• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KESESUAIAN FASILITAS PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN DI GEDUNG KANTOR PT. X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "GAMBARAN KESESUAIAN FASILITAS PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN DI GEDUNG KANTOR PT. X "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kecelakaan berat yang berakibat fatal tercatat sebanyak 2.375 dari total jumlah kecelakaan kerja. Direktur Jenderal Pengawasan Pembinaan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Muji Handaya mengatakan, angka kecelakaan kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Rumusan Masalah

Melihat pentingnya keamanan pada bangunan, maka perlu dikaji sistem proteksi aktif yang dapat diterapkan pada bangunan tersebut.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Perusahaan
  • Bagi STIKes Binawan
  • Bagi Mahasiswa

Ruang Lingkup penelitian

Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran” menjelaskan tentang perlindungan pasif, antara lain (17). 31 menilai kesesuaian sistem proteksi kebakaran aktif (APAR, hidran gedung, sistem sprinkler, detektor kebakaran dan alarm kebakaran) di gedung kantor PT.

TINJAUAN PUSTAKA

Proses Terjadinya kebakaran

  • Definisi Kebakaran
  • Definisi Api
  • Teori Terbentuknya Api
  • Proses Terjadinya Kebakaran
  • Klasifikasi Kebakaran

Namun, Anda harus menyadari bahwa bahan bakar mudah terbakar yang tidak terbakar dapat memicu kebakaran baru. Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, solar, LPG.

Gambar 2.1.4.1 Segi Tiga Api.
Gambar 2.1.4.1 Segi Tiga Api.

Teori Pemadaman Api

Faktor Penyebab Terjadinya Kebakaran

  • FaktorManusia
  • Faktor Teknis
  • Faktor Alam
  • Faktor Hewan/binatang

Penggunaan elektrik yang berlebihan dan kurang berwaspada dalam penggunaan elektrik, menyebabkan haba atau percikan api dan pembakaran komponen lain. Angin adalah salah satu punca kebakaran, ini boleh berlaku apabila angin sentiasa menggoncang dahan atau ranting yang kering dan bersentuhan (geseran) menyebabkan panas pada dahan atau ranting. Faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran disebabkan oleh haiwan: tikus, kucing dan haiwan peliharaan lain yang berpotensi menyebabkan kebakaran kerana adanya sumber api di sekeliling rumah tanpa pengawasan.

Bahaya Kebakaran

  • Bahaya Radiasi Panas
  • Bahaya Asap
  • Bahaya Gas Beracun

Penyebab terjadinya bahaya kebakaran yang dimaksud dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga mempengaruhi pola perilaku masyarakat yang tinggal di perkotaan, terutama bagi mereka yang kurang memahami atau kurang peduli terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan akibat ketidaktahuan. bukan. atau ketidakpedulian pihak-pihak yang terlibat, sehingga melahirkan undang-undang yang seharusnya mensyaratkan standar prosedur keselamatan dalam pelaksanaannya, namun hal ini diabaikan sehingga mengakibatkan terjadinya bahaya kebakaran yang tidak dapat dihindari.” Menurut Kementerian Tenaga Kerja RI (1987) hal ini suatu peristiwa yang sangat merugikan yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, dampak ekonomi, dan dampak sosial. Kebakaran yang terjadi seringkali menimbulkan serangkaian kecelakaan susulan pada saat terjadinya kebakaran, antara lain panas (radiasi), asap, ledakan gas (10) .

Selain kebakaran yang dapat membahayakan nyawa manusia dan harta benda, juga terdapat radiasi panas, asap, dan ledakan gas. Asap yang diakibatkan oleh kebakaran, proses pembakaran bahan atau benda yang dibakar tidak sempurna, serta bahan yang terbakar banyak mengandung karbon dan zat lainnya. Pada saat terjadi kebakaran, banyak unsur gas yang dihasilkan dari bahan yang terbakar, antara lain CO, SO2, C3H4O, H2S, NH3, HCN dan gas beracun lainnya.

Sarana Proteksi Kebakaran

  • Sarana Proteksi Kebakaran Aktif
  • Sarana Proteksi Kebakaran Pasif

Disaster Response’ menjelaskan bahwa sistem pencegahan aktif adalah pencegahan dini terjadinya kebakaran dari dalam gedung itu sendiri, yang dilakukan oleh pemilik gedung sendiri, yang meliputi pemasangan peralatan alarm kebakaran pada titik-titik strategis, pemasangan sprinkler, penyediaan hidran/hidran. pemadam api. dll. Bubuk kimia kering APAR jenis ini merupakan alat pemadam api serbaguna karena efektif untuk memadamkan api pada hampir semua kelas kebakaran seperti A, B, dan C. Hydrant gedung merupakan sistem proteksi kebakaran yang dipasang pada suatu gedung dimana sistem dan peralatannya berada. disediakan oleh pemilik atau pengelola fasilitas.

