Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK 1 tahun 2009, laporan keuangan merupakan laporan terstruktur yang melihat posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasikan dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu perusahaan, yang berguna bagi pengguna seperti investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut dan juga memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut. . . Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan diharapkan dapat membantu manajer perusahaan dalam mengambil keputusan guna meminimalisir penurunan kinerja suatu perusahaan.
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat terlihat berkualitas jika laporan keuangan suatu perusahaan diterbitkan tepat waktu, yaitu tidak ada penundaan dalam penyampaian laporan yang telah diaudit serta memberikan informasi yang lengkap dan terjamin kebenarannya dan wajar. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan harus memuat semua informasi yang lengkap, berkualitas tinggi, dan memberikan gambaran umum. Pengguna laporan keuangan mengharapkan laporan keuangan perusahaan yang diaudit bebas dari salah saji material dan dapat dipercaya keakuratannya sehingga laporan keuangan tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Dalam salah satu tugasnya, auditor memberikan jasa berupa opini mengenai penilaiannya terhadap laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan baik dan benar akan mampu mempengaruhi kinerja perusahaan dengan baik dan benar serta tidak akan terjadi penyimpangan dalam laporan keuangan, sehingga diharapkan kecilnya peluang perusahaan untuk mendapatkan audit yang berkesinambungan. opini yang dikeluarkan oleh auditor. Melihat betapa pentingnya pengaruh kontinuitas opini audit yang diterima perusahaan, yang dapat mempengaruhi kepercayaan para pengguna laporan keuangan terhadap pengelolaan perusahaan terhadap pengelolaan perusahaan yang bersangkutan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “DAMPAK” LAPORAN TERKINI, PENGEMBALIAN MODAL, REPUTASI AUDITOR DAN MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENERIMA PENDAPAT AUDIT PENEMPATAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-20”.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi para pemangku kepentingan khususnya pengguna laporan keuangan seperti investor, agar lebih berhati-hati sebelum berinvestasi, membantu manajer dalam mengambil keputusan secara akurat dan membantu meningkatkan tata kelola perusahaan dengan baik dan benar.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
SISTEMATIKA PENULISAN
LANDASAN TEORITIS
AUDITING
- Definisi Auditing
- Jenis-Jenis Audit
- Jenis-jenis Auditor
- Opini Audit
- Opini Audit Going Concern
- Tanggung Jawab Auditor Terhadap Masalah Going Concern
- Prosedur Audit dalam Menilai Going Concern
- Reputasi Auditor
KONDISI KEUANGAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
PENELITIAN TERDAHULU
RERANGKA PEMIKIRAN
HIPOTESIS
- Pengaruh Current Ratio Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh ROE Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Penerimaan Opini Audit
METODOLOGI PENELITIAN
OBJEK PENELITIAN
JENIS DATA
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
- Variabel Independen
- Variabel Dependen
TEKNIK ANALISIS DATA
- Metode Analisis
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Regresi Logistik
- Pengujian Hipotesis
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk fokus pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori industri manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2012. Dipilihnya sektor manufaktur karena manufaktur merupakan suatu usaha yang memproduksi barang mulai dari bahan mentah hingga barang jadi. Semakin baik laporan keuangan dan audit perusahaan maka akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan modalnya, sehingga diharapkan perusahaan tidak mengalami kendala pembiayaan agar dapat terus memproduksi barangnya.
Sampel perusahaan yang dapat memenuhi kriteria berjumlah 39 perusahaan selama 4 tahun berturut-turut, sehingga observasi dalam penelitian ini adalah n. Pada Tabel 4.1, terdapat 42 outlier yang dihilangkan dari jumlah observasi awal, sehingga terpilih 114 observasi akhir. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan metode purposive sampling yang terbukti dari kelengkapan data perusahaan pada tahun penelitian.
Besar sampel awal (138 perusahaan x 4 tahun) Kriteria pengurangan sampel 1. Perusahaan tidak mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap pada periode 2009-2012. Perusahaan tidak mempublikasikan laporan manajemen selama periode tersebut Sampel akhir Jumlah perusahaan 114 Sumber : Hasil olahan penulis.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
- Hasil Statistik Deskriptif
- Hasil Uji Normalitas
- Hasil Uji Multikolinearitas
- Hasil Pengujian Regresi Logistik
- Hosmer and Lemeshow Test
- Classification Plot
- Nagelkerke’s R Square
- Hasil Pengujian Regresi Logistik secara Parsial
- Hasil pengujian Regresi Logistik secara Simultan
Standar deviasi komite audit sebesar 0,6378 yang berarti sebaran data sebesar 0,6378 dari perusahaan sampel yang diteliti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada model regresi pada penelitian ini. Pengujian regresi logistik biner ini dilakukan secara simultan (simultan) dan parsial (individual).
