28
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan COVID-19 pada Penderita Hipertensi
Knowledge, Attitude, and Practice of COVID-19 Prevention among Hypertension Patients
Hilda Amalia1*, Hadi Pratomo1
1Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia
*Korespondensi penulis:
[email protected] ABSTRAK
Latar Belakang. Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 (49.567 kasus) dan kematian kumulatif (920 kematian) tertinggi di Jawa Barat pada 30 Mei 2021. Para penderita hipertensi harus lebih disiplin menjalankan praktik pencegahan COVID-19 karena memiliki kemungkinan untuk mengalami perkembangan penyakit COVID-19 yang parah.
Tujuan. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form.
Hasil. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata skor untuk tiap variabel dalam skala 100 adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan praktik pencegahan COVID-19 sebesar 82,4. Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan praktik pencegahan baik (58,5%).
Hasil analisis hubungan untuk pengetahuan dan praktik pencegahan COVID-19 memperoleh p-value sebesar 0,681 serta sikap dengan praktik pencegahan COVID-19 mendapatkan p-value 0,011.
Kesimpulan. Tidak adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan praktik pencegahan COVID-19.
Terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan praktik pencegahan COVID-19.
Kata Kunci: COVID-19, hipertensi, pengetahuan, praktik, sikap
ABSTRACT
Background. Depok City is the highest city with the number of confirmed COVID-19 (49.567 cases) and cumulative deaths (920 deaths) in West Java on 30 Mei 2021. Hypertension patients must be more disciplined in COVID-19 prevention because they are more likely to experience severe COVID-19 disease development.
Objective. This study aims to describe the knowledge, attitude, and practice of COVID-19 prevention among hypertension patients in Depok City.
Method. This study used a cross-sectional study of hypertension patients in Depok City, West Java, from August to September 2021. Data collected used an online survey (google form).
Results. The results showed the mean knowledge score on a scale of 100 was 85,2, the attitude was 77,7, and practice was 82,4. Half of the respondents had good knowledge (52,5%), a positive attitude (63,9%), and good practice (58,5%). The results of the relationship analysis for knowledge and practice of COVID-19 prevention obtained a p-value of 0.681, and attitudes toward COVID-19 prevention practices obtained a p-value of 0.011.
Conclusion. There is no significant relationship between knowledge and COVID-19 prevention practices.
There is a significant relationship between attitudes and COVID-19 prevention practices.
Keywords: attitude, COVID-19, hypertension, knowledge, practice
Diterima (Recieved) : 3 Juni 2022 Direvisi (Revised) : 27 Juni 2022 Diterima untuk diterbitkan (Accepted) : 28 Juni 2022
29 LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID 19) masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi dunia saat ini. Penyebaran wabah SARS CoV-2 yang cepat membuat WHO men- deklarasikan wabah tersebut sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020. Lalu, pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mendeklar- asikan COVID-19 sebagai pandemi.1 Pandemi COVID-19 telah menyebar hingga 223 negara dengan data global COVID-19 per tanggal 9 Juni 2021 mencapai angka 173.674.509 kasus konfirmasi dan 3.744.408 kematian.2,3
Terdapat beberapa kondisi medis yang memungkinkan seseorang untuk mengalami penyakit yang parah akibat COVID-19. Penya- kit parah yang dialami tersebut maksudnya adalah seseorang dengan COVID-19 memung- kinkan untuk membutuhkan perawatan inten- sif, rawat inap, ventilator untuk membantu bernapas, dan lebih mungkin untuk mengalami kematian. Menurut scientific brief oleh WHO4 pada 53 artikel tentang hipertensi dan COVID- 19, didapatkan hasil bahwa hipertensi sangat berhubungan dengan keparahan COVID-19 4. Penelitian meta-analisis yang dilakukan Zhang et al.5 menemukan bahwa hipertensi secara signifi-kan meningkatkan risiko keparahan dan kema-tian infeksi SARS-CoV-2. Penelitian meta-analisis pada tiga belas studi yang dilakukan Zheng et al.6 juga memperkuat bukti bahwa adanya komorbid, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler sangat mem-pengaruhi prognosis COVID-19. Zheng et al.6 menemukan proporsi komorbid, seperti hipertensi, diabates, dan penyakit kardio- vaskuler, secara signifikan lebih tinggi pada pasien COVID-19 yang kritis dibanding-kan dengan pasien COVID-19 yang tidak kritis.6
Sudah lebih dari satu tahun, Indonesia berjuang melawan pandemi COVID-19 dengan kasus pertama yang ditemukan pada tanggal 2 Maret 2020 di Kota Depok, Jawa Barat. Berdasarkan data pada tanggal 9 Juni 2021, COVID-19 sudah menyebar hingga 34 provinsi dengan kasus konfirmasi kumulatif mencapai 1.877.050 kasus konfirmasi, 101.635 kasus aktif, dan kematian berjumlah 52.162 kematian.7 Berdasarkan analisis data oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-198
per tanggal 30 Mei 2021, provinsi dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 tertinggi di Indonesia adalah DKI Jakarta dengan 429.333 kasus konfirmasi (25,4%). Provinsi Jawa Barat berada pada peringkat kedua sebanyak 312.633 kasus konfirmasi (16,5%) dan Jawa Tengah di peringkat ketiga sebanyak 199.205 kasus konfirmasi (11,2%).8
Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-198 per tanggal 30 Mei 2021 Kab/Kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 tertinggi di Provinsi Jawa Barat adalah Kota Depok sebanyak 49.567 kasus. Kota Depok juga merupakan kota dengan jumlah kematian kumulatif tertinggi di Jawa Barat, yaitu mencapai 920 kematian.8 Selain itu, berdasarkan Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2020, hipertensi merupakan penyakit urutan pertama pada sepuluh besar penyakit terbanyak pasien rawat jalan di Puskesmas se-Kota Depok tahun 2020.9
Tingginya kasus COVID-19 dan penyakit hipertensi di Kota Depok mengharuskan penderita hipertensi lebih disiplin menjalankan praktik pencegahan COVID-19. Apabila tertu- lar COVID-19, penderita hipertensi lebih mungkin untuk mengalami perkembangan penyakit yang lebih parah.10 Oleh karena itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti tentang pengetahuan, sikap, dan praktik pence- gahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok tahun 2021.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan de- sain studi potong lintang atau cross-sectional.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pen- derita hipertensi di Kota Depok tahun 2021.
