Aspek penting yang harus dikembangkan dalam pendidikan yaitu keterampilan berpikir, termasuk berpikir tingkat tinggi (Hugerat & Kortam, 2014); karakter dan moral (Kobylski et al., 2018; Isdaryanti et al., 2018), termasuk kecerdasan naturalistik (Suhirman et al., 2020). Di era revolusi industri 4.0 saat ini, keterampilan berpikir merupakan keterampilan yang wajib diterapkan dalam setiap pembelajaran IPA (Sulaiman et al., 2017), yang dilakukan oleh setiap peserta didik (Hugerat & Kortam, 2014), untuk memprediksi kemajuan dan keberhasilan pembelajaran. pendidikan mereka (Tanujaya et al., 2017). Meskipun keterampilan berpikir dianggap sangat kompleks (Ramos et al., 2013), namun siswa membutuhkannya ketika memasuki dunia praktik (Suwono et al., 2017), karena berpikir kritis diyakini sebagai keterampilan dasar (Putra et al. ., 2018), yang termasuk dalam pendidikan untuk menghadapi tantangan XXI dan era globalisasi (Bustami et al., 2018; Anazifa & Djukri, 2017; Khasanah et al., 2017).
Ada empat keterampilan yang dibutuhkan generasi abad XXI yang dikenal dengan 4C, yaitu kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi (Astuti et al., 2019; Bedir, 2019). Keterampilan berpikir merupakan keterampilan penting yang dimiliki setiap siswa untuk memecahkan masalah (Suhirman et al., 2021; Puspitawati et al., 2018), yaitu permasalahan nyata dalam kehidupan (Mutakinati et al., 2018). Salah satu tujuan terpenting pendidikan sains adalah pengembangan kecerdasan naturalistik (Hartika et al., 2019; Drago & Mih, 2015).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang dirancang dalam suatu prosedur pembelajaran yang diawali dengan suatu masalah (Sadia, 2014), mengutamakan kesesuaian pembelajaran dengan hal-hal yang terdapat dalam kehidupan siswa sehari-hari (Nuswowati et al., 2017). Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri atau kolaboratif dalam kelompok untuk menemukan solusi nyata terhadap suatu masalah (Prasetyanti dkk., 2016). Cakrawala Sains | 61 Pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menemukan dan memecahkan masalah serta merumuskan keputusan (Haji A.G et al., 2015).
Model yang mengutamakan kesesuaian pembelajaran dengan hal-hal yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (Nuswowati et al., 2017). Hal ini sejalan dengan penerapan Kurikulum 2013 yang menganjurkan agar pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik melalui metode PBM yang dinilai dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompetensi, pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi (Delaney et. al., 2017). Selain itu, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, menyediakan lingkungan yang mendukung kerja sama tim, meningkatkan komunikasi interpersonal dan keterampilan pemecahan masalah, serta mendorong kesadaran diri (Moody et al., 2018; Aldarmahi, 2016).
Kegiatan pencarian informasi dan solusi pemecahan masalah berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa (Wahyuni et al., 2017). Isi masalah yang disajikan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap tingginya nilai kemampuan berpikir siswa pada kelompok pembelajaran berbasis masalah (Suhirman & Yusuf, 2019). Dalam pembelajaran berbasis masalah, kualitas masalah memegang peranan penting dalam merangsang belajar siswa (Boelens et al., 2015).
Ketika siswa mengamati, memanipulasi materi, dan melakukan penyelidikan bersama, keterampilan berpikir mereka seperti berpikir kritis dan bernalar berkembang (Susantini et al., 2012). Siswa akan terampil berpikir kritis ketika dihadapkan pada tugas-tugas mental yang tidak selalu memerlukan pengetahuan tentang isi materi, melainkan pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari (Suhirman et al., 2021; Tiruneh et al., 2016). Kecerdasan sains merupakan salah satu dari sekian banyak kecerdasan yang patut dikembangkan dan ditingkatkan pada setiap siswa karena kompetensi tersebut dianggap lemah di Indonesia (Adisendjaja et al., 2019).
Begitu pula dengan kecerdasan sains yang mempengaruhi karakter dan kemampuan berpikir siswa (Suhirman & Yusuf, 2019a).