Pada Tabel 4.7 di atas, nilai Nagelkerke R-squared sebesar 0,479 yang berarti 47,9% variasi probabilitas kontinuitas opini audit dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen secara keseluruhan. Analisis regresi logistik biner secara parsial menguji apakah kelima variabel independen yang diuji yaitu current ratio, return on equity, reputasi auditor, komite audit dan komisaris independen secara terpisah berpengaruh terhadap variabel dependen penerimaan opini audit secara berkelanjutan. Hal ini memberikan informasi bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerbitan opini audit secara berkelanjutan.
Variabel independen lainnya yaitu komite audit dan dewan pengawas independen kini mempunyai nilai probabilitas lebih besar (>) dari 0,05 yang berarti variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemberian pernyataan kelangsungan usaha. Koefisien pada persamaan di atas menunjukkan pengaruh current ratio, return on equity, reputasi akuntan, komite audit, dan dewan pengawas independen terhadap probabilitas diperolehnya deklarasi kelangsungan usaha dibandingkan dengan probabilitas kegagalan memperoleh deklarasi kelangsungan usaha. pernyataan kontinuitas. opini audit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut yaitu Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pernyataan going concern.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah return on equity, nilai statistik Wald sebesar 3,903 dengan nilai p (Sig.) sebesar 0,048. Jadi, dapat disimpulkan bahwa return on capital secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit secara berkelanjutan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa reputasi auditor secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit di masa yang akan datang.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite audit secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pernyataan kelangsungan usaha. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris yang independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan deklarasi kelangsungan usaha. Begitu pula jika dilihat dari p-value, nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen (current ratio, ROE, reputasi auditor, komite audit dan dewan pengawas bersifat independen) secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan pernyataan going concern dalam penelitian ini.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
- Pengaruh Current Ratio Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Return on Equity Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Reputasi Audito Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Komite Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
- Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
- Pengaruh Current Ratio, Return on Equity, Reputasi Auditor, Komite Audit dan
Artinya variabel independen ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap penerapan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI tahun berjalan. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh perusahaan dari modal atau ekuitas yang ditanamkannya dapat menjadi faktor bagi seorang auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern. Artinya variabel independen reputasi auditor berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2012.
Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian Kurniati (2012), namun sependapat dengan penelitian Junaidi dan Hartono (2010) yang menyatakan bahwa reputasi akuntan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pernyataan going concern. . . Artinya variabel independen komite audit tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan kontinuitas audit pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Japarudin (2012) yang menunjukkan bahwa keberadaan komite audit pada suatu perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Untuk hipotesis kelima yaitu dewan komisaris independen, hasil penelitian menunjukkan H05 tidak dapat ditolak karena P-value 0,356 > 0,05. Artinya variabel independen dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Japarudin (2012) yang menyatakan bahwa keberadaan dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penulis berpendapat bahwa keberadaan dewan independen tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan laporan audit going concern karena persyaratan minimum yang ditetapkan untuk dewan independen yaitu 30% mungkin tidak cukup tinggi untuk diterapkan, sehingga independensi komisaris belum mampu mendominasi kebijakan yang dilakukan. Artinya variabel independen kondisi saat ini, return on equity, reputasi auditor, komite audit dan dewan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2012. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa terdapat tiga variabel independen dari lima variabel independen yang dapat menjadi pertimbangan seorang auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern.
Menurunnya rasio lancar dan return on equity perusahaan serta penggunaan kantor akuntan publik (KAP) big four untuk menilai laporan keuangan akan menjadi pertimbangan seorang auditor ketika mengeluarkan opini audit going concern. Bagi komite audit dan komisaris independen, ketentuan minimal 2 orang anggota dan 1 orang ketua komite audit serta 30% saham untuk dewan komisaris independen mungkin tidak efektif. Dengan demikian dapat diminimalisir pemberian opini audit going concern kepada perusahaan, khususnya pada perusahaan besar yang terdaftar di BEI.
KESIMPULAN
Variabel non keuangan reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern yang dikeluarkan auditor. Variabel non keuangan komite audit tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern yang dikeluarkan auditor. Artinya keberadaan anggota komite audit pada suatu perusahaan tidak dapat membantu dan menjamin perusahaan terhindar dari opini audit going concern.
Variabel non keuangan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit lanjutan yang dikeluarkan auditor. Artinya persentase dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan tidak dapat menjamin perusahaan akan terhindar dari opini audit kontinuitas. Seluruh variabel independen yaitu Current Ratio, Return On Equity, Reputasi Auditor, Komite Audit dan Dewan Komisaris dalam penelitian ini, secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit kontinu yang dikeluarkan oleh auditor.
SARAN