• Tidak ada hasil yang ditemukan

hasil penelitian - SIMAKIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hasil penelitian - SIMAKIP"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Intensitas pencahayaan alami yang baik akan mempengaruhi kenyamanan proses belajar mengajar di kelas terutama pada awal pembangunan gedung sekolah, aspek kesesuaian cahaya alami yang masuk ke dalam kelas dan arah sinar matahari di dalam kelas. tidak diperhitungkan, sehingga pada beberapa ruang kelas kondisi pencahayaannya termasuk dalam kategori kurang sesuai. Puji dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Intensitas dan Optimasi Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas SMP Muhammadiyah Jakarta Selatan”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan skema Al Islam Kemuhammadiyahan yang seluruh kegiatan operasionalnya dilakukan oleh lembaga penelitian Universitas Muhammadiyah Prof.

Selama meneliti dan menulis laporan ini, penulis menemukan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 8 Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari observasi dan pengukuran yang kemudian dibandingkan dengan ketentuan standar nasional yang mengatur penerangan gedung (SNI).Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII, VIII, XI yang berada pada kelas VII, VIII, XI. lantai 1. .

Rendahnya nilai pengukuran iluminasi ini disebabkan oleh letak kelas yang tidak memperhatikan sumber penerangan alami (matahari) sehingga pada saat pagi-siang kelas tidak mendapat penerangan alami yang maksimal dan jendela-jendela yang terlalu terang. disiapkan adalah. tepat di seberang ruang kelas yang juga terhalang oleh gedung sekolah di sisi lain. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi sekolah untuk menata kembali posisi ruang kelas untuk mendapatkan cahaya alami yang maksimal serta memperhatikan desain dan jumlah jendela kelas untuk membantu masuknya cahaya alami dari luar kelas. .

PENDAHULUAN

Desain pencahayaan yang dirancang secara ergonomis untuk anak sekolah akan memberikan efek kondisi belajar yang nyaman dan tidak menyebabkan kelelahan mata. Dampak ketidaksesuaian antara kondisi pencahayaan kelas dengan sistem visual terhadap siswa menjadi salah satu kendala dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah untuk mengetahui intensitas dan optimalisasi perancangan pencahayaan ruang kelas di SMP Muhammadiyah Jakarta Selatan.

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang valid terkait intensitas cahaya ruang kelas SMP Muhammadiyah Jakarta Jakarta Selatan.

KAJIAN PUSTAKA/ KAJIAN TEORI

Penerangan yang diperoleh dari sinar matahari dinilai kurang efisien dibandingkan penerangan buatan, hal ini dikarenakan sinar matahari dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Untuk memenuhi intensitas cahaya yang diinginkan, sumber cahaya alami dan buatan dapat digunakan secara bersamaan sehingga lebih efisien. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya lain selain cahaya alami, misalnya lampu listrik, lampu minyak tanah, lampu gas, dan lain-lain.

Salah satu ruang yang paling vital dalam suatu sekolah dan menjadi sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah ruang kelas. Di kelas ini, siswa dan guru berinteraksi dalam proses belajar mengajar, dan siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kelas. Pencahayaan yang baik dapat membantu meningkatkan minat dan perhatian serta dapat membantu siswa melihat papan tulis dengan lebih mudah.

Meski saat ini terdapat berbagai macam jenis lampu, namun pencahayaan alami pada ruang kelas selalu dicari karena pencahayaan alami dapat memberikan. Hal ini menjadikan jenis pencahayaan yang menggunakan pencahayaan alami dan buatan banyak digunakan pada ruang kelas saat ini. Sebuah desain pencahayaan yang sukses bukanlah ketika setiap bagian dirancang dengan baik, namun ketika komposisi keseluruhan dari desain tersebut merupakan keseluruhan yang bermakna dan tidak mengganggu.

Cahaya alami mempengaruhi setidaknya dua jenis kenyamanan pada manusia, yaitu kenyamanan visual dan kenyamanan termal. Pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan, baik di dalam maupun di luar ruangan, akan memberikan kenyamanan visual bagi masyarakat. Sinar matahari yang selalu disertai energi panas harus dapat dimaksimalkan sesuai dengan kebutuhan ruang dan aktivitas di dalamnya.

Kurangnya cahaya alami akan menurunkan jumlah hormon tersebut yang pada akhirnya akan menyebabkan depresi dan stres. Mengetahui pentingnya peran cahaya alami bagi tubuh dan kesehatan, serta bagi kenyamanan dan faktor psikologis setiap orang, maka akses terhadap sinar matahari harus dipastikan. Berbagai aktivitas di dalam ruangan harus menjadi bagian dalam menentukan arah dan akses sinar matahari guna mencapai kesehatan dan kenyamanan manusia.

