• Tidak ada hasil yang ditemukan

HANJAR PENDIDIKAN POLRI PENGURAI MASSA

N/A
N/A
Maharani Online

Academic year: 2023

Membagikan "HANJAR PENDIDIKAN POLRI PENGURAI MASSA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HANJAR PENDIDIKAN POLRI PENGURAI MASSA

untuk

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI BINTARA PENGENDALIAN MASSA

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI 2022

MILIK DINAS

(2)

IDENTITAS BUKU PENGURAI MASSA

Penyusun:

Tim Perumus Kurikulum dan Hanjar Dikbangspes Bintara Pengendalian Massa Lemdiklat Polri T.A 2022

Editor:

1. Kombes Pol. Nirboyo, S.I.K.

2. Kombes Pol. Dra. Nurmeiningsih

3. Pembina Tk I. Drs. Bambang Wiyono, M.Pd 4. Pembina Tk I Ahmad Taslim Djaswadi, S.Pd 5. Ipda Tri Cahyo Anuraga

6. Penda Paramita Rahmadani 7. Bripda Irma Ratnasari

Hanjar Pendidikan Polri

Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Bintara Pengendalian Massa

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2022

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Hanjar Pendidikan Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

(3)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

vii PENGURAI MASSA

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iv

Lembar Identitas Buku ... v

Daftar Isi ... vii

MODUL PENGURAI MASSA Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 1

Kompetensi Dasar ... 2

Materi Pelajaran ... 2

Metode Pembelajaran ... 3

Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 4

Kegiatan Pembelajaran... 5

Tagihan/Tugas ... 6

Lembar Kegiatan ... 7

Bahan Bacaan ... 8

POKOK BAHASAN 1 KONSEP PELETON RAIMAS 1. Pengertian yang berkaitan dengan Raimas... 8

2. Prinsip-Prinsip dalam Penanganan Penguraian Massa ... 9

3. Dasar Tindakan dalam Penguraian Massa... 9

POKOK BAHASAN 2 PELAKSANAAN PELETON RAIMAS 1. Bentuk Ambang Gangguan (AG) yang dapat menjadi Perbuatan Anarki ... 10

2. Bentuk Gangguan Nyata (GN) yang dapat menjadi Perbuatan Anarki ... 10

(4)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Sifat Anarki ... 10

4. Pelaku Anarki ... 11

5. Akibat dari Perbuatan Anarki ... 11

6. Pengorganisasian Peleton Raimas ... 11

7. Penggunaan Kelengkapan Peleton Raimas ... 13

8. Cara Bertindak Peleton Raimas ... 15

Rangkuman ... 20

Latihan ... 21

(5)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL

PENGURAI MASSA

24 JP (1080 menit)

Pendahuluan

Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan prakondisi dalam pembangunan nasional. Terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman merupakan sebuah keharusan. Oleh karena itu pengembangan potensi dan kekuatan masyarakat perlu diantisipasi guna menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan gangguan Kamtibmas lainnya.

Penanggulangan keamanan yang dilakukan, tidak secara langsung berhasil atau hilang, namun dimungkinkan terjadinya penolakan disertai pengerahan massa yang mengarah pada anarki. Dalam hal ini anggota Sabhara khususnya Peleton Pengurai Massa (Ton Raimas) dituntut memiliki kemampuan mengurai massa sehingga pengamanan terselenggara dengan tertib, lancar dan mampu mengantisipasi tindakan yang mengarah pada anarki.

Peleton Pengurai Massa dalam pelaksanaan tugasnya, harus memiliki kompetensi atau keterampilan mengurai, membubarkan, mencerai beraikan dan melokalisir massa guna melindungi warga masyarakat dari ekses kerusuhan massa yang berkadar tinggi. Dalam upaya meningkatkan kemampuan atau keterampilan tersebut disusun modul tentang pengurai massa sebagai bahan rujukan dalam pelaksaan pendidikan, dengan harapan peserta didik mampu melakukan tugas sebagai pengurai massa dalam menanggulangi kerusuhan massa.