Penentuan besar sampel minimal menggunakan rumus estimasi dua proporsi, se- hingga didapatkan besar sampel minimal yang dibutuhkan sebesar 168 sampel. Waktu dan lo- kasi penelitian pada bulan Agustus-September 2021 dan dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesio- ner berupa google form dan dibagikan melalui media sosial, yaitu whatsapp dari bulan
30 Agustus sampai September 2021. Kuesioner
dapat diakses melalui link www.bit.ly /KuesionerKAPCOVID19. Kuesioner secara umum terdiri dari empat bagian. Bagian per- tama menanyakan tentang karakteristik sosio- demografis responden yang terdiri dari 9 per- tanyaan. Lalu, terdapat 10 pertanyaan yang menilai tentang pengetahuan responden dengan pilihan jawaban “Benar”, “Salah”, dan
“Tidak tahu”. Jawaban yang benar akan diberi poin 1 dan jawaban yang salah atau tidak tahu akan diberi poin 0. Pengetahuan responden akan dikategorikan baik apabila skor total ≥ median dan kategori buruk apabila skor total >
median. Lalu, untuk penilaian sikap terdiri dari dari 11 pernyataan dengan pilihan jawaban
“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”, dan “sangat setuju”. Responden akan dikate- gorikan memiliki sikap baik apabila total skor
≥ median dan kategori buruk apabila total skor
< median. Terkait praktik pencegahan COVID-19 dinilai menggunakan 9 pernyataan dengan pilihan jawaban “tidak pernah”, “ka- dang-kadang”, dan “selalu”. Responden akan dikategorikan memiliki praktik baik apabila total skor ≥ median dan kategori buruk apabila total skor < median. Total skor yang diperoleh akan dikonversikan ke dalam nilai skala 100.
Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran demografis responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status pernikahan), sumber in- formasi, pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 pada penderita hiper- tensi di Kota Depok, tahun 2021. Analisis bi- variat yang bertujuan untuk mengetahui hub- ungan variabel independen, yaitu sosio-demo- grafis dengan variabel dependen, yaitu penge- tahuan, sikap dan praktik. Jenis uji analisis bi- variat yang digunakan adalah uji chi-square dengan derajat kepercayaan (CI 95%).
HASIL
Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan kepada para pen- derita hipertensi di Kota Depok tahun 2021.
Pengambilan data dilakukan secara online me- lalui google form. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui karakteristik demografis responden.
Total responden dalam penelitian ini ber- jumlah 183 responden. Jumlah responden terbanyak berjenis kelamin perempuan (78,7%) dan usia responden terbanyak adalah berusia ≥50 tahun (68,3%). Rentang usia re- sponden adalah 32-82 tahun dengan rata-rata 55,85 tahun.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Penderita Hipertensi di Kota Depok Tahun 2021 (n = 183)
Variabel dan Kategori n % Jenis Kelamin
Laki-laki 39 21,3
Perempuan 144 78,7
Usia (tahun)
<50 tahun 58 31,7
≥50 tahun 125 68.3
Kecamatan
Sawangan 27 14,8
Beji 26 14,2
Bojongsari 25 13,7
Cimanggis 1 0,5
Cipayung 25 13,7
Limo 26 14,2
Sukmajaya 28 15,3
Tapos 25 13,7
Status Pendidikan
Tidak tamat SD/Tidak Sekolah 27 14,8 Tamat SD/MI/Sederajat 55 30,1 Tamat SLTP/SMP/Sederajat 35 19,1 Tamat SLTA/SMA/sederajat 56 30,6
Tamat D1/D2/D3 6 3,3
Tamat S1/S2/S3 4 2,2
Pendapatan bulanan
< Rp 1.000.000 120 65,6
Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 46 25,1 Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 13 7,1 Rp 5.000.001 – Rp 10.000.000 4 2,2
> Rp 10.000.000 0 0,0
Status Pernikahan
Menikah 147 80,3
Bercerai 36 19,7
Belum menikah 0 0,0
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 102 55,7
Karyawan 24 13,1
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3 1,6
Wiraswasta/pedagang 9 4,9
Tidak bekerja 45 24,6
31 Tempat tinggal responden paling banyak
adalah di Kecamatan Sukmajaya (15,3%). Sta- tus pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh responden adalah SLTA/ SMA/Sederajat (30,6%). Responden paling banyak memiliki pendapatan per bulan berkisar <1.000.000, yaitu sebanyak 120 responden (65,6%). Selain itu, terdapat 147 responden (80,3%) berstatus menikah. Pada tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa paling banyak responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (55,7%).
