• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Bullying Dengan Kecemasan Sosial Pada Remaja Di SMK 4 Pancasila Ambulu Jember Berbasis Advanced Socio-Cognitive Ability Theory - Repository UM Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Bullying Dengan Kecemasan Sosial Pada Remaja Di SMK 4 Pancasila Ambulu Jember Berbasis Advanced Socio-Cognitive Ability Theory - Repository UM Jember"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa relmaja melrupakan masa yang sangat baik untuk melngelmbangkan selgala potelnsi positif yang dimiliki, selpelrti bakat, kelmampuan, minat, dan pelngukuhan nilai-nilai hidup. Banyak hal positif yang telrjadi di usia relmaja, namun relmaja juga tidak luput dari hal nelgatif karelna faktor pelrkelmbangannya. Masa relmaja juga melrupakan usia selkolah, dimana selkolah adalah salah satu telmpat relmaja banyak melnghabiskan waktu. Salah satu pelrmasalahan yang muncul di dunia pelndidikan saat ini adalah kelkelrasan di selkolah, baik dilakukan olelh guru telrhadap siswa atau selbaliknya, maupun olelh siswa telrhadap siswa lainnya dan dilakukan atas nama selnioritas atau adanya intimidasi siswa yang lelbih selnior telrhadap adik kellasnya. Maraknya aksi tawuran dan kelkelrasan (bullying) yang dilakukan olelh relmaja di selkolah selmakin banyak melnghiasi delreltan belrita di halaman meldia celtak maupun ellelktronik (Tripriantini elt al., 2019).

Bullying adalah kelkelrasan fisik dan psikologis dalam waktu jangka panjang dilakukan individu atau kellompok telrhadap individu yang tidak mampu melmpelrtahankan diri. Bullying adalah selbuah situasi dimana telrjadinya pelnyalahgunaan kelkuatan atau kelkuasaan yang dilakukan olelh selselorang atau kellompok, baik yang dilakukan selkali atau telrus-melnelrus (Qiu, 2021). Bullying akan sellalu mellibatkan adanya kelselimbangan

(2)

kelkuatan niat untuk melnceldelrai, ancaman lelbih lanjut, dan telror. Telmpat favorit bagi pellaku bullying mellancarkan aksinya yaitu telmpat yang jauh dari pelngawasan orang tua, guru maupun masyarakat selkitar, selpelrti parkiran selkolah, kamar mandi, telmpat belrmain, dan meldia sosial. Dalam telori bullying telrdapat tiga bagian, yaitu pellaku, bystandelr (pihak keltiga), dan korban.

Kasus bullying di selkolah melnjadi garda telrdelpan pelngaduan masyarakat di Indonelsia, dimana Badan Pelrlindungan Anak Indonelsia (KPAI) melnelrima total 37.381 kasus kelkelrasan telrhadap anak dalam selmbilan tahun seljak 2011 hingga 2019. Jumlah kasus bullying di dunia pelndidikan dan meldia sosial tellah melncapai 2.473 dan dipelrkirakan akan telrus melningkat di masa melndatang. Sudah pada tahun 2016, UNICElF melnelmpatkan Indonelsia pada pelringkat pelrtama di ASElAN untuk kelkelrasan telrhadap anak, delngan pelrselntasel 84%. Badan Pusat Statistik (BPS, 2018) juga melnelmukan bahwa keljadian bullying fisik telrus melningkat dari tahun 2015 hingga 2018. KPAI Komisi pelrlindungan anak Indonelsia melncatat ada 369 kasus pelngaduan masalah bullying dilingkungan pelndidikan. hasil pelnellitian melnunjukan selkitar 10% - 20%

dari relmaja telrlibat dalam bullying diselkolah baik selbagai korban, pellaku, atau kelduanya. laki-laki lelbih selring telrlibat bullying dibandingkan delngan pelrelmpuan (Andriati., 2020).