Standar Kompetensi

Mampu mengurai massa dalam kegiatan pengendalian massa.

(6)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsep peleton Raimas.

Indikator Hasil Belajar:

a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan Raimas.

b. Menjelaskan prinsip dalam penanganan penguraian massa.

c. Menjelaskan dasar tindakan dalam penguraian massa.

2. Memahami pelaksanaan pengurai massa tingkat peleton.

Indikator Hasil Belajar:

a. Menjelaskan Bentuk Ambang Gangguan (AG) yang dapat menjadi perbuatan anarki.

b. Menjelaskan Bentuk Gangguan Nyata (GN) yang dapat menjadi perbuatan anarki.

c. Menjelaskan sifat anarki.

d. Menjelaskan pelaku anarki.

e. Menjelaskan akibat dari perbuatan anarki.

f. Menjelaskan pengorganisasian peleton Raimas.

g. Menjelaskan penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

h. Menjelaskan cara bertindak peleton Raimas.

3. Melakukan kegiatan sebagai peleton Raimas.

Indikator Hasil Belajar:

a. Menyimulasikan pengorganisasian peleton Raimas.

b. Menyimulasikan penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

c. Menyimulasikan cara bertindak peleton Raimas.

(7)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

1. Pokok Bahasan 1:

Konsep peleton Raimas.

Subpokok Bahasan:

a. Pengertian yang berkaitan dengan Raimas.

b. Prinsip dalam penanganan penguraian massa.

c. Dasar tindakan dalam penguraian massa.

2. Pokok Bahasan 2:

Pelaksanaan pengurai massa tingkat peleton.

Subpokok Bahasan :

a. Bentuk Ambang Gangguan (AG) yang dapat menjadi perbuatan anarki.

b. Bentuk Gangguan Nyata (GN) yang dapat menjadi perbuatan anarki.

c. Sifat anarki.

d. Pelaku anarki.

e. Akibat dari perbuatan anarki.

f. Pengorganisasian peleton Raimas.

g. Penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

h. Cara bertindak peleton Raimas.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Metode ini digunakan untuk menyamoaikan materi tentang Konsep Peleton Raimas dan pelaksanaan peleton pengutai massa.

2. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman materi dan mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah disampaikan pendidik.

3. Metode Demonstrasi

Metode ini digunakan untuk mendemonstrasikan:

a. pengorganisasian peleton Raimas

(8)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. penggunaan kelengkapan peleton Raimas c. cara bertindak peleton Raimas

4. Metode Simulasi

Metode ini digunakan untuk menyimulasikan materi:

a. pengorganisasian peleton Raimas

b. penggunaan kelengkapan peleton Raimas c. cara bertindak peleton Raimas

5. Metode Penugasan

Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan resume kepada peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.

Alat, Media, Bahan Dan Sumber Belajar

1. Alat, Media dan Bahan:

a. Whiteboard.

b. Komputer/Laptop.

c. LCD.

d. Screen.

e. DVD Player.

f. Ranmor roda dua.

g. Helm.

h. Rompi pelindung badan.

i. Sarung tangan kulit.

j. Pengeras suara (megaphone).

k. Flash Ball dan amunisinya.

l. Pesawat handy talky (HT).

m. Masker.

n. Tongkat Dalmas.

o. Borgol.

p. Kertas/Flipchart.

q. Alat tulis.

2. Sumber Belajar:

Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Peleton Raimas.

(9)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal: 10 menit

a. Pendidik melaksanakan apersepsi:

1) Pendidik melaksanakan perkenalan;

2) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik selama pembelajaran;

3) Pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

b. Peserta didik menyimak dan melaksanakan instruksi pendidik

2. Tahap Inti: 960 menit

Tahap inti 1: penyampaian materi konsep peleton Raimas (90 menit)

a. Pendidik menyampaikan materi tentang konsep peleton Raimas.

b. Peserta didik menyimak, memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting.

c. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau menanggapi materi.

d. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik;

Tahap inti 2: penyampaian materi pelaksanaan peleton Raimas (270 menit)

a. Pendidik menyampaikan materi tentang pelaksanaan peleton Raimas.

b. Peserta didik menyimak, memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting.

c. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau menanggapi materi.

d. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik.

