e-ISSN: 2477-6300, DOI: 10.31602/jbkr.v9i1.11583
Hubungan Antara Situasi Akademik Dengan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Rahmad Yazidsyah, Ade Chita Putri Harahap
Universitas Islam Negeri Sumater Utara, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Submitted: 15-06-2023 Accepted: 26-06-2023 Published: 30-06-2023
ABSTRACT
This study aims to find out the relationship between the academic situation and the self-regulated learning of Islamic Education Counseling Guidance students. Self-regulated learning includes a person's expertise in effectively managing one's own learning experiences in various ways to achieve the best learning outcomes. In this study the research method used is descriptive quantitative research method.
The subjects in this study were active students in semester 5 of 2020 who were enrolled in the Islamic Education Counseling Guidance Study Program, State Islamic University of North Sumatra. Sample data collection was carried out randomly (random sampling) with a total sample of 132 people. Research data was collected using a questionnaire or questionnaire from two variables, namely the academic situation variable and the self-regulated learning variable using a Likert scale. The collected data were analyzed using a Simple Linear Regression test. From the results of the research that has been done, it is found that the R value of 0.517 indicates the magnitude of the correlation coefficient, so that it can be concluded that there is a positive and significant relationship between the academic situation and self- regulated learning. For subsequent research, it is hoped that it can develop related to how to increase students' understanding of self-regulated learning.
Keywords: student, self regulated learning, academic situation
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara situasi akademik dengan self-regulated learning mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam. Self-regulated learning termasuk keahlian seseorang secara efektif untuk mengelola pengalaman belajar diri sendiri dengan berbagai cara untuk meraih hasil belajar yang terbaik. Dalam penelitian ini metode penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif semester 5 stambuk 2020 yang terdaftar di Program Studi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Pengambilan data sampel dilakukan secara acak (random sampling) dengan total sampel 132 orang. Data penelitian dikumpulkan menggunakan angket atau kuesioner dari dua variabel yaitu variabel situasi akademik dan variabel self-regulated learning menggunakan skala likert. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunkan uji Regresi Linear Sederhana.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di dapatkan bahwa nilai R sebesar 0,517 menunjukkan besarnya koefisien korelasi, sehingga bisa simpulkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara situasi akademik dengan self-regulated learning. Untuk penelitian berikutnya diharapkan agar dapat mengembangkan terkait bagaimana meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai self-regulated learning.
Kata Kunci: mahasiswa, self-regulated learning, situasi akademik
PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan masa yang berada di tengah-tengah transisi menuju kedewasaan, pada masa ini mahasiswa bertanggung jawab atas perkembangan dan kehidupan mereka saat bertransisi menjadi dewasa. Menurut pendapat Hurlock, 1980 bahwa usia mahasiswa berkisar antara 18 hingga 24 tahun, tergantung pada tahap awal masa dewasa mereka. Tahap pencapaian, yang menyertakan penerapan kecerdasan seseorang pada kondisi yang memiliki implikasi signifikan untuk memenuhi tujuan jangka panjang seperti kemajuan karir seseorang serta perluasan ilmu pengetahuan yang ditempati oleh individu pada masa dewasa awal (Hurlock, 1980; Srantih, 2016).
Masalah situasi akademik yang sering dihadapi mahasiswa pada saat ini ialah banyak nya mahasiswa yang kurang berminat dan tidak bertanggung jawab sebagai individu dalam belajar, faktor yang menyebabkan kurangnya tanggung jawab terhadap pengontrolan diri karena menunda-nunda untuk memulai maupun menyelesaikan tanggung jawabnya dalam belajar, baik pada saat dosen memberikan materi kuliah maupun saat diberikan tugas, inilah yang menjadi faktor kemunduran mahasiswa saat ini. Ada banyak macam cara untuk mengembangkan situasi akademik yang baik pada mahasiswa, salah satu caranya membangun struktur yang dapat berfungsi sebagai media yang dapat berfungsi sebagai tempat berkomunikasi mahasiswa secara informal serta tetap mematuhi peraturan akademik baik sesama mahasiswa maupun dengan dosen (Achmad Minhaji, 2013; Zaifullah, 2019).
