• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DURASI TIDUR DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA SATPAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN DURASI TIDUR DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA SATPAM "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia yaitu durasi tidur (Angels et al, 2013). Peningkatan prevalensi obesitas pada orang dewasa bertepatan dengan penurunan rata-rata durasi tidur di masyarakat. Durasi tidur yang singkat menyebabkan peningkatan keinginan untuk makan berlebihan yang berujung pada peningkatan asupan energi.

Rumusan Masalah

Satpam adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh suatu badan/unit usaha untuk melakukan pengamanan dalam menyelenggarakan pengamanan mandiri di lingkungan kerjanya (Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pengamanan). sistem manajemen bagi organisasi, perusahaan dan/atau badan/lembaga pemerintah, BAB I, Pasal 1, Ayat 6). Dalam menjalankan tugasnya satpam memiliki jam kerja yang berbeda dengan pekerja lainnya karena sering bekerja dari malam hingga pagi hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muniroh (2018) yaitu mengenai hubungan antara lama tidur dengan kadar kolesterol pada Mahasiswa Pesma KH Mas Mansyur didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara lama tidur dengan kadar kolesterol, dimana setengah dari sampel memiliki kadar kolesterol yang tinggi. namun hal ini juga dapat dilihat dari faktor pendukung lainnya, sehingga kadar kolesterol akan meningkat secara signifikan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

Kolesterol

Enzim terlibat dalam konversi kolesterol bebas antar jaringan, kemudian terjadi perubahan kadar kolesterol total dalam tubuh (Leksono, 2016). Jenis kelamin mempengaruhi kadar kolesterol pada wanita premenopause oleh hormon estrogen yang tidak dimiliki pria (Kurniawan et al., 2019). Metode biosensor berbasis elektroda merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol total dalam darah.

Tidur

Kebutuhan tidur yang baik akan terpenuhi berdasarkan durasi tidur dan kualitas tidur yang baik. Kurang tidur dapat menyebabkan terganggunya pengaturan hormonal terutama pelepasan hormon leptin dan ghrelin yang mempengaruhi pengaturan nafsu makan dan jumlah asupan makanan (Taheri et al, 2004). Pada penelitian yang dilakukan oleh Sumarna (2019) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tekanan darah dengan pValue = 0,047 yang membuktikan bahwa semakin buruk kualitas tidur seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukhroji Shidqi (2018) dimana hasil penelitian menemukan adanya pengaruh negatif kualitas tidur terhadap stres belajar siswa MAN 4 Bantul. b) Hormon mempengaruhi durasi tidur dan metabolisme lipid. Pengaturan durasi tidur seseorang dibantu oleh berbagai hormon, seperti hormon ghrelin dan hormon leptin. Selain itu, ada hubungan antara kurang tidur dan regulasi, yang mengarah pada pengurangan pengeluaran energi yang tersedia dan berhubungan dengan peningkatan asupan makanan.

Kualitas tidur yang buruk pada lansia disebabkan karena lansia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tertidur (berbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama sebelum tertidur) dan memiliki waktu tidur yang lebih sedikit/pendek. Lansia sering terbangun di tengah malam karena perubahan fisik akibat usia dan penyakit, sehingga kualitas tidurnya berkurang secara signifikan. Ritme sirkadian yang juga dikenal dengan pola siklus tidur-bangun dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah terang dan gelapnya cahaya.

Oleh karena itu, hormon pertumbuhan dapat mencegah penumpukan lemak di dalam jaringan, sehingga berpengaruh pula pada komposisi lemak tubuh (Ratnayanti, 2012).

Tabel 2.2 Rekomendasi durasi tidur menurut National Sleep Foundation
Tabel 2.2 Rekomendasi durasi tidur menurut National Sleep Foundation

KERANGKA KONSEP

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dan pendekatan cross-sectional, kemudian dilakukan pengumpulan data mengenai hubungan durasi tidur dengan kadar kolesterol pada satpam. Peneliti menggunakan desain ini karena ingin melihat dan mengetahui hubungan durasi tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kotawaringin Barat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan nilai rata-rata dan distribusi frekuensi, serta hubungan durasi tidur dengan kadar kolesterol dianalisis dengan metode korelasi rank Spearman menggunakan software SPSS versi 20.

