• Tidak ada hasil yang ditemukan

hipertensi - Repository Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hipertensi - Repository Stikes Jenderal A. Yani Cimahi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MURATTAL AL-QURAN TERHADAP KECEMASAN, PROTEINURIA DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO PREEKLMPSIA (Studi Kasus di

Puskesmas di Kabupaten Majalengka)

Mamlukah, Ade Saprudin

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan Garawangi, email : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Komplikasi hipertensi pada kehamilan berkisar antara 12-22%. Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas neonatal serta menjadi penyebab ke-3 kematian ibu setelah tromboembolisme dan hemoragik dan bertanggung jawab terhadap 17,6% kematian maternal. Gangguan hipertensi dalam kehamilan menjadi penyulit sekitar 8% dari seluruh kehamilan. Salah satu jenis hipertensi pada kehamilan adalah preeklampsia. Tahun 2016 preeklampsia di Kabupaten Majalengka mencapai 50% sebagai penyebab angka kematian ibu. Metode : Penelitian dilakukan di Puskesmas di kabupaten Majalengka yang terpilih sebagai sampel dengan teknik cluster sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok (10 orang sebagai kelompok intervensi dan 10 orang lainnya sebagai kontrol). Desain penelitian menggunakan true experiment (pretest-posttest group control design), dan dikombinasikan dengan kualitatif, menggunakan mixed methods.

Instrumen penelitian berupa kuesioner, pemeriksaan kadar proteinura dan tekanan darah. Analisis data menggunakan One Way Anova (kecemasan), uji Kruskal-Wallis (sistolik, diastolik) dan Fisher exact (proteinuria). Hasil. Terapi murattal al-Qur’an selama 12 kali (2 kali perminggu selama 6 minggu) dengan durasi 1 jam setiap sesi berpengaruh secara signifikan terhadap: tingkat kecemasan (p=0,032), tekanan darah sistolik (p= 0,007), tekanan darah diastolik (p=0,002), dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap proteinuria (p=0,539).

Kata Kunci: Terapi murattal al-Quran, Risiko preeklampsi, tingkat kecemasan, proteinuria, tekanan darah

ABSTRACT

Background: The incidence of hypertension complications in pregnancy among 12-22% with varying consequences. Pregnancy hypertension is cause of neonatal morbidity and mortality, the third cause of maternal death after thromboembolism and hemorrhagic and responsible for 17.6% maternal mortality. Hypertension disorders in pregnancy complicate about 8% all pregnancies. One type of pregnancy hypertension is preeclampsia. Majalengka is district with high preeclampsia rate in 2016 reaching 50% as cause of maternal mortality rate (MMR). Method : The study was conducted at primary health care (Puskesmas) in Majalengka which was selected with cluster sampling technique as sample study. The samples were divided into 2 groups (10 people as the intervention group and the rest as controls). The study used the true experiment (pretest-posttest control group design), and combined with qualitative methods, using mixed methods. The instruments used questionnaire and proteinuria and blood pressure measurement. Analysis used One Way Anova (anxiety), Kruskal-Wallis test (systolic, diastolic) and Fisher exact (proteinuria). Result. Al-Quran murattal therapy twelve times (twice each week for 6 weeks) with duration of 1 hour each session significantly affected to anxiety level (p=0,032), systolic blood pressure (p= 0,007), diastolic blood pressure (p=0,002), and did not (p=0,539).

Keyword: al-Quran murottal therapy, preeclampsia risk, anxiety level, proteinuria, blood pressure

PENDAHULUAN

Angka Kejadian komplikasi hipertensi pada kehamilan berkisar antara 12-22% dengan akibat yang bervariasi, dari ringan sampai berat. Hipertensi pada kehamilan

merupakan penyebab morbiditas dan

mortalitas neonatal serta, bertanggung jawab terhadap 17,6% (Emery, 2005). Gangguan hipertensi dalam kehamilan menjadi penyulit sekitar 8% dari seluruh kehamilan

Salah satu jenis hipertensi pada

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

(2)

kehamilan adalah preeklampsia (Wagner, 2004).

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Redman and Sargent, 2005, Sibai et al., 2005).

Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karena preklampsia.WHO menyatakan angka kejadian preeklampsia

pada tahun 2013 berkisar antara 0.51%-38.4%.

Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6%-7%, sedangkan angka kejadian di Indonesia adalah sekitar

3.4-8.5%. Tingginya angka kejadian preeklampsia yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian ibu (AKI) (WHO, 2013)

Berdasarkan hasil Survai penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.Sedangkan penyebab kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 pendarahan sebanyak 30.3%, hipertensi 27.1%, infeksi 7.3%, lain-lain 40.8% (Kementrian Kesehatan Indonesia., 2016). Propinsi Jawa Barat merupakan penyumbang kematian maternal urutan yang ke 6, AKI pada tahun 2015

adalah 823/942.447 kelahiran hidup, penyebab kematian: perdarahan 31.7%, hipertensi dalam kehamilan 29.3%, Infeksi 5.6%, partus Lama 0.64%, abortus 0.12% dan karena penyebab lain- lain 32.5% (Dinas Kesehatan Jawa Barat., 2014, Dinas Kesehatan Jawa Barat., 2016) dan Kabupaten Majalengka merupakan kabupataen yang angka preeklamsianya cukup tinggi pada tahun 2016 mencapai 50% sebagai penyumbang AKI (Dinas Kesehatan Kab. Majalengka., 2017) dari tahun sebelumya yang hanya 45 %, kemudian perdarahan 30%, infeksi 5% dan sisanya 20 % karena penyebab tidak langsung.

Penyebab preeklampsia belum sepenuhnya diketahui. Beberapa faktor yang dianggap berperan pada kejadian preeklampsia adalah gen, plasenta, respon imun, dan penyakit

vaskular pada ibu. Penyakit mikrovaskular pada ibu berkaitan dengan risiko preeklampsia seperti diabetes melitus, hipertensi kronis, gangguan vaskular dan jaringan sendi.

Masing-masing faktor memberikan risiko yang berbeda-beda.(Duley et al., 2006) Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden preeklampsia antara lain molahidatidosa, nulipara, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, janin lebih dari satu, multipara, hipertensi kronis, diabetes mellitus atau penyakit ginjal. (Cunningham et al., 2005)

Beberapa penelitian menyatakan bahwa preeklampsia terjadi karena pengaruh kecemasan pada masa kehamilan(Hu et al., 2015, Sharda Ghoghre., 2016.). Kehamilan adalah periode krisis yang melibatkan juga faktor psikologis, perubahan hormon menyebabkan emosi ibu menjadi labil. Selain faktor fisik, faktor psikososial pun dapat menambah kecemasan pada ibu hamil.(Gross and Helen, 2007) Kecemasan dianggap sebagai faktor risiko untuk preeklamsia.(Kordi et al., 2017) Stres yang tinggi dalam kehamilan dapat meningkatkan

hormon stres, juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan penurunan berat badan lahir.(Harville et al., 2007, Satyapriya et al., 2009)

Teknik relaksasi pada ibu hamil yang melibatkan unsur spiritualitas ibu masih jarang dilakukan, padahal faktor spiritual adalah faktor penting yang juga mempengaruhi proses penyembuhan dan intervensi psikologis. (Burke et al., 2004, Hawari, 2005). Salah satu Teknik relaksasi yang melibatkan unsur spiritual adalah dengan Terapi Murattal Alquran, yaitu mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dengan irama sedang, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat (tartil). Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara coping religius dengan kecemasan yang turut menunjukkan pentingnya unsur spiritual dan religius dalam penanganan kecemasan.(Blume, 2006,

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 395

(3)

Tarakeshwar et al., 2005, Tepper et al., 2001) Murattal Al-Quran juga merupakan Dzikir yang utama, Dzikir akan membuat seseorang

merasa tenang sehingga kemudian menekan kerja sistem syaraf simpatetis dan

mengaktifkan kerja sistem syaraf parasimpatetis.(Sholeh, 2006)

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengguanakan rancangan true experiment (pretest-posttest control design.

(Dahlan, 2011) Alasan pemeilihan desain penelitian ini adalah untuk mengurangi ancaman validitas internal dan eksternal (Dahlan, 2011).

Pada penelitian ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan terapi Murattal al-Quran dan kelompok kontrol.

Penelitian ini juga dikombinasikan dengan metode kualitatif, menggunakan mixed methods untuk mengeksplorasi pengalaman subyektif terhadap intervensi

yang diterapkan.(Creswell, 2013) Penggunaan kombinasi dengan penelitian kualitatif ini yaitu concurrent embedded

design.(Creswell, 2013) mempunyai kedudukan seimbang dengan penelitian kuantitatif, metode ini digunakan secara bersama-sama, dalam waktu yang sama, tetapi independen untuk menjawab masalah penelitian.(Sugiyono., 2016) Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan risiko preeklampsia di Puskesmas Kabupaten Majalengka. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan risiko preeklampsia di Puskesmas Kabupaten Majalengka yang memenuhi kriteri inklusi.

