• Tidak ada hasil yang ditemukan

hasil obsevasi DDTK 2023

akunfake

Academic year: 2023

Membagikan "hasil obsevasi DDTK 2023"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DETEKSI DINI PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Deteksi Dini Tumbuh Kemang Anak Usia Dini

Dosen pengampu: Lilif Filasofa M.Pd,I

Oleh :

Agista Putri Mahardika (2203106100)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO

TAHUN 2020

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah... 2

BAB 2 ... 3

PEMBAHASAN ... 3

A.Pengertian Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak ... 3

B. HASIL DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK. ... 6

a.Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan ... 6

b.Deteksi dini Penyimpangan Perkembangan ... 8

2.Tes Daya Dengar ... 9

3.Tes Daya Lihat ... 10

C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL ... 11

D. INTERVENSI DAN RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN ... 14

E. ANALISIS ... 14

BAB 3 ... 15

PENUTUP... 15

Kesimpulan... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 15

LAMPIRAN ... 16

(3)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan dalam ukuran tubuh dan merupakan sesuatu yang dapat diukur seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala yang dapat dibaca pada buku pertumbuhan. Sedangkan perkembangan lebih ditujukan pada kematangan fungsi alat- alat tubuh. Sebagai contoh, kaki untuk melompat (gerakan kasar), jari-jari tangan untuk menulis, mengancingkan baju (gerakan halus), pemahaman (bagaimana anak belajar dari lingkungannya untuk mengerti anggota tubuh, warna), bicara (anak mampu mengungkapkan sesuatu yang dimaksud) dan sosialisasi.

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak. Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan (Departemen Kesehatan RI, 2013). Di Indonesia jumlah balita pada tahun 2012 sebanyak ± 31,8 juta jiwa dari jumlah penduduk 250 juta jiwa atau sebesar 12,72% (BKKBN dalam Departemen Kesehatan RI, 2013). Menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara.

Stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu diperlukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluahan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan adanya penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat. Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dengan tenaga profesional, akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidah hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

(4)

2 B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian deteksi dini gangguan perkembangan anak ?

2. bagaimana hasil deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak ?

3. Bagaimana hasil dari deteksi dini penyimpangan mental emosional pada anak?

4. Apa hasil intervensi dan rujukan dini pada penyimpangan?

5. Apa hasil analisis pada observasi yang dilakukan?

(5)

3 BAB 2

PEMBAHASAN

A.Pengertian Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak

Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang pada anak sedini mungkin agar intervensi dilakukan segera, khususnya dalam masa perkembangan emas saraf anak.

DDTK penting dilakukan guna mengetahui pertumbuhan anak baik itu mental, sikap, perbuatan yang merupan suatu tugas orang tua, pendidik dan masyarakat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak menjadi cerdas dan sehat, namun harus selalu dipantau melalui deteksi dini tumbuh kembang anak secara rutin dan teratur agar tidak terlambat apabila terjadi masalah dengan tumbuh kembang anak.

Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan menurut umur dilaksanakan secara rutin di posyandu setiap bulan. Apabila ditemukan anak dengan berat badan tidak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan/tinggi badan. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan terlatih. Untuk penilaian BB/TB hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penentuan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Umur dihitung dalam bulan penuh.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor (Ferdinand,2014). Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

1). Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

a. Ras/etnik atau bangsa. Ras/etnik dari suatu bangsa tidak akan berubah menjadi ras/etnik bangsa lain. Seperti ras Amerika tidak akan menjadi ras Indonesia.

b. Keluarga. Ukuran fisik orang tua akan mempengaruhi ukuran fisik anaknya seperti tinggi, gemuk, pendek, kurus dan sebagainya.

(6)

4

c. Umur. Umur anak akan berpengaruh terhadap kecepatan petumbuhan anak. Anak usia balita akan tumbuh lebih cepat dari dewasa.

d. Jenis Kelamin.Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki- laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

e. Genetik. Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

f. Kelainan Kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma down’s dan sindroma tuner’s.

2). Faktor Luar (eksternal) A. Faktor Perinatal

a. Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam tiga bulan akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

b. Mekanis. Posisi fetus yang tidak normal bisa menyebabkan kelainan bawaan.

c. Toksin/zat kimia. Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelinan bawaan seperti palastoskisis.

d. Endokrin. Kencing manis dapat menyebabkan makrosomia, pembesaran jantung, hyperplasia adrenal.

e. Radiasi. Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan bawaan mata, kelainan jantung.

f. Infeksi. Infeksi pada tiga bulan pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung bawaan.

g. Kelainan imunologi. Eribaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis, selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h. Anoksia embrio. Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

(7)

5

i. Psikologi ibu. Kehamilan yang tidak di inginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

B. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

C. Faktor Pascasalin

a. Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b. Penyakit kronis/kelainan bawaan.Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.Lingkungan fisik dan kimia. Lingkungan sering disebut milieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

c. Psikologis.Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

d. Endokrin. Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menghambat pertumbuhan anak.

e. Sosio-ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

f. Lingkungan pengasuhan. Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

g. Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i. Obat-obatan. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.

Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

(8)

6

B. HASIL DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK.

a.Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LK)

❖ Penjelasan Data

Nama : Shaqueena Aqila

Alamat : Perumahan Green residience,Mijen Nama orang tua : Mita cahya Nugrahani & Agung Nugroho

Usia : 5 tahun

Berat Badan : 16,5kg

Tinggi Badan : 105cm (ideal) Lingkar Kepala : 53cm (ideal)

❖ Hasil

(9)

7

➢ Menurut penjelasan data di atas dapat dihitung Indeks Massa Tubuh (IMT) anak tersebut supaya menentukan anak ada penyimpangan atau tidak sesuai dengan usianya. IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter) (kg/𝑚2), yaitu dengan rumus :

= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐵𝐵)

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑇𝐵2)

Hasil daari data diatas dapat disimpulkan bahwa berat badan dan tinggi badan anak mencukupi atau bisa dikatakan ideal.

➢ Hasil dari ukuran lingkar kepala anak 53cm yaitu angka yang berada digaris hijau,ini menandakan bahwa lingkar kepala sang anak normal atau bisa dikatakan ideal.

(10)

8 b.Deteksi dini Penyimpangan Perkembangan

1.KPSP

Perkembangan anak di usia lima tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis perkembangan karena pada masa ini terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, ketrampilan berbahasa, berbicara, bertingkah laku sosial dan sebagainya.1-5 Untuk mengurangi masalah perkembangan, perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin yaitu dengan melakukan deteksi dini.Salah satu cara deteksi dini perkembangan yang sistematik, komprehensif, efektif, dan efisien adalah metoda skrining yang dapat dilakukan secara informal maupun formal.Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan pada anak apakah normal atau terdapat penyimpangan

.

❖ Penjelasan Data

Berikut hasil data KPSP pada anak usia 5 tahun atau 60 bulan

KPSP ANAK USIA 60 BULAN No Anak dipangku Ibunya/duduk sendiri di tepi meja

periksa Beri kubus di depannya.

ya tidak 1 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di

atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?

Gerak Halus ✓

2 Beri pensil dan kertas. Buatlah lingkaran di atas kertas tersebut.Minta anak menirunya. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

Gerak Halus ✓

3 Dapatkah anak mengenakan sepatunya Sosialisasi dan Kemandirian

✓ 4 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh

sedikitnya 3 meter?

Gerak Kasar ✓

5 Apakah anak dapat mencuci tangannya sendiri dengan baik setelah makan?

Sosialisasi dan Kemandirian

✓ 6 Apakah anak dapat mengikuti peraturan permainan bila

bermain dengan teman-temannya? (misal: ular tangga, petak umpet, dll)

Sosialisasi dan Kemandirian

7 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?

Gerak Kasar ✓

8 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai.

Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

Gerak Kasar ✓

(11)

9 9 Dapatkah anak mengenakan celana

panjang,kemeja,baju,atau kaos kaki tanpa dibantu?

(Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

Sosialisasi dan kemandirian

Implementasi hasil KPSP

Jumlah jawaban 'Ya' pada data di atas = 9 , berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

Intervensi:

1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:

a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

d. lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 buIan.

2.Tes Daya Dengar

Tujuan tes daya dengar adalah menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

(12)

10

No Usia 60-72 bulan ya tidak

1 Perhatikan benda – benda yang ada di sekeliling anak seperti sendok,cangkir,bola, bunga dan sebagainya . suruhanak menyebutkan nama benda – benda tersebut dengan benar ?

2 Suruh anak duduk,anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. Suruh anak mengulangi angka – angka yang telah anda ucapkan : “ empat “, “ satu “ ,” delapan “ atau menirukan dengan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan buku atau kertas, ucapkan empat angka yang berlainan.

Apakah anak dapat mengulangi atau menirukan ucapan anda dengan menggunakan jari tanganya ? ( anak dapat mengulanginya dengan suara keras )

Interpretasi hasil

Anak memiliki pendengaran yang baik,anak juga mampu berkonsentrasi dengan baik untuk mendengar dan mengulang kata yang diucapkan.

3.Tes Daya Lihat

Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.

(13)

11 Lnterpretasi hasil:

Anak tersebut dapat melihat dengan jelas huruf-huruf yang ditunjuk pada tabel daya lihat, anak juga dapat menyebutkan huruf dengan benar dengan jarak sekitar 1 meter. Jadi hasil tersebut menunjukan anak tersebut tidak mengalami gangguan penglihatan.

C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL

Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak.

❖ KMEE

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)

2 Apakah anak anda tampak menghindar dari temanteman atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa sangat dinikmati)

3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan di sekitarnya? (seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya?

4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?

5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?

6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?

7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?

(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau)

(14)

12

8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)

9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?

✓ 10 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau

berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?

✓ 11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku

atau kemampuan yang sudah dimilikinya? (seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidka mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)

12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?