Hasil pengukuran kadar kolesterol rata-rata berdasarkan lama tidur pada satpam di Kabupaten Kotawaringin Barat ditunjukkan pada Gambar 5.1. Data distribusi frekuensi relatif kadar kolesterol satpam di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan lama tidur disajikan pada tabel. Data hubungan lama tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan uji korelasi rank Spearman disajikan pada tabel.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan durasi tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kotawaringin Barat. Rata-rata kadar kolesterol pada responden yang memiliki durasi tidur 6-7 jam/hari termasuk dalam kategori normal yaitu di bawah 200 mg/dL (Leksono, 2016). Menurut hasil penelitian Leksono (2016), kadar kolesterol pada orang dengan waktu tidur cukup kurang dari 200 mg/dL.

Hubungan asupan serat, kolesterol dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pada wanita dewasa yang melakukan senam.

METODE PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian
  • Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu lokasi pengambilan darah di tempat kerja satpam dan untuk pengujian kadar kolesterol pada sampel darah di laboratorium STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun.

Desain Penelitian

Kerangka Kerja (Frame Work)

Penelitian tentang hubungan lama tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kabupaten Kotawaringin Barat telah dilakukan di seluruh bank yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat pada tanggal 16-25. Februari 2020 dengan total 30 responden. Responden dengan rata-rata lama tidur 6 jam/hari memiliki kadar kolesterol 194 mg/dL, sedangkan responden dengan rata-rata lama tidur 7 jam/hari memiliki kadar kolesterol 156 mg/dL. Hasil penelitian Lombo (2012) menetapkan bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

Hubungan antara perilaku merokok dengan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) pada perokok aktif di gudang Taman Glagahwero Kalisat Jember. Kertas label digunakan untuk memberi label pada tabung reaksi agar tidak terjadi kesalahan saat pemeriksaan kadar kolesterol.

Gambar 4.3. Kerangka Kerja Penelitian Identifikasi Masalah
Gambar 4.3. Kerangka Kerja Penelitian Identifikasi Masalah

Populasi, Sampel, Sampling

  • Populasi
  • Sampel
  • Sampling

Instrumen Penelitian

  • Peralatan
  • Bahan

Pemeriksaan Kolesterol

Identifikasi Veriabel

Veriabel Dan Definisi Operasional

  • Variabel
  • Definisi Operasional

Rencana Pengumpulan, Pengolahan Dan Analisa Data

  • Rencana Pengumpulan
  • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti yang akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian (Swarjana, 2016). Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian yang akan dilakukan dan jika bersedia menjadi responden dipersilakan untuk menandatangani informed consent. Setelah data yang ingin dicari telah terkumpul, maka pengolahan data dapat dilakukan melalui tahapan editing, coding dan tabulasi.

Ujian meliputi pengecekan atau penjumlahan jumlah kertas soal, jumlah soal yang memiliki jawaban lengkap, dan mungkin ada soal yang tidak terjawab meskipun soal tersebut memiliki jawaban. Jadi pada tahap editing yaitu mengisi data yang hilang dan mengoreksi atau membetulkan data yang kurang jelas sebelumnya. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi responden menurut karakteristik dan tujuan penelitian, serta disajikan dengan menggunakan metode korelasi rank spearman (rs).

Data dasar yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dikumpulkan sesuai dengan variabel yang diteliti kemudian dibuat tabulasi distribusi frekuensi responden. Data yang diperoleh juga dianalisis secara deskriptif menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20. SPSS merupakan aplikasi perangkat lunak yang memiliki kemampuan analisis statistik yang tinggi dan sistem pengelolaan data dalam lingkungan grafis dengan menggunakan menu deskriptif (Basuki, 2014).

SPSS versi 20 juga digunakan untuk menguji normalitas data dengan menggunakan uji korelasi rank Kolmogorof Smirnof dan Spearman.

Etika Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Secara umum, asupan atau konsumsi asam lemak jenuh dengan karbon 10-18 akan meningkatkan kadar kolesterol LDL. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang hubungan lama tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kabupaten Kotawaringin Barat, didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara lama tidur dengan kadar kolesterol pada satpam di Kotawaringin Barat, dimana semakin lama durasi tidur satpam , semakin rendah kadar kolesterolnya. Maka perlu dijelaskan pentingnya menjaga kadar kolesterol darah dan alangkah baiknya jika penelitian semacam ini tidak menggunakan satu variabel saja, tetapi dapat menggunakan beberapa variabel yang dapat mendukung hubungan antara lama tidur dengan kadar kolesterol.

