• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum MI Tarbiyatul Banin Pati 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Gambaran Umum MI Tarbiyatul Banin Pati 1"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

3 Hasil observasi letak geografis MI Tarbiyatul Banin Pati SDIT Al-Anwar, dikutip 19 Mei 2022. Penerapan kebiasaan berbahasa jawa jung untuk membentuk karakter santun siswa MI Tarbiyatul Banin Pati pada tahun pelajaran 2021/2022. Dalam proses pembentukan karakter di MI Tarbiyatul Banin Pati dilakukan dengan kebiasaan-kebiasaan yang digunakan di sekolah.

Hal ini menandakan bahwa siswa MI Tarbiyatul Banin Pati memiliki akhlak krama Jawa yang santun. Berdasarkan wawancara di atas, dapat dimaknai bahwa kebiasaan berbahasa krama Jawa di MI Tarbiyatul Banin Pati untuk membentuk akhlak yang santun relevan dengan misi dan tujuan MI Tarbiyatul Banin Pati.

Faktor-faktor Yang Menjadi Pendukung dalam Implementasi Pembiasaan Berbahasa Jawa Krama

Namun, orang tua harus bijak dalam memilih bahasa yang akan digunakan sebagai landasan perkembangan moral anak Faktor Pendukung Penerapan Kebiasaan Bahasa Jawa Krama. Guna menunjukkan secara konkrit dimana salah satu faktor yang mendukung pembelajaran bahasa Jawa adalah sampah untuk membentuk karakter santun yang diperoleh dari wawancara dengan Ibu Arifah, S.Pd selaku Wakil Kepala Kurikulum MI Tarbiyatul Banin Pati menjelaskan bahwa Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembiasaan jung jawa pembentukan karakter kesantunan siswa adalah tersedianya fasilitas di sekolah. Salah satu sarana di sekolah yang diharapkan mendukung pengajian rongsokan Jawa adalah media visual.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diartikan bahwa faktor pendukung dalam penerapan adaptasi bahasa Jawa Krama untuk membentuk karakter santun siswa adalah tersedianya fasilitas di sekolah seperti media visual. 21 Hasil wawancara peneliti dengan Sdri. Arifah, S.Pd selaku Wakil Ketua Kurikulum MI Tarbiyatul Banin Pati, dikutip pada 28 Mei 2022. . secara selektif terkait dengan minat dan tanggapan siswa dalam krama Jawa. Untuk membuktikan secara konkrit dimana diketahui hasil wawancara peneliti dengan Bapak Dhofir Makoshid, S.Ag., M.Pd.I, beliau menyampaikan bahwa faktor pendukung dalam penerapan adaptasi bahasa jawa krama untuk membentuk karakter santun siswa adalah minat dan respon siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan pembiasaan bahasa jawa krama untuk membentuk karakter santun siswa adalah minat dan reaksi siswa. Pembiasaan berbahasa jawa krama harus dipupuk sejak dini, karena akhlak anak harus dibangun sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Maka untuk membuktikan secara konkrit dimana diketahui bahwa wawancara peneliti dengan Bapak Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I, beliau menyampaikan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan pembiasaan bahasa jawa krama untuk membentuk karakter santun siswa adalah kerjasama antara guru dan orang tua.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diartikan bahwa faktor pendukung dalam penerapan adaptasi bahasa Jawa Krama untuk membentuk karakter santun siswa adalah adanya kerjasama antara guru dan orang tua siswa.

Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat dalam Implementasi Pembiasaan Berbahasa Jawa Krama

Menggunakan bahasa Jawa Krama akan lebih mudah dilakukan siswa jika lingkungan sekitar juga mendukungnya. Hal ini dapat membuat proses pembelajaran berbicara krama bahasa Jawa siswa menjadi lebih efektif dan efisien karena lebih menarik. Dengan berkomunikasi dengan bantuan bahasa jawa krama di sekolah, guru atau siswa dapat mengambil nilai uggah yang terkandung di dalamnya sehingga terbentuk karakter santun. Faktor yang menjadi kendala dalam penerapan kebiasaan bahasa jawa krama. dan efisien krama di sekolah tentunya tidak lepas dari aspek penghambat baik secara internal maupun eksternal. A.