Sumber Informasi
Sebagian responden paling sering mendapatkan informasi tentang COVID-19 melalui petugas kesehatan, seperti dokter, perawat, atau penyuluh kesehatan (54,3%).
Lalu, hanya 8,7% informasi tentang COVID- 19 diperoleh melalui media cetak, seperti majalah, koran, atau buku. Selain itu, terdapat responden yang melaporkan melihat informasi tentang COVID-19 melalui teman/keluarga (50%), media elektronik (45,1%), media online (32,6%), tokoh agama/masyarakat (16,3%), dan media sosial (13%).
Pengetahuan Tentang COVID-19
Berdasarkan hasil analisis pengetahuan diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan re- sponden adalah 8,52 (95% CI 8,32 – 8,71) dengan standar deviasi 1,334 dan median 9.
Dalam skala 100 rata-rata skornya adalah 85,2.
Skor minimal yang diperoleh adalah 40 dan maksimal adalah 100. Pengetahuan responden akan dikategorikan baik apabila skor total ≥ median dan kategori buruk apabila skor total >
median. Oleh karena itu, didapatkan hasil bahwa separuh dari responden memiliki pengetahuan baik sebesar 52,5% dan penge- tahuan buruk sebesar 47.5%.
Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa terdapat 136 responden (74,3%) yang mengetahui bahwa COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, 178 responden (97,3%) mengetahui penularan COVID-19 melalui percikan air dari mulut saat batuk, 177 responden (96,7%) juga sudah mengetahui penularannya dengan cara menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Namun, hanya 95 responden (51,9%) yang mengetahui bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui jabat tangan atau bersala- man dengan orang lain. Lalu, terdapat 165 re- sponden (90,2%) sudah mengetahui bahwa penderita COVID-19 yang asimto-matik dapat menularkan virus kepada orang lain.
Namun, hanya sebanyak 110 responden (60,1%) yang mengetahui bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit.
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan tentang COVID-19 Berdasarkan Jawaban yang Benar pada Penderita Hipertensi di Kota Depok Tahun 2021 (n=183)
Item Pengetahuan Jawaban Benar
n %
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 136 74,3 COVID-19 menyebar melalui percikan air dari mulut atau hidung pada saat batuk atau bersin 178 97,3
Bersalaman dengan orang lain tidak dapat menularkan COVID-19 95 51,9
Menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci dapat menularkan COVID-19
177 96,7
Penderita COVID-19 yang tidak bergejala dapat menularkan virus kepada orang lain 165 90,2
Orang lanjut usia lebih rentan untuk tertular COVID-19 180 98,4
Melakukan isolasi dan pengobatan bagi orang yang terinfeksi COVID-19 merupakan cara efektif untuk mengurangi penyebaran virus
178 97,3
Pasien COVID-19 dengan gejala ringan perlu menjalani rawat inap di rumah sakit 110 60,1 Manfaat vaksin COVID-19 adalah mencegah terjadinya gejala berat dan komplikasi apabila
tertular COVID-19
177 96,7
Setelah mendapatkan vaksin COVID-19, kita tidak perlu lagi memakai masker 163 89,1
32 Sikap Terhadap COVID-19
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa rata-rata skor sikap responden terhadap COVID-19 adalah 34,2 (95% CI 33.38 – 34.66) dengan standar deviasi 1,334 dan me- dian 33. Dalam skala 100 rata-rata skornya adalah 77,7 dan median 75. Skor minimal yang diperoleh adalah 38,6 dan skor maksimal ada- lah 100. Responden akan dikategorikan mem- iliki sikap baik apabila total skor ≥ median dan kategori buruk apabila total skor < median.
Lebih dari separuh dari responden memiliki si- kap positif, yaitu sebesar 63,9% dan sikap negatif sebesar 36.1%.
Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa mayoritas responden, yaitu 142 re- sponden (77,6%) bersikap positif (setuju dan sangat setuju) bahwa penderita hipertensi lebih rentan terkena COVID-19, 56,8% responden setuju bahwa mereka merasa takut tertular COVID-19 karena hipertensi yang diderita, dan sebesar 53% responden setuju terhadap pernyataan COVID-19 merupakan penyakit yang serius. Lalu, sebanyak 108 responden (59,0%) menjawab setuju dan 29 responden (15,8%) menjawab tidak setuju bahwa pen- derita hipertensi lebih mungkin mengalami gejala berat akibat COVID-19. Sebesar 65%
responden setuju terhadap pernyataan
“Kemungkinan saya diisolasi di rumah sakit sangat besar apabila tertular COVID-19”. Na- mun, masih terdapat sekitar 31,1% responden yang setuju dan 47,5% tidak setuju dengan pernyataan “saya merasa takut disuntik vaksin COVID-19”.
Praktik Pencegahan COVID-19
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa rata-rata skor praktik pencegahan COVID-19 adalah 14,84 (95% CI 23.48 – 24.21) dengan standar deviasi 2,499. Dalam skala 100 rata-rata skornya adalah 82,4 dan median 83,3. Skor minimal yang diperoleh adalah 55,5 dan skor maksimal adalah 100. Re- sponden akan dikategorikan memiliki praktik baik apabila total skor ≥ median dan kategori buruk apabila total skor < median. Sebagian dari responden memiliki praktik pencegahan COVID-19 yang baik (58,5%) dan praktik bu- ruk sebesar 41.5%.
Berdasarkan tabel 4. terdapat 112 re- sponden (61,2%) selalu melakukan praktik mencuci tangan menggunakan sabun minimal 20 detik, 170 responden (92,9%) selalu me- makai masker setiap kali keluar rumah, 140 re- sponden (76,5%) selalu mencuci tangan setelah mengganti masker, 111 responden (60,7%) selalu menghindari menyentuh mata dengan tangan yang belum dicuci, tapi hanya 43,2% responden yang selalu membersihkan permukaan atau benda menggunakan alkohol.
Selain itu, terdapat 178 responden (97,3%) selalu menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, 119 responden (65%) selalu mem- batasi berjabat tangan, dan 112 responden (61,2%) selalu menjaga jarak sejauh 1,5 meter di tempat ramai. Namun, hanya 73 responden (39,9%) yang selalu berolahraga 30 menit sehari untuk mencegah COVD-19.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa status pendidikan (p-value 0,002) dan peker- jaan (p-value 0,009) memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan tentang COVID-19. Lalu, ditemukan juga hasil bahwa usia (p-value 0,012) memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap terhadap COVID-19.
Selain itu, hasil lainnya yang ditemukan adalah pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dengan praktik pencegahan COVID-19 (p- value 0,030). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6. diperoleh nilai p sebesar 0,681. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penge- tahuan dan praktik pencegahan COVID-19.
Lalu, untuk hasil analisis hubungan sikap dengan praktik pencegahan didapatkan nilai p sebesar 0,011. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dan praktik pencegahan COVID-19. Lalu, penderita hiper- tensi yang memiliki sikap positif terhadap COVID-19 berpeluang 2,31 kali lebih besar untuk memiliki praktik pencegahan COVID- 19 yang baik dibandingkan dengan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif ter- hadap COVID-19.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6, di- peroleh nilai p sebesar 0,681 untuk penge- tahuan dan praktik pencegahan COVID-19.
Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
33 hubungan yang bermakna secara statistik an-
tara pengetahuan dan praktik pencegahan COVID-19. Lalu, untuk hasil analisis hub- ungan sikap dengan praktik pencegahan didapatkan nilai p sebesar 0,011. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dan
praktik pencegahan COVID-19. Lalu, pen- derita hipertensi yang memiliki sikap positif terhadap COVID-19 berpeluang 2,31 kali lebih besar untuk memiliki praktik pencegahan COVID-19 yang baik dibandingkan dengan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif terhadap COVID-19.
Tabel 3. Distribusi Sikap terhadap COVID-19 Berdasarkan Item Pernyataan pada Pasien Hipertensi di Kota Depok (n=183)
Pernyataan Sikap STS TS S SS
n % n % n % n %
Menurut saya penderita hipertensi lebih rentan terkena COVID-19 dibandingkan orang lain.
3 1,6 38 20,8 103 56,3 39 21,3 Kemungkinan saya tertular COVID-19 sangat besar
karena menderita hipertensi
11 6,0 37 20,2 98 53,6 37 20,2
Saya merasa takut tertular COVID-19 karena pen- yakit hipertensi yang diderita
9 4,9 38 20,8 104 56,8 32 17,5 Menurut saya COVID-19 merupakan penyakit yang
serius.
3 1,6 6 3,3 97 53,0 77 42,1
Menurut saya penderita hipertensi lebih mungkin mengalami gejala berat akibat tertular COVID-19.
2 1,1 29 15,8 108 59,0 44 24,0 Saya merasa takut akan mengalami gejala berat
apabila tertular COVID-19.