اﻟْ
ى ﺎدُ
وَاﻟْﺒَ
ى اﻟ
ﺬِ اﻟﱠيْ
ﻠﱠهُ
ﺗٰﯩﻚَ
اﻟﻠﱣ
اﻟﺪﱠا
اﻟ
ﺎدَ
نﱠ ا
ﺐﱡ ا
Allah memerintahkan untuk selalu berbuat baik kepada makhluk-Nya sebagaimana Dia berbuat baik kepada manusia, karena Allah tidak menyukai orang yang berbuat jahat (Abdullah, 2019). Manusia diperintahkan untuk saling menjaga dan mencintai dengan segenap potensi kebaikannya terhadap makhluk Tuhan. Oleh karena itu manusia diminta untuk selalu berperilaku baik terhadap seluruh makhluk Tuhan seperti sesama manusia, hewan dan alam serta dilarang untuk merusaknya.
Salah satu keutamaan tersebut adalah menyediakan air bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena air merupakan penyalur kehidupan bagi makhluk hidup, pencemaran air mengakibatkan kerugian bagi kehidupan. Air sedekah tidak hanya memberikan air minum kepada sesama manusia saja, namun juga sesama makhluk Allah seperti tumbuhan dan hewan yang membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Amanat Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia harus menjaga kelestarian daya dukung lingkungan hidup, tidak hanya di lingkungan planet Bumi, namun juga di luar angkasa.
ﺮَاﺷً
ﺎ وﱠا
وﱠاَﻧْ
اﻟﺴﱠ
اﻟﺜﱠ
ﻗًﺎ ﻟﱠ
ﻟِ ﻮْاﻠﱣﮫِ
ﺪَادًا
Apabila salah satu komponen lingkungan hidup terganggu atau rusak, terutama akibat ulah manusia, maka akan mengganggu keseimbangan alam dan ekosistem, sehingga berpotensi mengancam dan merugikan kehidupan manusia, baik saat ini maupun generasi yang akan datang. mereka datang Yūsuf al-Karḍāwī memahami fasad sebagai krisis lingkungan fisik yang mengakibatkan berbagai bencana, seperti penyebaran penyakit, krisis pangan, krisis sumber daya alam, perubahan musim, pencemaran lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan udara yang membahayakan semua jenis tanah. . (Qarḍāwī, 2000).
اِﻧﱠﻤَﺎ
ﺎرِبُ ﺤَ
ﺎدً
ﻳﱡﻘَﺘﱠ
ﻠﱠﺒُ
ﻄﱠﻊَ
ﺬَابٌ
اِ ۞نﱠ
ﻳَﺄﻣُ
ﺑِﺎﻟ ﺮُ
ﻻِْ وَاﺣْ
نِ ﺎوَاِ
اﳌُْ
ﻌَﻠﱠﻜُ
ﻛﱠﺮُ
The impact of problem-based learning compared to conventional education on students in terms of clinical reasoning and problem solving. Project-based learning and problem-based learning: are they effective for improving students' thinking skills. What are the most important tasks of tutors when implementing exercises in hybrid problem-based curricula?.
Transition from traditional to problem-based learning in management training: The case of a skills development program for front-line managers. The use of problem-based learning to increase students' learning independence and to investigate students' conceptual understanding of rotation dynamics of students at SMA Negeri 4 Banda Aceh. Facilitating higher order thinking with the flipped classroom model: a student teacher's experience in a secondary school in Hong Kong.
Analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMA melalui pembelajaran STEM berbasis proyek. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan visi green chemistry untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan bertindak kreatif siswa. Penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kognitif siswa kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.
Two problem-solving cycles to achieve learning outcomes of thinking skills and mastery of plant anatomy concepts. The effectiveness of supervised research and research on students' critical thinking skills on circulatory materials. The influence of learning methods and naturalistic intelligence on critical thinking skills in science learning.
Problem-based learning emphasizing character and naturalistic intelligence: exploring student critical thinking and curiosity. The effect of problem-based learning with character emphasis on the thinking skills and characters of higher order students. Improving students' biological literacy and critical thinking about biology through sociobiological, case-based learning.
The relationship between higher order thinking skills and academic performance of students in mathematics education. Research Trends in Problem-Based Learning (PBL) Research in E-Learning and Online Educational Environments: A Review of Publications in SSCI-Indexed Journals from 2004 to 2012 Chia-Wen Tsai and Yi-Chun Chiang.
