BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus
Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang penting dan menceritakan peristiwa yang terjadi selama melakukan studi kasus. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana efektifitas penerapan metode perawatan kanguru pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah yang mengalami masalah hipotermia.
B. Subjek Studi Kasus
Kasus Partisipan dalam penelitian ini adalah 1 orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a) Ibu pasien bayi yang mengalami BBLR dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2.500 gr.
b) Pasien bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2.500 gr.
c) Pasien bayi yang mengalami hiportermi dengan suhu tubuh dibawah 36,5℃
2. Pasien Kriteria Eksklusi
a) Pasien bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2.500 gr dengan komplikasi berat.
b) Pasien bayi yang rencana pulang kurang dari 3 hari.
c) Pasien bayi yang dirawat di inkubator secara intensif.
C. Fokus Studi Kasus
1. Mencegah terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
2. Edukasi penerapan metode kangguru pada ibu.
3. Pengetahuan ibu sebelum dan sesudah edukasi pemberian metode kangguru.
D. Definisi Operasional
1. Berat Badan Lahir Rendah
Bayi yang memiliki berat badan lahir rendah kurang dari 2500 gram. Berat badan bayi ini di timbang setelah bayi dilahirkan.
2. Hipotermia
Hipotermia adalah suhu tubuh dibawah normal. Pada bayi baru lahir dikatakan hipotermia juka suhu tubuh bayi di bawah 36,5℃ yang dilakukan pengukuran suhu pada ketiak dengan waktu 3 sampai dengan 5 menit menggunakan termometer air raksa. Pada luaran keperawatan hipotermia di ukur dengan termoregulasi yaitu menjaga keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas dan kehilangan panas dimana suhu tubuh menjadi membaik.
3. Edukasi Tentang Metode Kanguru
Perawatan metode kangguru merupakan alternatif metode perawatan bayi baru lahir dimana bayi lahir dengan berat badan rendah dibawah 2500 gr dan mengalami hipotermi sehingga metode kangguru perlu dilakukan sebagai penggantikan incubator untuk penghangat bayi. Pada
perawtan metode kangguru ini yaitu mengajarkan ibu untuk menerapkan perawatan bayi dengan Metode kangguru untuk menghangatkan bayi dengan cara bayi diletakan pada dada ibu tanpa pakaian kemudian membungkus bayi dan ibu dengan kain selama 1 jam agar bayi merasa hangat melaui sentuhan. Sebelum dan sesudah melakukan metode kangguru dilakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermometer air raksa. Pakain yang diganakan ibu adalah kemeja atau baju yang berkancing agar mudah dilepas. Kriteria hasil pada perawtan metode kangguru adalah suhu tubuh bayi menjadi normal 36,5℃-37℃,
Untuk mengukur keberhasilan edukasi metode kangguru pada ibu yaitu dengan menilai ibu menunjukan prilaku sesuai yang dianjurkan dan Perilaku sesuai dengan pengetahuan kategori meningkat yaitu bila ibu mampu melakukan semua prosedur metode kangguru dengan benar, kategori cukup meningkat apabila ibu sudah mampu melakukan prosedur dengan benar tetapi ada 1 atau 2 prosedur yang ibu tidak lakukan, kategori sedang apabila ibu hanya mengetahui Sebagian dari prosedur metode kangguru. Kategore cukup menurun apabila ibu hanya sebagian kecil prosedur metode kangguru, kategori menurun apaila ibu tidak mengetahui tentang metode kangguru.
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik kategori Meningkat yaitu bila ibu mampu menjelaskan tentang metode kangguru, kategori cukup meningkat apabila ibu mampu menjelaskan tentang metode kangguru tetapi ada 1 atau 2 informasi yang tidak diketahui, kategori sedang apabila ibu hanya mampu menjelaskan Sebagian
tentang metode kangguru, kategori cukup menurun apabila ibu hanya mengetahui 1 bagian dari suatu topik, kategori menurun apabila ibu tidak mengetahui tentang topik tersebut.