Tahap inti 3: demonstrasi dan simulasi(600 menit) a. Pendidik memberikan contoh:

1) pengorganisasian peleton Raimas.

2) penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

3) cara bertindak peleton Raimas.

(10)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Peserta didik memperhatikan dan menanyakan contoh yang belum dipahami.

c. Pendidik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta pendidik.

d. Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.

e. Pendidik menginstruksikan peserta didik untuk menyimulasikan:

1) pengorganisasian peleton Raimas.

2) penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

3) cara bertindak peleton Raimas.

f. Peserta didik menyimulasikan:

1) pengorganisasian peleton Raimas.

2) penggunaan kelengkapan peleton Raimas.

3) cara bertindak peleton Raimas.

g. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan simulasi.

3. Tahap Akhir : 20 Menit

a. Pendidik memberikan kesimpulan materi Raimas.

b. Pendidik mengecek penguasaan materi Raimas dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Pendidik melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan penugasan dan menutup pembelajaran.

4. Tes Penguasaan Pengetahuan: 90 menit

Tes tertulis dalam bentuk objektif tes (pilihan ganda dan jawaban singkat) dan subjektif tes (uraian)

Tagihan/Tugas

Peserta didik secara perorangan menyerahkan hasil resume materi yang telah disampaikan oleh pendidik diserahkan 1 hari setelah materi pelaksanaan pembelajaran.

(11)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Lembar Kegiatan

Kegiatan simulasi:

1. Pengorganisasian peleton Raimas

2. Penggunaan kelengkapan peleton Raimas 3. Cara bertindak peleton Raimas

SKENARIO PENGURAIAN MASSA 1. Penguraian massa unjuk rasa/rusuh massa

a. Asumsi kasus

Adanya unjuk rasa yang menimbulkan kerusuhan.

b. Kegiatan Massa

Akibat dari ketidakpuasan massa unjuk rasa maka terjadinya kesalahpahaman antara kelompok massa dengan anggota dalmas yang menanganinya dengan cara melempari petugas menggunakan batu, bom molotof, benda-benda keras lainnya.

c. Penanganan petugas (Polri)

Peleton Raimas melakukan urutan tindakan sesuai dengan Perkap Kabaharkam Polri Nomor 1 Tahun 2012.

2. Penguraian massa perkelahian pelajar/pemuda, antar kampung a. Asumsi kasus

Adanya perkelahian pelajar/pemuda dengan menggunakan senjata tajam dan peralatan lainnya.

b. Kegiatan Massa

Akibat dari kesalahpahaman antar kelompok pelajar/pemuda maka terjadilah perkelahian antara dua kelompok tersebut.

Dengan perkelahian tersebut dimungkinkan dapat menimbulkan korban dari kedua kubu.

c. Penanganan petugas (Polri)

Peleton Raimas melakukan urutan tindakan sesuai dengan Perkap Kabaharkam Polri Nomor 1 Tahun 2012.

(12)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1 KONSEP PELETON RAIMAS

1. Pengertian yang berkaitan dengan Raimas

a. Peleton Raimas yang selanjutnya disingkat Tonraimas adalah Peleton Sabhara yang bertugas mengurai/membubarkan/

menceraiberaikan dan melokalisir massa yang melakukan tindakan anarki sehingga mengganggu Kamtibmas berfungsi sebagai kekuatan penindak tahap awal dan berperan sebagai stabilisator anarki.

b. Kerusuhan massa adalah suatu keadaan yang muncul dari sikap atau tindakan sekelompok orang yang sedang bertikai, merusak, dan menghancurkan dengan cara brutal sehingga menimbulkan kerusuhan dan huru hara, sebagai bentuk ekspresi dan pelampiasan emosi yang ditimbulkan akibat adanya tekanan psikis, frustasi, dari suatu keadaan yang tida dikehendaki.

