1
Yuliana Kartikasari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing:
Sunaryo., SE., M.Si.,PhD
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk tas impor yang dimediasi oleh persepsi kualitas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode kausal yang mengukur kekuatan hubungan antar variabel melalui uji hipotesis yang ada. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.
Analisis data menggunakan Parlial Least Square (PLS) dengan software smartPLS 3.0 dan uji sobel untuk menguji pengaruh mediasi dalam model.
Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas tas impor. Gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk tas impor. Persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Gaya hidup terhadap keputusan pembelian melalui persepsi kualitas menghasilkan hubungan yang positif dan signifikan serta dapat digolongkan sebagai mediasi parsial, dimana persepsi kualitas bukan hanya variabel yang dapat memediasi hubungan gaya hidup dengan keputusan pembelian.
Kata kunci: gaya hidup, persepsi kualitas, keputusan pembelian.
Abstract
The research is aimed at determining and analyzing effect of lifestyle on purchase decision on imported bags mediated by perceived quality as the intervening variable. This quantitative research uses causal method in explaining the relation between variables through hypothesis testing. The sample of this study is 120 respondents selected through purposive sampling technique. The analysis is carried though Partial Least Square (PLS) using SmartPLS 3.0. Sobel test is used to examine the relations of the mediating variables in the models.
The analysis shows that lifestyle has a positive and significant effect on perceived quality of import bag products, that lifestyle has a positive and significant effect on the purchase decision on imported bags, that perceived quality has a positive and significant effect on purchase decision, and that lifestyle has a positive and significant impact on consumer’s decision to purchase imported bags mediated by perceived quality.
Keywords: lifestyle, perceived quality, purchase decision
1 Indonesia. Berkembangnya fashion di Indonesia memang tidak dapat dihindari lagi, beragam tuntutan mengenai perkembangan di dunia fashion terus berjalan seiring dengan perputaran waktu dan kebutuhan (Aisjah, 2013). Seluruh kalangan masyarakat Indonesia, mulai dari bawah hingga atas menganggap fashion menjadi hal yang penting, sehingga banyak produk fashion impor dengan harga tinggi mulai digemari dan memiliki anggapan bahwa produk buatan luar negeri pasti lebih baik serta lebih bergengsi dibandingkan dengan produk lokal (Edi H, 2014).
Sikap terbuka pada pengetahuan global membuat masyarakat mudah untuk mengonsumsi produk impor dan mulai meninggalkan produk buatan negara sendiri. Barang konsumsi sehari-hari sudah tidak dapat lepas dari kehadiran negara lain, termasuk barang fashion dan penunjangnya seperti tas, sepatu, accessory. Tas telah menjadi suatu
Ketertarikan konsumen terhadap tas impor meningkat seiring dengan semakin baik desain dan semakin modern tas impor yang mengikuti tren (Rusdiana, 2014). Tas impor dengan berbagai merek saat ini banyak dicari oleh mahasiswa untuk menunjang penampilan dalam beraktivitas. Tas impor yang dipakai telah menjadi tolak ukur dalam pergaulan di kalangan mahasiswa, yaitu dengan memakai tas yang berasal dari luar negeri sudah menjadi suatu kewajiban walaupun harus membayar dengan harga yang lebih tinggi agar dapat terlihat menarik.
Ketertarikan konsumen terhadap suatu produk dapat mendorong pembelian produk tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu produk, baik itu faktor internal maupun eksternal. Faktor internal seperti pekerjaan, gaya hidup kepribadian, berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian sebuah produk (Kotler&Keller, 2009:
235). Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa gaya hidup mencakup aktivitas, minat, opini.
Semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia, kehidupan dan gaya hidup (lifestyle) masyarakat berubah semakin pesat. Sikap tertentu yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu produk tertentu dapat mencerminkan gaya hidupnya (Ilmiyah :2007). “The lifestyle have a major impact on the purchase and consumption behavior of consumer”
(Hawkins dalam Kucukemiroglu et.al., 2003: 213) yang berati gaya hidup mempunyai dampak pada pembelian dan perilaku konsumen.
Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian oleh konsumen adalah persepsi terhadap kualitas dari suatu produk yang dibelinya. Persepsi kualitas merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan suatu produk atau jasa layanan secara keseluruhan yang ditinjau dari fungsinya dibandingkan dengan produk lain (Tjiptono, 2011: 97).