Gambaran kadar kolesterol darah total pada pria usia 40–59 tahun menurut indeks massa tubuh kg/m2. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kolesterol Total, Kolesterol Low Density Lipoprotein dan High Density Lipoprotein Kolesterol Pada Masyarakat Jatinangor. Gambaran perbedaan kadar kolesterol total sampel serum metode CHOD-PAP (kolesterol oksidase – aminoantipirin peroksidase) dan sampel plasma EDTA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Gambaran Lokasi Penelitian dan Pengambilan Darah
  • Hasil Penelitian
  • Distribusi Frekuensi Relatif Kadar Kolestarol
  • Hubungan Durasi Tidur Dengan Kadar Kolesterol

Data distribusi karakteristik frekuensi responden berdasarkan umur, konsumsi makanan berlemak, aktivitas fisik dan lama bekerja disajikan pada tabel 5.1. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol, kadar kolesterol responden terendah adalah 100 mg/dL dan tertinggi 447 mg/dL dengan nilai rata-rata (mean) 223,77 mg/dL dan standar deviasi 104.294.

Gambar 5.1. menunjukkan bahwa pada responden dengan durasi tidur  2  jam/hari  rata-rata  memiliki  kadar  kolesterol  sebesar  263  mg/dL
Gambar 5.1. menunjukkan bahwa pada responden dengan durasi tidur 2 jam/hari rata-rata memiliki kadar kolesterol sebesar 263 mg/dL

Pembahasan

Berdasarkan durasi tidur, responden dalam penelitian ini memiliki durasi tidur mulai dari 2 jam per hari hingga 7 jam per hari. Hasil observasi responden yang memiliki kadar kolesterol normal dikarenakan responden memiliki pola hidup sehat seperti rutin melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga sekitar 2 kali seminggu dan mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. Menurut Agustiyanti (2017) Aktivitas fisik yang rendah akan mendorong keseimbangan energi ke arah yang positif sehingga mengarah pada penghematan energi dan penambahan berat badan, akibatnya akan berdampak pada peningkatan kadar kolesterol darah.

Berdasarkan hasil observasi, responden dengan durasi tidur 6-7 jam/hari memiliki pola tidur yang teratur setiap hari selain jam tidur yang cukup. Hasil observasi dari 4 responden (13,3%) yang memiliki waktu tidur yang cukup, memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makanan berlemak, gorengan, junk food dan makanan berlemak lainnya, sehingga walaupun tidur cukup, ada beberapa faktor yang menyebabkan menyebabkan kadar kolesterol naik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu tidur penjaga di Kabupaten Kotawaringin Barat maka kadar kolesterolnya semakin rendah.

Satpam di Kotawaringin Barat hendaknya meningkatkan kesehatannya dengan menjalani pola hidup sehat dengan menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan rajin berolahraga minimal 2 kali seminggu. Perbedaan hasil pemeriksaan kadar kolesterol total antara metode biosensor berbasis elektron menggunakan sampel whole blood dan serum dengan metode endpoint enzim.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Tingkat Stres, Durasi dan Kualitas Tidur, dan Night Eating Syndrome pada Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas, Fakultas Kedokteran. Hubungan durasi tidur dengan overweight dan obesitas pada staf pengajar di kampus C Universitas Airlangga Surabaya. Hubungan kualitas tidur dan fungsi kognitif dengan tekanan darah pada lansia di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Lansia Binjai Tahun 2016.

Perbedaan durasi tidur malam pada orang dewasa obesitas dan non-obesitas: meta-analisis studi cross-sectional 2005-2012. Perbandingan kualitas tidur mahasiswa fakultas kedokteran universitas padjadjaran yang menggunakan dan tidak menggunakan lampu saat tidur. Tabung vakum dengan tutup kuning digunakan untuk wadah sampel darah, wadah ini juga digunakan karena mengandung gel yang dapat memisahkan serum dan sel darah pada saat proses sentrifugasi.

Kapas kering digunakan saat tusukan selesai dan pengambilan sampel darah digunakan untuk menutupi tempat tusukan.

Tabel. 5.1. Tabel Hasil Pemeriksaan Kolesterol
Tabel. 5.1. Tabel Hasil Pemeriksaan Kolesterol

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Kimia Kolesterol (Berg et al., 2012).
Tabel 2.2 Rekomendasi durasi tidur menurut National Sleep Foundation
Tabel 2.3 Parameter Uji Korelasi Rank Spearman
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

As a whole, the interpretation of data resulted between pretest, posttest of cycle 1 and posttest cycle 2 are as follows: In the pretest, the average score of students on the