Puskesmas yang dijadikan sebagai tempat penelitian ditentukan pengambilan sampelnya dengn teknik cluster sampling atau area sampling,.Sebagai kriteria inklusi adalah :Muslim, trimester 2, primipara, kehamilan ganda, usia < 20 atau > 35 tahun, riwayat pre-eklampsia/eklampsia pada kehamilan

Terapi Murattal Al-Quran diharapkan meningkatkan ketenangan dan ketentraman hati, kesabaran, pengendalian diri, ungkapan rasa syukur,dan ikhlas, sehingga memperbaiki emosi pada ibu yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap perubahan kehamilan.

sebelumnya, riwayat dalam keluarga pernah menderita, hipertensi, pre-eklampsia, penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan, obesitas, bersedia menjadi responden dalam penelitian, sadar serta dapat diajak komunikasi secara aktif. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : ibu tidak sedang menderita penyakit berat dan didiagnosis menderita preklampsia/

eklampsia.

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner.

Kuesioner memuat daftar pertanyaan untuk mengukur tingkat kecemasan, serta pertanyaan untuk mengetahui bagaimana ibu mengeksplorasi intervensi terapi murattal al- Quran, pemeriksaan proteinuria dari urin ibu hamil dan pengukuran tekanan darah

Jalannya penelitian

Identifikasi populasi dan pemilihan sampel.

Penelitian dimulai dengan melakukan identifiksi populasi yang digunakan dalam studi: Melakukan perhitungan besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam studi untuk masing-masing

kelompok, menentukan sampel Puskesmas sebelum memilih responden puskesmas tempat penelitian dipilih menggunakan cluster sampling atau area sampling, melakukan randomisasi pada 6 Puskesmas untuk menentukan lokasi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga tiap kelompok terdiri

dari 3 Puskesmas. Randomisasi dilakukan dengan Teknik simple random sapling dengan menggunakan close

(4)

envelope, memilih responden dari populasi ibu hamil yang memiliki risiko preeklamsia yang memenuhi minimal 3 kriteria inklusi, melakukan informed consent pada sampel terpilih, responden yang telah menandatagani informed consent akan ditindaklanjuti sebagai anggota kelompok penelitian.

Intervensi penelitian

Kelompok perlakuan terapi Murattal al-Quran adalah mendapatkan perlakuan mendengarkan Murattal al-Quran surat Al-Fatiha, AR-Rahman, surat AL-Anbiya dan surat Yunus selama 1 jam, perlakuan itu diberikan mulai dari umur kehamilan 18 minggu sampai 24 minggu yaitu sebnyak 12 kali. dibimbing oleh

ustad/ustadzah, pengukuran tingkat kecemasan, kadar proteinuria dan tekanan darah pada kelompok perlakuan dilakukan pada minggu ke 18 sebelum

diberi perlakuan dan setelah mendapatkan 12 kali perlakuan pada minggu ke 24 umur kehamilan ibu, pada kelompok kontrol pengukuran tingkat kecemasan, kadar proteinuria dan tekanan darah di lakukan pada minggu

HASIL PENELITIAN

ke 18 dan ke 24 umur kehamilan ibu, pada kelompok kontrol hanya mendapatkan asuhan kebidaan standar pada ibu hamil, dari hasil pengukuran dilakukan analisa data

Analisa Data

Analisa Univariat: Analisa Univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel, dan .analisa Bivariat Pada analisa bivariat dilakukan uji bivariat untuk melihat perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan .Dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16 dengan uji T Dependen (Paired T Test), Mann Whitney dan Fisher Exact pada

variabel: Tingkat kecemasan, kadar proteinuria dan tekanan darah.

Analisis kualitatif juga digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap fenomena pada ibu hamil. Deskripsi strategi pada concurrent embedded design (Creswell JW) : Concurrent Embedded Desig Data kualitatif dianalisis dalam bentuk narasi, deskripsi, dokumen tertulis dan tidak tertulis, dengan langkah membuat transkrip hasil wawancara dan observasi sehingga memper mudah analisis data berikutnya.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik

Karakteristik Mean SD Minimum Maksimum

Umur Responden 30,10 7,636 18 43

Karakteristik Frekwensi Prosentase (%)

Tingkat Pendidikan

1. SD 10 50

2. SMP 4 20

3. SMA 4 20

4. Perguruan Tinggi 2 10

Status Bekerja

1. Tidak Bekerja 13 65

2. Bekerja 7 35

Tingkat Pendapatan

1. Kurang dari 1,5 Juta 11 55

2. Lebih Dari 1,5 juta 9 45

Status Paritas

1. Primipara 7 35

2. Multipara 13 65

Total 20 100

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 397

(5)

Tabel 1. menunjukkan rerata umur responden berusia 30,10 + 7,4 tahun dengan usia tererndah 18 tahun dan tertinggi 43 tahun.

