PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tradisi Suluk berlangsung di sebuah balai sembahyang di Desa Jambu dan Lubuk Unen Baru, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Selain bermanfaat secara teoritis, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis yaitu menambah ilmu pengetahuan baik bagi peneliti maupun pembaca pada umumnya.
Penelitian Terdahulu
Aulia Satriani, (2018) dalam tesisnya berjudul Tradisi Suluk dan Tawajjuh di Dayah Nurul Yaqin, Desa Limau Saring, Kecamatan Labuhan Haji Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Aulia Satriani adalah dalam penelitiannya ia tidak hanya mengkaji tradisi Soeluk, tetapi juga mengkajinya.
Landasan Teori
Dibolehkan berbicara kepada orang yang tidak mistik sebanyak 7 kalimat, dan sesama anggota tarekat mistik sebanyak 14 kalimat. 17. Jangan membukakan pintu bagi seseorang yang meminta berkah darinya jika hanya meminta berkah dari Syekh Mursyid.
Metode Penelitian
- Sistematika Penulisan
Pada tahap ini peneliti mengkritisi sumber sekunder berupa buku, jurnal penelitian dan tesis. Interpretasi adalah analisis peristiwa berdasarkan penjelasan dari beberapa informan atau sumber sejarah yang telah diperoleh.
TAREKAT DI INDONESIA
Tasawuf Dalam Islamisasi Nusantara
Tak hanya itu, tasawuf dan tarekat memiliki peran penting dalam memperkuat posisi Islam dalam bernegara dan bermasyarakat, serta dalam pembangunan lingkungan masyarakat luas. Beberapa peran tersebut antara lain sebagai faktor pembentuk dan cara berfungsinya negara, sebagai pedoman cara hidup tertentu bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi, dan sebagai tameng melawan kolonialisme Eropa.30 Peran tasawuf dan tarekat yang paling menonjol. ada di bidang politik. Wajar jika dalam perkembangan dakwah, tasawuf, dan tarekat Islam belakangan ini memiliki pengaruh besar dalam berbagai kehidupan sosial, budaya, dan pendidikan yang tercermin secara luas dalam dinamika dunia pesantren (pondoku).
30Ikzan Badruzzaman, “The Role of Sufism in the Islamization of Indonesia”, http//serbahistory.files.wordpress.com, diakses 23 September 2020 pukul 22:18 WIB. Indonesia memiliki sekitar 41 ajaran tarekat.32 Sementara Nahdhatul Ulama (NU) mengatakan melalui Jam'iyah Thariqat Mu'tabaroh Al-Nahdhiyyah, jumlah tarekat di Indonesia yang diakui legitimasinya (mu'tabaroh) sampai saat ini adalah 44 tarekat. Hal ini menunjukkan banyaknya tarekat yang berkembang di Indonesia, termasuk di dunia Islam.
Di antara tarekat yang berkembang di Indonesia yang merupakan cabang dari gerakan sufi internasional adalah tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syekh Abd al-Qadir al-Jailani (470-561 H.), tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Baha'uddin Naqsabandi al. -Bukhori (717- 791 H.), Tarekat Shaziliyah yang didirikan oleh Abu al-Hasan al-Syazili, yang berasal dari Shaziliyah, Tunisia, (wafat 686 H.), Tarekat Rifa'iyah yang didirikan oleh Syekh Akhmad al-Rifa'i (w. 578 H.), Tarekat Suhrawardiyah yang didirikan oleh Abu Najib al-Suhrawardi (490-565 H.), dan Tarekat Tijaniyah yang didirikan oleh Syekh Ahmad at-Tijani (masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20 yang berpusat di Cimahi, Bandung). 33Ikzan Badruzzaman, “The Role of Sufism in the Islamization of Indonesia”, http//serbahistory.files.wordpress.com, diakses pada tanggal 23 September 2020 di 22.18 WIB).
Jejak Tasawuf Dalam Budaya Nusantara
Untuk mempertemukan keduanya, perlu dilihat secara normatif dan juga historis hubungan antara Islam dan Indonesia. Al-Qur'an sebagai landasan pembentukan landasan norma hukum manusia dalam berperilaku. Al-Qur'an ditetapkan sebagai landasan utama bagi tindakan dan aktivitas manusia, dari mana interaksi agama dan budaya dapat ditelusuri.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Dalam dinamika ruang interaksional nalar yang memunculkan budaya, serta perintah Allah dalam al-Qur'an, terjadi persinggungan antar agama. Para guru sufi ini banyak menggunakan pendekatan budaya, seperti musik, seni, bahkan tarian sufi yang dianggap sakral untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Rumi, sebagai salah satu penyair Islam terbesar yang pernah ada, mengambil puisinya dari nilai dan ajaran Islam yang kuat. Ketika musik dilarang, para ulama sufi menggunakan musik dan puisi untuk mengungkapkan cinta mereka pada keindahan batin Tuhan mereka.