Oleh karena itu upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk dapat menumbugkan situasi akademik yang baik di lingkungan mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademik ialah dengan menerapkan self regulated learning ke dalam proses pembelajaran konvensional.
Kecendrungan mahasiswa dibatasi karena lingkungan di kelas, akibatnya membatasi kemampuan mereka untuk berpikir kritis tentang hal-hal baru dan kontekstual oleh batasan formal maupun nilai pada saat berada di kelas (Zaifullah, 2019). Mahasiswa yang berkepribadian dan berintelegensi baik, serta kampus dan kondisi lingkungan rumah yang mendukung sangat memerlukan kemampuan self regulated untuk mencapai prestasi yang baik dan optimal (Susanto, 2006; Mulyani, 2013).
Self-regulated learning termasuk keahlian seseorang secara efektif untuk mengelola pengalaman belajar diri sendiri dengan bermacam cara untuk mencapai hasil belajar yang terbaik (Harahap et al., 2018). Self-regulated learning juga di pahami sebagai proses pembelajaran dan motivasi yang bergantung pada persepsi mahasiswa akan tanggung jawab pribadi mereka sendiri untuk belajar, yang mungkin melibatkan atau tidak melibatkan seorang pengajar (Zimmerman, 2013). Self-regulated learning mengkonseptualisasikan dan menginterpretasikan di dalam berbagai teori dan model (Panadero, 2017). Sesuai dengan model Pintrich self regulated learning merujuk pada pembelajaran yang memakai strategi kognitif, metakognitif dan strategi manajemen sumber daya (Pintrich & De Groot, 1990; Wei, dkk., 2023). Secara metakognisi self-regulated learning yaitu merencanakan, mengorganisasikan, membimbing, dan mengevaluasi diri dari beberapa tingkatan yang berbeda dari apa yang telah dipelajari. Secara motivasi mahasiswa percaya bahawa diri mereka berpengalaman dan mandiri.
Secara perilaku mahasiswa akan memilih, menyusun, dan menciptakan keadaan lingkungan untuk belajar secara baik (Sidomulyo et al., 2022). Selain itu kemampuan untuk memperhatikan pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan akademik ialah arti dari self-regulated learning (Utamai, dkk., 2020). Dengan adanya self-regulated learning, keberhasilan seseorang tidak hanya dilihat dari faktor lingkungan, tetapi juga dilihat dari kesanggupan seseorang merancang strategi untuk meningkatkan potensi belajar mereka. Dengan self-regulated learning, kinerja seseorang tidak hanya ditentukan oleh pengaruh lingkungannya tetapi juga bisa dilihat dari kapasitasnya untuk mengembangkan teknik belajar dan meningkatkan potensi belajar yang maksimal.
Bokaerts menyatakan sebagian besar peneliti setuju bahwa faktor paling mendasar dari self-regulated learning yaitu keinginan seseorang untuk mencapai tujuan dan kesadaran akan
penghargaan terhadap diri sendiri, kemauan untuk berusaha, komitmen, manajemen waktu, kesadaran metakognitif, dan pemanfaatan strategi yang efektif (Bokaerts, 1996; Mulyani, 2013).
Faktor lain yang berdampak terhadap self-regulated learning yaitu motivasi. Motivasi merupakan memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan tugas self-regulated learning, yang mana mahasiswa termotivasi untuk meraih tujuan dalam melibatkan kegiatan self-regulated learning dimana mahasiswa percaya itu dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran mereka. Dengan begitu, self-regulated learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan paralisme kompetensi serta self -regulated learning dapat membantu mencapai tujuan yang bermutu dalam suatu pembelajaran (Schunk &
Zimmerman, 2011; Lestari, dkk., 2022).
Dari hasil penelitian yang sudah di lakukan oleh peniliti kepada mahasiswa tentang self- regulated learning pada situasi akademik yang sedang dialami mahasiswa tersebut, terlihat ada beberapa mahasiswa yang menunjukkan tingkatan self-regulated learning masih relatif rendah.