Sepuluh orang responden (50%) berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan 2 orang (10%) pendidikan tinggi, 13 responden

(65%) sebagai ibu rumah tangga, tingkat pendapatan keluarga sebanyak 11 responden (55%) kurang dari 1,5 juta, dan status paritas terdapat 13 responden (65%) merupakan multipara.

Tabel 2. Sebaran data sebelum dan sesudah intervensi

Variabel Kelompok p-value (Uji

X1 (n = 10) C (n = 10) Beda)

Tekanan Pre Mean + SD 113 + 10,6 104 + 8,4 0,069*

darah Sistol Min-max 100 – 130 90 – 110

p-value (normalitas) 0,111 0,001

Post Mean + SD 110 + 8,2 121 + 15,2 0,095*

Min-max 100 – 120 100 – 140

p-value (normalitas) 0,035 0,193

Tekanan Pre Mean + SD 72 + 9,2 66 + 5,2 0,107*

Darah Min-max 60 – 80 60 – 70

Diastol p-value (normalitas) 0,004 0,0001

Post Mean + SD 69 + 7,4 81 + 9,9 0,010*

Min-max 60 – 80 60 – 90

p-value (normalitas) 0,036 0,033

Kecemasan Pre Mean + SD 30,8 + 9,96 34,1 + 7,39 0,411b

(HARS) Min-max 15 – 42 22 – 48

p-value (normalitas) 0,161 0,936

Post Mean + SD 20,4 + 6,99 34 + 7,73 0,001b

Min-max 8–31 23 – 48

p-value (normalitas) 0,790 0,677

Tabel 3. Sebaran data proteinuria sebelum dan sesudah intervensi

Kelompok

Total p-value Variabel X1 (n = 10) C (n = 10) (Uji

N % N % N % Beda)

Proteinuria Pre Intervensi

1. Positif 1 20 4 80 5 100 0,303a

2. Negatif 9 60 6 40 15 100

Proteinuria Post Intervensi

1. Positif 1 25 3 75 4 100 0,582a

2. Negatif 9 56,2 7 43,8 16 100

Keterangan: X1: Murottal; C: Kontrol; *Uji Mann-Whitney; aFischer Exact Test; bIndependent t-test

Dari tabel 2. didapatkan bahwa skor HARS berdistribusi normal, sehingga dilakukan uji statistik independent t-test. Hasil uji staitistik didapatkan bahwa skor HARS sebelum dilakukan intervensi tidak berbeda signifikan (p value: 0,411), sedangkan setelah intrvensi didapatkan adanya perbedaan yang signifikan p value: 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan setelah dilakukan intervensi dan perbedaan tersebut memang diakibatkan dari adanya perlakuan yang diberikan. Rerata Skor kecemasan pada

kelompok yoga sebesar 17,5 + 7,4 lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol yaitu sebesar 34 + 7,73. Berdasarkan hasil uji statistik, pada variabel diastolik sebelum intervensi tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nilai p: 0,107), sedangkan setelah intervensi terdapat perbedaan yang signifikan (p value: 0,010), hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tekanan darah diastolik yang terjadi setelah intervensi memang benar terjadi akibat dari perlakuan yang diberikan. Rerata tekaan darah diastolik pada kelompok yoga (69 + 7,4

(6)

mmHg) lebih rendah dibandingkan dengan rerata tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol (81 + 9,9 mmHg). Pada variabel proteinuria, dari hasil uji statistik dengan

fischer exact test didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan di tiap kelompok baik sebelum maupun setelah diberikan intervensi berupa terapi murattal al-Qur’an.

Tabel 4. sebaran data perubahan sebelum dan sesudah intervensi

Variabel Kelompok p-value

X1 (n = 10) C (n = 10) (Uji Beda)

Sistole Mean + SD -3,00 + 6,8 17 + 16,4

0,007*

p-value (normalitas) 0,015 0,487

Diastole Mean + SD -3,00 + 13,4 15 + 8,5

0,002b

p-value (normalitas) 0,466 0,258

Kecemasan Mean + SD -10,4 + 11,4 -0,1 + 8,2

0,032b

(HARS) p-value (normalitas) 0,523 0,163

Keterangan: X1: Terapi murattal al-Qur’an ; C: Kontrol; *Uji Mann-Whitney; bindependent t-test

Dari tabel 4. didapatkan bahwa rerata perubahan tekanan dara sistolik, diastolik dan

skor kecemasan didapatkan terdapat perbedaan di tiap kelompok dengan p value: sistolik (0,007), diastolik (0,002) dan skor kecemasan (0,032).

