• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOMILI INJIL: Lukas 6:46-49

N/A
N/A
Wilson simangunsong

Academic year: 2024

Membagikan " HOMILI INJIL: Lukas 6:46-49"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

HOMILI

INJIL: Lukas 6:46-49

Dalam perumpamaan ini Yesus menggambarkan sikap dua orang yang sedang membangun rumahnya. Yesus menggambarkan bahwa kedua orang yang sedang membangun ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah mereka sama-sama mau membangun rumah dan perbedaannya adalah cara atau prinsip yang membuat mereka menjadi berbeda.

Teman-teman yang kekasih,

Mendirikan sebuah bangunan bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan.

Di dalamnya dibutuhkan perhitungan yang sangat cermat agar bangunan yang dibangun memiliki kemampuan untuk dapat bertahan dari perubahan cuaca.

Mendirikan rumah menyatakan tentang iman seseorang. Iman itu harus didirikan atas batu, yakni Kristus . Dalam hal ini dasar dari bangunan itu adalah Kristus.

Namun kalau orang hanya mengetahui saja dan tidak mempraktekkan apa yang ia telah dengar dan ketahui, maka pada hakekatnya ia tidak mendirikan imannya di atas batu karang, melainkan di atas pasir.

Dari disini kita melihat bahwa kekuatan kita terletak pada fondasi dimana kita dibangun. Orang yang kuat adalah orang yang tetap berdiri dengan kokoh

walaupun ada masalah. Persoalan hidup akan semakin bertambah, bagaimana kita menghadapinya? Apakah kita bertahan atau rubuh/ lari dari persoalan yang sedang kita hadapi?

lagi pula, orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir adalah orang yang tidak mempunyai prinsip hidup yang benar. Mereka sebenarnya bukanlah orang-orang yang kuat tetapi seorang yang lemah. Kelemahannya dapat kita lihat dari cara pandangnya yang sempit. Sebab mereka tidak memiliki rencana jangka panjang yang baik. Setiap keputusan dalam kehidupannya adalah pandangan-pandangan jangka pendek dan sekedarnya. Sepertinya hidup yang ia jalani ia biarkan mengalir begitu saja.

(2)

Dalam setiap perjalanan kehidupan umat manusia juga harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, sebab menjalani kehidupan ini bukanlah hal yang mudah karena setiap umat manusia yang hidup di dunia ini tidak akan lepas dari berbagai

tantangan dan liku-liku hidup.

Ketika seseorang membangun sebuah bangunan, unsur penting yang perlu dipikirkan adalah fondasi. Fondasi adalah dasar dari sebuah bangunan.

Membangun di atas dasar yang kuat akan menentukan seberapa kokoh bangunan yang dapat dibangun di atasnya. Setiap pekerjaan pembangunan sebuah bangunan pasti akan membangun fondasi terlebih dahulu. Fondasi yang dibangun dengan bahan yang kuat dan digali dengan kedalaman yang memenuhi syarat, tidak hanya akan menentukan apakah sebuah bangunan bisa tegak berdiri atau mudah roboh, tetapi juga seberapa tingginya bangunan tersebut dapat didirikan.

Kokohnya sebuah bangunan sangat bergantung pada kualitas fondasinya. Jika kita menanam fondasi semakin dalam, maka bangunan di atasnya akan kokoh. Apalagi, jika kita menggunakan batu bermutu baik, itu akan

menambah kukuh gedung di atasnya.

Pada akhir dari pengajaran-Nya, Yesus memberikan sebuah penekanan yang sangat serius. Dia menekankan dua hal yang penting, yaitu mendengar dan

melakukan. Siapa pun yang mau mendengar sekaligus melakukan pengajaran-Nya, maka orang itu adalah seorang bijaksana (24). Yesus mengibaratkannya seperti tukang bangunan. Dia mendirikan rumah dengan kualitas fondasi dan batu yang baik. Jadi, ketika hujan, banjir, dan badai menerpa, rumah itu akan tetap berdiri kokoh (25). Akan tetapi, ada orang yang sebaliknya. Mereka hanya mau

mendengar, tetapi tidak melakukan. Yesus mengatakan orang jenis ini seperti seorang tukang yang bodoh. Dia sedang membangun rumah di atas pasir. Jadi saat hujan, banjir, dan angin keras menimpanya, maka rumah itu roboh (26-27).

kita memang harus (wajib) membaca dan mendengarkan firman Tuhan. Itu adalah cara kita mengenal Allah sekaligus mengetahui kehendak-Nya bagi kita. Namun, jangan berhenti sampai di situ. Kita harus membuat Firman jadi nyata terlihat, didengar, dan dirasakan setiap orang. Oleh karena itu, kita harus menghidupi firman itu dalam setiap bidang hidup keseharian. Hanya dengan cara ini, maka kita memuliakan Allah bukan lagi hanya dengan kata, tetapi juga dengan aksi nyata.

(3)

ebagai pengikut Yesus mendengar dan melakukan adalah dua tindakan yang tidak boleh dipisahkan. Penting mendengar Yesus melalui firman-Nya, karena itu merupakan cara untuk mengenal Tuhan Allah dan kehendak-Nya bagi kita. Akan tetapi, tidak berhenti di situ saja, orang percaya juga harus melakukan firman-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya. (DJS)

Referensi

Dokumen terkait