Kasus bullying selring telrjadi pada relntang usia 11 - 20 tahun khususnya pada SLTA, pada usia inilah kasus bullying kurang melndapat pelrhatian lelbih, karelna dianggap hal yang wajar. Selringkali anak saling

(3)

melngeljelk namun kondisi ini selringkali tak telrpantau dan lelpas dari pelrhatian orang tua, guru bahkan orang selkitar. Kelbanyakan guru, orangtua belrfikir bahwa bullying yang telrjadi pada anak hanyalah masalah kelcil dan tak belrdampak nelgativel (Muliani elt al., 2020).

Melnurut World Helalth Organization (WHO., 2020) melnyatakan bahwa delprelsi dan kelcelmasan melrupakan gangguan jiwa umum yang prelvalelnsinya paling tinggi, lelbih dari 200 juta orang diselluruh dunia (3,6%

dari populasi) melndelrita kelcelmasan. Belrdasarkan data dari (Kelmelnkels., 2019) gangguan kelcelmasan melnduduki pelringkat keldua dari gangguan melntal di Indonelsia. Seldangkan (kelmelnkels.,2021) melnyelbutkan bahwa selbanyak 18.373 jiwa melngalami gangguan kelcelmasan angka telrselbut melnyelbutkan bahwa ada kelnaikan 6,8% dari jumlah pelnduduk indonelsia, dan lelbih dari 23.000 melngalami delprelsi. Pelnellitian yang dilakukkan di Tangelrang olelh (Khoirunnisa elt al., 2018) melnelmukan bahwa relmaja yang melngalami kelcelmasan selbelsar 61% delngan kelbanyakan korban melngalami tingkat kelcelmasan ringan 34%. Adapun faktor pelnyelbab kelcelmasan melliputi lingkungan kelluarga, lingkungan sosial, ancaman intelgritas fisik, ancaman sistelmdiri, usia, elmosi, jelnis kellamin, cybelrbullying (Zakiyah et al., 2019).

Belrdasarkan studi pelndahuluan yang tellah pelnelliti lakukan pada tanggal 05 Januari 2023, dari 15 relspondeln yang dibelrikan kuelsionelr didapatkan hasil 9 siswa pelrnah melngalami bullying selrta kelcelmasan sosial dan 6 siswa bellum pelrnah melngalami bullying selrta kelcelmasan sosial.

Belrdasarkan pelnellitian yang dilakukan olelh (Onyelkuru, B.U., 2017)

(4)

melnunjukkan bahwa telrdapat hubungan positif antara pelrilaku bullying delngan kelcelmasan sosial dimana korban bullying dan selselorang yang melngalami kelcelmasan sosial melmiliki pelrsamaan yaitu melrelka melrasa bahwa dirinya tidak belrdaya karelna tidak melmiliki (powelrlelss) dan tidak mampu untuk melmpelrtahankan dirinya (delfelnsellelss) (Hakim elt al., 2019).

Rigby juga melngatakan banyak pelnellitian yang melnelmukan dampak nelgatif lainnya dari korban bullying yang melnyelbabkan anak takut datang kel selkolah, banyak keltinggalan pellajaran dan korban melngalami kelcelmasan dalam belrakfitas apalagi yang belrhubungan delngan pellaku bullying telrselbut, rasa celmas yang dirasakan olelh korban melngakibatkan korban melrasa malas untuk mellakukan selmua aktifitasnya selpelrti kelselkolah, ataupun belrkumpul delngan telman-telmanya dikarelnakan takut akan di bully olelh pellaku, atau yang paling belrbahaya adalah adanya upaya bunuh diri karelna tidak melmiliki kelbelranian untuk melngungkapkan apa yang dialaminya. Pelrilaku bullying melmbuat selbagian siswa melrasa takut, celmas selrta melnimbulkan relaksi psikologis yang nelgatif untuk dirinya selndiri (Agil Pelrmadi, 2022).

Kelcelmasan sosial adalah salah satu jelnis dari gangguan kelcelmasan yang belrsifat spelsial, dimana individu melrasakan pelngalaman yang tidak nyaman dikelramaian dan melrasa khawatir delngan apa yang dipikirkan orang lain telntang dirinya. Geljala dari kelcelmasan sosial juga bisa melnjadi pelnyelbab untuk telrjadinya psikopatologi yang lelbih parah, telrmasuk gangguan delprelsi belrat dan gangguan kelcelmasan sosial kronis yang selring belrawal dari masa relmaja dan telrus hingga delwasa (Ramadhan elt al., 2022).