c. Anarki adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau terang-terangan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertentangan dengan norma hukum yang mengakibatkan kekacauan, membahayakan keamanan umum mengancam keselamatan jiwa dan/atau barang, kerusakan fasilitas umum atau hak milik orang lain.

d. Kendaraan Raimas yang selanjutnya disingkat RanRaimas adalah

e. Kendaraan roda dua (sepeda motor) yang digunakan sebagai sarana pendukung operasional untuk melaksanakan tugas mengurai/membubarkan/ menceraiberaikan dan melokalisir kekuatan massa yang mengganggu Kamtibmas.

f. Mengurai massa adalah tindakan kepolisian untuk memecah dan melemahkan konsentrasi serta kekuatan massa menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.

g. Diskresi kepolisian yang berarti anggota Kepolisian berwenang mengambil keputusan dalam situasi tertentu yang membutuhkan pertimbangan sendiri demi kepentingan umum.

h. Kendali taktis adalah pengendalian oleh Kepala Kesatuan Kewilayahan yang berwenang mengatur segala tindakan Tonpenguraian massa di lokasi.

(13)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Prinsip dalam Penanganan Penguraian Massa

a. Legalitas: semua tindakan Kepolisian harus sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.

b. Nessesitas:penggunaan kekuatan dapat dilakukan bila memang diperlukan dan tidak dapat dihindarkan berdasarkan situasi yang dihadapi.

c. Proporsionalitas: penggunaan kekuatan harus dilaksanakan secara seimbang antara ancaman yang dihadapi dan tingkat kekuatan atau respon anggota Polri, sehingga tidak menimbulkan kerugian/korban/penderitaan yang berlebihan;

d. Preventif:tindakan kepolisian mengutamakan pencegahan.

e. Reasonable:tindakan kepolisian diambil dengan mempertimbangkan secara logis situasi dan kondisi dari ancaman atau perlawanan pelaku kejahatan terhadap petugas atau bahayanya terhadap masyarakat.

3. Dasar Tindakan dalam Penguraian Massa

Tindakan yang dilakukan oleh peleton Raimas berdasarkan:

a. Pertimbangan manfaat dan resiko dari tindakannya.

b. Kepentingan organisasi Polri.

c. Kepentingan umum.

(14)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2

PELAKSANAAN PELETON RAIMAS

1. Bentuk Ambang Gangguan (AG) yang dapat menjadi Perbuatan Anarki

Bentuk Ancaman Gangguan (AG) yang dapat menjadi perbuatan anarki berupa:

a. Membawa senjata (api, tajam);

b. Membawa bahan berbahaya (padat, cair dan gas);

c. Membawa senjata/bahan berbahaya lainnya (ketapel, kejut);

d. Melakukan tindakan provokatif (menghasut).

2. Bentuk Gangguan Nyata (GN) yang dapat menjadi Perbuatan Anarki

Bentuk Gangguan Nyata (GN) yang dapat menjadi perbuatan anarki berupa:

a. Perkelahian massal;

b. Pembakaran;

c. Perusakan;

d. Pengancaman;

e. Penganiayaan;

f. Pemerkosaan;

g. Penghilangan nyawa orang;

h. Penyanderaan;

i. Penculikan;

j. Pengeroyokan;

k. Sabotase;

l. Penjarahan;

m. Perampasan;

n. Pencurian;

o. Melawan/menghina petugas dengan menggunakan atau tanpa menggunakan alat dan/atau senjata.

(15)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Sifat Anarki

Sifat anarki antara lain:

a. Agresif;

b. Spontan;

c. Sporadis;

d. Sadis;

e. Menimbulkan ketakutan;

f. Brutal;

g. Berdampak luas;

h. Pada umumnya dilakukan secara massal.