Interpretasi hasil :

Menurut data wawancara dengan orangtua anak di atas anak tersebut tidak mengalami masalah mental emosional karena anak tersebut di rumah berprilaku dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan.

➢ CHAT

Tujuannya untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18-36 bulan.

A Alo anamnesis YA TIDAK

1 Apakah anak anda senang (menikmati) bila diayunayun, diguncang- guncang di atas lutut anda, dll?

✓ 2 Apakah anak anda tertarik ikut bermain dengan anak lain? ✓ 3 Apakah anak anda suka memanjat benda-benda, contohnya tangga?

4 Apakah anak anda senang bila diajak bermain cilukba atau petak umpet?

✓ 5 Apakah anak anda pernah bermain pura-pura, misalnya berbicara

menggunakan telepon atau merawat boneka-bonekanya atau bermain pura-pura lainnya?

6 Apakah anak anda pernah menggunakan jari telunjuknya untuk menunjuk, untuk meminta sesuatu?

✓ 7 Apakah anak anda pernah menggunakan jari telunjuknya untuk

menunjuk, untuk menyatakan bahwa dia tertarik pada sesuatu?

B Pengamatan Ya Tidak

1 Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan pemeriksa?

✓ 2 Usahakan menarik perhatian anak,kemudian pemeriksa menunjuk

sesuatu diruangan pemeriksaan sambil mengatakan “lihat itu ada bola (atau mainan lain)”!

(15)

13

Perhatikan mata anak ,apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk ,bukan melihat tangan pemeriksa

3 Usahakan menarik perhatian anak,berikan mainan gelas/cangkir dan teko.katakan pada anak “buatkan secangkir susu untuk mama”!

✓ 4 Tanyakan pada anak “tunjukan mana gelas!”(nama benda bisa diganti

dengan nama benda sekitar yang dikenali anak).Apakah anak menunjukan benda tersebut dengan jatinya”?atau sambiil menatap wajah anada ketika menunjuk ke suatu benda?

5 Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi suatu menara

➢ GPPH

Tujuan dilakukan tes GPPH ini adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.

No. Kegiatan Yang Diamati 0 1 2 3

1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan ✓

2. Mudah menjadi gembira, Impulsive. ✓

3. Mengganggu anak-anak lain. ✓

4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian pendek.

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus-menerus.

6. Kurang perhatian, mudah teralihkan. ✓

7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi.

8. Sering dan mudah menangis. ✓

9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis. ✓ 10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak

terduga.

Jumlah 5 4 1

Nilai Total : 10

Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

(16)

14

Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.

Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.

Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.1

Total pemeriksaan tersebut yaitu 10 atau tidak lebih dari 13 maka anak tersebut tidak mengalami adanya gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

D. INTERVENSI DAN RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN

Usia Lingkup Perkembangan Hasil Pemeriksaan KPSP Tindakan Intervensi Perkembangan 60

bulan

- - -

E. ANALISIS

Dari analisis data wawancara dan observasi anak, anak tersebut tidak memiliki penyimpangan didalam masa pertumbuhannya,seperti tinggi badan yang ideal,berat badan yang ideal,lingkar kepala yang ideal,pendengaran yang bagus,dan penglihatan yang bagus juga.Dalam kondisi seperti ini orang tua atau pengasuh harus mempertahankan pertumbuhanya jangan sampai anak mengalami penurunan pertumbuhan. Peran orang tua atau pengasuh sangat dibutuhkan dan juga faktor yang membantu jalannya pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Menurut hasil dari analisis diatas bisa dikatakan bahwa orang tua atau pengasuh berhasil membuat pertumbuhan anak berada di titik ini dengan sehat dan baik.langkah selanjutnya para orang tua atau pengasuh bisa lebih baik lagi dalam menemani masa pertumbuhan anak sesuai dengan prosedur yang telah diberikan.

1 Kementerian Agama, Petunjuk Teknis Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Raudlatul Athfal, Kemenag RI, 2019.

(17)

15 BAB 3

PENUTUP Kesimpulan

Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak, bahkan gangguan menetap.Perlunya juga peran orang tua dalam membimbing tumbuh kembang anak. Sebagai upaya untuk mencegah adanya keterlambatan pada perkembangan dan masalah pertumbuhan maka perlu adanya deteksi dini. Deteksi dini pertumbuhan berdasarkan buku panduan SDIDTK menggunakan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Sedangkan deteksi dini perkembangan dapat dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Pemeriksaan deteksi dini juga harus rutin di lakukan untuk itu juga penting bagi orang tua dalam memperhatikan Kesehatan anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Chamidah, Atien. (2016). Pentingnya stimulasi dini bagi tumbuh kembang otak anak.

Yogyakarta : Ilmu Pendidikan Universitan Negeri Yogyakarta.

Ferdinand. (2014). Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak. Yogyakarta : Kata Hati

(18)

16 LAMPIRAN

Mengukur lingkar kepala mengukur tinggi badan foto bersama anak

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas dan Risiko Pasar terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2013-2017 Doctoral