Terbentuknya persepsi yang tepat dapat menyebabkan konsumen memiliki kesan dan memberikan
penilaian (positif atau negatif) terhadap suatu produk. Persepsi yang dimiliki akan mempengaruhi sikap dan perilaku dalam melakukan pembelian.
Melihat fenomena sosial gaya hidup masyarakat sosial dan maraknya pembelian barang impor oleh mahasiswi dengan persepsi kualitas produk impor lebih baik dibanding produk lokal ditengah masyarakat kota besar telah mendorong penulis untuk meneliti pengaruh gaya hidup, persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian tas impor pada mahasiswi.
Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Rumusan Masalah
1. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tas impor?
2. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap persepsi kualitas produk tas impor?
3. Apakah persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tas impor?
4. Apakah persepsi kualitas berperan sebagai mediasi pengaruh gaya
hidup terhadap keputusan pembelian produk tas impor?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk tas impor.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap persepsi kualitas produk tas impor.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian produk tas impor.
4. Untuk mengetahui peran persepsi kualitas sebagai mediator pengaruh gaya hidup terhadap keputusan produk tas impor.
2. LANDASAN TEORI
Menurut Kotler (2009: 189) gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari- hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, pendapat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Terdapat dua sisi dalam gaya hidup yaitu sisi yang menunjukkan lebih dari kelas sosial dan kepribadian di sisi lainnya (Kristianto dan Anik, 2011:45).
Menurut Kotler dan Keller (2009: 170) gaya hidup memiliki
beberapa aspek yang digunakan untuk mengetahui gaya hidup, yaitu:
a. Minat
Minat gaya hidup dapat berupa ketertarikan individu terhadap barang-barang mahal dan mewah, perhatian khusus pada nilai prestige yang dimiliki suatu barang atau aktivitas serta keinginan individu untuk melakukan berbagai aktivitas atau perilaku yang mewakili gaya hidup yang diinginkannya.
b. Aktivitas
Aktivitas merupakan cara individu dalam mempergunakan waktunya untuk mencari kesenangan walaupun dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang besar.
Aktivitas dapat berupa berbelanja, liburan, melakukan hobi, dan lain sebagainya.
c. Opini
Opini adalah tanggapan yang diberikan individu mengenai dirinya sendiri dan produk-produk yang berkaitan dengan kesenangan hidupnya. Opini merupakan cara pandang individu dalam rangka mempertahankan dan membela gaya hidupnya.
Menurut Tjiptono (2011: 97), persepsi kualitas adalah penilaian konsumen terhadap keunggulan suatu produk atau jasa layanan secara keseluruhan ditinjau dari fungsinya dibandingkan dengan produk produk lain. Persepsi setiap individu dengan individu lainnya erhadap suatu produk akan berbeda, karena persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh individu di pengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Kotler Keller dalam Harjati dan Lusia (2014) terdapat enam dimensi kualitas produk yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Mutu Kinerja (Performance) Merupakan dimensi yang paling dasar dan sangat berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk.
b. Keandalan (Reliability)
Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode tertentu.
c. Keistimewaan (Feature)
Suatu produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan atau karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.
d. Daya Tahan (Durability)
Merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan usia atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/ atau berat baik secara teknis maupun waktu.
e. Mutu Kesesuaian (Conformance Quality)
Mutu kesesuaian menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat memenuhi standar atau spesifikasi tertentu.
f. Gaya (Style)
Dimensi gaya merupakan aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Menurut Swastha dan Irawan (2008: 118) keputusan pembelian adalah pemahaman konsumen tentang keinginan dan kebutuhan suatu produk dan menilainya dari berbagai sumber yang dan menyeleksi alternatif untuk dapat mengambil keputusan pembelian sebuah produk.
Menurut Kotler dalam Rahayu dkk (2015) dalam melakukan pembelian, konsumen dapat membentuk keputusan, yaitu:
a) Keputusan tentang produk.
b) Keputusan tentang merek.
c) Keputusan tentang saluran/dealer.
d) Keputusan tentang waktu pembelian.
e) Keputusan tentang jumlah produk.