Tarekat Sebagai Persaudaraan Sufi
Hal ini ditandai dengan perubahan hubungan syekh dan santri dari abad ke-10 dengan hubungan yang lebih formal melalui lembaga khanaqah, tarekat dan tha'ifah sebagai pusat kegiatan mereka. Setidaknya ada dua faktor yang melatarbelakangi lahirnya gerakan tarekat pada masa itu, yaitu faktor budaya dan politik. Saat itu umat Islam sedang mengalami masa disintegrasi sosial yang sangat parah, banyak terjadi konflik antar kelompok, misalnya antara kelompok Sunni dan Syi'ah serta kelompok Turki dengan kelompok Arab dan Persia.
Masyarakat Islam memiliki warisan budaya ulama terdahulu yang dapat dijadikan pedoman, yaitu ajaran tasawuf yang merupakan salah satu aspek budaya yang ikut melahirkan gerakan tarekat pada masa itu. Menurut sejarah, pertumbuhan tarekat dimulai pada abad ke-3 dan ke-4 (abad ke-9 dan ke-10), seperti al-Malamatiyah yang didirikan oleh Ahmadun Al-Qashar atau Ta'rifiyah, yang merujuk pada Abu Yazid al-Buthami. , atau al-Khazzajiyah, yang mengacu pada Abu Dzaid al-Khazzaz, jamaah ini dan sejenisnya masih dalam bentuk yang sangat sederhana dan bersahaja. Perkembangan dan kemajuan tarekat terjadi pada abad ke-6 dan ke-7 H dan yang pertama mendirikan tarekat pada masa ini adalah.
Sebagai pusat budaya dan agama, lembaga Kanqah menerima hibah dari pemerintah, bangsawan kaya, pedagang, dan organisasi perdagangan atau perusahaan. Pada masa ini juga terdapat pusat-pusat yang mengajarkan tasawuf dan pengembangan metode kolektif baru untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Unsur-Unsur Dalam Tarekat
Seorang Mursyid bukan sahaja menjadi pemimpin atau pembimbing dan membina kehidupan murid-muridnya dalam kehidupan zahir dan pergaulan seharian agar tidak terpesong dari ajaran Islam dan terjerumus ke dalam dosa besar seperti melakukan dosa besar atau kecil, malah dia juga membimbing dan membina murid-muridnya untuk menunaikan kewajipan mereka, yang ditentukan oleh syara'. Selain sebagai pemimpin tabii yang mengawasi murid-muridnya agar tidak terkeluar dari batas-batas syariat, Mursyid juga merupakan pemimpin batin yang berperanan sebagai perantara dalam ibadah antara murid dan Tuhan. Terdapat beberapa kriteria khusus untuk seseorang itu dianggap mampu memberi bimbingan untuk menjadi seorang Mursyid.
Antaranya ialah seseorang itu seorang yang soleh, seorang yang bukan ahli bid’ah, seorang yang zuhud dan seorang yang berperang, seorang yang pakar dalam penyakit jiwa dan cara mengubatinya, seorang yang khusyuk. ahli kasyaf dan seorang yang berakhlak mulia. Apabila seseorang menjadi murid, ketentuan (adab) berlaku baginya, baik dalam hubungannya dengan mursyid, maupun dalam tingkah lakunya terhadap dirinya dan keluarganya, serta dalam tingkah lakunya terhadap sesama ikhwan dan orang lain. Secara berurutan, Bai'at/Talqin umumnya berbentuk perjanjian antara calon pelajar dan pembimbing rohani yang mewakili Rasulullah.
Bai'at mengandungi pengaruh kerohanian (rohani) yang mesti dinisbahkan kepada wakil rantaian (silsilah) yang sampai kepada Nabi 45. Syarahan tersebut meliputi zikir, semua jenis doa dan hizib (bahagian ayat dan surat tertentu dari Al-Quran disusun dengan cara mereka sendiri untuk mencapai kesan psikologi tertentu).
