Hal itulah yang mendapat perhatian penuh: penelitian mengenai hubungan antara gaya pengasuhan anak dan “ketakutan akan kesuksesan” pada wanita karir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan “ketakutan akan kesuksesan” yang muncul pada wanita pekerja.
Manfaat Teoritis
BAB II
Rasa Taltut Pada \Vanita
Ketakutan yang dialami perempuan sejak masa kanak-kanak berbeda dengan ketakutan yang diterima laki-laki karena ketakutan yang dialami perempuan dan laki-laki berbeda menurut peran gender tradisional (Hauck, 1985). Perempuan diajarkan untuk lebih takut terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan (menurut sifat perempuan menurut pandangan tradisional), seperti takut akan kesepian, sedangkan perempuan membutuhkan kasih sayang dan perlindungan.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Fear of Success Padn Wanita Kari er
Wanita yang takut akan kesuksesan cenderung memilih pekerjaan yang tidak terlalu menuntut atau menghindari persaingan karir yang “berat” (Dowling, 1992). Misalnya saja, meskipun rata-rata nilai akademisnya berada di atas, namun mereka yang memiliki rasa takut sukses yang tinggi cenderung memilih pekerjaan yang tidak terlalu menuntut dan berisiko tinggi, seperti pekerjaan rumah tangga, juru tulis, guru. Misalnya di kalangan wanita bangsawan Jawa, jika lupa atau tidak tahu cara memasak, macak, rnarwk (memasak, berpakaian, dan melahirkan anak) dianggap memalukan dan bertentangan dengan kodrat, sehingga masyarakat selalu menekankan proses introspeksi untuk menjaga hal tersebut. peran sosial. Hal ini akan menimbulkan ketakutan akan kesuksesan pada wanita karir.
Dimana perempuan disebut konco wingking (teman di belakang), bahkan ada pepatah sworgo nunut nerako lea.tut (ke surga atau neraka, istri hanya mengikuti suaminya) yang menyebabkan dia takut akan kesuksesan. .a lrnrir. Permasalahan dilema karir dan rumah tangga ini paling sering terjadi pada perempuan pekerja dan menimbulkan fenomena ketakutan akan kesuksesan.
Pola Asuh Orang tua
- Faktor-Faktor yang Mempengarubi Pola Asuh
Sedangkan Wels (dalam Haditono, 1979) membedakan sikap orang tua berdasarkan “penguatan” yang diberikan kepada anak masing-masing. Hadit mengatakan, pola pengasuhan orang tua sangat ditentukan oleh penalaran pribadi dan pembelajaran orang tua dalam masa perkembangannya. Mussen mengatakan, pola asuh seperti ini merupakan duplikasi pengalaman orang tua di masa kecilnya.
Orang tua yang menerapkan pola asuh yang kasar dan menindas juga ternyata memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Selain itu, Kartini Kartono (1987) juga mengatakan bahwa sifat pemalu pada anak berasal dari pola asuh orang tua yang sering memaksakan kehendak atau menindas anaknya.
Hipotesis Mayor
Hipotesis Minor
Ada hubungan antara pola asuh orang tua yang toleran dengan ketakutan wanita karir untuk sukses di PT Ganda Saribu Utama Medan.
BAB III
- Indentifikasi Variabel Penelitian
- Defenisi Operasional Variabel Penelitian
- Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Angket Pola Asuh
- Uji Validitas Dan Realibilitas Alat Ukur 1. Validitas
- Reliabilitas
- METODE ANALISIS DA TA
Pola asuh orang tua merupakan cara-cara yang biasa digunakan orang tua dalam mengasuh, membesarkan anaknya pada jenjang tertentu, yang terdiri dari pola asuh demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh otoriter yang akan diungkapkan melalui kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita profesional yang mempunyai jabatan (memiliki pekerjaan) di PT Ganda Saribu Utama Medan. Kuesioner gaya pengasuhan disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh I-turrock (1978) yang membagi menjadi 3 (tiga) jenis pola pengasuhan, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif.