Perubahan tekanan darah diastolik pada kelompok Terapi murattal al-Qur’an sebesar - 7,00 + 6,74 mmHg yang menunjukkan penurunan rerata diatolik

sebesar 7 mmHg, sedangkan pda kelompok kontrol justru mengalami peningkatan tekanan darah diastolik sebesar 15 mmHg (SD: +8,5 mmHg). Pada skor kecemasan perubahan rerata pada kelompok murattal sebesar -10,4

9 yang menunjukkan terjadi penurunan skor kecemasan sebesar 10,4, sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar 0,1 (SD: + 8,2)

Tabel 5. Sebaran data perubahan sebelum dan sesudah intervensi Variabel Proteinuria setelah intervensi

Proteinuria Sebelum Positif Negatif Total p-value intervensi

Positif 0(0%) 5 (100 %) 5 (100 %)

0,539

Negatif 3 (20%) 12 (80%) 15 (100 %)

Pada variabel proteinuria terjadi perubahan dari positif menjadi negatif setelah diberikan intervensi sebanyak 5 orang responden (100%), sedangkan perubahan dari negatif menjadi positif sebanyak 3 orang (20%). Hasil

Hasil analisis kualitatif

Wawancara dilakukan terhadap 4 orang ibu hamil yang menerima terapi murattal. Pertanyaan yang diajukan adalah perasaan saat mendengarkan al-Quran,

uji statistik dengan wilcoxon rank test didapatkan nilai p sebesar 0,539 (p > α) yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan kadar proteinuria sebelum dan setelah diberikan intervensi.

gangguan saat mendengarkan al-Quran, kebiasaan membaca dan atau mendengarkan al-Quran di rumah dan efeknya terhadap perasaan cemas.

Tabel 6. Koding dan Kategorisasi Data Kualitatif

Pernyataan Responden Koding Kategori Kesimpulan

(R1,37); (R4,20) a. Tenang a. tenang Perasaan saat

(R2,24) b. Tidak berpikir apapun mendengarkan

(R3,28) c. Mengingat keluarga murattal Al-Quran

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 399

(7)

Pernyataan Responden Koding Kategori Kesimpulan (R1,40); (R2,29); (R4,27) a. Tidak ada gangguan a. Tidak ada Gangguan saat

(R3,33) b. Ngantuk gangguan mendengarkan Al-

b. Ngantuk Quran

(R1,46) a. Lebih suka membaca a. Membaca Kebiasaan membaca

(R3,37) b. Hanya kadang-kadang saja dan mendengarkan

membaca karena banyak Al-Quran

kesibukan

(R4,36) c. Lebih suka mendengarkan b. Mendengark

dibanding membaca an

d. Membaca hanya pada

(R2,34) waktu tertentu (setelah

maghrib), sisanya mendengarkan murattal

(R1,50); (R3,40) a. lebih tenang a. lebih tenang Efek murattal Al-

(R4,40) b. pasrah b. pasrah Quran terhadap

(R3,41) c. menata hati tingkat kecemasan

(R1,52); (R2,39) d. percaya takdir Allah

Empat participants mendengarkan dengan khusyuk. Ketika ditanya apa yang mereka pikirkan saat terapi murattal Al-Quran, maka jawabannya ada yang memikirkan anak di rumah dan ada yang tidak memikirkan apapun. Tidak ada gangguan saat terapi kecuali satu orang menyatakan sesekali mengantuk saat mendengarkan.

Saat ditanyakan tentang kebiasaan membaca dan mendengarkan al-Quran di rumah, semua partisipan menyatakan sering

melakukan di rumah. Akan tetapi preferensinya berbeda-beda. Ada yang lebih .

PEMBAHASAN 1. Kecemasan

Hipotesis penelitian pertama terapi murattal al- Qur’an (TMA) dapat menurunkan tingkat kecemasan dapat diterima dengan p value 0,032.

Terjadinya penurunan tingkat kecemasan pada kelompok terapi murratal Al-

Qur’an ini terjadi karena secara fisiologis.(Domin, 1999) menghambat peningkatan syaraf simpatetik, sehingga hormon penyebab disregulasi tubuh dapat

dikurangi jumlahnya. Sistem syaraf parasimpatetik, yang memiliki fungsi kerja yang berlawanan dengan syaraf simpatetik, akan memperlambat atau memperlemah kerja alat-alat internal tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan

suka membaca dibanding mendengarkan, ada yang lebih suka mendengarkan karena dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas lain serta ada juga yang jarang melakukannya.