5 2,7 10 5,5 124 67,8 44 24,0
Kemungkinan saya diisolasi di rumah sakit sangat besar apabila tertular COVID-19.
3 1,6 28 15,3 119 65,0 33 18,0 Menurut saya, melakukan tes swab PCR atau anti-
gen COVID-19 bermanfaat untuk mengetahui sta- tus kesehatan saya.
2 1,1 8 4,4 103 56,3 70 38,3
Saya merasa memiliki banyak manfaat dengan melakukan vaksinasi COVID-19.
2 1,1 4 2,2 102 55,7 75 41,0
Tabel 4. Distribusi Praktik Pencegahan COVID-19 pada Responden Berdasarkan Item Pernyataan pada Pasien Hipertensi di Kota Depok (n=183)
Pernyataan Praktik Tidak Pernah Kadang Selalu
n % n % n %
Dalam satu bulan terakhir, saya mencuci tangan pakai sabun selama minimal 20 detik atau menggunakan hand sanitizer dengan alkohol 60%.
0 0,0 71 38,8 112 61,2
Dalam satu bulan terakhir, saya menghindari menyentuh mata dengan tangan yang belum dicuci.
4 2,2 68 37,2 111 60,7
Dalam satu bulan terakhir, saya memakai masker setiap kali keluar rumah
0 0 13 7,1 170 92,9
Dalam satu bulan terakhir, saya mencuci tangan dengan sabun setelah mengganti masker.
0 0 43 23,5 140 76,5
Dalam satu bulan terakhir, saya membersihkan benda atau per- mukaan yang sering disentuh dengan alkohol atau desinfektan.
6 3,3 98 53,6 79 43,2
Dalam satu bulan terakhir, saya menjaga jarak sejauh 1,5 meter di tempat ramai.
1 0,5 70 38,3 112 61,2
Dalam satu bulan terakhir, saya membatasi berjabat tangan dengan orang lain.
1 0,5 63 34,4 119 65,0
Dalam satu bulan terakhir, saya menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin
0 0 5 2,7 178 97,3
Dalam satu bulan terakhir, saya berolahraga 30 menit sehari 13 7,1 97 53,0 73 39,9
34
Tabel 5. Karakteristik Sosio-demografis dengan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik pada Pasien Hipertensi di Kota Depok (n=183)
Variabel Pengetahuan Sikap Praktik
Baik Buruk P-value Positif Negatif P-value Baik Buruk P-value Jenis Kelamin
Laki-laki 22 17 0,707 24 15 0,870 17 22 0,052
Perempuan 74 70 93 51 90 54
Usia
<50 tahun 33 25 0,509 29 29 0,012 34 24 1,0
≥50 tahun 63 62 88 37 73 52
Status pendidikan Tidak tamat SD/Tidak Sekolah
11 16 0,002 16 11 0,872 11 16 0,273
Tamat SD/MI/Sederajat 22 33 38 17 34 21
Tamat SLTP/SMP/Sederajat 16 19 23 12 19 16
Tamat SLTA/SMA/sedera- jat
37 19 35 21 35 21
Tamat D1/D2/D3 6 0 3 3 5 1
Tamat S1/S2/S3 4 0 2 2 3 1
Status pernikahan
Menikah 80 67 0,283 93 54 0,703 87 60 0,692
Bercerai 16 20 24 12 20 16
Belum menikah 0 0 0 0 0 0
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 58 44 0,009 65 37 0,985 70 32 0,030
Karyawan 15 9 16 8 12 12
Pegawai Negeri Sipil 3 0 2 1 2 1
Wiraswasta/pedagang 6 3 5 4 5 4
Tidak bekerja 14 31 29 16 19 26
Tabel 6. Hubungan Praktik Pencegahan COVID-19 dengan Pengetahuan dan Sikap pada Penderita Hipertensi di Kota Depok Tahun 2021 (n=183)
Karakteristik
Praktik Pencegahan COVID-19
Total
OR (95% CI) P-value
Buruk Baik
N % n % n %
Pengetahuan
1.184
(0,657 – 2.133) 0,681
Buruk 38 43.7 49 56.3 87 100
Baik 38 39.6 58 60,4 96 100
Total 76 41.5 107 58.5 183 100
Sikap
2.310
(1.246 – 4.281) 0,011
Negatif 36 54.5 30 45.5 66 100
Positif 40 34.2 77 65.8 117 100
Total 76 41.5 107 58.5 183 100
PEMBAHASAN
Pengendalian COVID-19 yang efektif dapat dicapai melalui peningkatan penge- tahuan, sikap, dan praktik pencegahan ter- hadap COVID-19 terutama bagi kelompok penderita hipertensi yang berisiko tinggi.
Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%). Responden sudah mengetahui hampir semua topik tentang COVID-19. Hasil penemuan ini serupa dengan penelitian yang dilakukan di Kota Depok tahun 2020 bahwa 70,6% responden sudah memiliki penge- tahuan yang baik tentang COVID-19 dan
pencegahannya.11 Namun, hasil penemuan ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Ethiopia pada penderita hipertensi dan diabetes, yaitu sebesar 68,66%
dan penelitian di Vietnam pada penderita pen- yakit kronis, yaitu sebesar 68,4%.12,13 Perbe- daan hasil tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan status sosio-ekonomi re- sponden masing-masing penelitian.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa status pendidikan (p-value 0,002) dan pekerjaan (p-value 0,009) memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan tentang
35 COVID-19. Hasil ini serupa dengan hasil
penelitian pada masyarakat di Indonesia, ditemukan bahwa karakteristik sosio-demo- grafis, yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal saat ini, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, agama, dan status perkawinan memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan tentang COVID-19.14 Penelitian di Bangladesh juga menemukan hasil bahwa usia, tingkat pendidikan dan distribusi geo- grafis memiliki hubungan yang signifikan ter- hadap pengetahuan. Responden yang memiliki latar belakang pendidikan dasar memiliki skor pengetahuan terendah dibandingkan dengan semua responden kelompok pendidikan lainnya.15
Responden sudah mengetahui dengan baik pada beberapa aspek, yaitu cara penularan COVID-19 saat batuk atau bersin (96,7%), menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci (97,3%), kelompok berisiko (98,4%), isolasi dan pengobatan bagi penderita COVID-19 (97,3%), manfaat vaksin (96,7%), dan penggunaan masker (89,1%).
Temuan ini sesuai dengan studi di Ethiopia bahwa pengetahuan responden sudah baik pada pengetahuan tentang penularan COVID- 19 melalui batuk (83,9%) dan bersin (77,5%), lansia dan penderita penyakit kronis sebagai kelompok berisiko (76,5%), isolasi dan pen- gobatan bagi penderita COVID-19 (88,1%) dan penggunaan masker untuk pencegahan (70,5%).13,16 Namun, masih terdapat beberapa aspek pengetahuan yang masih kurang diketahui, yaitu sebesar 58.1% responden tidak mengetahui bahwa penularan dapat melalui berjabat tangan dengan orang lain dan sebesar 60,1% yang mengetahui bahwa penderita dengan gejala ringan tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. Pasien dengan gejala ringan tidak memerlukan rawat inap dan hanya menjalani isolasi mandiri di rumah.17 Oleh karena itu, upaya pendidikan kesehatan bagi penderita hipertensi perlu ditekankan kembali pada aspek penularan tersebut.
Terkait sikap didapatkan hasil bahwa lebih dari separuh responden (63,9%) memiliki sikap positif terhadap COVID-19. Lalu, ditemukan juga hasil bahwa usia (p-value 0,012) memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap terhadap COVID-19. Hasil ini
bertolak belakang dengan penelitian di Indone- sia yang menemukan bahwa jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan karakteristik agama menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap sikap.14 Responden setuju bahwa penderita hipertensi lebih rentan terkena COVID-19 (56,3%) dan kemungkinan tertular COVID-19 besar karena menderita hipertensi (53,6%). Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Huynh et al.12 bahwa mayoritas responden (90,8%) yang merupakan penderita penyakit kronis memiliki sikap yang positif terhadap COVID- 19 dan 66,5% responden setuju bahwa mereka memiliki kemungkinan tertular COVID-19.
Selain itu, Taye et al.16 juga mendapatkan hasil bahwa sekitar 79,2% responden berpendapat bahwa pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus lebih rentan terhadap efek COVID-19 dibandingkan orang lain.16 Penyakit hipertensi merupakan komor- bid atau penyakit penyerta yang paling sering ditemui pada pasien COVID-19.5 Berdasarkan penelitian meta-analisis oleh Yang et al.18 ditemukan bahwa komorbiditas yang paling umum ditemukan adalah hipertensi (21,1%), diikuti oleh diabetes (9,7%), penyakit kardio- vaskuler (8,4%), dan penyakit sistem perna- pasan (1,5%).
Separuh responden (56,8%) setuju bahwa mereka merasa takut tertular COVID-19.
Sebagian responden (53%) juga setuju bahwa COVID-19 merupakan penyakit yang serius.
Serupa dengan hasil penelitian di Ethiopia pada penderita hipertensi dan diabetes yang menemukan bahwa lebih dari separuh responden (68,1%) sangat setuju COVID-19 merupakan penyakit serius.16 COVID-19 merupakan penyakit yang dianggap sebagai penyakit pernapasan dan pembuluh darah karena agen penyebab penyakit ini, yaitu SARS-CoV-2 menargetkan terutama sistem pernapasan dan pembuluh darah. Pasien dengan COVID-19 dapat mengalami pneu- monia, acute respiratory distress syndrome (ARDS), hingga kegagalan multiple organ.19
Pekerjaan memiliki hubungan yang signif- ikan dengan praktik pencegahan COVID-19 (p-value 0,030). Temuan ini serupa dengan penelitian di Indonesia yang menunjukkan bahwa jenis kelamin, wilayah tempat tinggal,
36 latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan,
afiliasi agama, dan status perkawinan berhub- ungan dengan praktik.14 Separuh responden (58,5%) sudah melakukan praktik pencegahan COVID-19 dengan baik. Sebagian responden (61,2%) selalu mencuci tangan menggunakan sabun minimal 20 detik dan selalu mencuci tangan setelah mengganti masker (76,5%). Se- rupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Huynh et al.12 pada pasien penyakit kronis di Vietnam, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat 77,2% responden menjalankan praktik pencegahan COVID-19 dengan baik.