Maka untuk membuktikan secara konkrit hubungan antara faktor penghambat dalam penerapan pembiasaan bahasa krama Jawa untuk membentuk karakter santun siswa di MI Tarbiyatul Banin Pati yaitu siswa itu sendiri. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Muhammad Rif'an, S.Pd.I, beliau menyampaikan bahwa faktor penghambat dalam penerapan pembiasaan bahasa krama Jawa untuk membentuk karakter santun siswa di MI Tarbiyatul Banin Pati adalah siswa itu sendiri. karena sikap siswa yang heterogen. Berdasarkan wawancara di atas dapat diartikan bahwa faktor penghambat dalam penerapan pembiasaan bahasa krama Jawa untuk membentuk karakter santun siswa di MI Tarbiyatul Banin Pati adalah siswa itu sendiri karena sikap siswa yang heterogen.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak. faktor dalam pelaksanaan adat bahasa Jawa Krama. Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat penerapan kebiasaan krama bahasa Jawa untuk membentuk karakter santun siswa adalah kurangnya perhatian orang tua. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ny. Noor Sholihah, S.Pd.I, mengenai faktor eksternal penyebab keterlambatan pembiasaan bahasa Jawa Krama dalam pembentukan karakter santun siswa, beliau menyampaikan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan pembiasaan bahasa Jawa Krama untuk membentuk karakter siswa yang santun selain hal diatas adalah munculnya kemajuan teknologi yang tidak dapat dikendalikan dengan baik.

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa faktor penghambat pelaksanaan pembiasaan bahasa Jawa Krama untuk membentuk karakter santun siswa selain hal tersebut di atas adalah munculnya kemajuan teknologi yang tidak dapat dikendalikan dengan baik.

Analisis Data dan Pembahasan

Analis Implementasi Pembiasaan Berbahasa Jawa Krama untuk Membentuk Karakter Sopan Santun

Bahasa Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa daerah di Indonesia yang keberadaannya memberikan kontribusi terhadap keragaman budaya bangsa Indonesia. Menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan pengguna bahasa Jawa lainnya merupakan salah satu cara melestarikan bahasa Jawa. Berdasarkan temuan di MI Tarbiyatul Banin Pati bahwa pembiasaan bahasa krama Jawa telah dilaksanakan sejak tahun 2021, dimana MI Tarbiyatul Banin Pati memiliki aturan bahwa siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 setiap hari Rabu membiasakan bahasa krama Jawa dengan cara berkomunikasi dengan guru dan dengan teman Anda.

29 Rusiyah, “Meningkatkan Hasil Belajar Krama Jawa Melalui Metode Role Playing Siswa,” Jurnal Pendidikan Indonesia, 4, no. Padahal alasan peneliti melakukan penelitian di MI Tarbiyatul Banin Pati terkait dengan pembiasaan bahasa krama Jawa untuk mengembangkan karakter santun siswa, jika dianalisis sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, diungkapkannya bahwa salah satu di antaranya adalah menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar untuk semua sekolah di wilayah Jawa, namun harus mengutamakan bahasa Indonesia pada tingkat yang tinggi. Selain relevan dengan teori di atas, membuktikan bahwa pembiasaan krama Jawa bagi siswa sekolah dasar seperti siswa MI Tarbiyatul Banin Pati adalah penting.

Bahasa Jawa mengandung nilai-nilai moral, nilai-nilai budi pekerti yang berkaitan dengan perilaku dan pengerasan hati yang mendalam. 35 Tri Handayani, “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan Penggunaan Bahasa Jawa”, Jurnal Pendidikan Dasar, 4 no. Berdasarkan temuan di MI Tarbiyatul Banin Pati bahwa dalam pelaksanaan pembiasaan menggunakan bahasa Jawa krama dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui keteladanan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Kesopanan sebagai perilaku dapat dicapai anak dengan berbagai cara.38 Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembiasaan bahasa krama Jawa sangat baik.

