• Tidak ada hasil yang ditemukan

“HUBUNGAN DPD DENGAN DPR”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“HUBUNGAN DPD DENGAN DPR”"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

“HUBUNGAN DPD DENGAN DPR”

MATA KULIAH : HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

DOSEN PENGAMPU : EVI YUNITA KURNIATY, S.SOS, MIP

(2)

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA DPD

1. Tidak tersalurkannya aspirasi daerah secara produktif oleh Utusan Daerah

di MPR.

2. Fungsi dan tugas Utusan Daerah terkait erat dengan

MPR.

4. Sejarah indonesia sejak

kemerdekaan menunjukkan aspirasi daerah sangat nyata dan mempunyai basis materil yang kuat.

5. Sentralistik.

3. Ditinjau dari segi geo politik,

Indonesia merupakan negara

kepulauan .

6. Wakil daerah menjadi bagian pelaksanaan fungsi

parlemen.

(3)

TUGAS DAN FUNGSI DPD SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN

Pasal 22D UUD NRI 1945 menetapkan kewenangan DPD

yaitu:

Pasal 22D UUD NRI 1945 menetapkan kewenangan DPD

yaitu:

B. DPD ikut membahas RUU

yang berkaitan otonomi daerah.

B. DPD ikut membahas RUU

yang berkaitan otonomi daerah.

C. DPD melakukan pengawasan pelaksanaan UU

mengenai:

otonomi daerah , APBN untuk ditindaklanjuti (pasal 22 ayat(3) UUD NRI 1945)

C. DPD melakukan pengawasan pelaksanaan UU

mengenai:

otonomi daerah , APBN untuk ditindaklanjuti (pasal 22 ayat(3) UUD NRI 1945) A. DPD dapat

mengajukan kepada DPR RUU yang

berkaitan otonomi daerah.

A. DPD dapat mengajukan kepada DPR RUU yang

berkaitan otonomi daerah.

(4)

HUBUNGAN ANTARA DPD DAN DPR

Hubungan antara DPD dengan DPR dibagi menjadi 3 bagian, antara lain : 1. Hubungan Kewenangan di Bidang Legislasi

Dilihat pada pasal 22D UUD 1945 yang mengatur kewenangan DPD sebagai berikut:

a) DPD dapat mengajukan kepada DPR, Rancangan UU (RUU) yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA & SDE.

b) DPD ikut menbahas Rancangan UU (RUU) yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah

c) DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA & SDE lainnya, pelaksanaan APBN , pajak, pendidikan, agama serta menyampaikan hasil pengawasannya ke DPR untuk ditindaklanjuti.

(5)

HUBUNGAN KEWENANGAN DI BIDANG PENGAWASAN

Fungsi kontrol hanya ada dalam sistem sosial atau politik yang menerima prinsip pembatasan kekuasaan. Fungsi kontrol tidak akan ada atau tidak akan jalan sebagaimana mestinya dalam sistem ototritarian, ketidakaturan, dan lain- lain yang menolak pembatasan kekuasaan. Ketentuan konstitusional mengenai kewenangan DPD dalam melakukan pengawasan dapat dilihat dari rumusan pasal 22D ayat (3) UUD NRI 1945.

(6)

Hubungan kewenangan di bidang anggaran

UUD NRI 1945 tidak secara eksplisit merumuskan fungsi anggaran kepada DPD, sehingga sulit bagi DPD terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan politik dalam menyusun APBN. Sejalan dengan itu fungsi anggaran yang diemban oleh DPD hanya sebatas pengajuan usul dan pembahasan RUU APBN. Dibandingkan dengan fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR, secara konstitusional DPR jauh lebih besar, karena untuk merancang, membahas dan menyetujui RUU menjadi UU . Akan tetapi DPD tidak memiliki kewenangan seperti itu.

(7)

HARMONISASI FUNGSI DPD DAN DPR DALAM SISTEM BIKAMERAL

Wewenang DPD sangat berbeda dengan DPR . Wewenang DPR dalam pasal 20 ditentukan:

A. DPR memegang kekuasaab berbentuk UU;

B. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama;

C. Jika rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan bersama , rancangan itu tidak boleh diajukan.

Wewenang DPD sangat berbeda dengan DPR . Wewenang DPR dalam pasal 20 ditentukan:

A. DPR memegang kekuasaab berbentuk UU;

B. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama;

C. Jika rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan bersama , rancangan itu tidak boleh diajukan.

Selanjutnya , pasal 20A UUD 1945 menentukan bahwa:

A. DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan;

B. DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat;

C. DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas;

D. Ketentuan lebih lanjut tentang DPR dan hak DPR diatur dalam undang-undang.

Selanjutnya , pasal 20A UUD 1945 menentukan bahwa:

A. DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan;

B. DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat;

C. DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas;

D. Ketentuan lebih lanjut tentang DPR dan hak DPR diatur dalam undang-undang.

(8)

Berdasarkan ketentuan UUD NRI 1945 tersebut, maka UU Nomor 27 tahun 2009 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD menentukan mengenai kewenangan DPD sebagai berikut:

A. Mengajukan dan membahas RUU tanpa boleh ikut menetapkan dan memutuskan terhadap masaalh ekonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabiungan daerah, pengembangan SDA & SDE lain serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

B. Memberikan pertimbangan terhadap:

1. RUU yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pajak, pendidikan, agama;

2. Pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

C. Melakukan pengawasan terhadap masalah otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan pengembangan SDA & SDE lain serta perimbangan keuangan pusat dan daerah ; Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Berdasarkan ketentuan UUD NRI 1945 tersebut, maka UU Nomor 27 tahun 2009 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD menentukan mengenai kewenangan DPD sebagai berikut:

A. Mengajukan dan membahas RUU tanpa boleh ikut menetapkan dan memutuskan terhadap masaalh ekonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabiungan daerah, pengembangan SDA & SDE lain serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

B. Memberikan pertimbangan terhadap:

1. RUU yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pajak, pendidikan, agama;

2. Pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

C. Melakukan pengawasan terhadap masalah otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan pengembangan SDA & SDE lain serta perimbangan keuangan pusat dan daerah ; Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

(9)

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai tindaklanjut dari Pasal 22C dan Pasal 22D UUD NKRI 1945, pengaturan dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan DPD diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009

Summary:InaChief’sCourt plaintiffsueddefendantforlobolo in respect of his sister, defendant resisted the claim and sought to set off cattle due by plaintiff to him; the hearing was