Hipotesis Penelitian
H1: Gaya hidup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tas impor pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
H2: Gaya hidup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas tas impor pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
H3: Persepsi kualitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tas impor pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
H4: Persepsi kualitas memiliki mengaruh secara positif dan signifikan dalam berperan sebagai mediator antara gaya
hidup dan keputusan pembelian tas impor pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,
3. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode kausal.
Objek Penelitian, Populasi dan Sampel
Objek yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Populasi yang dipilih adalah seluruh mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sampel yang ditentukan sebanyak 120 sampel dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan informasi yang berasal dari jurnal ilmiah dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.
Gaya Hidup
Keputusan Pembelian
(Y)
Persepsi Kualitas
(X2) H1
H2 H3
H4 H4
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu Partial Least Square (PLS) dengan
software SmartPLS 3.0 yang nantinya melalui tiga tahapan, yaitu:
outer model, inner model dan uji signifikansi.
4. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Responden
Hasil penyebaran 120 kuesioner diperoleh gambaran umum responden sebagai berikut:
Tabel 4.1
Komposisi Mayoritas Responden
Sumber: Data primer diolah, 2017 Mayoritas responden yang pernah melakukan pembelian tas impor minimal satu kali yang berasal dari 3 (tiga) jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya adalah berusia 21-23 tahun dengan pekerjaan orang tua sebagai wirausaha, mendapatkan uang saku
perbulan sebesar Rp1.500.000- Rp2.000.000 dan berasal dari luar malang dengan status tempat tinggal kos/kontrak.
Hasil Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Gambar 4.1 Evaluasi Outer Model
Sumber: Data primer diolah, 2017 Analisis outer model dilakukan untuk melihat nilai convergent validity dan discriminant validity.
Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validitas, reliabilitas konstruk, dan nilai average variance extracted (AVE).
Indikator validitas dapat dilihat dari nilai loading factor, idealnya untuk
Komposisi Responden Mayoritas
Mayoritas
Responden %
Usia 21-23 tahun 49.2
Pekerjaan Orang Tua
Wirausaha 34.2 Uang Saku
Perbulan
Rp1.500.000 - Rp2.000.000
35 Daerah Asal Luar Malang 65 Status Tempat
Tinggal
Kos/Kontrak 55
dapat diatakan valid nilai loading factor harus diatas 0.7 namun sampai 0,6 masih diperbolehkan (Hussein, 2015). Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reliabilitas konstruk dengan melihat output composite reliability dan cronbach’s alpha. Kriteria untuk dapat dikatakan reliabel adalah nilai composite reliability lebih dari 0.70 dan cronbach’s alpha memiliki nilai lebih dari 0.60 (Hussein, 2015). Pemeriksaan terakhir dari convergent validity adalah dengan melihat output average variance extracted (AVE).
Konstruk memiliki convergent validity yang baik adalah apabila nilai AVE lebih besar dari 0.50.
Ketiga evaluasi convergent validity telah dilakukan dan dapat disimpulkan tidak terdapat masalah convergent validity pada model yang diuji.
Setelah model penelitian dinyatakan tidak bermasalah pada convergent validity, maka selanjutnya dilakukan pengujian terkait dengan permasalahan discriminant validity. Evaluasi discriminant validity dilakukan
dalam dua tahap, yaitu melihat nilai cross loading dan membandingkan korelasi konstruk dengan akar kuadrat AVE konstruk. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang mengukur konstruknya haruslah berkorelasi lebih tinggi dengan konstruknya dibandingkan dengan konstruk lainnya (Yamin dan Heri, 2013).
Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi konstruk dengan akar kuadrat AVE konstruk, dapat dikatakan tidak terdapat masalah discriminant validity apabila nilai akar kuadrat AVE lebih besar dari pada korelasi dengan konstruk lainnya. Kedua evaluasi discriminant validity telah dilakukan dan dapat disimpulkan tidak terdapat masalah discriminant validity pada model yang diuji.
Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Gambar 4.2 Evaluasi Inner Model
Sumber: Data primer diolah, 2017
Analisis inner model ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan melihat hasil dari koefisien determinasi (R2), predictive relevance (Q2) dan Goodness of Fit (GoF).
