Judul Penelitian: Penerapan Predator Coccinellidae yang dikombinasikan dengan tanaman border dan blok Refugia untuk mengendalikan Aphididae Spp., hama utama tanaman cabai. Salah satu musuh alami yang mempunyai potensi besar untuk mengendalikan Aphididae spp pada ekosistem perkebunan cabai adalah predator Coccinellidae. Diharapkan setelah seluruh tahapan penelitian ini selesai dapat memberikan informasi potensi penerapan pengendalian hayati predator Coccinellidae pada Aphididae spp.
Informasi tersebut akan menjadi dasar untuk membangun model sistem penanaman cabai yang dapat melestarikan spesies predator Coccinellidae di perkebunan cabai. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mengembangkan teknologi pengendalian hayati kutu daun, hama utama tanaman cabai, dengan menggunakan M. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penggunaan insektisida lambda. sahalotrin pada M. .
Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu (1) Kajian pengaruh penerapan insektisida lambda cyhalothrin terhadap kemampuan predasi M. Parameter predasi yang diamati meliputi (1) jumlah mangsa yang dimakan predator (2) lamanya pencarian mangsa dan penanganan mangsa (3) Pengaruh konsentrasi insektisida lambda sihalotrin terhadap pemangsaan M.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Tujuan Umum
- Tujuan khusus
- Target Luaran
Memperoleh gabungan model penggunaan Coccinellidae Predator dengan tanaman tepi dan refugia untuk pengendalian kutu daun pada tanaman cabai. Hasil utama dari penelitian ini adalah inovasi baru berupa perakitan teknologi Coccinellidae Predator untuk pengendalian kutu daun pada tanaman cabai. Dimana rancangan paten yang akan diajukan berkaitan dengan teknologi relevan terkait pemanfaatan Coccinellidae Predator pada tanaman cabai.
Terdapat tiga jenis Coccinellidae predator yang rata-rata jumlah individunya berbeda nyata pada keempat jenis penanaman cabai yaitu C. Selanjutnya pada umur 2 MST, 8 MST, 10 MST, dan 14 MST tidak terlihat adanya pengaruh jenis penanaman cabai terhadap rata-rata jumlah individu predator Coccinellidae. Jenis penanaman cabai mempengaruhi jumlah jenis, individu serta indeks keanekaragaman dan kemerataan Coccinellidae predator.
Jumlah individu, jenis dan indeks keanekaragaman dan kemerataan Coccinellidae predator pada beberapa jenis perkebunan cabai. Analisis Keanekaragaman Coccinellidae dan Aphididae Predator (Aphididae spp) pada Ekosistem Penanaman Cabai Jurnal Bibiet 1:.
RENCANA INDUK PENELITIAN
Kesesuaian Rencana Penelitian dengan RIP Universitas Andalas
Di Sumatera Barat, Efendi (2010) melaporkan terdapat 20 spesies Coccinellidae predator di ekosistem pertanian organik dan konvensional. Untuk meningkatkan keberadaan predator Coccinellidae di lahan yang diberi perlakuan, tanam tanaman pembatas dan tanaman pelindung lebih awal, 4 minggu sebelum bibit cabai dipindahkan ke lapangan. Pengamatan terhadap predator Coccinellidae dilakukan secara langsung dengan mengamati setiap bagian tanaman cabai untuk mengetahui predatornya.
Kami menggunakan data komposisi spesies dan jumlah spesimen predator Coccinellidae dan kutu daun untuk menganalisis keanekaragaman dan kemerataan. Jika kita melihat jumlah spesies dan individu kecoa predator pada masing-masing jenis perkebunan cabai, kita dapat menemukan sebanyak 10 spesies kecoa predator pada perkebunan cabai monokultur dan pengungsian. Situasi serupa juga terjadi di 10 perkebunan cabai MST, dimana ketiga spesies predator Coccinellidae memiliki rata-rata jumlah individu yang lebih tinggi dibandingkan spesies lainnya.
Dimana pada umur tersebut masih terdapat 7 spesies Coccinellidae predator, namun dengan rata-rata jumlah individu yang rendah. Rata-rata jumlah Coccinellidae predator tertinggi pada umur 8 MST pada kombinasi cabai, border crop dan refugia sebesar 15,75 per Indeks kemiripan coccinellidae predator pada beberapa jenis pertanaman cabai Indeks kemiripan coccinellidae predator pada beberapa jenis pertanaman cabai relatif tinggi yaitu >80%.
Artinya, faktor lingkungan pada perkebunan cabai refugia dan monokultur adalah sama, sehingga spesies predator Coccinellidae yang sama dapat tertarik pada habitat tersebut. Coccinellida predator telah terdapat di pertanaman cabai pada 4 MST dan keberadaan beberapa spesies terus meningkat hingga 10 MST. Populasi Coccinellidae predator mulai menurun pada umur 12 tahun MST, namun masih terdapat tujuh spesies Coccinellidae predator di perkebunan cabai dengan rata-rata jumlah individu yang relatif rendah.
Jenis penanaman cabai memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kelimpahan Coccinellidae predator pada umur tanaman yang berbeda, dengan pengaruh jenis penanaman cabai hanya terlihat pada tanaman cabai 4 MST dan 12 MST. Indeks kemiripan yaitu >80%. Beberapa perubahan perlu dilakukan pada ekosistem tanaman perbatasan dan cabai refugia untuk meningkatkan efektivitas ekosistem tersebut dalam melestarikan predator Coccinellidae.