Masalah ini disebabkan karena adanya pengaruh dari situasi akademik yang menghambat perkembangan self-regulated learning. Tujuan dari observasi dan wawancara ini ialah untuk menemukan solusi permasalahan penelitian yang telah di jelaskan pada pendahuluan di atas, yang mana ada tiga tujuan yang akan menjawab permasalahan penelitian ini antara lain : (1) menguji, menganalisis, dan mendeskripsikan situasi akademik mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (2) menguji, menganalisis, dan mendeskripsikan self-regulated learning mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (3) Menguji, menganalisis, dan mendeskripsikan hubungan antara situasi akademik dengan self-regulated learning di jurusan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam.
METODE
Metode penelitian yang digunkan ialah metode kuantitatif deskriptif metode ini menjelaskan tentang fenomena yang diamati (Sulistyawati, dkk., 2022). Pengambilan data sampel dilakukan secara acak (random sampling) dengan total sampel 132 orang mahasiswa aktif semester 5 stambuk 2020 program studi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Data penelitian dikumpulkan menggunakan angket atau kuesioner dari dua variabel yaitu situasi akademik self-regulated learning dengan menggunakan skala likert. Hipotesis penelitian yaitu jika Ha diterima maka terdapat hubungan antara variabel x dan variabel y namun jika Ho ditolak maka tidak terdapat hubungan antara variabel x dan variabel y. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji Regresi Linear Sederhana menggunakan program SPSS versi 20.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Guna memastikan kelayakan pengujian menggunakan metode statistik parametris, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis, peneliti melakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis data pada penelitian ini ialah uji normalitas dan uji linearitas. Metode Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk uji normalitas, yang mana bila nilai Sig. > 0,05, maka data berdistribusi normal dan bila nilai sig. < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang jelaskan pada Tabel 1, menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,936 >
0,05. Jadi dapat diambil kesimpulan nilai residual terdistribusi normal.
Tabel 1. Uji Normalitas
Variabel Sig Keterangan
X-Y 0,936 Normal
(Sumber: Data diolah, 2023)
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 20.0. Dasar untuk pengambilan keputusan uji linearitas ini adalah bila nilai sig. deviation from linearity > 0,05, maka ada hubungan linear antara variabel independen dan variabel dependen. Sebaliknya bila nilai sig. deviation from linearity < 0,05, maka tidak ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen. Dari hasil Tabel 2, menjelaskan tabel Anova F dengan nilai signifikansi 0,713, jadi dapat diartikan bahwa kedua variabel yaitu variabel X (situasi akademik) dan variabel Y (self-regulated learning) berhubungan secara linear.
Tabel 2. Uji Linearitas
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Linearity 755,641 22 34,347 0,806 0,713
(Sumber: Data diolah, 2023)
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Model R R Square Sig.
X-Y 0,517 0,628 0,000
(Sumber: Data diolah, 2023)
Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi linear sederhana dapat mengarahkan pada perbandingan hasil nilai yang signifikan dengan nilai probabilitas 0,05. Bila nilai nilai signifikansinya < 0,05 artinya variabel x berhubungan dengan variabel y, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 artinya variabel x tidak berhubungan dengan variabel y. Dari hasil tabel di atas menyebutkan nilai R sebesar 0,517 yang menjelaskan besarnya koefisien korelasi antara situasi akademik dengan self-regulated learning, dengan taraf signifikansi 0,000 <
0,05, sehingga bisa di simpulkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara situasi akademik dengan self-regulated learning.
Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian di jelaskan diatas menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara situasi akademik dengan self-regulated learning, sehingga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi akademik dengan self-regulated learning. Pengaruh self-regulated learning sangat berguna pada situasi akademik salah satunya saat belajar, sebab belajar yaitu proses yang terdiri dari tiga langkah yang mancakup masukan, proses, dan keluaran. Proses belajar sangat penting untuk diperhatikan untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik (Sari & Satwika, 2016). Menurut Zimmerman & Martines Pons pada saat proses belajar individu mampu mencapai suatu prestasi akademik yang baik jika individu tersebut sadar dan bertanggung jawab, serta menguasai teknik belajar yang efisien (Zimmerman
& Martinez-pons, 1990; Sari & Satwika, 2016). Terkait dengan hal ini situasi akademik akan berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa. Karena semakin baik situasi akademik akan berdampak postif terhadap mahasiswa sebaliknya jika situasi akademik buruk akan berdampak negatif terhadap diri mahasiswa tersebut.