Kuesioner pola asuh jenis ini disusun dalam bentuk Skala Borgardus, dimana setiap nomor itemnya berisi satu pernyataan dengan tiga alternatif pilihan jawaban (option) yang masing-masing menggambarkan tiga pola asuh, yaitu Pola Asuhan Demokratis, Otoriter, dan Permisif. Teknik korelasi mana yang digunakan untuk menghitung koefisien tergantung pada sifat nilai mata pelajaran dari total nilai tes.
BAB IV
Ol'ientasi Kan~ah Penelitian
Saat pertama kali beroperasi, kapasitas produksi terpasang sekitar 100.000 doz/set per tahun dengan jumlah karyawan hanya 180 orang dalam 2 shift. Saat ini, kapasitas terpasang telah meningkat menjadi 250.000 doz/set per tahun dengan lebih dari 750 karyawan, dan perangkat kerasnya juga meningkat. Salah satu hal yang penting bagi setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan adalah struktur organisasi yang sehat, sehingga setiap pegawai mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dalam perusahaan.
Penyusunan struktur organisasi ini harus didasarkan pada sifat dan kebutuhan perusahaan. Ganda Saribu Utama dikelola oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan Dewan Direksi.
Persiapan Penelitian
- Persiapan Administrasi
- Persiapan Alat Ukur
Ganda Saribu Utama kemudian menulis surat permohonan izin penelitian mahasiswa Universitas Medan Area kepada Rektor Universitas Medan Area. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah Kuesioner Pola Pengasuhan Anak dan Kuesioner Fear of Success. Kedua kuesioner ini dibuat oleh penulis dan kemudian diuji untuk analisis bisnis yaitu melakukan penelitian terhadap validitas dan reliabilitas kedua kuesioner tersebut. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner Pola Pengasuhan Anak yang dikembangkan berdasarkan teori Hurrlock (1978).
Sedangkan Kuesioner Fear of Success dist.:sun didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Chrysanti dan Sedyono (dalam Gardiner, 1996) dimana mereka membagi aspek Fear of Success yaitu (a) Takut terhadap penilaian orang lain (b) Takut pada beban tradisional (c) Takut pada konflik kepentingan keluarga (d) Takut kehilangan keterikatan. Cara pemberian skor pada kedua kuesioner ini adalah setiap jawaban item positif diberi skor sebagai berikut: 4 untuk Sangat Setuju (SS), 3 untuk Setuju (S), 2 untuk Tidak Setuju (TS), 1 untuk Tidak Setuju (TS) . , 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), sedangkan item kurang baik diberi nilai sebagai berikut: 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk tidak setuju (TS), 4 untuk jawaban tidak setuju (TS), 4 untuk Setuju (S) Tidak banyak.
Uji Coba Alat Ukur
- Uji Coba Angket Pola Asuh Orang Tua
Hasil uji validitas dari Kuesioner Pear of Success menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi nilai validitas butir soal yang valid berpindah dari rxy = 0,3::30 ke rxy = 0. Dari uji reliabilitas berdasarkan Hoyt's teknis Metode analisis, hasil diperoleh dengan menguji kuesioner Fear of Success. Alat ukur pola asuh orang tua didasarkan pada teori Hurrlock (1978) yang membagi pola asuh orang tua menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif.
Karena kuesioner orang tua ini disusun berdasarkan konsep Constn1ct Validity dimana item-itemnya didasarkan pada bentuk-bentuk perilaku yang sesuai dengan teori yang mendasarinya yang disusun dalam bentuk skala Borgardus dimana setiap nomor item mempunyai pernyataan dengan tiga alternatif. Pilihan jawaban (options) masing-masing Pilihan jawaban menggambarkan ketiga gaya pengasuhan.
Pelaksanaan Penelitian
Basil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
- Uji Normalitas Subaran
- Uji Linieritas
Oleh karena itu, subjek percaya bahwa sebagian besar gaya pengasuhan orang tua mereka dianggap otoriter. Dari hasil uji normalitas dapat disimpulkan sebaran variabel pola asuh dan angket rasa takut sukses dan jabatan pada tabel berikut. Data di atas menunjukkan bahwa pola asuh demokratis, termenung, dan otoriter, serta nilai keberhasilan dan kedudukan mempunyai sebaran normal. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini mengikuti prinsip kurva normal.