Peran Riset Yang Diusulkan Mendukung RIP Unand
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi Coccinellidae Predator Sebagai Agens Hayati
Coccinellidae predator termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, kelas Hexapod, ordo Coleoptera dan famili Coccinellidae, dengan beberapa subfamili yaitu Chilocorinae, Coccidulinae, Coccinellinae, Epilachninae, Scymininae dan Sticholoti.Saat ini dilaporkan bahwa Coccinellidae predator berjumlah 6000 spesies dan banyak ditemukan di daerah pegunungan, pantai bahkan perkotaan. Coccinellidae predator tersebar di berbagai belahan dunia, namun paling sering dilaporkan di Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia, Sri Lanka, india, Thailand, Pakistan, Tiongkok, Selandia Baru, Filipina, India, Malta, Brasil, Chili . dan Kanada (Fiaboe dkk. 2007).
Diperkirakan terdapat lebih dari 300 spesies di Indonesia yang tersebar luas dan ditemukan hampir sepanjang tahun (Amir, 2002). Hasil penelitian Zahoor dkk. 2003) menemukan 22 spesies predator Coccinellidae pada ekosistem pertanian dan hutan di Pakistan, sedangkan Rahatullah et al. 2011) menemukan 14 spesies di kawasan Dir Lower Pakistan. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan yang ditemukan oleh Montgomery dkk. 2010), dimana terdapat 54 spesies predator Coccinellidae di China.
Hemiptera: Pseudococcidae), Heteropsylla cubana (Crawford) (Hemiptera: Psyllidae), Diaphorina citri (Kuwayama) (Hemiptera: Psyllidae) en zelfs telur Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) (Hodek et al. 1984). Larve en imago Coccinellidae roofdier prooi op verschillende insecten uit de orde Hemiptera, pamilya Coccidae, Pseudococcidae, Diaspidae, Aphididae.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Pada saat bibit cabai ditransplantasikan ke lapangan, predator Coccinellidae yang sebelumnya terdapat di tepi tanaman atau tempat berteduh di sekitar petak yang diberi perlakuan akan masuk dan menyebar untuk memangsa kutu daun pada tanaman cabai. Berdasarkan penelitian sebelumnya, predator Coccinellidae diketahui tergolong sangat rentan terhadap penggunaan insektisida. Predator Coccinellidae yang ditemukan dan diamati di lapangan tidak dikumpulkan, melainkan hanya dicatat secara langsung.
Rancangan Penelitian ................................................................................. 13 13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 28 17
3 2017 Kajian Potensi Elaeidobius Kamerunikus Faust dan Trips Hawaiiensis Morgan sebagai penyerbuk pada tanaman kelapa sawit. 6 2017 Uji laboratorium efektivitas insektisida Grange 25 EC (misal: Lambda cyhalothrin 25 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. Insektisida Kenfas 100 EC (b.a.: Alfa Cypermethrin 100 g/l) Terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai.
8 Uji laboratorium tahun 2017 mengenai khasiat insektisida Kenselec 500 EC (Profenofos 500 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. 9 Uji laboratorium tahun 2017 mengenai efektivitas Rodentisida Matikus 80 P (misalnya seng fosfida 80%) terhadap tikus lapangan (Rattus argentiventer Rob. & Klo.). 11 Uji laboratorium tahun 2017 terhadap efektivitas Protectsafe Rodenticide 0,005 BB (zat aktif: Bromadiolone terhadap tikus domestik (Rattus rattus diardi Linn.).
12 2017 Uji laboratorium efektivitas insektisida Taekwando 25 EC (ba: Lambda cyhalothrin 25 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. 16 2018 Uji laboratorium efektivitas insektisida Habamec 18 EC (b.a.: Abamectin 18 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. 17 2018 Uji laboratorium efektivitas insektisida Tamigon 25 EC (b.a.: Lambda cyhalothrin 25 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai.
18 2018 Uji laboratorium efektivitas insektisida Tamilto 25 WP (b.a.: Methomil 25%) terhadap hama podoptera litura (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. Laboratorium efikasi insektisida Tampage 100 EC (ba.a.: chlorfenapyr 100 g/l) terhadap hama podoptera litura (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman cabai. 20 2018 Uji laboratorium efektivitas insektisida Hotshot 200 EC (ba: chlorpyrifos 200 g/l) terhadap hama podoptera litura (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman kedelai.
Insektisida Tampidor 200 SL (yaitu: Imidacloprid 200 g/l) Terhadap hama ulat grayak (Spodoptera Litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid pada tanaman kedelai. 22 2018 Uji laboratorium efektivitas Insektisida Tamuldok 25 EC (misal: Beta cyfluthrin 25 g/l) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) dan pengaruhnya terhadap parasitoid. Seminar Nasional Persatuan Keanekaragaman Hayati Indonesia “Kebangkitan Produksi Hasil Pertanian: Upaya Menjamin Kedaulatan Pangan dan Menjaga Ketersediaan Bahan Baku Industri”.
Dinamika populasi, frekuensi kunjungan dan efektivitas Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: .Cucurlionidae) pada tanaman kelapa sawit Aksesi dari Kamerun dan.