4. Pelaku Anarki

Pelaku anarki berupa:

a. Perorangan, dengan mengabaikan peraturan yang ada, dan berdampak luas terhadap stabilitas Kamtibmas

b. Kelompok atau kolektif, baik yang dikendalikan/digerakkan oleh seseorang maupun tidak dikendalikan oleh seseorang namun dilakukan secara bersamasama, dan berdampak luas terhadap stabilitas Kamtibmas

5. Akibat dari Perbuatan Anarki

Akibat dari anarki dapat menyebabkan terjadinya:

a. Kerugian jiwa dan harta benda yang berpengaruh terhadap stabilitas Kamtibmas atau meresahkan masyarakat luas atau keselamatan masyarakat.

b. Gangguan terhadap stabilitas Kamtibmas yang menyebabkan fungsi pemerintahan maupun aktivitas keseharian masyarakat tidak dapat berlangsung dengan lancar.

c. Gangguan terhadap operasionalisasi dan fungsi suatu institusi tertentu, baik swasta maupun pemerintah

6. Pengorganisasian Peleton Raimas a. Pelaksana kegiatan Raimas

Pelaksana kegiatan Tonraimas beserta konfigurasinya adalah personel Sabhara yang ada di satuan Dalmas Polda dan Polres.

(16)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tonraimas merupakan peleton khusus yang dapat bertugas secara mandiri dengan atas perintah atau menjadi bagian dari satuan Dalmas.

b. Konfigurasi Tonraimas

Konfigurasi Tonraimas meliputi:

1) Konfigurasi Personel.

Konfigurasi personel Tonraimas berjumlah tigapuluh orang terdiri dari:

a) Danton berpangkat Inspektur;

b) Pengemudi kendaraan Raimas: lima belas orang;

c) Operator/penembak: empat belas orang.

2) Konfigurasi peralatan.

Konfigurasi peralatanTonraimas terdiri dari:

a) Peralatan satuan:

(1) Ranmor roda dualima belasunit;

(2) Helm tiga puluh buah;

(3) Rompi pelindung badan tiga puluh set;

(4) Sarung tangan kulit tiga puluh pasang;

(5) Pengeras suara (Megaphone) satu unit;

(6) Flash Ballempat belas pucuk danmunisinya;

(7) Pesawat Handy Talky (HT) satu unit;

(8) Masker gas tiga puluh buah;

b) Perlengkapan perorangan:

(1) Pakaian PDL 1A;

(2) Tongkat “T”;

(3) Borgol.

c. Persyaratan Tonraimas

Persyaratan Personel Tonraimas meliputi:

1) Memiliki kualifikasi kemampuan sesuai persyaratan personel Dalmas;

2) Mahir mengemudikan kendaraan bermotor roda dua;

3) Memiliki Surat Izin Mengemudi Golongan C;

4) Mampu menggunakan peralatan perorangan;

(17)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5) Mampu mengoperasionalkan peralatan Flash Ball;

6) Mampu menembak dengan sasaran statis maupun sasaran berjalan.

d. Bentuk-bentuk sasaran

Bentuk-bentuk sasaran yang menjadi objek penugasan Tonraimas meliputi:

1) Kelompok massa yang melakukan tindakan mengarah anarki dan dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat;

2) Bendadan/atau peralatan yang digunakan oleh massa untuk melakukan anarki;

3) Lokasi dan/atau tempat terjadinya anarki.

7. Penggunaan Kelengkapan Peleton Raimas a. Perlengkapan Tonraimas

1) Peralatan satuan:

a) Ranmor roda dualima belasunit;

b) Helm tiga puluh buah;

c) Rompi pelindung badan tiga puluh set;

d) Sarung tangan kulit tiga puluh pasang;

e) Pengeras suara (Megaphone) satu unit;

f) Flash Ballempat belas pucuk danmunisinya;

g) Pesawat Handy Talky (HT) satu unit;

h) Masker gas tiga puluh buah;

2) Perlengkapan perorangan:

a) Pakaian PDL 1A;

b) Tongkat “T”;

c) Borgol.

