Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Keaslian Hadits di Kalangan Syi'ah: Kajian Aqidah Hadits” benar-benar karya asli saya, kecuali kutipan yang telah disebutkan. Keyakinan Syiah ini semuanya berasal dari Hadits Syiah yang sangat berbeda dengan Hadits Sunni. Hadits Syiah juga sangat berbeda dengan Sunni karena Syiah mempunyai pemahaman yang berbeda dengan Sunni.
Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian atau kajian untuk menilai keabsahan hadis Syiah terkait keimanan dan mengkaji permasalahan dalam hadis Syiah dengan menggunakan metode kritik hadis yang digunakan dalam Syiah. Oleh karena itu, hadis Sunni tidak diterima oleh umat Islam Syiah karena banyak yang tidak melalui Imam Syiah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini, penulis menyimpulkan bahwa hampir semua hadis mengenai hal ini bermasalah.
Oleh karena itu status hadis-hadis tersebut berdasarkan kaidah kritik hadis Syiah adalah dha'îf. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hadits keyakinan Syiah tidak dapat dijadikan dalil dalam akidahnya. Penelitian ini juga memperkuat pandangan bahwa hadis-hadis Syiah, khususnya mengenai aqidah, hanya diciptakan oleh kaum Syiah yang kemudian mengandalkan imamnya.
Lebih-lebih lagi golongan Syiah yang mengimani hadith-hadith hingga menganggap orang Islam yang tidak mengimaninya sebagai kafir, sebenarnya adalah golongan yang dianggap sesat oleh ahli Sunnah.
ىهسو ُّهع للها ًهص
Mereka menilai yang paling berhak menduduki takhta khilafah adalah Alî bin Abî Thâlib,6 sehingga Abû Bakar, Umar bin Khattâb dan ‘Usmân bin ‘Affân yang diangkat menjadi khalifah sebelum Alî bin Abî Thâlib adalah dianggap.
لىُقََ
ثا ُي
للها ْنا
سنا
جا
ناا َثَُ
صش
شنا
نا
شءا
ثا َأ
سا
وا
ا ْنا
طا
شِوف
ىر َع
طنا
فح ِت
ذ ْنا
لالاق
ىهسو ُّهع للها ًهص للها لىسس(
طاَُّنا ،
هنا
لاِىَي ،
لاِىَياَزَهَف
ىُهَّهنا
لاَو
لااَو ،
داَعَو
اَداَع
لاَق
وُدِساو
ضِىَحْنا ،
ضَشِعَأاَي
تيَشِصُت
ءاَعَُِصَو ،
ىُكُهِئاَس
ينِح
هَقَّثنا ،
مَقَّثنا
شَثْكَلأا
باَتِك
هنا ،
ت لا
اىُّهِضَتلاَو
فُِطَّهنا
تَحاَدِشََ
ضِىَحْنا "
Mereka juga meyakini bahwa kedua belas Imam itu ma'shûm,8 seperti halnya para nabi.9 Selain itu, mereka juga meyakini bahwa para Imam menerima wahyu seperti yang disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun teori ilmu hadis ini menimbulkan keraguan bahwa jika hadis hanya bertumpu pada Nabi Muhammad SAW, maka setidaknya hadis tersebut akan menjadi rujukan kedua setelah Al-. Lihat Abdul Mun'eim an-Nemr, Shi'a History and Documents, (t.k., Middle East Alumni Foundation, 1988), hal.
Dari segi akidah, umat Islam sepakat bahwa nabi aman dari kekufuran, kecuali kelompok Khawarij yang beranggapan bahwa nabi pun bisa menjadi kufur. Umat Islam sepakat bahwa para nabi tidak akan dengan sengaja mengubah atau mengkhianati atau melupakan. 9 Bagi kaum Sunni, yang mempunyai ma'shûm hanyalah para nabi, namun menurut kaum Syi'ah, imam juga diyakini sebagai kaum ma'shûm, bahkan menurut kaum Syi'ah ekstrim, kedudukan imam lebih tinggi dari pada rasul, kecuali nabi Muhammad.
Menurut Syiah, hadis adalah perkataan, perbuatan dan taqrîr al-ma'shûm, dan yang dimaksud dengan al-ma'shûm adalah Nabi Muhammad SAW. Padahal, menurut Imamiyah Syiah, tidak ada perbedaan antara apa yang diucapkan para imam ketika masih kecil dengan ketika sudah baligh. Hal ini disebabkan karena kecerobohan mereka sendiri dalam menolak riwayat para sahabat kecuali hanya beberapa sahabat saja yang dianggap dekat dengan Ali bin Abî Tâlib.