Tabel 4.1 Nilai R-Square
Variabel R2
Persepsi Kualitas 0.275 Keputusan Pembelian 0.441
Sumber: Data primer diolah, 2017 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai R2 variabel persepsi kualitas sebesar 0.275. Hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi gaya hidup terhadap persepsi kualitas sebesar 27.5%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 72.5% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. R2 dari variabel keputusan pembelian menunjukkan nilai sebesar 0.441. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi gaya hidup terhadap keputusan pembelian sebesar 44.1%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 55.9% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil perhitungan diperoleh nilai Q-square predictive relevance (Q2) dengan nilai sebesar 0.595, yang dapat disimpulkan bahwa kontribusi gaya hidup dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian secara keseluruhan adalah sebesar 59.5%, sedangkan sisanya sebesar sebesar 40.5% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Pengujian Hipotesis Tabel 4.6
Hasil Pengujian Hipotesis
M STD
EV T- Stas
P GH
KP
0.518 0.087 6.007 0.000 GH
PK
0.536 0.072 7.329 0.000 PK
KP
0.250 0.111 2.001 0.046
Sumber: Data primer diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
Hasil pengujian yang terdapat pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai t-statistik hubungan antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian sebesar 6.007 dengan probabilitas sebesar 0.000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa t-statistik ≥ 1.96 dan nilai probabilitas≤level of significance (α=5%), sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian, dengan demikian hipotesis 1 diterima.
2. Hipotesis 2
Hasil pengujian yang terdapat pada Tabel 4.6 dapat dilihat
bahwa nilai t-statistik hubungan antara gaya hidup terhadap persepsi kualitas sebesar 7.329 dengan probabilitas sebesar 0.000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa t-statistik ≥ 1.96 dan nilai probabilitas ≤ level of significance (α= 5%), sehingga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup terhadap persepsi kualitas, dengan demikian hipotesis 2 diterima.
3. Hipotesis 3
Hasil pengujian yang terdapat pada Tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai t-statistik hubungan antara persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian adalah 2.001 dengan probabilitas 0.046.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa t-statistik ≥ 1.96 dan nilai probabilitas≤level of significance (α = 5%), sehingga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian, dengan demikian hipotesis 3 diterima.
4. Hipotesis 4
Pengujian hipotesis keempat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) yang dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus sobel, dapat diketahui bahwa pengaruh mediasi adalah signifikan. Hal tersebut diketahui dari path coeffiecient sebesar 0.134, t- hitung 2.161 sehingga lebih besar dari nilai t-tabel (1.96). Hasil perhitungan p-value melalui SmartPLS 3.0 didapatkan hasil 0.023. Dengan demikian hipotesis 4 diterima yang menunjukkan bahwa pengaruh mediasi adalah signifikan.
Penentuan apakah persepsi kualitas sebagai mediasi penuh (full mediation), mediasi sebagian (partial mediation) atau hampir tidak terdapat efek mediasi adalah dengan menggunakan rumus VAF (Variance Accounted For).
Perhitungan dengan VAF diperoleh hasil sebesar 0.21 atau 21%, sehingga menunjukkan bahwa persepsi kualitas sebagai pemediasi parsial. Pemediasi
parsial dalam penelitian ini yaitu bahwa persepsi kualitas bukan satu-satunya variabel yang dapat memediasi hubungan antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian, dapat menggunakan variabel mediasi lain selain yang dibahas dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa gaya hidup yang terdiri atas 3 (tiga) indikator seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2009: 170) antara lain aktivitas, minat dan opini berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian tas impor yang dilakukan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).
Pada pengujian dapat dikatakan bahwa variabel gaya hidup dalam penelitian ini merupakan variabel yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian tas impor pada mahasiswa. Indikator gaya hidup yang paling berperan
terhadap keputusan pembelian dalam penelitian ini yaitu aktivitas pada item X₁.₂ (Tabel 4.2). Aktivitas merupakan karakteristik seseorang yang dapat dilihat dari bagaimana cara menghabiskan waktunya dalam kehidupan sehari-hari (Kotler dan Keller, 2009: 170). Responden berpendapat bahwa aktivitas menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian produk tas impor.
Responden merasa bahwa dengan penggunaan produk tas impor dapat meningkatkan kepercayaan dirinya sehari-hari dalam berpenampilan, hal tersebut dapat di karenakan kualitas, produk, desain produk yang menarik, dan nilai prestige dalam penggunaan produk sehingga akan berpengaruh pada kepuasan dan rasa percaya diri pada responden.
Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Persepsi Kualitas
Hasil analisis jalur dengan menggunakan software SmartPLS 3.0 pada pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap persepsi kualitas.
Gaya hidup dapat membantu
konsumen dalam mempresepsikan suatu produk yang berarti bahwa gaya hidup dapat mendorong psikologi konsumen mengenai pendapat atau apa yang dipikirkan dalam benak konsumen terhadap produk tas impor.
Perilaku gaya hidup responden dalam mempresepsikan tas impor memiliki kualitas yang baik ditunjukkan dari indikator bahwa tas impor yang digunakan dapat membuat nyaman serta memiliki manfaat sehingga dapat menariknya untuk membeli tas impor.
Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil analisis jalur dengan menggunakan software SmartPLS 3.0 pada pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel persepsi kualitas memiliki pengaruh positif dan signifiksn terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin kuat persepsi kualitas maka keputusan pembelian juga akan meningkat Responden merasa setuju bahwa dengan adanya persepsi kualitas yang bagus terhadap tas impor akan mendorong keputusannya dalam
melakukan pembelian. Indikator persepsi kualitas yang paling berperan adalah indikator mutu kesesuaian.
Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Dimediasi Oleh Persepsi Kualitas
Hasil uji hipotesis yang terakhir adalah pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian melalui persepsi kualitas dimana didapatkan hasil yang positif dan signifikan. Persepsi kualitas mampu memediasi hubungan gaya hidup dengan keputusan pembelian.
Gaya hidup yang dimiliki konsumen dapat meningkatkan persepsinya terhadap kualitas suatu produk serta dapat menciptakan keputusan pembelian atas produk tersebut. Persepsi kualitas memiliki peran yang efektif sebagai mediasi antara gaya hidup dan keputusan pembelian. dapat disimpulkan konsumen akan memutuskan untuk membeli produk apabila cocok dengan gaya hidup yang dimilikinya dan persepsi kualitas yang bagus terhadap produk tersebut.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa secara langsung dan tidak langsung gaya hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian tas impor.
Saran
Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Produsen atau perusahaan harus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk.
2. Untuk semua produsen tas harus memperhatikan dan memahami gaya hidup yang dimiliki oleh para calon konsumennya.
3. Peningkatan pelayanan dan store atmosphere yang baik pada lokasi penjualan perlu dilakukan.
4. Produsen tas lokal harus gencar melakukan promosi bukan hanya untuk mengenalkan produk tetapi untuk meningkatkan rasa kecintaan konsumen dengan produk lokal.
5. Disarankan untuk penelitian selanjutnya perlu mencoba menggunakan variabel lain lain
yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu gaya hidup dan persepsi kualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aisjah, Siti dan Karismajid. 2014.
Gaya Hidup, Kelas Sosial, dan Keputusan Pembelian Produk Sepatu Impor pada Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 2.
No 2.
Edi, Siprianus H. 2014. Fashion dalam Negeri Masih Didominasi Produk Impor Terbit 14 November. Diakses pada 30 Agustus 2016.
(http://www.beritasatu.com/g aya-hidup/225154-fashion- dalam-negeri-masih- didominasi-produk- impor.html).
Harjati, Lily & Liusia. 2014.
Pengaruh Persepsi Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pembelian The Body Shop.
Jurnal Widya Ekonomika Vol 1 No 1.
Hawkins, Kenneth A. Coney, Roger J.Best. 1995. Implication For Marketing Strategy.
SixEdision. USA: Irwin, Inc.Irawan.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.
2009. Manajemen Pemasaran edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Rahayu, Zuhriyah & Silvia. 2015.
Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online di Kota Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 13 No 3.
Robby, Moch dan Andjarwati, Anik.
2016. Pengaruh Citra Merek dan Persepsi Kualitas terhadap Keputusan Pembelian McDonalds. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Negeri Surabaya Vol 4 No 3.
Swastha, Basu dan Hani Handoko.
2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2011. Strategi Pemasaran, Edisi III.
Yogyakarta: Andi.
Wisudawati, Rusdiana. 2014.
Pengaruh Citra Merek dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Tas
Hermes Tiruan Pada Wanita Karir. Skripsi Universitas Bengkulu.