E. Instrumen Studi Kasus
Dalam studi kasus ini peneliti menerapkan edukasi tindakan keperawatan metode kangguru yang ditunjukan pada ibu pasien bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dan mengalami hipotermi Instrumen yang digunakan yaitu :
1. Persetujuan yang ditujukan kepada orang tua pasien yang menyatakan bersedia dilakukan tindakan keperawatan pada bayinya
2. Format pengkajiaan bayi baru lahir yang meliputi identitas, Riwayat prenatal, riwayat antenatal, dan postnatal, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
3. Format prosedur tindakan metode kangguru yang terdiri dari pengertian, tujuan, alat dan bahan, prosedur tindakan.
4. Format evaluasi tindakan yang terdiri dari nama pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir, jenis kelamin, evaluasi suhu tubuh pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kangguru.
5. Kuisioner meliputi beberapa pertanyaan tentang metode kangguru tentang pengertian, mafaat dan cara melakukan metode kangguru.
Pertanyaan terdiri dari pilihan ganda terdiri dari 3 pilihan (a,b,c) dimana masing – masing skornya 20 sehingga jika ditotalkan menjadi 200 kemudian di kalikan persentase tertinggi 100% kemudian dibagi jumlah skor 200, Skor <60% kategori kurang baik, 70%-85% kategori baik,
86%-100% sangat baik
6. Format observasi meliputi tingkat pengetahuan ibu terhadap apa yang telah di edukasi tentang metode kangguru.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah multi sumber bukti atau tehnik pengumpulan data dari sumber yang telah ada serta bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data. Peneliti akan menggunakan metode observasi partisipatif, wawancara yang lebih mendalam, dan dokumentasi yang dikelompokan dalam data primer dan sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden dengan keluarga berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan.
Data primer dari penelitian tersebut didapatkan dari hasil wawancara observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh meliputi.
2. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat kondisi dari pasien, seperti keadaan umum pasien dan tanda – tanda terjadinya hipotermi yang bisa dilakukan tindakan keperawatan.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan pada orang tua pasien serta keluarga pasien untuk membahas atau bertukar informasi serta ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat memberikan informasi dan konstribusi dalam melengkapi data pengkajian seperti, identitas, riwayat Kesehatan pasien.
4. Kuisioner
Memberikana beberapa pertanyaan tentang metode kangguru meliputi pengertian, manfaat dan cara melakukan metode kangguru kepada ibu pasien untuk mengetahi seberapa banyak informasi yang diketahui ibu tentang metode kangguru.
5. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Informasi yang didapatkan seperti data tambahan berupa laporan kasus pada rumah sakit serta data penunjang. Data penunjang dari laboratorium, radiologi serta terapi obat yang diberikan oleh dokter merupakan data skunder yang biasanya di dapatkan.
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Studi kasus ini telah dilakukan di RSUD Kota Kendari di ruangan perinatologi RSUD Kota Kendari Selama 3 hari.
H. Penyajian Data
Penyampaian data pada penelitian ini adalah menganalisa semua informasi serta data yang diperoleh dengan menggunakan tahapan proses konsep dan teori keperawatan. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan selama 3 hari akan diuraikan dan narasikan sesuai hasil yang didapatkan, kemudian menentukan apakah ada persamaan antara teori yang ada dengan kondisi pasien menghasilkan informasi.
I. Etika Studi Kasus
Etika dalam penelitian ini mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk melindungi subjek studi kasus agar terindar dari segala bahaya serta yang ditimbulkan, meliputi :
1. Informed Concent (Persetujuan untuk menjadi responden/klien)
Persetujuan akan diberikan kepada responden serta pasien yang akan diteliti, jika bersedia, maka akan ditandatangani lembar persetujuan.
Tetapi jika menolak, maka kami sebagai peneliti tidak memaksa dan menghormati keputusan responden.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Pada peneliti ini tidak menuliskan nama responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.
3. Confidentially (Kerahasiaan)
Peneliti ini akan menjaga kerahasiaan pasien, dengan tidak membocorkan informasi pasien yang dimiliki peneliti.