25 Hidran kebakaran adalah suatu sistem proteksi kebakaran yang dipasang di luar atau di dalam lingkungan gedung, yang sistem, sumber air, dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola gedung. Proteksi kebakaran pasif adalah berupa alat, sarana atau cara/sarana untuk mengendalikan asap, panas atau gas berbahaya pada saat terjadi kebakaran. Singgih Sastradirhardja menjelaskan dalam tulisannya “Respon Bencana Kebakaran” bahwa sistem pencegahan pasif misalnya melalui upaya pemilihan bahan bangunan yang lebih tahan terhadap api, kompartementalisasi dan jarak, desain lokasi kerja yang memudahkan akses alat pemadam kebakaran dan lain sebagainya. pada .

Kerangka Teori

Dokumentasi yang digunakan dengan kamera mendokumentasikan fasilitas proteksi aktif yang ada di gedung perkantoran PT. Sumber data diminta dan diperoleh dari departemen QHSE (Quality Health Safety Environment), lokasi survei di gedung perkantoran PT.X dan pihak terkait. Analisis data pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat kecukupan fasilitas proteksi kebakaran aktif pada gedung perkantoran PT.

Hidran dan perlengkapan pemadam kebakaran disediakan di setiap lantai PT. Dari hasil persentase diatas menunjukkan bahwa kesesuaian APAR (13 kriteria) dengan Peraturan Ketenagakerjaan No.04/Men/1980 mempunyai 10 kriteria sesuai (77%) dan 3 kriteria tidak sesuai (23%). Sistem ini merupakan gabungan dari sistem notifikasi alarm kebakaran, penerapan sistem sprinkler di gedung perkantoran PT.

Tabel 2.2 Kerangka Teori
Tabel 2.2 Kerangka Teori

METEDEOLOGI PENELITIAN

Kerangka Konsep

Rencana Penelitian

Definisi Operasional

Pengumpulan Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Wawancara dalam penelitian ini harus memperoleh informasi yang akurat berkaitan dengan kondisi di daerah tersebut.

Sumber Data

Instrumen Pengumpulan Data

Alarm kebakaran merupakan salah satu komponen tanda atau isyarat telah terjadi kebakaran. Alarm kebakaran harus dipasang di ruangan khusus di mana suara dari luar tidak dapat terdengar. Sistem alarm manual terdiri dari panel kontrol alarm, titik panggilan manual dan sinyal alarm (alarm bel/lampu).

Pengolahan dan Analisis Data

Analisa Data

Instalasi alarm kebakaran otomatis harus menjalani pengujian pemeliharaan rutin setiap minggu, bulanan, dan tahunan. Pengoperasian yang andal dari setiap sistem alarm kebakaran yang terpasang berhubungan langsung dengan inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan

  • Visi dan Misi Perusahaan

Yang menyediakan layanan logistik yang terbukti khusus untuk pembangkit listrik dan logistik pelabuhan di Indonesia. X memberikan pelayanan pada perusahaan pembangkit listrik tenaga uap antara lain bongkar muat kapal ke kapal (transkripsi) dan bongkar muat penyimpanan kapal ke batubara, saat ini PT. X memasok 1,4 juta ton batu bara per tahun ke pembangkit listrik tenaga batu bara di Jawa Barat.

Pembangkit ini mempunyai output 2 x 135 MW, dapat ditingkatkan hingga 600 MW, dan penyedia pengiriman menggunakan tongkang. Menjadi perusahaan energi Indonesia kelas dunia yang diakui kompetensinya secara komprehensif di bidang sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur energi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Fasilitas Proteksi Aktif Kebakaran Yang Terdapat di Gedung

  • Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  • Hydrant Gedung
  • Sistem Sprinkler
  • Detektor Kebakaran
  • Alarm Kebakaran

Selang hydrant diameter 1,5 inchi, panjang selang 30 meter, tipe nozzle untuk penyemprotan air jarak jauh dan penyemprotan semprotan air. X telah terpasang sistem sprinkler yaitu alat penyiram air yang bersumber dari pompa dengan jarak antar pompa 3 meter. Detektor panas membunyikan bel alarm jika terjadi peningkatan panas secara tiba-tiba dan cepat di atas rata-rata di atas 750 derajat Celsius.

Detektor panas akan membunyikan alarm jika asap melebihi kapasitas detektor asap. Alarm kebakaran dilengkapi dengan alarm, lampu dan speaker, sehingga suara alarm kebakaran dapat terdengar di seluruh lantai, letak alarm kebakaran berada di dekat jalur keluar.

Gambar 4.2 Hydran Gedung
Gambar 4.2 Hydran Gedung

Klasifikasi Tingkat Bahaya Kebakaran di Gedung Kantor PT

Jarak antara detektor asap atau perangkap asap tidak boleh melebihi 12 meter di ruangan normal. Pada bangunan besar, diperlukan atau dipasang sistem alarm kebakaran yang memberitahukan seluruh pekerja atau penghuni di mana bahaya mulai terjadi. Alarm kebakaran adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengontrol pengoperasian sistem, menerima dan menunjukkan sinyal kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran, melanjutkan ke objek lain yang terhubung, dll.

