HALAL FASHION
MODERATOR: PUTRI
Halal fashion mencerminkan pakaian yang sesuai dengan syariat Islam tentang keamanan, kesopanan, kebersihan, dan kenyamanan pakai. Adapun indikator yang harus dipenuhi dalam industri halal fashion yakni: 1) bahan baku tidak terbuat dari bahan yang haram misalnya berasal dari kulit ular atau buaya, dan berasal dari pemasok yang memiliki sertifikasi halal, 2) dalam pelaksanaan proses produksi harus sesuai standar SOP kehalalan produk, dan bersih (terbebas dari bahan najis), 3) dalam penyimpanan produk fashion harus menandai antara produk yang baik dengan produk yang cacat, tidak tercampur dengan produk yang haram, 4) dalam proses pengangkutan dan pengiriman produk harus terjaga kebersihannya serta tidak boleh tercampur antara produk halal dan tidak halal (Pratiwi, 2023).
Sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia, fashion halal di Indonesia sangatlah potensial. Bahkan pemerintah telah menargetkan Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia, salah satu yang dikembangkan adalah fashion halal. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan industri halal di Indonesia akan naik 14,96% atau sebesar US$281,6 miliar pada tahun 2025. Di mana, fashion halal menjadi bagian penting dari industri halal itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat juga harus bersama-masa mewujudkan potensi yang sudah di targetkan oleh pemerintah. Tentu hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan produk lokal karya anak bangsa.
State of the Global Islamic Economy Report pada 2019-2020 melaporkan bahwa konsumsi fesyen muslim di dunia mencapai 283 miliar dolar AS, dan terus meningkat dengan proyeksi laju pertumbuhan rata-rata 6 persen. Sehingga pada 2024 konsumsi fesyen muslim dunia diproyeksikan akan senilai 402 miliar dolar. Sementara konsumsi Indonesia sendiri masih sekitar 21 miliar dolar AS. Tentu hal ini menunjukkan masih terbukanya peluang pasar bagi yang sangat besar bagi Indonesia dalam pasar global maupun domestik.
Dengan potensi sebesar itu, maka tidak heran Indonesia berhasrat menjadi kiblat fesyen dunia. Lebih jauh lagi menjadi pusat produsen halal dunia dan fesyen muslim menjadi salah satu jalannya. Untuk mencapai itu semua, diperlukan industri fesyen muslim yang besar. Di Indonesia
1 | P a g e
sudah ada industri fesyen muslim yang bisa dibilang besar dan bahkan bisa dijadikan contoh industri fesyen muslim lain, yakni PT Soka Cipta Niaga (Soka).
Produk yang diproduksi Soka yaitu kaos kaki (socks) dan produk turunannya (inner fashion) seperti manset (handsocks), siput (headsocks) singlet (bodysock), sarung tangan (globe) dan pakaian dalam (underwear). Pasar produk Soka mencakup dalam negeri dan luar negeri.
Direktur Utama Soka Aman Suparman mengatakan, Soka sangat memperhatikan kehalalan produknya. Sebagai perusahaan dan pengusaha muslim yang produknya sebagian besar digunakan oleh umat muslim untuk ibadah dan menutup aurat, Soka berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumen.
Dalam menjalankan usahanya, Soka mempromosikan produknya dengan memberikan edukasi tentang “halal”, baik offline maupun online seperti mengadakan Focus Group Discussion (FGD), seminar, talkshow maupun di kemasan produk-produk Soka. “Mengedukasi pentingnya halal tentang kewajiban halal berdasarkan Undang-Undang Jaminan Produk Halal No.33 Tahun 2014 dan diiringi kualitas yang baik seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun sertifikasi ISO (International Organization for Standardization),” tutur Aman.
Sebagai industri yang bergerak dibidang fesyen muslim, kehalalan produk harus diperhatikan. Aman menerangkan yang dimaksud halal dalam industri fesyen adalah bahan baku, proses produksi dan lingkungan industrinya. Lalu memperhatikan titik kritis halalnya, yaitu kandungan kimia yang digunakan sebagai bahan baku, baik dari benang maupun kain seperti pewarna dan pelembut. Maka dari itu, menurut Aman, sertifikasi halal untuk fesyen sangat dibutuhkan untuk memastikan kehalalan produk fesyen yang ada di Indonesia. Selain itu, sertifikasi halal juga menjadi nilai tambah, serta pembatas dari produk-produk luar negeri.
Terkait potensi Indonesia menjadi kiblat fesyen dunia, Indonesia sangat layak akan hal itu. Namun yang perlu menjadi catatan adalah adanya kendala dalam dukungan produksinya, seperti raw material dan teknologi yang kurang inovatif dan rendah. “Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia potensinya sangat bagus, tapi belum optimal. Mudah- mudahan dengan aturan yang jelas dan edukasi yang baik bisa meningkatkan pangsa pasar dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Aman.
2 | P a g e
Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan fashion halal, penting bagi para pemimpin industri fashion dan komunitas muslim untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan muslim. Para desainer harus lebih proaktif dalam meluncurkan produk-produk yang halal dan terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas dan etika produksi. Di sisi lain, masyarakat muslim juga harus mendorong perkembangan fashion halal dengan mendukung merek-merek dan desainer yang memiliki visi yang sejalan dengan nilai-nilai agama.
REFERENSI
https://kneks.go.id/berita/322/upaya-menjadikan-indonesia-kiblat-fesyen-muslim?category=1
PERTANYAAN
1. Bagaimana peran desainer lokal dalam menciptakan tren fashion yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal di Indonesia?
2. Apa tantangan utama yang dihadapi industri halal fashion di Indonesia dalam memenuhi standar kehalalan dan bagaimana cara mengatasinya?
3. Apakah perlu adanya dukungan pemerintah dan lembaga sertifikasi dalam mempengaruhi pertumbuhan industri halal fashion di Indonesia? mengapa?
4. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan akan dapat smenciptakan tenaga kerja yang kompeten di sektor halal fashion Indonesia?
5. Sebagai ekonom rabbani, inovasi atau upaya kolaborasi apa yang ingin kamu lakukan untuk meningkatkan pengembangan halal fashion di Indonesia?
3 | P a g e