Analisis Faktor-faktor Yang Menjadi Pendukung dalam Implementasi Pembiasaan Berbahasa Jawa

Berdasarkan temuan di lapangan terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaan pembiasaan bahasa krama Jawa untuk membentuk karakter santun siswa di MI Tarbiyatul Banin Pati. Sarana yaitu segala perangkat atau peralatan, bahan dan perabot yang dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan di sekolah seperti gedung, ruang belajar, media pembelajaran, meja dan kursi Tarbiyatul Banin Pati adalah dengan adanya media visual. Berdasarkan temuan di lapangan, minat dan respon siswa untuk membiasakan berbahasa krama Jawa sangat antusias.

Salah satu bahasa yang menjadi kearifan lokal adalah krama jawa, selain itu krama jawa juga memiliki tataran bahasa atau bahasa unggahan. Krama Jawa memiliki fungsi komunikatif, dengan cara mengidentifikasi batas-batas dan mengedepankan rasa tanggung jawab serta digunakan sebagai sarana pengenalan nilai-nilai luhur dan budi pekerti, sehingga nilai kesopanan akan membentuk karakter anak.46 Dengan demikian, pembinaan karakter tidak dapat dilakukan lepas dari bantuan semua guru, keluarga dan masyarakat. 46 Indah Yulianti, Menggunakan Bahasa Jawa Krama Untuk Membentuk Kesopanan di Sekolah Dasar (Semarang: Fakultas Keguruan Negeri Semarang, 2018), 1.

Dalam konteks ini, salah satu pendorong adat krama Jawa untuk membentuk sikap santun siswa di MI Tarbiyatul Banin Pati adalah kerjasama dengan guru dan orang tua. Orang tua menggunakan krama Jawa sebagai alternatif untuk mendorong perkembangan moral anak sejak dini karena terdapat perbedaan antara krama Jawa dengan bahasa lainnya. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang unik, karena selain keragaman, juga memiliki tingkatan dalam bahasa yang sesuai antara penutur dan lawan bicara.

Jadi secara tidak langsung saat berkomunikasi dengan bahasa jawa, krama juga akan belajar tentang upload guhan untuk menghargai dan menghormati orang lain.

Analisis Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat dalam Implementasi Pembiasaan Berbahasa Jawa

Penggunaan bahasa Jawa yang baik yaitu krama Jawa dapat menjadikan proses interaksi sosial menjadi lebih baik dan harmonis. 49 Jelita Hakim, “Penggunaan Bahasa Jawa Krama Untuk Membangun Karakter Santun di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan, 1 no. 50 Puji Arfianingrum, “Implementasi Muatan Bahasa Jawa Menurut Konteks Tingkat Tutur Budaya Jawa”, Jurnal Prakarsa Paedagogia 3 no.

Meskipun bahasa Jawa memiliki jumlah penutur terbanyak, bukan berarti keberadaan bahasa Jawa aman dari kepunahan. Setelah itu terjadi penurunan bahasa daerah, termasuk krama Jawa sebagai salah satu tingkatan berbahasa Jawa. Yang dimaksud dengan ragam krama adalah bentuk bahasa Jawa yang memiliki hakikat bentuk bahasa krama, atau yang merupakan unsur esensial dalam krama Jawa, bukan dalam bahasa lain.

Bahasa Jawa memiliki muatan ungug atau tingkat tutur sebagai ciri yang membedakan bahasa Jawa dengan bahasa daerah lainnya. Bahasa Jawa unggah-unggah adalah aturan yang ada dalam masyarakat Jawa dalam berbicara atau berperilaku dengan memperhatikan pembicara dan lawan bicara serta melihat situasi dengan cermat. 56 Puji Arfianingrum, “Implementasi Pengunggahan Bahasa Jawa Sesuai Konteks Tingkat Tutur Budaya Jawa”, Jurnal Prakarsa Paedagogia 3 no.

57 Puji Arfianingrum, “Implementasi Pemuatan Bahasa Jawa Menurut Konteks Tingkat Tutur Budaya Jawa”, Jurnal Prakarsa Paedagogia 3 no.

Referensi

Dokumen terkait

For example, learning vocabulary through illustrated storybooks and learning through the surrounding environment or learning English through field trip methods or outside