Semua partisipan menyatakan bahwa setelah terapi mereka menjadi lebih tenang. Mereka pasrah pada ketentuan Allah dan menerima setiap takdir yang diberikan. Dua responden juga menyatakan bahwa mereka senang pada saat terapi karena dapat bertemu dengan ibu hamil yang lain dan dapat beraktivitas di luar rumah.

darah, ketegangan otot, tingkat metabolisme, dan produksi hormon penyebab stres. Seiring dengan penurunan tingkat hormon penyebab stres, maka seluruh badan mulai berfungsi pada tingkat lebih sehat dengan lebih banyak energi untuk penyembuhan (healing), penguatan

(restoration), dan peremajaan

(rejuvenation).(Domin, 1999) Dengan demikian, ibu hamil akan merasa rileks seiring dengan menurunnya gejala kecemasan. Terapi murattal al-Qur’an yang dapat merangsang produksi hormon endorphin secara bersama- sama dapat memberikan efek mengurangi tingkat kecemasan lebih bnyak dibandingkan pada perlakuan yoga antenatal

(8)

dan terapi murattal al-Qur’an(Khalajzadeh et al., 2012, Adams, 2003, Domin, 1999).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian lain yang hasilnya bahwa mendengarkan ayat suci al-Qur’an/terapi murattal al-Qur’an memiliki pengaruh

mendatangkan ketenangan dan dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh imunologik, karena mengandung aspek meditasi dan relaksasi sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan Al Qadhi, tentang pengaruh mendengarkan ayat suci al-Qur’an pada manusia terhadap perspektif

fisiologis dan psikologis, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat al- Qur’an dapat merasakan perubahan fisiologis dan psikologis yang sangat besar, menunjukan 97%, bahwa mendengarkan ayat suci al - Qur’an memiliki pengaruh mendatangkan ketenangan dan menurunkan ketegangan urat syaraf reflektif.

(Remolda, 2009) Murattal al-Qur’an juga merupakan Dzikir yang utama, Dzikir akan membuat seseorang merasa tenang sehingga kemudian menekan kerja sistem syaraf simpatetis dan mengaktifkan kerja sistem syaraf parasimpatetis, (Sholeh, 2006) beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara coping religius dengan kecemasan yang turut menunjukkan pentingnya unsur spiritual

dan religius dalam penanganan kecemasan.(Blume, 2006, Tarakeshwar et al., 2005, Tepper et al., 2001) Teknik relaksasi pada ibu hamil yang melibatkan unsur spiritualitas ibu masih jarang di lakukan, padahal faktor spiritual adalah faktor penting

yang juga mempengaruhi proses penyembuhan dan intervensi psikologis. (Burke et al., 2004, Hawari, 2005) Pada kelompok kontrol ,penurunan tingkat

2. Tekanan darah

Hipotesis penelitian terapi murattal al-Qur’an (TMA) dapat mencegah kenaikan tekanan darah dapat diterima. Hasil analisis

kecemasan sangat kecil hal ini sesuai dengan Hasil studi telah membuktikan kecemasan pada kehamilan bisa ditekan. begitupula Beberapa penelitian tentang dzikir sudah dilakukan, dengan hasil pelatihan relaksasi dengan dzikir dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil pertama. (A, 2011) Dzikir dan doa mengurangi kecemasan dengan cara membantu individu membentuk persepsi yang lain selain ketakutan yaitu keyakinan bahwa stresor apapun akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah.

Saat seorang muslim membiasakan dzikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan Allah, berada dalam penjagaan dan lindungan-Nya, yang kemudian akan membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tenteram, dan bahagia.(Najati, 2005)

Hal tersebut tercermin dari hasil wawancara.

Semua informan menyatakan bahwa berbagai jenis intervensi memberikan manfaat bagi mereka. Kelompok yang mendapatkan intervensi murattal al-Qur’an merasa jauh lebih tenang setelah mendapatkan intervensi.

Satu informan menyatakan kegembiraannya mengikuti intervensi ini karena merasa bosan berada di rumah dan senang dapat bertemu dengan ibu hamil lainnya. Hal ini dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil karena mendapat dukungan sosial dari sesama ibu hamil.

Da (Kalau) di rumah mah sering baca Quran...iya baca...di dieu mah resep

(Disini senang) bisa kaluar rumah...ketemu sama ibu-ibu nu sanes (yang lain)...dipasihan ilmu (diberi ilmu) ku (oleh) bu ustadzah...meni resep teh....(pokoknya seneng lah..)(R1)”

ada variabel tekanan darah yang terdiri dari dengan p value: sistolik (0,007), diastolik (0,002).

