, tangki, gorong- gorong, saluran udara, lubang kontrol, pit, galian, boiler, dan reaktor tungku

Bekerja dengan peralatan tegangan listrik tinggi diatas 600 Volt

Pekerjaan melibatkan api termasuk memotong benda metal, mengelas, mamtri (soldering), pengeboran dan pengikisan dengan gerinda

(55)

Membuat Surat Ijin Pelaksanaan

Pembersihan Lahan

Tinjauan ke Lapangan

Ijin

Pelaksanaan

Lahan yang

bermasalah Lahan dalam status sengketa,atau tidak didukung status kepemilikan

Kondisi ideal Lahan berada pada Kawasan Siap Bangun (KaSiBa) atau

Lingkungan Siap Bangun (LiSiBa) dengan dukungan

legalitas memadai

Garis Sempadan Jalan Garis Sempadan Bangungan

Jarak bebas

Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Lantai Bangunan Koefisien tapak basemen

Koefisien Daerah Hijau

Dokumen Bangunan

(56)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL JALAN PROVINSI DIY PENDUKUNG AKSESIBILITAS KAWASAN PANTAI SELATAN GUNUNGKIDUL (Studi Kasus Rute Gading – Saptosari dan Wonosari – Baron),