b. Tehnik menggunakan perlengkapan ton Raimas 1) Rompi pelindung badan

a) Pertama: dipakai dari pelindung kaki kiri dan kanan b) Kedua: dipakai pelindung tubuh dan tangan

c) Ketiga: dipakai gas masker d) Keempat: dipakai helm

(18)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Senjata Ton Raimas (FLASH BALL CAL 44) a) Bagian-bagian Flash Ball

(1) Laras (dua/atas bawah)

(2) Pasak Pemalu (dua/atas bawah) (3) Pegangan

(4) Kunci Laras (5) Kunci Pengaman (6) Penarik

(7) Engsel Laras

(8) Lubang Tali (Ujung Laras bawah dan dibawah pegangan)

b) artridge Tear Powder Ball Cal. 44/83 (1) Penutup (Plastik) Isi Gas Air Mata (2) Badan Cartridge (isi Monisi Pendorong) (3) Detonator Ekor (terdapat Mata Penggala) c) Teknik Penggunaan Flash Ball

(1) Memasukkan Cartridge (Tear Powder Ball ) (2) Angkat Kunci Laras Ke atas dan dorong laras

ke depan

(3) Masukkan dua Cartridge ke dalam laras atas dan bawah dari belakang.

(4) Angkat Laras ke atas dan sntakkan hingga pengunci laras mengait.

(5) Tekan pin pengunci pengaman dari arah kiri ke kanan hingga penuh

d) Menembakkan Flash Ball

(1) Perhatikan arah angin sebelum melaksanakan penembakan dengan Gas Air Mata agar tidak mengenai kawan sendiri atau perhatikan apakah pasukan dalmas sudah mengguna kan Gas Masker

(2) Arahkan Laras sasaran (jangkauan maksimal 75 m dengan sudut kemiringan 45° )

(3) Tekan pin pengunci pengaman dari arah kanan ke kiri hingga penuh

(4) Tekan penarik (double action),

(19)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(5) Tiap Tembakan hanya satu Cartridge

(6) Penutup Cartridge (Proyektil) akan pecah dalam perjalanan (meledak diudara) setelah + 1 detik.

(7) Tekan kembali pin pengunci pengaman dari arah kiri ke kanan hingga penuh

8. Cara Bertindak Peleton Raimas a. Tahap Persiapan

1) Setelah menerima pemberitahuan adanya rusuh massa, maka kendali taktis maupun teknis segera melakukan kegiatan persiapan dan memberikan AAP meliputi:

a) Memberikan gambaran situasi tentang kondisi akhir yang terjadi di objek/TKP kerusuhan;

b) Menentukan pola tindak/urutan tindakan yang akan dilakukan dalam mengurai massa;

c) Menentukan formasi yang akan dilakukan dalam menghadapi dan melakukan tindakan mengurai/memecah belah konsentrasi massa;

d) Mematuhi larangan dan kewajiban yang dilakukan oleh anggota Raimas

e) Setelah AAP Tonraimas menuju sasaran 2) Kegiatan persiapan berupa:

a) Menyiapkan surat perintah;

b) Menyiapkan kekuatan personel yang mengawaki RanRaimas;

c) Melakukan pengecekan jumlah personel, kendaraan, perlengkapan dan peralatan perorangan;

d) Menyiapkan/menentukan rute menuju objek/TKP;

e) Menentukan sistem komunikasi Tonraimas secara berjenjang;

f) Menentukan formasi peleton pada saat akan berangkat menuju ke sasaran yaitu membentuk formasi berbanjar dua atau membentuk formasi situasional dengan satu unit menjadi ujung tombak (cucuk).