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 401

(9)

Penurunan tekanan darah terjadi setelah responden diberi perlakuan terapi murattal al- Qur’an, selain menurunkan juga membuat tekanan darah responden stabil dan dalam kondisi normal selama melakukan intervensi yaitu kurang dari 140/90 MmHg. Pnelitian sebelumnya juga telah menugukur pengaruh terapi murattal al-Qur,an terhadap tekanan darah dengan mendengarkan ayat suci al-Qur’an menunjukan 97% memiliki pengaruh mendatangkan ketenangan dan

menurunkan ketegangan urat syaraf reflektif.(Remolda, 2009) Murattal al-Qur’an dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh imunologik karena mengandung aspek meditasi dan relaksasi yang dapat digunakan untuk pereda stres.(Sholeh, 2006) Lantunan al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian, rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang

otak.(Heru, 2008) Sebuah penelitian membuktikan bahwa ketenangan dapat

3. Proteinuria

Hipotesis penelitian terapi murattal al-Qur’an (TMA) dapat mencegah terjadinya proteinuria tidak dapat diterima. Hasil uji statistik dengan wilcoxon rank test didapatkan nilai p sebesar 0,539 (p > α) yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan kadar proteinuria sebelum dan setelah diberikan intervensi. Hasil pemeriksan proteinuria semua responden yang proteinurianya positip masuk dalam katagorik +1 yaitu kekeruhan ringan tanpa butiran ,belum sampai ada responden yang masuk katagori protein +2 ataupun +3 dan +4 baik pada responden kelompok intervensi maupun kelompok

meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan harapan usia. Sedangkan stress menyebabkan rentan terhadap infeksi, dapat mempercepat perkembangan sel kanker, dan meningkatkan metastasis.(Sholeh, 2006) mengingat Allah dengan mendengarkan bacaan al-Qur’an/murattal al-Qur’an dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh

imunologik karena mengandung aspek meditasi dan relaksasi yang dapat digunakan untuk pereda stress. Dimana secara

konseptual, pengaruh membaca atau mendengarkan al-Qur’an berkaitan dengan ketahanan tubuh imunologik yang diperantarai oleh neurotransmiter, neurohormonal dan hormon, antara lain adalah Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA).(Sholeh, 2006)

Hal tersebut tercermin dari hasil wawancara informan menyatakan bahwa Kelompok yang mendapatkan murattal Al-Qur’an juga menyatakan bahwa terapi murattal al-Quran memberikan ketenangan batin.

“...kalau murattal...kalau lagi kita males kan sekarang bisa make HP

ya...ustadzahnya bagus lebih tenang...maksudnya kalau anak kita

lahir ada pegangan lah...”(R1)

kontrol, +1 atau lebih tes dipstick sama dengan proteinuria 0,3 gram/24 jam atau lebih, jika kondisi ini diikuti dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang terjadi setelah minggu ke 20 gestasi, maka responden sudah bisa didiagnosa preeklampsi, (Wagner, 2004) tetapi dari semua responden tidak ada yang tekanan darahnya ≥ 140/90 mmHg. Meskipun telah banyak penelitian mengenai kondisi ini, prediksi tentang wanita mana yang memiliki pada peningkatan risiko mengalami preeklampsia tetap sulit. Mengidentifikasi wanita yang "berisiko" merupakan tujuan penting; karena pelayanan kebidanan modern

(10)

menekankan pada perawatan primer untuk wanita hamil, penanda yang mampu mengidentifikasi wanita berisiko tinggi akan

KESIMPULAN

Ibu hamil dengan risiko preeklampsi diberikan Terapi murattal al-Qur’an selama 12 kali 2 kali dalam 1 minggu selama 6 minggu dengan durasi 1 jam setiap sesi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kecemasan dengan p value 0,032, tekanan darah sistolik p value 0,007, tekanan

memungkinkan pengawasan lebih dekat dalam perawatan sekunder. (Carty et al., 2008)

darah diastolik dengan p value 0,002, Ibu hamil dengan risiko preeklampsi diberikan Terapi murattal al-Qur’an selama 12 kali 2 kali dalam 1 minggu selama 6 minggu dengan durasi 1 jam setiap sesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian proteinuria dengan p value 0,539.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen Dikti Kemenristekdikti yang membiayai penelitian ini melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun Anggaran 2018..

DAFTAR PUSTAKA

A, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama.Psikologi Islam.

Adams, J. 2003. Exploring yoga to relieve menopausal symptoms. Holistic Nursing Practice, 17, 166-167.

Blume, T. W. 2006. Becoming a family counselor: A bridge to family therapy theory and practice, John Wiley & Sons.

Burke, M. T., CHAUVIN, J. C. & MIRANTI, J.

G. 2004. Religious and Spiritual Issues in Counseling: Applications Across Diverse Populations, New York, Taylor & Francis.

Carty, D. M., Delles, C. & Dominiczak, A. F.

2008. Novel biomarkers for predicting preeclampsia. Trends in cardiovascular medicine, 18, 186-194.

Creswell, J. W. 2013. Research design:

Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches, Sage publications.