Huynh et al.12 juga menemukan bahwa sebesar 73,6% responden mencuci tangan meng- gunakan sabun dan air secara rutin dengan rata-rata waktu mencuci tangan adalah ≥ 20 detik. Praktik mencuci tangan menggunakan sabun dan air merupakan praktik pencegahan COVID-19 yang sangat penting untuk dil- akukan secara rutin. Mencuci tangan secara berkala wajib dilakukan setelah batuk atau ber- sin, menggunakan toilet, sebelum makan, sebelum makan, dan setelah memegang hewan peliharaan. Selain itu, mencuci tangan juga wajib dilakukan setelah menyentuh permukaan benda yang digunakan oleh umum, seperti ga- gang pintu atau setelah berpergian dari tempat umum.20
Terdapat praktik pencegahan lain yang juga sudah dilakukan dengan baik oleh re- sponden. 92,9% responden selalu memakai masker setiap kali keluar rumah dan selalu me- nutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin (97,3%). Penelitian KAP COVID-19 pada pasien penyakit kronis di Vietnam juga menemukan hasil serupa, yaitu sebesar 83,3%
responden menggunakan masker di tempat umum.12 Masker dapat menghalangi penyeba- ran droplet ke orang lain. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa penggunaan masker yang menutupi hidung dan mulut juga dapat mengurangi semburan droplets. Masyarakat dianjurkan menggunakan masker bahkan ketika mereka tidak merasa sakit. Beberapa penelitian menemukan bahwa penderita COVID-19 yang asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala masih dapat menularkan virus ke orang lain.21
Hasil uji statistik pada penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan praktik pencegahan COVID-19 (p-value 0,681). Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Taye et al.16 bahwa ditemukannya hubungan yang pos- itif antara pengetahuan dengan praktik pencegahan COVID-19. Pengetahuan yang baik juga berhubungan dengan tingkat praktik pencegahan yang baik.16 Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dapat meningkatkan pencegahan suatu penya- kit. Selain itu, Huynh et al.12 menemu-kan bahwa tingkat praktik pencegahan yang baik pada partisipan yang memiliki pengetahuan memadai ternyata 1,24 kali lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penge- tahuan kurang.
Hasil analisis uji statistik menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dan praktik pencegahan COVID-19 (p-value 0,011). Ber- dasarkan nilai OR, penderita hipertensi yang memiliki sikap positif terhadap COVID-19 berpeluang 2,31 kali lebih besar untuk mem- iliki praktik pencegahan COVID-19 yang baik dibandingkan dengan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif terhadap COVID- 19 (OR: 2,310; 95% CI 1,246 – 4,281). Hasil ini serupa dengan penelitian Retnaningsih et al.22 bahwa ditemukan variabel sikap ber- pengaruh terhadap praktik pencegahan COVID-19 dan menjadi variabel yang ber- pengaruh kuat (OR: 2,059; p<0,01). Wardati et al.11 juga menemukan bahwa sikap berhub- ungan secara statistik dengan praktik pencega- han COVID-19. Semakin baik sikap terhadap COVID-19, maka semakin baik praktik pencegahan COVID-19 pada masyarakat di Kota Depok.11
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata skor untuk tiap variabel adalah penge- tahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan praktik pencegahan COVID-19 sebesar 82,4.
Separuh responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan praktik pencegahan yang baik (58,5%). Terdapat hub- ungan yang signifikan antara status pendidikan (p-value 0,002) dan pekerjaan (p-value 0,009) dengan pengetahuan, usia dengan sikap (p- value 0,012), dan pekerjaan dengan praktik (p-
37 value 0,030). Lalu, juga ditemukan hubungan
yang bermakna antara sikap dan praktik pencegahan COVID-19 (p-value 0,011). Pen- derita hipertensi yang memiliki sikap positif terhadap COVID-19 berpeluang 2,31 kali lebih besar untuk memiliki praktik pencegahan COVID-19 yang baik dibandingkan dengan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif (OR: 2,310; 95% CI 1,246 – 4,281).
SARAN
Petugas kesehatan, seperti dokter, penyuluh kesehatan atau perawat di tiap sektor pelayanan kesehatan dapat mengedukasi pen- derita hipertensi tentang COVID-19, terutama kepada penderita yang merupakan ibu rumah tangga secara daring melalui media sosial.
