GAMBAR KERJA, SPESIFIKASI TEKNIS, KONTRAK DAN
DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT
PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)
DR. IR. ARQAM LAYA, M.T
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Memeriksa Rencana Tahapan Realisasi Pekerjaan
• Mengusulkan rencana kerja penga- wasan untuk mendapat persetujuan pengguna jasa
• Memberikan pendapat terhadap dokumen perencanaan
• Mengajukan usulan wakil pengawas konstruksi
• Menyerahkan jaminan uang muka
• Mendapat ganti rugi
Pengawas konstruksi :
Memeriksa Gambar Kerja (Shop Drawing)
• Hal yang perlu diperhatikan oleh pengawas
• Nomor kode gambar harus sama den gan gambar rencana
• Skala gambar
• Kelengkapan notasi
• Kelengkapan ukuran
• Kelengkapan gambar detail
• Gambarpeta kunci
• Jenis bahan yang digunakan
• Kesesuaian dengan kondisi lapangan
Memeriksa Kesiapan Bahan / Material
Merujuk pada persyaratan dalam dokumen kontrak
Jika bahan yang digunakan sudah memenuhi persyaratan, didukung oleh
dokumen yang absah (hasil coba
material, sertifikat pengujian bahan, persyaratan SNI), maka bahan tersebut
dapat diberi persetujuan untuk diguna
kan dalam pekerjaan
Memeriksa Kesiapan Tenaga Kerja
Mempelajari jumlah, kualifikasi atau kompetensinya yang dipersyaratkan untuk tiap jenis pekerjaan, didukung oleh sertifikasi keterampilan dan/atau
sertifikasi keahlian
Memeriksa Perlengkapan dan Peralatan Kerja
Kontraktor menyiapkan rencana pelaksanaan dan perlengkapan dan
diajukan pada konsultan
Konsultan mengevaluasi usulan perlengkapan dan peralatan dari segi jenis, jumlah, spesifikasi dan
keselamatan kerja
Pengawas memastikan dilapangan bahwa peralatan yang diajukan sud
ah sesuai dengan lapangan
GAMBAR KERJA
Menyesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan
Memudahkan pekerjaan persiapan di lapangan
Memudahkan pekerjaan pra pabrikasi
Memperoleh efektivitas dan efisiensi pengawasan mutu
pekerjaan
Tujuan :
Jumlah kebutuhan bahan secara rinci
Jumlah material sisa
Jumlah dan jenis kebutuhan peralatan dan perkakas Jenis, jumlah, klasifikasi dan
kualifikasi tenaga kerja Alokasi waktu
Alokasi biaya nyata
Hasil :
Analisis Gambar Kerja, Peta Situasi dan Data Hasil Penyel idikan Tanah
Diperlukan untuk menentukan jalan kerja dari site plan ke seluruh lokasi saluran irigasi, termasuk jalan kerja
dari quarry atau borrow area
Quarry dan borrow area perlu dilakukan penyelidikan laboratorium untuk tanah dan batuan
Diperlukan untuk membuat metode pelaksanaan yang
efektif dan efisien.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG BAIK
Lengkap dan jelas memenuhi
informasi yang dibutuhkan
Bisa dilaksanakan dan efektif
Aman untuk
dilaksanakan terhadap bangunan, pekerja,
dan lingkungan
Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan
atau disetujui tenaga teknik yang berkompeten
Biaya murah, wajar dan efisien
Memenuhi
pertimbangan non teknis lainya
Merupakan alternatif terbaik yang telah diperhitungkan dan
dipertimbangkan
Manfaat positif construction
method
PEMBUATAN METODE PELAKSANAN
Method
Site plan, kebutuhan alat dan tenaga kerja serta material,
urutan tahapan pekerjaan, sketsa penjelasan
Analisis Harga Satuan
Unit Price :
Ekonomis,
wajar, efisin
Standarisasi Kerja
• Aktivitas di
lokasi pekerjaan dan efisiensi kerja
• Pergerakan bahan dan peralatan
• Fasilitas
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
• Lokasi
penampungan / barak tenanga kerja dan penyimpanan bahan
Penentuan standarisasi kerja : Pekerja harus disediakan : - Tempat kerja aman
- Akses & jalur evakuasi - amanSistem & metode kerja - amanPenggunaan peralatan - amanKesempatan pelatihan
yang memadai
- Pengawasan dan instruk si yang jelas
- Perlengkapan pelindung tubuh pekerja
- Bahan yang tidak mengandung bahan berbahaya
- Kebijakan atas K3
SPESIFIKASI TEKNIS
Uraian syarat-syarat pekerjaan meliputi persyaratan dimensi atau ukuran, material, peralatan yang digunakan dan tata cara melaksanakan pekerjaan.