Oleh itu, untuk mencapainya, mereka memerlukan banyak sumber selain Nabi Muhammad SAW. 11 Mereka menolak hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para Sahabat yang memihak kepada Abu Bakar, Umar dan Uthmân. Begitu juga, Tabi'în yang menyetujui khalifah Abu Bakar, 'Umar dan 'Uthmân tidak diterima dalam sejarah mereka.
Syiah hanya mengambil hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat yang jelas menyokong Ali, seperti al-Miqdâd, Abû Dzar, Salmân al-Fârisî dan „Ammâr. 12 Bahkan hadis-hadis yang dijadikan sandaran fahaman Syiah juga terdapat dalam kitab-kitab Sunni, salah satunya hadis yang menjadi sandaran menjadikan dua belas imam sebagai sandaran syariah dalam hadis ats-tsaqalain seperti berikut:.
صنا
تا
لا
ىنا
ناَأ
عَفش
تاش
نا ا
طا َق
ك : اى
با
للها َو
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tinjauan Pustaka
- Metodologi Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Analisa Data
- Teknik Penulisan
- Sistematika Pembahasan
- Saran-saran
Dengan cara ini, diharapkan hasil kajian ini dapat menzahirkan kredibiliti hadith-hadith Syiah yang digunakan untuk membimbing akidah mereka. Golongan pertama ialah golongan yang mensahihkan semua hadith dalam kitab hadith mereka. Anggapan ini berdasarkan banyak fahaman Syiah yang bercanggah dengan ajaran Islam, dan kepercayaan ini datang daripada hadith-hadith yang terdapat dalam kitab hadith Syiah.
Dengan membuktikan lemahnya hadis-hadis akidah Syiah tentu akan mengungkap fakta sebenarnya tentang akidah/keyakinan Syiah yang selama ini mereka yakini. Maka dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui keabsahan hadis-hadis akidah Syi'ah dengan menggunakan metode ilmiah mengkritisi hadis-hadis yang ada di kalangan Syi'ah. Ada indikasi kuat bahwa banyak hadis dalam kitab hadis Syiah yang hanya fokus pada fanatisme berlebihan Ali bin Abi Thalib.
Hadits-hadits yang digunakan kaum Syi'ah untuk melegitimasi keyakinan mereka mengenai imam berasal dari al-Kâfi. Bagaimana kesahihan hadis-hadis yang menjadi dasar keyakinan Syi'ah tentang Imamah yang terdapat dalam kitab al-Kâfi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keaslian hadis-hadis Syiah yang terdapat dalam kitab-kitab hadis Syiah dengan menggunakan metode penelitian yang telah menjadi standar dalam kajian ilmu hadis Syiah.
Manfaat/kepentingan yang dapat diwujudkan sehubungan dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai permasalahan akidah Syiah yang berlandaskan hadis Syiah. Dalam melakukan kritik terhadap Syiah, khususnya mengenai keabsahan hadits yang terdapat dalam kitab Syiah, maka perlu menggunakan metode kritik terhadap hadits Syiah dan apa pendapat ulama Syiah terhadap hadits tersebut.20 Namun dalam penelitian ini, Zeid B. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk meneliti lebih lanjut mengenai kualitas dan keabsahan hadis Syiah berdasarkan ilmu hadis Syiah secara lebih rinci dan apa pendapat para ulama Syiah tentang kualitas hadis tersebut.
Seterusnya, penulis akan membandingkan hasil dapatan berkaitan kesahihan hadith-hadith fahaman Syiah dengan pendapat ulama mereka. Hadis-hadis yang menjadi landasan akidah Syiah akan dikaji oleh penulis dan diverifikasi dengan teliti menggunakan kaedah kritikan hadis dalam Syiah, baik yang berkaitan dengan matan mahupun sanad. Kajian tesis ini meneliti dan meneliti kesahihan hadith-hadith Syiah khususnya hadith-hadith tentang akidah.
Penyelidikan ini masih banyak kekurangan kerana skop yang dibincangkan oleh penulis sangat kecil dan masih banyak hadis Syiah berkaitan akidah dan lain-lain yang masih perlu dikaji dan diteliti. Hadis-hadis yang menjadi subjek kajian penulis dalam tesis ini hanyalah sebahagian daripada hadis fahaman Syiah. Al-Âmilî, Al-Hur, Wasâ`il ash-Syî'ah, Qum: Muassasah Âl al-Bayt Li Ihyâ`.
Al-Ghithâ`, Muhammad al-Husayn Kâsyif Alî, Ashl as-Syî'ah wa Ushûluhâ Muqâranatan ma'a al-Madzâhib al-Arba'ah, Beirut: Dar al-Fikr, 1995.