No~~_!sukacita dengan Fea 1 Pola Asuhan Dernokratis 2 Pola Asuhan Otoritatif 3 Pola Asuhan Permisif1 4 Jabatan cPosisi. Dari data pada tabel di atas diperoleh hasil hubungan antara ketiga (3) Pola Asuh Orang Tua dengan Kedudukan dan Takut Sukses adalah linier.
Hasil-hasil Analisis Korelasional
- Hasil Analisis Regressi
- Analisis Korelasi Partial
- Sumbangan Efektif
Hasil analisis parsial hubungan variabel Pola Asuh Demokratis dengan Fear of Success menunjukkan koefisien korelasi rxy p<0,00 l) sangat signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola asuh permisif dengan ketakutan akan kesuksesan pada karyawan perempuan di PT Ganda Saribu Utama Medan. Hasil analisis parsial hubungan variabel Pola Asuh Otoriter dengan variabel Fear of Success menunjukkan nilai koefisien korelasi rxy = 0,341 (p < O.QOl ) adalah sangat signifikan.
Dari hasil analisis regresi mengenai hubungan variabel Jabatan dengan Fear of Success diperoleh nilai koefisien korelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel jabatan dengan ketakutan akan kesuksesan pada karyawan wanita di PT Ganda Saribu Utama.
PEMBAHASAN
Sehingga diperoleh gambaran bahwa pola asuh orangtuanya mayoritas adalah otoriter (2 orang). Dari hasil analisis parsial ditemukan adanya hubungan negatif antara Pola Asuh Dernocratic dengan Fear o( SuccE: >.:; pada karyawan \Vanita di PT Ganda Saribu rxy p<0,001. Dengan demikian, dapat diasumsikan , bahwa semakin tinggi pola asuh demokratis maka semakin sedikit rasa takut akan keberhasilan3 dalam ujian penelitian.
Dari hasil analisis parsial dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter dengan ketakutan akan sukses pada karyawan wanita di PT Ganda Saribu Utama Dengan temuan bahwa semakin tinggi pola asuh otoriter maka semakin besar ketakutan akan kesuksesan pada sampel penelitian. . dengan nilai rxy == 0,341 (p<0,001) sangat signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Crow dan Crow (1978) yang menyatakan bahwa gaya pengasuhan, khususnya sikap ibu, erat kaitannya dengan ketakutan anal.
Kesimpulan
Posisi ketakutan akan kesuksesan dalam karir \Vanita di ryr Gane.la Saribu dengan F-value p<0,001) sangat signifikan. Dari hasil analisis parsial dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pola asuh demokratis dengan ketakutan akan kesuksesan pada karyawan perempuan di JYf Ganda Saribu Utama. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi gaya pengasuhan demokratis maka semakin rendah rasa takut sukses pada kelompok penelitian.
Dari hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua toleran dengan ketakutan akan kesuksesan pada karyawan perempuan di PT Ganda Saribu Utama. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh rx:y = 0,042 (p>0,005). tidak signifikan. Dari hasil analisis regresi mengenai hubungan variabel Jabatan Posisi dengan Fear of Success diperoleh nilai koefisien korelasi.
Saran-Saran
- Sa. ran Metodologi
Misalnya menjadi pemimpin bagian, atau kesempatan memimpin suatu bagian agar kemampuan dan potensi yang dimiliki dapat teraktualisasi dengan baik. Kelompok peneliti, terutama mereka yang pernah mengalami pola asuh otoriter, mencoba mengevaluasi kembali masa lalu mereka, yang akan mempengaruhi kinerja mereka. Disarankan agar mereka dapat mengembangkan potensinya dengan mencari peluang dan prestasi yang tidak ditentukan oleh gender, melainkan oleh prestasi, kedisiplinan dan upaya pengembangan diri yang berkelanjutan. Disarankan pada penelitian selanjutnya desain kuesioner tentang pola asuh dan ketakutan akan kesuksesan dapat dikaji lebih lanjut dan lebih disesuaikan dengan permasalahan yang ditanyakan; Ada.
Disarankan juga untuk memperbanyak jumlah sampel agar penerapan hasil penelitian dapat diperluas (generalisasi).