Spesifikasi teknis merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat dalam pelaksanaan kontruksi di lapangan.
Spesifikasi teknis bangunan gedung negara mencakup
klasifikasi mengenai persyaratan bangunan dan lingkungan, persyaratan bahan bangunan, persyaratan struktur
bangunan, utilitas dan prasaran dalam bangunan, serta sarana penyelamatan.
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PERSYARATAN TEKNIS
1. Uraian umum proyek
2. Uraian situasi proyek
3. Uraian tentang pekerjaan persiapan tapak
4. Uraian tentang pekerjaan persiapan
bangunan
5. Uraian tentang pekerjaan tanah
6. Uraian tentang pekerjaan pondasi
7. Uraian tentang pekerjaan beton
8. Uraian tentang pekerjaan dinding
9. Uraian tentang pekerjaan plafond
10. Uraian tentang pekerjaan atap
11. Uraian tentang pekerjaan kusen dan pintu/jendela
12. Uraian tentang pekerjaan cat dan
laburan
13. Uraian tentang pekerjaan instalasi
listrik
14. Uraian tentang pekerjaan penyejuk
ruang
15. Uraian tentang pekerjaan lift dan
escalator
16. Uraian tentang pekerjaan plambing
dan pompa air
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak dan mengikat yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan yang berisi tentang :
Pedoman Survey Lapangan
A. Data umum survei lapangan P royek Irigasi
1. Nama proyek : ...
...
2. Keadaan site
3. Jalan masuk ke site 4. Lapangan kerja
5. Sumber air kerja 6. Listrik
7. Tenaga kerja
8. Keadaan cuaca di site
9. Data penyelidikan perkerasan berbutir (sondir, boring log ds b)
10. Quarry / borrow area:
11. Survei harga bahan lokal 12.Disposal area
13. Penggunaan alat berat 14. Mobilisasi
15. Lokasi penempatan alat
16. Kondisi sosial lingkungan pro yek
17. Pemotretan perlu dilakukan u ntuk bagian site yang penting termasuk
18. Sarana kesehatan
Bahan Agregrat
Pasir
(Pasir angin, pasir danau, pasir sungai, pasir-batu, pasir gunung, pasir buatan)
Kerikil
(Kerikil kacang polong / pea gravel, kerikil sungai.
kerikil gunung)
Batu Pecah
(Batu pecah bergradasi, batu pecah campuran, secondary
crusher, terak / slag)
Bahan : Pasir
• Pasir tidak bekerja aktif dalam proses pengerasan, tapi kua litas beton tergantung pula pada kwalitas pasir. Keteguhan tekan pasir tidak boleh kurang dari pada keteguhan tekan semen yang telah mengeras. Pasir terdapat didasar sungai.
Pasir terdiri atas butir-butir dengan berbagai ukuran, yang diberi nama pasir ialah butir-butir dengan ukuran antara 0, 2–5 mm.
• Sebelum dipakai sebagai bahan tambahan membuat beto n, pasir harus diselidiki tentang :
a. Ada atau tidak adanya campuran dan kotoran b. Cukup kerasnya bahan pasir
c. Berapa prosen air yang terkandung d. Analisa saringan pasir
Bahan : Kerikil dan Batu Pecah
• Diameter 5–30 mm kerikil dapat diketemuka n didasar sungai sedang batu pecahan dibu at oleh orang atau dengan mesin.
• Batu pecahan mempunyai sisi-sisi yang taja m dan memberi beton yang lebih baik. Bah kan batu harus keras, lebih keras dari seme nnya yang sudah menjadi batu.