Oleh sebab itu upaya untuk meingkatkan menaikkan kualitas situasi akademik yang baik, self-regulated learning sangat cocok untuk menangani hal tersebut. Ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap self-regulated learning belajar ialah perilaku, aspek diri dan lingkungan.
Sebagai hasil dari hubungan antara ketiga proses ini saling menjadi kausalitas proses lain, seperti (a) upaya individu untuk mengatur diri sendiri, (b) kinerja / sikap, dan (c) dampaknya dilihat pada perubahan lingkungan, Dalam proses ini setiap aspek menjadi penentu dan mempengaruhi yang lain. (Zimmerman, 1994; Yulanda, 2017). Self-regulated learning yang baik bisa di lihat dari bentuk proses-proses mahasiswa yang dapat mendorong dan menggerakan
perilaku, kognisi, dan afektif yang secara teratur diarahkan untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran (Zimmerman, 1990; Harahap & Harahap, 2020)
Hal ini sepadan dengan penelitian yang menjelaskan dalam penerapan teknik pembelajaran berbasis self regulated learning, mahasiswa dapat menggunakan kemampuan metakognisi untuk membantu mereka mengatur tahapan pembelajaran. Tahapan-tahapan itu antara lain: tahap yang pertama adalah forethought, planning and activation atau tahap perencanaan, di mana mahasiswa dapat menentukan tujuan yang ingin mereka capai. Tahap yang kedua adalah monitoring (controlling), pada tahap monitoring mahasiswa melakukan monitoring atau pengawasan untuk mengukur seberapa besar kemampuan yang telah mereka capai. Tahap yang ketiga adalah Reaction and reflection atau tahap evaluasi, di tahap ini mahasiswa melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan belajar sesuai yang telah mereka tetapkan, selanjutnya mahasiswa akan membuat refleksi terhadap proses dan hasil yang dicapai, dan menetapkan perencanaan serta tujuan yang baru untuk proses selanjutnya. Sesuai dengan yang di katakan oleh Pintrich bahwa self-regulated learning merupakan perilaku yang berawal perencanaan sampai dengan evaluasi yang dapat membantu mahasiswa dalam merencakan dan mengevaluasi pembelajarannya untuk dapat meingkatkan prestasi belajar (Pintrich, 2004;
Tarumasely, 2020).
Sejalan dengan penelitian Harahap & Harahap (2020) yang menunjukan self-regulated learning mahasiswa dapat di golongkan dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan tentang teknik yang digunakan mahasiswa untuk mengatur diri sendiri selama kegiatan pembelajaran pada saat wabah covid 19 berada pada kondisi baik. penelitian diatas sejalanan dengan penelitian yang dilakukan Pamungkas & Prakoso (2020) yang menunjukkan bagaimana hubungan self-regulated learning berdampak positif pada prestasi akademik mahasiswa ketika mereka mengikuti pembelajaran secara daring. Dari penelitian Handayani &
Sholikhah (2021) menyatakan jika semakin besar keahlian self-regulated learning mahasiswa, maka seorang mahsiswa akan dengan mudah untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
Teori-teori yang telah dijelaskan di atas menjelaskan betapa pentingnya self-regulated learning akan situasi akademik pada mahasiswa. Karena pemanfaat self-regulated learning yang diaplikasikan kepada diri mahasiswa tersebut akan menumbuhkan pembelajaran mandiri yang baik pada diri mereka serta dapat mengembangkan aspek diri, perilaku dan lingkungan dengan begitu mereka dapat mengontrol diri dalam situasi akademik pada proses perkuliahan berlangsung. Pada bagian pembahasan, penulis memaparkan bahasan mengenai hasil penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu penulis harus dapat menjabarkan mengenai kaitan antara temuan yang diperoleh saat ini dengan hasil riset atau teori yang telah ada sebelumnya. Penulis juga perlu memastikan pernyataan mengenai posisi penelitian yang telah dilakukan saat ini terhadap penelitian yang sebelumnya-apakah sifatnya mendukung, menolak, meragukan, atau mempertegas hasil penelitian sebelumnya.
