“Perjalanan Seorang Mahasiswa Tambang: Angkatan 2010”
Pada tahun 2010, ketika saya melangkah memasuki gerbang universitas sebagai seorang mahasiswa tambang, saya tak pernah membayangkan betapa perjalanan ini akan membentuk karakter dan membuka jendela menuju dunia yang penuh dengan tantangan dan kesempatan. Kampus kami pada waktu itu masih jauh dari kata modern. Sarana dan prasarana pendidikan terbatas, berbeda sekali dengan kondisi perkuliahan saat ini yang dilengkapi dengan teknologi canggih dan fasilitas modern yang mendukung. Namun, semangat kami untuk menimba ilmu tidak pernah pudar.
Masa-masa perkuliahan kami diwarnai dengan kondisi kelembagaan mahasiswa yang penuh dengan konflik. Kami mengalami peralihan arah lembaga kemahasiswaan yang dianggap anarkis dan keras menjadi sistem baru. Perubahan ini tidaklah mudah. Salah satu perubahan besar yang kami hadapi adalah pemindahan kampus teknik tamalanrea ke kampus Gowa, dengan harapan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif secara kelembagaan dan akademik. Transisi ini membawa dampak besar bagi kami. Kami harus melewati pembinaan mental dan mengubah cara pandang yang sudah terbiasa dengan sistem lama.
Saya masih ingat dengan jelas betapa tegangnya suasana saat diskusi-diskusi panjang dilakukan untuk merumuskan langkah-langkah yang akan diambil dalam menghadapi perubahan ini. Ada yang merasa cemas dengan ketidakpastian masa depan, ada yang merasa tertantang untuk beradaptasi dengan perubahan, dan ada pula yang memilih untuk tetap bersikap skeptis. Namun, pada akhirnya, kami semua sepakat untuk berusaha menjaga semangat persatuan dan mencari solusi terbaik untuk kepentingan bersama.
Kami, para mahasiswa, merasa perlu untuk melanjutkan organisasi meskipun lembaga mahasiswa tidak berada di bawah naungan OKFT-UH. Dengan wadah PERMATA, kami berusaha menjalankan kelembagaan intra kampus. Dengan Amanah sebagai Ketua 1 PERMATA-UH, sebuah tanggung jawab besar yang membutuhkan ketekunan dan dedikasi yang tinggi. Namun, tantangan-tantangan tidak dapat dihindari.
Salah satu tantangan yang paling kami rasakan adalah kesulitan akses kepada Mahasiswa Baru (MABA) yang lokasi kuliahnya berbeda. Hal ini menjadi hambatan utama dalam menjalankan kegiatan organisasi. Terbatasnya ruang oleh kampus untuk melakukan kegiatan dengan MABA juga menjadi tantangan tersendiri. Ancaman sanksi dari pihak kampus membuat situasi semakin kompleks. Namun, kami tidak menyerah. Kami terus berjuang untuk menjalankan organisasi dan memberikan kontribusi yang positif kepada kampus dan mahasiswa.
Pengalaman ini membentuk karakter dan mental kami untuk mengarungi perjalanan di dunia kerja.
Berbagai masalah dan rintangan saat menjalani dunia kampus membentuk kemampuan solutif kami dalam memecahkan masalah. Pengalaman kerja saya sebelumnya di bidang konstruksi terowongan juga membantu dalam membentuk mental yang tangguh. Saya terbiasa bekerja dalam kondisi bahaya
dan membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat. Mental yang terbentuk selama kuliah sangat membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja.
Setelah menyelesaikan studi, saya memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai dosen di Universitas Andi Djemma. Dengan amanah sebagai ketua program studi. Pengalaman saya dalam menghadapi kondisi sarana dan prasarana terbatas serta pemahaman tentang kelembagaan mahasiswa dengan segala permasalahannya sangat membantu saya dalam menjalani profesi ini. Saya dapat mengaplikasikan berbagai keterampilan yang saya peroleh selama kuliah dan pengalaman kerja untuk mengatasi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan tinggi.
Saat ini, saya merasa bangga bisa memberikan kontribusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Meskipun perjalanan saya sebagai seorang mahasiswa tambang penuh dengan berbagai rintangan dan tantangan, namun hal itu membentuk saya menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi segala situasi dengan kepala dingin dan solusi yang tepat. Saya yakin bahwa perjalanan ini telah membawa saya pada tempat yang tepat, dan saya siap untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi pendidikan dan kemajuan bangsa.
Di samping itu, pengalaman saya sebagai Ketua 1 PERMATA-UH juga memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya. Memimpin sebuah organisasi mahasiswa bukanlah hal yang mudah. Saya belajar banyak tentang kepemimpinan, manajemen waktu, dan komunikasi efektif. Berinteraksi dengan berbagai pihak, mulai dari sesama mahasiswa hingga pihak administrasi kampus, mengajarkan saya pentingnya kolaborasi dan kompromi dalam mencapai tujuan bersama.
Selain itu, pengalaman saya dalam berurusan dengan permasalahan kelembagaan mahasiswa juga membuka mata saya akan kompleksitas dunia kemahasiswaan. Saya menyadari betapa pentingnya peran mahasiswa dalam pengembangan kampus dan meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai seorang dosen sekarang, saya berusaha untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam mengajar dan membimbing para mahasiswa saya.
Saya percaya bahwa segala pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan selama masa-masa kuliah telah membentuk saya menjadi individu yang lebih baik. Kini, saya berharap dapat memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar saya, baik dalam kapasitas saya sebagai dosen maupun sebagai anggota masyarakat. Perjalanan ini telah mengajarkan saya tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kerja keras dalam meraih mimpi dan mencapai tujuan hidup.
Di balik semua kesulitan dan rintangan yang pernah saya hadapi, saya bersyukur atas setiap pengalaman yang telah saya dapatkan. Situasi ini adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup saya yang telah membentuk saya menjadi pribadi saya hari ini. Saya yakin bahwa setiap tantangan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dan dengan keyakinan itu pula, saya melangkah maju dalam meraih mimpi dan menjalani hidup ini dengan penuh semangat dan keberanian.