• Campuran semen-pasir-kerikil pun harus me
mpunyai garis analisa yang terletak didalam
daerah yang amat baik atau cukup baik.
a) Kekuatan b) Kekerasan
c) Mudah dikerjakan d) Ketahanan
e) Warna dan butiran
f) Porositas dan texture
g) Kemudahan pengambilan h) Mudah dicapai
• Keteguhan
• Keawetan
• Keteguhan Aus
• Tahan Api
Bahan : Batuan
Syarat-syarat batuan
Sifat-sifat
batuan
• Portland Cement terdiri atas campur an Ca CO3, tanah liat dan bahan ya ng mengandung besi, yang dibakar hingga meleleh (yaitu dekat ketitik c airnya)
• Setelah pendingin digiling halus de ngan bahan tambahan yang menga tur waktu pengikatan
• Permulaan pengikatan, ini adalah s aat dimana semen mulai menjadi ka ku, yang dinyatakan dalam jam dan menit setelah pembutan pasta seme n.
• Pengikatan yang sebenarnya, yaitu waktu antara mulai menjadi kaku da n saat menjadi padatnya semen.
Bahan : Semen
Susunan
Pengikatan dan Pengerasan
Semen
Bahan : Bata
a) Pengambilan dan penyimpanan bahan
baku
b) Penyiapan bahan baku
c) Pencetakan d) Pengeringan
e) Pelapisan f) Pembakaran dan pendinginan
g) Penarikan dan
penyimpanan hasi-hasil yang
sudah jadi
• Ukuran dimasa lampau berma cam-macam, tergantung pada bahan dan tempat. Tetapi kare na kebutuhan standardisasi m akin nampak, maka ditentukan ukuran-ukuran standar.
• Warna
• Texture
• Ukuran
• Kekuatan
• Kecepatan absorpsi. Pengujian keku atan termasuk pengujian tekan, ges er dan kekuatan lentur melintang.
Bahan : Bata
Jenis Dan Ukuran Bata
Sifat-sifat Bata
dan Dinding Bata
• Daya dukung yang besar
• Tahan terhadap temperatur tinggi
• Tahan terhadap getaran (misalnya k arena ledakan, gempa bumi atau m esin-mesin yang berjalan cepat)
• Biaya pemeliharaan konstruksi amat rendah
• Tidak tepat untuk bangunan sem entara
• Warnanya kurang menyenangkan
• Berat volume beton besar (2400 kg/m3)
Bahan : Beton
Keuntungan beton bertulang
Kerugian Beton
Bertulang
Bahan : Beton (Mutu Beton)
• Dipakai untuk pengendapan (blinding) dan lantai kerja. Campurannya harus paling tidak 1 semen : 8 agregrat (kerikil dan pasir dicampur)
Mutu B0
• Dipakai untuk beton tumbuk dalam pondasi dan timbunan. Campurannya dapat diambil 1 : 2 : 3 atau 1 : 1, 5 : 2, 5 (semen : pasir :kerikil).
Mutu B1
• Dipakai untuk beton-massa didalam tubuh
bendung atau dinding penahan yang besar. Untuk mutu ini campuran bisa diambil seperti untuk
mutu B1.
Mutu K125
• Bangunan-bangunan bertulang yang dicetak di tempat / lapangan dan campurannya harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan dalam PBI- 1971.
Mutu K175
• Bagian-bagian yang berkekuatan tinggi seperti
bangunan, atas jembatan atau pipa-pipa pracetak.
Campurannya sesuai dengan ketentuan PBI-1971.
Mutu K225
JADWAL KERJA
Jadwal pelaksanaan proyek merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan
Berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu merencanakan
kegiatan-kegiatan maupun untuk
pengendalian pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Pembuatan Jadwal Kerja
Cara Bagan Balok (Bar Chart)
Cara Jaringan Kerja
Untuk suatu proyek yang sederhana yang tidak mengandung kegiatankegiatan
kompleks yang sangat tergantung satu sama lainnya
Suatu proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang saling ketergantungan
dengan waktu penyelesaian dan sumber - sumber (resources),
Pembuatan Jadwal Dengan Cara Bagan Balok (Bar Chart)
Buatkan skala waktu dengan memberi angka-angka sebagai
petunjuk dari waktu
berlangsungnya proyek dalam satuan waktu tertentu
Tuliskan dan nomori kegiatan pokok sepanjang kolom sebelah kiri ke bawah dalam
urutan yang logis sejak dimulainya proyek
Perkirakan lama waktu yang diperlukan untuk setiap
kegiatan
Buatlah tanda balok untuk setiap kegiatan memanjang
menurut skala horisontal.