Topik yang diedukasi tentang ketentuan isolasi mandiri dan pengobatan berdasarkan gejala yang dialami pasien COVID-19, penularan melalui bersalaman dengan orang lain, vaksi- nasi COVID-19, dan aktivitas fisik. Selain itu, saran untuk penelitian selanjutnya adalah terkait intensitas praktik pencegahan dapat ditanyakan dalam jangka waktu dekat, misal satu minggu yang lalu atau satu hari yang lalu.
Peneliti juga dapat membuat pertanyaan terkait aksesibilitas internet, kepemilikan dan tujuan penggunaan media sosial. Dengan demikian peneliti dapat memiliki gambaran penggunaan internet per hari dan media sosial apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk edukasi kesehatan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mem- bantu terwujudnya penulisan artikel ini. Penu- lis ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada Dinas Kesehatan Kota Depok dan para Kader yang telah membantu dalam proses pengumpulan data.
DAFTAR REFERENSI
1. Chauhan, S. Comprehensive review of coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Biomed. J. 43, 334–340 (2020).
2. WHO. WHO Coronavirus Disease
(COVID-19) Dashboard.
https://covid19.who.int/ (2021).
3. Kementerian Kesehatan RI. Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19). Situasi Infeksi Emerging
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/d ashboard/covid-19 (2021).
4. WHO. Hypertension and COVID-19.
https://www.who.int/publications/i/ite m/WHO-2019-nCoV-Sci_Brief- Hypertension-2021.1 (2021).
5. Zhang, J. et al. Associations of hypertension with the severity and fatality of SARS-CoV-2 infection: A meta-Analysis. Epidemiol. Infect.
(2020)
doi:10.1017/S095026882000117X.
6. Zheng, Z. et al. Risk factors of critical
& mortal COVID-19 cases: A systematic literature review and meta- analysis. J. Infect. 81, (2020).
7. Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Peta Sebaran COVID-19.
https://covid19.go.id/peta-sebaran (2021).
8. Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Analisis Data COVID-19 Indonesia (Update Per 30 Mei 2021).
https://covid19.go.id/p/berita/analisis- data-covid-19-indonesia-update-30- mei-2021 (2021).
9. Dinas Kesehatan Kota Depok. Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2020.
(Dinas Kesehatan Kota Depok, 2020).
10. Sanyaolu, A. et al. Comorbidity and its Impact on Patients with COVID-19. SN Compr. Clin. Med. 2, 1069–1076 (2020).
11. Wardati, Nur’aini & Hadi, A. . Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pencegahan COVID-19 pada Masyarakat Kota Depok, Jawa Barat.
MPPKI (Media Publ. Promosi Kesehat.
Indones. Indones. J. Heal. Promot. 4, 97 (2020).
12. Huynh, G. et al. Knowledge, attitude, and practices regarding covid-19 among chronic illness patients at outpatient
38 departments in Ho Chi Minh City,
Vietnam. Risk Manag. Healthc. Policy 13, 1571–1578 (2020).
13. Addis, S. G., Nega, A. D. & Miretu, D.
G. Knowledge, attitude and practice of patients with chronic diseases towards COVID-19 pandemic in Dessie town hospitals, Northeast Ethiopia. Diabetes Metab. Syndr. Clin. Res. Rev. 15, 847–
856 (2021).
14. Yodang, Y. et al. Knowledge, attitudes, and practices of indonesian residents regarding covid-19: A national cross- sectional survey. Int. J. Public Heal.
Sci. 10, 418–427 (2021).
15. Hossain, M. A. et al. Knowledge Attitudes and fear of COVID-19 during the Rapid Rise Period in Bangladesh.
PLoS One 15, 1–13 (2020).
16. Taye, G. M. et al. COVID-19 Knowledge , Attitudes , and Prevention Practices Among People with Hypertension and Diabetes Mellitus Attending Public Health Facilities in Ambo , Ethiopia. Infect. Drug Resist.
13, (2020).
17. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Interim Clinical Guidance for Management of Patients with Confirmed Coronavirus Disease
(COVID-19). COVID-19
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019 -ncov/hcp/clinical-guidance-
management-patients.html#print (2021).
18. Yang, J. et al. Prevalence of comorbidities and its effects in coronavirus disease 2019 patients: A systematic review and meta-analysis.
Int. J. Infect. Dis. 94, 91–95 (2020).
19. Cascella, M., Rajnik, M., Aleem, A., Dulebohn, S. C. & Napoli, R. Di.
Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-19). StatPearls [Internet]
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/N BK554776/ (2021).
20. World Health Organization (WHO).
Handwashing an effective tool to prevent COVID-19, other diseases.
https://www.who.int/southeastasia/new s/detail/15-10-2020-handwashing-an- effective-tool-to-prevent-covid-19- other-diseases (2020).
21. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Guidance for
Wearing Masks.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019 -ncov/prevent-getting-sick/cloth-face- cover-guidance.html (2021).
22. Retnaningsih, E., Nuryanto, N., Oktarina, R., Komalasari, O. &
Maryani, S. The effect of knowledge and attitude toward coronavirus disease- 19 transmission prevention practice in south sumatera province, indonesia.
Open Access Maced. J. Med. Sci. 8, 198–202 (2020).