• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING DI KOBER ROFA SUKADANA LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING DI KOBER ROFA SUKADANA LAMPUNG TIMUR "

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah kegiatan finger painting dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui finger painting di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur Lampung. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur.

Berikut adalah data awal dari hasil Pra survey perkembangan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana yaitu sebagai berikut. Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak salah satunya adalah finger painting. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan finger painting KOBER Rofa Sukadana ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada kegiatan motorik halus dan finger painting di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan finger painting di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur.

Kegiatan finger painting dilakukan dalam berbagai proses kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Pelaksanaan siklus I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan Finger Painting. Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai tingkat perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting yaitu sebagai berikut.

Hal inilah yang menjadi dasar peneliti dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan hasil penelitian siklus pertama, peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan keterampilan motorik halus pada anak dengan finger painting masih kurang berkembang. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan finger painting di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur berhasil meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Hasil observasi pada II. menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana mencapai kriteria perkembangan BSH (Perkembangan Sesuai Harapan). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan keterampilan motorik halus di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

  • Definisi Keterampilan Motorik Halus
  • Perkembangan Kemampuan Motorik Halus
  • Karakteristik Perkembangan Motorik Halus
  • Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus
  • Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Halus
  • Cara Mengembangkan Motorik Halus
  • Strategi Pengembangan Motorik Halus
  • Finger Painting
    • Definisi Finger Painting
    • Tujuan Finger Painting
    • Proses Pelaksanaan Pembelajaran Finger Painting
  • Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Finger

Semua anak dapat melakukan aspek melukis mengikuti teladan guru, sedangkan aspek b yaitu kerapian bentuk lukisan hanya mampu dilakukan oleh 4 anak. Sedangkan pada aspek d yaitu mengoles adonan tidak keluar dari pola hanya 1 anak saja yang bisa melakukannya. Semua anak dapat melakukan aspek melukis mengikuti teladan guru, sedangkan aspek b yaitu kerapihan bentuk lukisan hanya 6 anak yang mampu melakukannya.

Sedangkan pada aspek d yaitu tidak menyebarkan adonan keluar dari pola hanya 2 anak yang mampu melakukannya. Semua anak mampu melakukan aspek melukis sesuai dengan contoh yang diberikan guru, sedangkan pada aspek b yaitu kebersihan melukis hanya 7 anak yang mampu melakukannya. Sedangkan pada aspek d yaitu tidak menyebarkan adonan keluar dari pola hanya 3 anak yang mampu melakukannya.

Semua anak mampu mengerjakan aspek melukis sesuai dengan teladan guru, sedangkan 9 anak mampu melakukan aspek b yaitu menyusun bentuk gambar. Sedangkan pada aspek d yaitu mengoles adonan tanpa pola hanya 7 anak yang mampu melakukannya. Semua anak mampu menggambar sesuai contoh guru, namun 12 anak mampu melakukan aspek b yaitu menyusun bentuk gambar.

Sedangkan pada aspek d yaitu mengaplikasikan adonan tidak keluar pola terdapat 10 anak yang mampu melakukannya. Semua anak mampu melakukan aspek melukis sesuai dengan contoh yang diberikan guru, sedangkan pada aspek b yaitu kerapian bentuk lukisan hanya mampu dilakukan 14 anak. Sedangkan pada aspek d yaitu mengoles adonan tidak keluar pola terdapat 11 anak yang mampu melakukannya.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada anak-anak di Sekolah KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur tahun ajaran 2019/2020. Berdasarkan observasi awal diperoleh hasil rendahnya kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan observasi tindakan kelas yang telah dilakukan, tahap refleksi kemudian melihat apa yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan.

Setelah hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis, dilakukan perencanaan untuk siklus berikutnya jika proses pembelajaran belum sesuai. Langkah-langkah pada siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya terdapat sedikit perbedaan. Pada fase ini peneliti melakukan tindakan yang dirumuskan dalam RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian), yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

54 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Keprofesian Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peneliti memikirkan pelaksanaan siklus II dan menganalisis serta menarik kesimpulan tentang pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan dengan melakukan tindakan tertentu. Yaitu pembelajaran yang penuh tindakan, dapat memperbaiki atau memperbaiki masalah yang diteliti.

Apabila terlihat hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil sebelumnya, maka penelitian dianggap berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dari semua data yang diperoleh dalam penelitian, baik saat melakukan observasi dengan bahan acuan kisi-kisi maupun lembar observasi yang datanya tentang motorik halus anak. Menampilkan data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Pengukuran yang dilakukan peneliti dikatakan berhasil jika mayoritas anak mencapai indikator perkembangan yang ditetapkan yaitu pada kategori BSH (Perkembangan Sesuai Harapan) 17 anak dapat menunjukkan kemampuan motorik halusnya. dengan kegiatan finger painting yang dapat diselesaikan dengan garis yang presisi dapat dikatakan keterampilan motorik halus mengalami peningkatan dengan kegiatan finger painting untuk anak-anak dari KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur.