Suluk Dalam Tarekat
Orang seperti itu menjalani kehidupan yang penuh optimisme, tidak mungkin tergoda oleh keadaan di sekitarnya, dapat mengendalikan diri dan beradaptasi dengan arus modernisasi dan industrialisasi. Kedua, di pihaknya sama dengan orang yang mencela dan menghinanya, baik terkait harta maupun jabatan. Adapun tingkatan asketisme ada tiga macam, yaitu; Pertama, Mutazahiddin, yaitu orang yang berusaha bertapa dan berusaha atau mujahadah memalingkan hatinya dari dunia.
Keduanya Zahid ya'riffu fi Zuhdihi, adalah orang yang zuhud terhadap dunia dan isinya kerana Allah, tetapi masih merasakan sesuatu yang hilang (masih merasa kehilangan). Ketiga Zuhdi fi Zuhdi, ialah mereka yang zuhud yang tidak lagi merasakan zuhudnya sebagai sesuatu yang istimewa, tetapi sebagai perkara biasa. Tawakal adalah kesungguhan hati untuk bertawakkal kepada Allah swt untuk memperoleh manfaat dan mencegah kemudaratan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Tawekal ialah penyerahan dan penyerahan sepenuhnya segala urusan dan usaha yang dilakukan kepada Allah (swt). Bukti kita mampu bersabar adalah apabila kita tidak mengeluh dengan apa yang datang dalam hidup kita, sebaliknya kita akan merasa bersemangat melihat kehidupan ini, kerana di dalam hati orang yang sabar itu dipenuhi dengan ketenangan, yang adalah Damai dengan Tuhan, keluhan, beban hidup diserahkan kepadaNya.
TAREKAT DI BENGKULU
Perkembangan Islam Di Bengkulu Tengah
Tempat pertama Islam masuk ke Bengkulu Tengah adalah desa Surau dan Desa Rindu Hati. Salah satu bukti peninggalan sejarah Islam di Bengkulu Tengah adalah Masjid Al-Muhajirin yang terletak di Desa Taba Penanjung. Masjid tersebut merupakan salah satu masjid besar di Kabupaten Bengkulu Tengah yang sudah banyak mengalami perkembangan.
Usulan pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah mendapat persetujuan dari DPRD Bengkulu Utara yang dituangkan dalam Surat Keputusan DPRD Bengkulu Utara No. Dukungan pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara kepada masyarakat Bengkulu Tengah untuk membentuk kabupaten sendiri tertuang dalam surat Bupati Bengkulu Utara No. Setelah pemekaran menjadi kabupaten, lembaga pendidikan di Bengkulu Tengah tidak hanya sekolah negeri. .
Berikut uraian daftar sekolah dan madrasah, TPA dan beberapa pesantren di Kabupaten Bengkulu Tengah: 64. Semua lembaga perkantoran tersebut didirikan di kompleks perkantoran yang terletak di Desa Rena Semanek, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Tarekat Naqsyabandiyah Di Bengkulu Tengah
69 Amri Gunawan, “Jemaat Naqsyabandiyah Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah” (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2016), hal. Tarekat Naqsyabandiyah di Kecamatan Merigi Kelindang pertama kali muncul pada tahun 1920 dan telah mengalami banyak perkembangan. Hal ini terus meningkatkan eksistensi Suluk di kalangan masyarakat, khususnya anggota Tarekat Naqsyabandiyah Kecamatan Merigi Kelindang.
Hal tersebutlah yang menjadi faktor utama berdirinya rumah Suluk yang terletak di Desa Jambu Kecamatan Merigi Kelindang ini. Merigi Kelindang yaitu Musholah Desa Jambu 76 berfungsi sebagai Rumah Suluk yang digunakan oleh Jemaat Tarekat Naqsyabandiyah Kecamatan Merigi Kelindang. Dengan berdirinya Rumah Suluk ini, jamaah Tarekat Naqsybandiyah di Kecamatan Merigi Kelindang tidak perlu menempuh jarak jauh untuk melakukan Suluk ke Desa Taba Teret Kecamatan Taba Penanjung.
Selain Rumah Suluk yang terletak di Desa Jambu, ada juga Rumah Suluk yang terletak di Desa Lubuk Unen Baru Kecamatan Merigi Kelindang. Tak hanya itu, ada beberapa hal menarik lainnya terkait kegiatan Suluk di Kecamatan Merigi Kelindang. Makanan ini selalu dibawa oleh jemaah yang akan melakukan Suluk di Kecamatan Merigi Kelindang.
Bagaimana pendapat anda tentang Tarekat Naqsyabandiyah dan Suluk yang merajalela di Kecamatan Merigi Kelindang.