Melukiskan proyek dalam urutan tahap-tahap kegiatan pokok disertai waktunya
Memonitor kemajuan-kemajuan yang dicapai,
Memperlihatkan jadwal waktu yang menunjukkan bagaimana kegiatan-kegiatan proyek akan menuju pada setiap keluaran
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek
(Bagan Balok)
Pembuatan Jadwal dengan Cara Jaringan Kerja
Membuat daftar kegiatan dan kebutuhan sumber-
sumber
Menganalisa Ketergantungan
Menggambar Jaringan Kerja Menganalisa
Waktu
Jadwal Pelaksanaan dengan Jaringan Kerja
CPM adalah metoda network yang didasarkan AOA
Hubungan kegiatan adalah:
- Predecessor - Successor
Konstrainnya FS = 0 san SS = 0
Penggambaran dan aturan = pada CPM sama pada AOA
Pada CPM ada kegiatan/jalur kritis dan kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh terlambat
Jalur kritis adalah jalur dari kegiatan-kegiatan yang tidak
mempunyai float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh terlambat
Kegiatan kritis adalah kegiatan yang dilalui jalur kritis.
Dari diagram kegiatan kritis ditunjukkan oleh EET = LET pada node nya tidak mempunyai float
Jalur/kegiatan nonkritis adalah jalur/kegiatan yang mempunyai tenggang waktu (float), ditunjukkan oleh EET LET ada floatnya
1.4 Critical path Method (CPM)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan CPM suatu proyek adalah sbb:
1) Menyiapkan dan menyusun daftar kegiatan/pekerjaan yang ada pada suatu proyek yang akan dibuat CPM-mya. Misalnya memberi kode untuk setiap jenis kegiatan/pekerjaan.
1) Perhitungan durasi (waktu) yang akan diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan/pekerjaan
1) Menentukan hubungan anatra kegiatan
Mana kegiatan yang mendahului (predecessor) Mana kegiatan yang mengikuti (successor)
Mana kegiatan yang bersamaan
4) Menyusun/menggambarkan kegiatan-kegiatan tersebut dalam bentuk network, dengan memasukkan kode masing-masing kegiatan, event/node yang saling berhubungan dan durasinya.
Angka-angka pada setiap even pada pangkal arrow. Tiap event atau node disiapkan/dibagi untuk EET dan LET
1.5 Perhitungan -CPM
EET LET
5) Menghitung dan menganalisis EET dan LET dari masing - masing kejadian/event/node untuk setiap kegiatan, dengan perhitungan dan analisis kemuka (forward) untuk
menentukan EET, perhitungan dan analisis ke belakang (backward) untuk menentukan LET
1) PERHITUNGAN KE MUKA (FORWARD)
Untuk menentukan EET setiap event menggunakan perhitungan ke muka (forward)
Jika hanya satu kegiatan (arrow) menuju event/node, maka EETj = EETi + D
i j 2 3
C
D 5
7 C 12
EET
EET3 = EET2+D
=7+5 =12
Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu event/
node, EET tersebut diambil yang akan menghasilkan EET maksimum (terbesar)
EET 4.1 = EET1 +DA
= 8 + 5 = 13 EET 4.2 = EET2 +DB
= 9+7 = 16 EET 4.3 = EET3 + DC
= 5+4 = 9
5 3
8 1
9 2
16 4
A 5
B 7 C
4
Diambil EET4 yang maksimum = EET 4.2 =16
EET4 = 16
2. PERHITUNGAN KE BELAKANG (BACKWARD)
Untuk menentukan LET setiap event menggunakan perhitungan kebelakang (backward)
Untuk setiap kegiatan (arrow) menuju event/node LETi = LETj –D
LET 5 = 20 – 7 = 13
i j 5
13
6 20
E
D 7
E
LET LET
6
11
7
I 25
8 J
K 7 5
8
18
9
LET 6.7 = LET7 +DI 20
= 25 - 8 = 17 LET 6.8 = LET8 +DJ
= 18-7 = 11 LET 6.9 = LET9 + DK
= 20-5 = 15 Diambil yang minimum LET6.8= 11
Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu event/node, maka LET node tersebut diambil yang akan menghasilkan LET minimum/terkecil
6) Menentukan lintasan kritis, yaitu kegiatan yang mempunyai event/node EET = LET
7) Membuat tabel CPM yang berisi
Kegiatan dan atau kode kegiatan
Event
Durasi
ES (Earliest Start)
EF (Earliest Finish)
LS (Latest Finish)
LF (Latest Finish)
TF (Total Float)
Keterangan kritis/Non Kritis
Jika perlu menghitung FF (Free Float) dan IF (Independence Float)
CONTOH SOAL CPM
NO KEGIATAN TERGANTUNG PADA DURASI
1 A - 11
2 B - 12
3 C - 15
4 D A 5
5 E B 8
6 F B 28
7 G C 14
8 H D,E 11
PENYELESAIAN
0 0
0
1 24 11
2 12 12
3 26 9
5 40 40 4 29
20
A (11)
C (15)
B (12)
D(5)
H (11)
F (28)
G (14) E(8)
Dalam contoh ini kegiatan dibuat langsung dalam simbol, didalam
praktik harus ada diskripsinya.Misal langkah 1, 2, 3 sudah dan langkah 4 tabelnya:
No Kegiatan Durasi (minggu) Kegiatan mendahului (predeccessor)
Kegiatan Mengikuti (successor)
1 A 6 - B, C
2 B 7 A E
3 C 1 A F, G
4 D 14 - F,G, H
5 E 5 B K
6 F 8 C, D J, L
7 G 9 C, D N, M
8 H 3 D I
9 I 5 H N, M
10 J 3 F K
11 K 4 E, J -
12 L 12 F 0
13 M 6 G, I -
14 N 2 G, I 0
15 O 7 L, N -
1.6 Durasi Kegiatan/Aktifitas
Gambarkan dalam diagram network D
6 1
13
13 2
32
25 7
37
0 0
0
14 4
14
22 6
22
34 9
34
41 1
41
23 8
32 17
5
27 14
3
14 B
7
E
5 K
4
1 5 H
3 D
14 A 6
C
1 L
12 F
8
M 6 9 6 N 2
0 7 J
3
dummy
Jalur kritis : D – dummy x – F – L – O Waktu proyek = 41 minggu
Membuat tabel CPM dan menghitung float
x
PROSEDUR PELAKSANAAN
Merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis berikut teknik-teknik pelaksanaannya sehubungan dengan sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi
lapangan yang ada
Project plan
Gambar sketsa pelaksanaan pekerjaan
Uraian pelaksanaan pekerjaan
Mobilisasi dan Demobilisasi
Perhitungan kebutuhan dan
jadwal penggunaan tenaga kerja Perhitungan kebutuhan material dan jadwal suplai material
Ciri-Ciri Prosedur pelaksanaan yang baik
Memenuhi syarat teknis
Memenuhi syarat ekonomis
Memenuhi pertimbangan non-teknis lainnya
Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan dipertimbangkan
Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan
Kegiatan Penyiapan Kegiatan Pengerjaan Kegiatan Pengakhiran
Menyerahkan dokumen dan fasilitas yang
diperlukan oleh perencana konstruksi untuk dapat memulai
pekerjaannya.
Bertanggung jawab atas kebenaran isi dokumen
dan fasilitas dimaksud termasuk kelengkapanya
serta tepat waktu dalam penyerahannya
Bertanggung jawab atas
segala konsekuensi yang timbul akibat perintah
perubahan yang diberikan
kepada perencana konstruksi.
Menyelesaikan klaim dari pelaksana konstruksi yang sudah
diterima pengguna jasa selambat – lambatnya sebelum
penyerahan kedua kalinya hasil
sakhir pekerjaan.
• PENGGUNA JASA
TAHAP PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
• PERENCANA KONSTRUKSI
Kegiatan Penyiapan Kegiatan Pengerjaan Kegiatan Pengakhiran
Memberi pendapat atas dokumen yang
diserahkan oleh pengguna jasa dan mengajukan usulan
wakil perencana konstruksi
beserta kewenangannya untuk mendapat persetujuan pengguna
jasa.
Melaksanakan setiap tahapan
kegiatan Pelaksanaan
Pekerjaan sesuai rencana
kerja yang sudah disetujui pengguna jasa.