Sistem alarm kebakaran yang terpasang harus diperlukan untuk mendeteksi situasi berbahaya secara dini, memberi tahu penghuni untuk memfasilitasi evakuasi tepat waktu, memulai respons pemadam kebakaran/tim dan, dalam beberapa kasus, mengoperasikan sistem pemadaman otomatis. Seluruh bagian bangunan harus dapat diakses oleh sistem alarm kebakaran dengan tingkat volume yang spesifik untuk ruangan tersebut. Jarak antara detektor asap atau perangkap asap tidak boleh melebihi 12 meter di ruangan normal 7.

Tabel 4.1 Ceklis Kesesuaian APAR  No.  Pasal
Tabel 4.1 Ceklis Kesesuaian APAR No. Pasal

Kesesuaian APAR di Gedung Kantor PT. X

Kesesuaian Hidran Gedung di Gedung Kantor PT. X

* Hidran kebakaran ada 2 yaitu hidran kebakaran dari hidran konstruksi yang sudah ada, tidak menghalangi benda. Seluruh perlengkapan hydrant dicat warna merah dan box hydrant berwarna merah dengan tulisan “HYDRAN” ditulis warna putih. Letak hidran kebakaran sebaiknya ditempatkan di dekat tangga agar warga atau petugas pemadam kebakaran lebih mudah menggunakannya.

Semua hidran kebakaran tidak memiliki petunjuk penggunaan, yang terletak di lemari hidran kebakaran atau ditempel di dinding. Petunjuk penggunaan hydrant antara lain membuka pintu kotak hydrant, melepas/mencabut selang dan nozzle, melepaskan ikatan selang, dan membuka hydrant ke kiri. Peralatan fire hydrant yang lengkap dapat digunakan untuk memadamkan api secara dini dan sebelum meluas (sebelum mencapai dan menjalar ke langit-langit atap ruangan/gedung).

Gambar 4.2 Persentase Ceklis Kesesuaian Hidran
Gambar 4.2 Persentase Ceklis Kesesuaian Hidran

Kesesuaian Sprinkler Sistem di Gedung Kantor PT. X

Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan minimal satu jenis saluran air yang bekerja secara otomatis, mempunyai tekanan dan kapasitas yang cukup, serta selalu dapat diandalkan. Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu pengoperasian sprinkler. Jarak maksimum antar kepala sprinkler dalam satu baris adalah 4,6 meter, dan jarak minimum antara dua kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 2 m.

Gambar 4.3 Persentase Ceklis Kesesuaian Sprinkler
Gambar 4.3 Persentase Ceklis Kesesuaian Sprinkler

Kesesuaian Detektor Sistem di Gedung Kantor PT. X

Jarak dan pusat pengesan asap atau perangkap asap yang paling hampir dengan dinding atau sekatan mestilah tidak. Sistem pengesan ini terdapat pada setiap koridor tingkat, penyelenggaraan pengesan kebakaran ini dilakukan setiap 6 bulan sekali dalam tempoh 1 tahun. Berdasarkan hasil senarai semak pemerhatian, ± 40 pengesan asap diedarkan di setiap bilik dengan pengesan asap.

Detektor asap bekerja ketika partikel asap memasuki area ionisasi. Partikel-partikel ini mengurangi konduktivitas udara dengan mengikat ion. Jarak antara detektor asap atau perangkap asap tidak boleh melebihi 12 (dua belas) m dalam ruangan normal. Jarak dan titik pusat detektor asap atau perangkap asap yang paling dekat dengan dinding atau partisi tidak boleh melebihi 6 (enam) m pada ruangan normal.

Gambar 4.4 Persentase Ceklis Kesesuaian Detektor
Gambar 4.4 Persentase Ceklis Kesesuaian Detektor

Kesesuaian Alarm Kebakaran di Gedung Kantor PT. X

51 Terdapat sistem deteksi dini terhadap bahaya kebakaran, alat pendeteksi harus dipasang pada bagian bangunan gedung kecuali bagian bangunan tersebut dilindungi oleh sistem pemadam kebakaran otomatis. Perangkat alarm eksternal harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat juga digunakan sebagai panduan akses bagi anggota pemadam kebakaran di luar. 54 Untuk menghindari alarm yang tidak diinginkan, lokasi detektor asap juga harus mempertimbangkan sumber asap normal, uap air, debu atau uap, pengaruh listrik atau mekanis.

Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah pihak hotel melengkapi sistem alarm dengan bel yang dipasang di luar gedung dan terdengar dari pintu masuk utama. Braket atau struktur penguat lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 tidak boleh dikunci, digembok atau diikat. Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali bangunan tersebut dilindungi oleh sistem pencegah kebakaran otomatis.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan hidup. 9. SNI tentang tata cara perencanaan penerangan darurat, rambu penunjuk arah, dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung. SNI tentang “Tata cara perancangan dan pemasangan sistem sprinkler otomatis untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan gedung”.

Tata Cara SNI perencanaan dan pemasangan sistem pipa dan selang untuk mencegah bahaya kebakaran pada rumah dan gedung. APAR ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dijangkau dan diambil, serta dilengkapi dengan tanda pemasangan. Ketinggian tanda pemasangan pada Pasal 4 ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu/kelompok alat pemadam kebakaran yang bersangkutan.

Referensi

Dokumen terkait