PENUTUP
Berdasarkan uraian pembahasan dan penelitian yang telah dijelaskan menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara situasi akademik dengan self-regulated learning, sehingga bisa di simpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara situasi akademik dengan self-regulated learning, oleh karena itu dengan adanya self-regulated learning sebagai dorongan pada situasi akademik mahasiswa diperkuliahan akan sangat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran, di sisi lain juga dapat menjadi strategi belajar yang baik agar dapat meningkat proses pembelajaran yang efektif. Peniliti berharap kedepannya self-regulated learning dapat lebih jauh dikembangkan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa akan sangat terbantu jika dapat memahami self-regulated learning dengan baik. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat mengembangkan terkait bagaimana meningkat kan pemahaman mahasiswa terhadap self-regulated learning.
REFERENSI
Handayani, S., & Sholikhah, N. (2021). Pengaruh Antara Self Efficacy Dan Self Regulated Learning Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Selama Pembelajaran Daring. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1373–1382.
Harahap, A. C. P., & Harahap, S. R. (2020). Self Regulated Learning Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 10(1), 36–42.
Harahap, A. C. P., S, N., & Daharnis. (2018). Hubungan Antara Self Efficacydan Dukungan Sosial Orangtua Dengan Self Regulated Learning Serta Implikasinya Terhadap Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Ansiru PAI, 3(1), 46–62
Lestari, S. M. P., Supriyati, Farich, A., & Lestari, B. I. (2022). Hubungan motivasi belajar dengan self regulated learning (SRL) pada masa pandemi covid-19 pada mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2019. Guidance: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 19(1), 89–98.
Mulyani, M. D. (2013). Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal, 2(1), 43–48.
Pamungkas, H., & Prakoso, A. fiky. (2020). Self-Regulated Learning Bagi Mahasiswa : Pentingkah ? Self-Regulated Learning Bagi Mahasiswa : Pentingkah ? Jurnal Pendidikan Ekonomi, 13(1), 69–75.
Panadero, E. (2017). A review of self-regulated learning: Six models and four directions for research. Frontiers in Psychology, 8(1), 1–28.
Sari, E. R., & Satwika, Y. W. (2016). Hubungan Antara Self-Regulated Learning Dengan Prestasi Akademik Siswa Di SMK MUHAMMADIYAH 1 Taman Sidoarjo Yohana Wuri Satwika. Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 05(02), 1–6.
Sidomulyo, D. I., Tahai, T., & Raya, P. (2022). Self Regulated Learning Dalam Belajar Al- Qur’an Pada Remaja. Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam, 4(2), 117–130
Srantih, T. (2014). Pengaruh Perfeksionisme Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di Fakultas Psikologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 58–68.
Sulistyawati, W., Wahyudi, & Trinuryono, S. (2022). Analisis (Deskriptif Kuantitatif) Motivasi Belajar Siswa Dengan Model Blended Learning Di Masa Pandemi Covid19. Kadikma, 13, No. 1, 68–73.
Tarumasely, Y. (2020). Perbedaan Hasil Belajar Pemahaman Konsep Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Self Regulated Learning. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan, 8(1), 54–65.
Utami, S. R., Saputra, W. N. E., Suardiman, S. P., & Kumara, A. R. (2020). Peningkatan Self- Regulated Learning Siswa melalui Konseling Ringkas Berfokus Solusi. Counsellia:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 10(1), 1–13.
Wei, X., Saab, N., & Admiraal, W. (2023). Do learners share the same perceived learning outcomes in MOOCs? Identifying the role of motivation, perceived learning support, learning engagement, and self-regulated learning strategies. Internet and Higher Education, 56(1), 1–17.
Yulanda, N. (2017). Self regulated learning. Research and Development Journal Of Education, 3(2), 164–171.
Zaifullah, Z. (2019). Membangun Suasana Akademik Mahasiswa Stkip Dampal Selatan Melalui Diskusi Di Luar Kelas. Scolae: Journal of Pedagogy, 2(2), 307–312.
Zimmerman, B. J. (2013). From Cognitive Modeling to Self-Regulation: A Social Cognitive Career Path. Educational Psychologist, 48(3), 135–147.