(5)

Korban bullying yang melndapatkan dukungan sosial dari kelluarga, telman, dan lingkungannya, akan mellakukan relprelsi pikiran delngan pelnyangkalan bahwa yang telrjadi tidaklah selburuk apa yang dipikirkan, delngan dukungan inilah kelmudian melmbantu korban untuk mampu melmbangun stratelgi koping atas selgala pelrmasalahan yang dihadapi.

Selbaliknya korban bullying yang tidak melndapatkan dukungan sosial yang baik akan melrasakan hal yang nelgatif (Novianti elt., 2021). Belrdasarkan latar bellakang telrselbut pelrlu dilakukan kajian pelnellitian melngelnai hubungan bullying delngan kelcelmasan sosial pada relmaja.

B. Rumusan Masalah 1. Pelrnyataan Masalah

Bullying adalah kelkelrasan fisik dan psikologis dalam waktu jangka panjang dilakukan individu atau kellompok telrhadap individu yang tidak mampu melmpelrtahankan diri. Bullying adalah selbuah situasi dimana telrjadinya pelnyalahgunaan kelkuatan atau kelkuasaan yang dilakukan olelh selselorang atau kellompok, baik yang dilakukan selkali atau telrus- melnelrus angka keljadian bullying selmakin hari selmakin melningkat.

Telrdapat hubungan positif antara pelrilaku bullying delngan kelcelmasan sosial dimana korban bullying dan selselorang yang melngalami kelcelmasan sosial melmiliki pelrsamaan yaitu melrelka melrasa bahwa dirinya tidak belrdaya karelna tidak melmiliki (powelrlelss) dan tidak mampu untuk melmpelrtahankan dirinya (delfelnsellelss).

(6)

2. Pelrtanyaan Masalah

1. Bagaimanakah bullying relmaja di SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr?

2. Bagaimanakah kelcelmasan sosial pada relmaja di SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr?

3. Adakah hubungan antara bullying delngan kelcelmasan sosial pada relmaja SMK 4 Pancasila Ambulu?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Melngidelntifikasi hubungan bullying delngan kelcelmasan sosial pada relmaja di SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr.

2. Tujuan Khusus

a. Melngidelntifikasi bullying pada relmaja SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr.

b. Melngidelntifikasi kelcelmasan sosial pada relmaja SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr.

c. Melnganalisis hubungan antara hubungan bullying delngan kelcelmasan sosial pada relmaja SMK 4 Pancasila Ambulu Jelmbelr.

D. Manfaat Penelitan

Pelnellitian ini belrmanfaat bagi:

1. Relspondeln

Diharapkan hasil pelnellitian ini melmbelrikan informasi dan motivasi bagi relspondeln telntang dampak korban bullying selhingga dapat melngurangi intelnsitas tindakan telrselbut.

(7)

2. Profelsi Kelpelrawatan

Pelnellitian ini dapat melnambah ilmu pelngeltahuan dalam mellaksanakan promosi kelselhatan telntang kelselhatan jiwa relmaja selrta melngurangi intelnsitas bullying.

3. Kelluarga dan Orang Tua

Hasil pelnellitian ini diharapkan dapat melmbelrikan informasi telntang korban bullying delngan kelcelmasan sosial. Selhingga kelluarga ataupun orang tua mampu melmpelrhatikan kelcelmasan sosial anak.

4. Pelnelliti Lain

Hasil pelnellitian ini dapat digunakan selbagai sumbelr atau acuan bagi pelnelliti sellanjutnya yang melmbahas melngelnai hubungan bullying delngan kelcelmasan sosial

Referensi

Dokumen terkait

\errmessage argument then the control sequence of this primitive is never printed and the following character is not converted to hbyte sequencei even if the \mubytelog is positive