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Pencahayaan
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Pencahayaan

METODE PENELITIAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer, dimana data yang diperoleh berasal dari pengukuran langsung melalui observasi, dimana observasi digunakan untuk mencatat berbagai fenomena yang terjadi (situasi, keadaan). Hasil yang diperoleh berupa dimensi, perspektif spasial dan besaran luminansi diukur secara manual dengan Luxtmeter LX-103. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan melakukan benchmarking hasil pencahayaan kelas dengan standar SNI sebagai acuan nilai ambang batas pencahayaan.

Jumlah guru di sekolah ini meliputi 10 orang guru laki-laki dan 16 orang guru perempuan serta dibantu oleh para pedagog dalam kegiatan administrasi atau administrasi di sekolah tersebut dengan jumlah 4 orang pedagog laki-laki dan 1 orang pedagog perempuan. Pada tahun 2018, jumlah siswa laki-laki sebanyak 181 siswa, sedangkan siswa perempuan sebanyak 136 siswa, sehingga jumlah siswa seluruhnya adalah 317 siswa. Pengukuran pencahayaan ini menggunakan alat yang disebut Luxmeter dengan melihat intensitas cahaya (lux) pada beberapa titik lokasi pengukuran, yang hasilnya akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang batas, apakah titik tersebut masih memenuhi syarat baku mutu atau melebihi baku mutu. nilai yang telah ditetapkan.

Perhitungan pengukuran akan dilakukan sesuai dengan metode pengukuran umum yang disesuaikan dengan kategori lokasi titik pengukuran. Dekatkan alat ke titik pengukuran yang telah ditentukan, terlepas dari apakah Anda mengukur intensitas cahaya lokal atau umum. Bacalah hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat hingga diperoleh nilai numerik yang stabil.

Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan intensitas cahaya lokal dan umum. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dari 16 ruang kelas yang diukur pencahayaannya, 1 kelas sesuai NAV yaitu XI. kelas, sedangkan dua kelas lainnya tidak memenuhi syarat yaitu VII. dan VIII. Kamar kelas IX menghadap barat-timur dan mempunyai ciri pencahayaan alami yang baik pada pagi hari, karena cahaya alami masuk langsung melalui jendela lebar pada dinding depan dan belakang.

Namun pada siang hari saat matahari berada di tengah (di atas gedung) pencahayaan alami pada ruangan ini kurang baik. Oleh karena itu untuk mendapatkan penerangan yang baik didukung dengan penggunaan lampu sebagai sistem penerangan buatan terutama digunakan pada siang hari. Dinding eksterior dan interior difinishing dengan cat putih dengan 1-2 jendela di bagian atas dan kaca jendela berbahan kaca rayben dengan tingkat kegelapan 40%.

Ruang kelas VII mempunyai view timur-barat dan mempunyai ciri dengan pencahayaan alami yang kurang baik karena arah cahaya matahari berada di belakang gedung kelas sehingga jalan masuk kelas kurang maksimal, jendela yang disiapkan hanya di depan. ruang kelas yang juga terhalang oleh bangunan, sehingga pencahayaan alami ruangan ini kurang baik. Ruang kelas VIII mempunyai pemandangan utara-selatan dan mempunyai karakteristik pencahayaan alami yang baik karena arah penyinaran matahari tidak membelakangi bangunan dan tidak ada pemandangan bangunan kelas, jendela yang disiapkan menghadap ke arah utara-selatan. ruang kelas. , sehingga pencahayaan alami pada ruangan ini cukup baik. 4 Tanggal penyerahan 17 Januari 2019 5 Screenshot bukti yang diserahkan. 1998), Pengendalian Cahaya Alami Sebagai Upaya Penghematan Energi pada Gedung Perkantoran.

2011), Optimalisasi Desain Pencahayaan Ruang Kelas SMA Santa Maria Surabaya, DIMENSI Interior, Vol. 2001), Pemanasan, Pendinginan, Pencahayaan: Metode Desain Arsitektur Edisi Kedua.

Gambar : Penentuan titik pengambilan
Gambar : Penentuan titik pengambilan

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Gambar

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Pencahayaan
Tabel 1. Data pengukuran Pencahayaan Ruang Kelas
Gambar : Penentuan titik pengambilan

Referensi

Dokumen terkait

This Thesis is discussing the correlation between Ratio Analysis and Macroeconomic Indicators with Stock Price in 9 publicly Listed Transportation Industry From 2005

THE VOICES OF THE AFRO-AMERICAN IN LITERATURE: A STUDY ON SLAVERY Femmy Dahlan I Abstract: Literary work could portray both the life from the real world and also functions as a