(20)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Larangan anggota Raimas

a) Bersikap arogan dan mudah terpancing emosi oleh perilaku massa;

b) Melakukan tindakan kekerasan;

c) Membawa peralatan selain peralatan dan kelengkapan Raimas;

d) Melakukan pengejaran secara perorangan tanpa ada perintah dari pimpinannya;

e) Mengeluarkan kata-kata kotor, pelecehan seksual/perbuatan asusila dan mencaci maki massa;

f) Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar peraturan perundang-undangan;

g) Menggunakan kelengkapan Raimas untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4) Kewajiban anggota Raimas

a) Senantiasa menggunakan perlengkapan perorangan yang ditentukan;

b) Bergerak dalam ikatan peleton;

c) Melakukan pemeliharaan dan perawatan kendaraan Raimas yang digunakan;

d) Menjunjung tinggi hak asasi manusia;

e) Melaksanakan penguraian/pencerai beraian massa sesuai dengan ketentuan;

f) Setiap pergerakan dan tindakan Tonraimasharus atas dasar perintah pimpinan lapangan (DanTonraimas);

g) Melindungi jiwa raga dan harta benda;

h) Tetap menjaga dan mengembalikan situasi menjadi kondusif;

i) Patuh dan taat kepada perintah pimpinan lapangan yang bertanggung jawab sesuai tingkatannya;

j) menaati peraturan lalulintas dan perundang- undangan lainnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan Tonraimas di lokasi/sasaran adalah sebagai berikut:

(21)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) Memakai masker gas sebelum masuk ke dalam lokasianarki;

2) Membentuk formasi bersaf menghadap kearah massa yang sedang melakukan aksi anarki;

3) Membagi Tonraimas menjadi dua kelompok dan masing- masing membentuk formasi bersaf menghadap kearah massa;

4) Memberikan himbauan kepada massa untuk menghentikan tindakannya dan membubarkan diri;

HIMBAUAN PELETON PENGURAI MASSA PERHATIAN-PERHATIAN

ATAS NAMA UNDANG-UNDANG KAMI SELAKU ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENGHIMBAU KEPADA SAUDARA- SAUDARA SEKALIAN:

1. HENTIKAN KEGIATAN SAUDARA-SAUDARA;

2. SAYA ULANGI HENTIKAN KEGIATAN SAUDARA- SAUDARA;

3. APABILA SAUDARA-SAUDARA TIDAK MAU MENGHENTIKAN KEGIATAN YANG SAUDARA- SAUDARA LAKUKAN MAKA KAMI AKAN MELAKUKAN TINDAKAN TEGAS;

4. KAMI AKAN MELAKUKAN TINDAKAN TEGAS SETELAH HITUNGAN MUNDUR MULAI DARI: LIMA, EMPAT, TIGA, DUA, SATU.

5) Melakukan tembakan gas air mata, apabila massa tidak mengindahkan himbauan;

6) Mendorong massa kearah yang menurut penilaian petugas merupakan daerah aman sambil menunggu datangnya pasukan bantuan;

7) Melakukan penangkapan terhadap pelaku apabila memungkinkan;

8) Meninggalkan sasaran untuk melakukan konsolidasi apabila situasi telah terkendali;

9) Melaporkan semua rangkaian kegiatan kepada Kasatwil.

c. Tahap Pengakhiran

Tahap pengakhiran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) kendali taktis dan teknis melakukan konsolidasi dengan kegiatan pengecekan terhadap kekuatan personel dan

(22)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kondisi akhir peralatan yang digunakan;

2) setelah selesai melaksanakan tugas maka Tonraimas segera kembali keinduk satuan dengan tertib.

d. Koordinasi dan pengendalian

1) Dalam pelaksanaan kegiatan penguraian massa, DanTonraimas dapat melakukan koordinasi dengan Satuan FungsiKepolisian lainnya guna mendukung pelaksanaan tugasnya.

2) Kasatwil dapat melakukan koordinasi dengan Satuan kewilayahan terdekat dan instansi terkait lainnya untuk mencapai hasil yang maksimal.

3) Pejabat yang berwenang dalam pengendalian adalah:

a) Tingkat Provinsi berada pada Kapolda.

b) Tingkat Kabupaten/Kota berada pada Kapolres.

c) Tingkat Kecamatan berada pada Kapolsek.

4) Dirsabhara Polda/Kasatsabhara Polres bertanggung jawab secara teknis penggunaan Tonraimas yang berada di wilayahnya.