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian

Peneliti mengamati tingkat kemampuan motorik halus anak sebagai langkah awal sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. Pada tahap ini peneliti dan tenaga pengajar memberikan bimbingan dan stimulasi untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak-anak di KOBER Rofa Sukadana, Lampung Timur. Berdasarkan data yang diperoleh pada pra siklus terlihat bahwa kemampuan motorik halus anak belum berkembang secara optimal.

Hasil observasi dari pertemuan pertama dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana adalah 7 dari 17 anak belum berkembang, 7 dari 17 anak sudah mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, 2 dari dari 17 anak, dan yang berkembang sangat baik adalah 1 dari 17 anak. Hasil observasi dari pertemuan kedua dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana adalah 6 dari 17 anak belum berkembang, 7 dari 17 anak sudah mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, ada 2 dari 17 anak, dan yang berkembang sangat baik, ada 2 dari 17 anak. Hasil observasi pertemuan ketiga dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana adalah 5 dari 17 anak belum berkembang, 7 dari 17 anak sudah mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, yang mana dulu. 3 dari 17 anak, dan yang berkembang sangat baik adalah 2 dari 17 anak.

Hasil observasi keterampilan motorik halus pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan, penelitian ini dikatakan berhasil jika 17 anak mampu mencapai kriteria perkembangan BSH. Karena hasil siklus I kurang memuaskan dan tidak mencapai kriteria perkembangan yang diharapkan peneliti maka peneliti melanjutkan siklus II dengan tujuan agar anak dapat memaksimalkan keterampilan motorik halusnya melalui kegiatan finger painting. Peneliti memperbaiki RPP yang akan dilaksanakan, pada siklus II diharapkan lebih baik lagi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur.

Hasil observasi pertemuan pertama dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana adalah 4 dari 17 anak belum berkembang, 4 dari 17 anak mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, 6 dari 17 anak, dan yang berkembang sangat baik adalah 3 dari 17 anak. Hasil observasi pertemuan ketiga dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadana Lampung Timur yaitu 12 anak mencapai kriteria BSH (Perkembangan Sesuai Harapan) dan 5 anak berhasil mencapai kriteria BSH (Perkembangan Sesuai Harapan). mencapai kriteria BSB (berkembang sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa motorik halus anak di KOBER Rofa Sukadan sudah berkembang secara optimal. Berikut lembar observasi peningkatan kemampuan motorik halus anak pada siklus II.

Peningkatan yang dilakukan pada siklus II sangat mempengaruhi kemampuan motorik halus dengan menambahkan perlakuan yang memberi kesempatan anak mengulang kegiatan finger painting sehingga anak memiliki keterampilan membuat lukisan sendiri tanpa bimbingan guru.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan hingga selesai menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak pada kegiatan finger painting. Nah, berdasarkan action research dan observasi yang dilakukan, terbukti kegiatan finger painting bisa. Terlihat juga saat kegiatan finger painting berlangsung, anak sudah mampu mengkoordinasikan mata dan tangannya.

Guru dapat menggunakan kegiatan finger painting untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak sehingga proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Pengembangan motorik halus melalui permainan finger painting pada Anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Raudhatul Aneli Sukabumi Bandar Lampung, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Negeri Raden Intan Lampung Tahun 2018. Penerapan Metode Aksi Bermain Terus Menerus. Kemampuan." Jurnal PG PAUD, Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Vol.

Pengaruh finger painting terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah di TK Sartika Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan, Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. Deskripsi Penerapan Finger Painting dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Kelompok B di Paguyuban Dharma Wanita TK Sukarame Bandar Lampung, Disertasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, 2016. Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Pada TK At-Taqwa, Jurnal Keperawatan BSI, no.

Penerapan kegiatan finger painting untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak kelas B2 TK Dharma Praja Denpasar”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Vol, 4.

PENUTUP

Saran

Kami berharap kepala sekolah dapat memberikan kondisi untuk kegiatan pembelajaran, terutama yang dapat mengembangkan keterampilan motorik halus anak.

Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I
Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I

Gambar

Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I
Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Baik jika anak mampu melenturkan otot jari tanpa bantuan orang lain Cukup jika anak mampu melenturkan otot jari dengan bantuan orang lain Kurang jika anak tidak mampu