Cunningham, F. G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap, L. C., Hauth, J.C. & Wenstrom, K. D.

2005. Obstetri williams, Jakarta, EGC.

Dahlan, M. S. 2011. Metodologi Penelitian.

Medikal Salemba. Jakarta.

Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2014. Profil kesehatan provinsi jawa barat 2013, Jawa Barat, Dinas Kesehatan Jawa Barat.

Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2016. Profil kesehatan provinsi jawa barat 2015, Jawa Barat, Dinas Kesehatan Jawa Barat.

Dinas Kesehatan Kab. Majalengka. 2017.

Profil kesehatan Kab. Majalengka Tahun 2016, Majalengka, Dinas Kesehatan Kab.

Majalengka.

Domin, D. S. 1999. A review of laboratory instruction styles. Journal of chemical education, 76, 543.

Duley, L., Meher, S. & Abalos, E. 2006.

Management of pre-eclampsia. BMJ: British Medical Journal, 332, 463.

Emery, S. P. 2005. Hypertensive disorders of pregnancy: overdiagnosis is appropriate.

Cleveland Clinic journal of medicine, 72, 345-352.

Gross, H. & Helen, P. 2007. Researching Pregnancy: Psychological Perspective, New York: , Routledge.

Harville, E. W., Savitz, D. A., Dole, N., Herring, A. H., Thorp, J. M. & Light, K. C.

2007. Patterns of salivary cortisol secretion in pregnancy and implications for assessment protocols. Biological

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 403

(11)

Psychology, 74, 85-91.

Hawari, D. 2005. Dimensi religi dalam praktek psikiatri dan psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Heru2008. Ruqyah syar’i berdasarkan kearifan lokal, Jakarta: , PT Dian Rakyat.

Hu, R., Li, Y., Zhang, Z. & Yan, W. 2015.

Antenatal depressive symptoms and the risk of preeclampsia or operative deliveries: a meta- analysis. PloS one, 10, e0119018.

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2016.

Profil kesehatan Indonesia tahun 2015.

Khalajzadeh, M., Shojaei, M. & Mirfaizi, M.

2012. The effect of yoga on anxiety among pregnant women in second and third trimester of pregnancy. Eur J Sport Sci, 1, 85-9.

Kordi, M., Vahed, A., Rezaee Talab, F., Mazloum, S. R. & Lotfalizadeh, M. 2017.

Anxiety during pregnancy and preeclampsia: a case-control study. Journal of Midwifery and Reproductive Health, 5, 814-820.

Najati, M. U. 2005. Al-Qur’an dan Psikologi.

Jakarta: Aras Pustaka.

Redman, C. W. & SARGENT, I. L. 2005.

Latest advances in understanding preeclampsia.

Science, 308, 1592-1594.

Remolda, P. 2009. Pengaruh Al-quran pada Manusia dalam Perspektif Fisiologi dan Psikologi.

Satyapriya, M., Nagendra, H. R., Nagarathna, R.

& Padmalatha, V. 2009. Effect of integrated yoga on stress and heart rate

variability in pregnant women.

International Journal of Gynecology &

Obstetrics, 104, 218-222.

Sharda Ghoghre. 2016. Anxiety and the Risk of Hypertensive Disorder during Pregnancy.

Sholeh, M. 2006. Terapi Shalat Tahajud:

Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Jakarta: , Hikmah, PT. Mizan Publika.

Sibai, B., DEKKER, G. & KUPFERMINC, 2005. Pre-eclampsia. The Lancet, 365, 785-799.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

Tarakeshwar, N., Hansen, N., Kochman, A. &

Sikkema, K. J. 2005. Gender, ethnicity and spiritual coping among bereaved HIV- positive individuals. Mental Health, Religion

& Culture, 8, 109-125.

Tepper, L., Rogers, S. A., Coleman, E. M. &

Malony, H. N. 2001. The prevalence of religious coping among persons with persistent mental illness. Psychiatric Services, 52, 660-665.

Vollebregt, K. C., Van der Wal, M. F., Wolf, H., Vrijkotte, T. G., Boer, K. & Bonsel, G. J.

2008. Is psychosocial stress in first ongoing pregnancies associated with pre‐ eclampsia and gestational hypertension? BJOG: An International Journal of Obstetrics &

Gynaecology, 115, 607-615.

Wagner, L. K. 2004. Diagnosis and management of preeclampsia. Am Fam Physician, 70, 2317-24.

WHO 2013. Modul Eklampsia dan Preeklampsia Materi Pendidikan

Kebidanan., Jakarta, EGC.

(12)

Referensi

Dokumen terkait