5) Danton Raimas bertanggung jawab secara teknis pada saat dan setelah kekuatan digunakan.

Gambar formasi bershaf dalam tindakan penguraian massa

(23)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Gambar anggota Raimas menggunakan kendaran Raimas (sepeda motor)

Gambar formasi bersyaf dan saat melakukan tindakan penguraian massa dengan pelontaran gas air mata

(24)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman

1. Peleton Raimas yang selanjutnya disingkat Tonraimas adalah Peleton Sabhara yang bertugas mengurai/membubarkan/

menceraiberaikan dan melokalisir massa yang melakukan tindakan anarki sehingga mengganggu Kamtibmas berfungsi sebagai kekuatan penindak tahap awal dan berperan sebagai stabilisator anarki.

2. Kerusuhan massa adalah suatu keadaan yang muncul dari sikap atau tindakan sekelompok orang yang sedang bertikai, merusak, dan menghancurkan dengan cara brutal sehingga menimbulkan kerusuhan dan huru hara, sebagai bentuk ekspresi dan pelampiasan emosi yang ditimbulkan akibat adanya tekanan psikis, frustasi, dari suatu keadaan yang tidak dikehendaki.

3. Anarki adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau terang- terangan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertentangan dengan norma hukum yang mengakibatkan kekacauan, membahayakan keamanan umum mengancam keselamatan jiwa dan/atau barang, kerusakan fasilitas umum atau hak milik orang lain.

4. Kendaraan Raimas yang selanjutnya disingkat RanRaimas adalah kendaraan roda dua (sepeda motor) yang digunakan sebagai sarana pendukung operasional untuk melaksanakan tugas mengurai/membubarkan/ menceraiberaikan dan melokalisir kekuatan massa yang mengganggu Kamtibmas.

5. Mengurai massa adalah tindakan kepolisian untuk memecah dan melemahkan konsentrasi serta kekuatan massa menjadi kelompok- kelompok yang lebih kecil.

6. Prinsip dalam Penanganan Penguraian Massa a. Legalitas .

b. Nessesitas.

c. Proporsionalitas d. Preventif.

e. Reasonable.

7. Dasar Tindakan dalam Penguraian Massa

Tindakan yang dilakukan oleh peleton Raimas berdasarkan:

a. Pertimbangan manfaat dan resiko dari tindakannya.

b. Kepentingan organisasi Polri.

c. Kepentingan umum.

8. Pelaku anarki berupa:

a. Perorangan.

b. Kelompok atau kolektif.

(25)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

9. Persyaratan Tonraimas

a. Memiliki kualifikasi kemampuan sesuai persyaratan personel Dalmas;

b. Mahir mengemudikan kendaraan bermotor roda dua;

c. Memiliki Surat Izin Mengemudi Golongan C;

d. Mampu menggunakan peralatan perorangan;

e. Mampu mengoperasionalkan peralatan Flash Ball;

f. Mampu menembak dengan sasaran statis maupun sasaran berjalan.

10. Perlengkapan Tonraimas a. Peralatan satuan.

b. Perlengkapan perorangan.

11. Cara Bertindak Peleton Raimas a. Tahap persiapan.

b. Tahap pelaksanaan.

c. Tahap pengakhiran.

d. Koordinasi dan pengendalian.

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan Raimas!

2. Jelaskan prinsip dalam penanganan penguraian massa!

3. Jelaskan dasar tindakan dalam penguraian massa!

4. Jelaskan bentuk ambang gangguan yang dapat menjadi perbuatan anarki!

5. Jelaskan bentuk gangguan nyata yang dapat menjadi perbuatan anarki!

6. Jelaskan sifat anarki!

7. Jelaskan pelaku anarki!

8. Jelaskan akibat dari perbuatan anarki!

9. Jelaskan pengorganisasian peleton Raimas!

10. Jelaskan penggunaan kelengkapan peleton Raimas!

11. Jelaskan cara bertindak peleton Raimas!

Referensi

Dokumen terkait