Pemeliharaan mutu terhadap hasil
akhir pekerjaan selama masa jaminan
atas mutu hasil pekerjaan dan juga menyerahkan untuk kedua kalinya hasil akhir pekerjaan
disertai dokumen kelengkapannya
TAHAPAN PEMBAYARAN
Cara Pembayaran Prestasi Pekerjaan Penyedia Jasa
Cara pembayaran bulanan (monthly
payment)
Cara pembayaran atas prestasi (stage
payment)
Pra pendanaan penuh dari penyedia jasa (constrctor’s
full pre-financed)
Didasarkan kepada
prestasi Penyedia Jasa y ang dihitung setiap
akhir bulan, dengan catatan bahwa prestasi yang dicapai oleh
Penyedia Jasa diakui Pengguna Jasa
Berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan kontrak atau tidak berd asarkan waktu.
Dan besarnya prestasi di nyatakan dalam
persentase. Pembayaran seperti ini sering juga di sebut dengan
pembayaran termin atau angsuran
Penyedia Jasa harus mendanai dahulu seluruh pekerjaan
sesuai kontrak. Setelah pekerjaan selesai 100%
dan diterima baik oleh Pengguna Jasa barulah Penyedia Jasa
mendapatkan
pembayaran sekaligus,
DOKUMEN-DOKUMEN TERKAIT
• Ijin persiapan
• IMB Sementara
• IMB Menyeluruh
Perijinan mendirikan bangunan gedung
• jin cor beton, ijin pemasangan instalasi, dll.)
Perijinan untuk melakukan pekerjaan
• Surat Ijin
Penunjukkan Penruntukan Tanah (SIPPT)
Perijinan penggunaan lahan
• Kemungkinan pengotoran lingkungan sekitar lokasi proyek.
Perijinan dinas kebersihan
• Perijinan yang
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
Ijin Pelaksanaan Pekerjaan
Diperlukan sebelum tahap pekerjaan dimulai
Mengurangi kesalahan dan kekeliruan
pelaksanaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja.
Diberikan bila persiapan dan persyaratan (teknis, operasional dan keselamatan kerja telah dipenuhi
Dalam bentuk tertulis (tidak boleh lisan), menggunakan borang yang sudah baku, setelah dilakukan pemeriksaan ulang
Dilakukan oleh petugas yang diberi
kewenangan yaitu site / project manager
Borang Ijin Pelaksanaan
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
Peralatan, perlengkapan dan petugas yang diberi wewenang
Potensi kecelakaan, dan hal-hal untuk mengantisipasi kecelakaan
Lama berlakunya ijin pelaksanaan
Kecelakaan kerja harus ditiadakan, agar pekerjaan rutin tidak
membutuhkan ijin pelaksanaan lagi
Site manager dapat mendelegasikan wewenang pengoperasian pemberian ijin pada orang
lain
Ijin harus dipahami sebagai instruksi kerja, sehingga informasinya
harus rinci dan teliti
Iji berlaku Ijin pelaksanaan berlaku untuk setiap
personil dan hingga seluruh pekerjaan selesai
dan ijin dicabut
Tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan selain tercantum dalam
ijin
Tanggung jawab setiap tahapan harus jelan
ditentukan
Berisi tentang
Prinsipnya
Pekerjaan Yang Membutuhkan Ijin
Ijin Umum
Pemindahan mesin atau bahan beracun Pekerjaan pada alat angkut / crane
Pekerjaan pipa berisi bahan berbahaya
Pek. berhubungan dengan radiasi
Pekerjaan pada ketinggian dan
penggalian bawah tanah
Ijin Khusus
Bekerja di ruang sempit (chamber, tangki, gorong- gorong, saluran udara, lubang kontrol, pit, galian, boiler, dan reaktor tungku
Bekerja dengan peralatan tegangan listrik tinggi diatas 600 Volt
Pekerjaan melibatkan api termasuk memotong benda metal, mengelas, mamtri (soldering), pengeboran dan pengikisan dengan gerinda
Membuat Surat Ijin Pelaksanaan
Pembersihan Lahan
Tinjauan ke Lapangan
Ijin
Pelaksanaan
Lahan yang
bermasalah Lahan dalam status sengketa,atau tidak didukung status kepemilikan
Kondisi ideal Lahan berada pada Kawasan Siap Bangun (KaSiBa) atau
Lingkungan Siap Bangun (LiSiBa) dengan dukungan
legalitas memadai
Garis Sempadan Jalan Garis Sempadan Bangungan
Jarak bebas
Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Lantai Bangunan Koefisien tapak basemen
Koefisien Daerah Hijau
Dokumen Bangunan