PENDAHULUAN
Latar Belakang
Orang dewasa di kawasan Asia-Pasifik tergolong obesitas jika BMI-nya lebih besar dari 25 kg/m2. Pengukuran antropometri yang dapat digunakan sebagai teknik skrining obesitas antara lain rasio pinggang-pinggul, lingkar leher, lingkar pinggul, dan indeks massa tubuh (BMI).1. Oleh karena itu, hal ini dapat memicu peningkatan penyakit pembuluh darah, termasuk infark miokard dan penyumbatan pembuluh darah di jantung atau otak (stroke).
Obesitas berisiko meningkatkan kadar gula darah, dan peningkatan kadar gula dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus.4 Pemeriksaan kadar gula darah saat berpuasa atau makan akan menunjukkan adanya peningkatan kadar gula darah. Kondisi nutrisi, jumlah lemak di bawah kulit, BMI, dan lingkar perut semuanya bisa digunakan untuk mengidentifikasi obesitas. Mengukur lingkar perut adalah salah satunya dan sering dilakukan untuk mencari penyakit metabolik atau obesitas sentral.
Selain itu, temuan dari penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan besar antara lingkar perut dan kadar gula darah puasa.4 Karena daerah perut menyimpan lebih banyak lemak dibandingkan pinggul dan paha, hal ini disebut distribusi lemak sentral dan dapat menyebabkan resistensi insulin. Penelitian tambahan juga mengaitkan peningkatan kadar insulin dengan massa lemak tubuh.7 Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara lingkar pinggang dengan pradiabetes di PTM UPTD Posbindu UPTD Puskesmas Sipea Pea.
Rumusan Masalah
Hipotesis
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari seluruh penderita lingkar perut diatas normal pada kegiatan Posbindu PTM UPTD Sipea Pea dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Hubungan lingkar pinggang dengan kadar gula darah menggunakan tes toleransi glukosa oral pada remaja akhir. Memahami hubungan lingkar pinggang dengan prevalensi pradiabetes di UPTD wilayah Puskesmas Sipea Kacang.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkar perut dengan prevalensi pradiabetes di UPTD Puskesmas Sipea Pea. Sehingga peneliti tertarik dan merasa perlu untuk mengetahui hubungan lingkar perut dengan pradiabetes pada kegiatan Posbindu PTM UPTD Puskesmas Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah. Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar perut dengan terjadinya pradiabetes di POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea, diperoleh hasil bahwa besarnya lingkar perut yang melebihi batas normal mempengaruhi atau dapat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Adnyana dkk yang menunjukkan bahwa lingkar perut berpengaruh terhadap kejadian pradiabetes.16. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan di POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan lingkar perut dengan kejadian pradiabetes pada pasien yang melakukan kunjungan POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea.
TINJAUAN PUSTAKA
Obesitas
- Defenisi Obesitas
- Epidemiologi Obesitas
- Klasifikasi Obesitas
- Faktor Risiko Obesitas
Salah satu penyakit metabolik heterogen, yaitu diabetes melitus, didefinisikan sebagai hiperglikemia akibat berkurangnya produksi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Risiko penyakit kardiovaskular (CVD) yang lebih tinggi dan masalah mikrovaskuler jangka panjang yang relatif spesifik yang mempengaruhi mata, ginjal, dan neurologi, keduanya berhubungan dengan hiperglikemia kronis pada diabetes. Diabetes didiagnosis berdasarkan ambang glikemik yang berhubungan dengan penyakit mikrovaskuler, khususnya retinopati.8 Seseorang mengalami obesitas jika mengalami obesitas akibat tingginya total lemak tubuh, terdeteksi ketika >25% pada pria dan >35% pada wanita, serta dapat membawa dampak kesehatan. beresiko.
Sebelum terjadi disfungsi organ, penyimpanan lemak berlebih yang melebihi 20% berat badan optimal akan menimbulkan gangguan kesehatan.1. Berdasarkan laporan RISKESDAS tahun 2018, kelompok laki-laki di Sumatera Utara memiliki angka obesitas hingga 18,71%, sedangkan kelompok perempuan memiliki angka obesitas sebesar 32,79%. Prevalensi obesitas pada laki-laki di wilayah Tapanuli Tengah sebesar 14,37%, sedangkan prevalensi obesitas pada perempuan sebesar 27,30%.
Data statistik tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Tapanuli Tengah masih memiliki angka obesitas yang tinggi.3. Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh atau sering disebut obesitas sentral, menumpuk di area perut. Obesitas ringan, yaitu obesitas yang disebabkan oleh kelebihan berat badan antara 20 hingga 30% di atas berat badan yang dianjurkan namun tanpa diketahui adanya kondisi lain.
Obesitas morbid didefinisikan sebagai obesitas dengan kelebihan berat badan >60% dan obesitas signifikan, gagal jantung, dan penyakit pernapasan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kurangnya olahraga yang dapat mengakibatkan hilangnya massa otot dan peningkatan lemak tubuh. Orang yang keluarganya mengalami obesitas mempunyai kemungkinan 2-8 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan orang yang tidak memiliki keluarga yang mengalami obesitas.10,11.
Dampak unsur makanan terhadap obesitas dimulai sejak dalam kandungan, ketika berat badan ibu mempengaruhi perkembangan bayi dan persentase lemak tubuh. Tanggal anak-anak pertama kali mengonsumsi makanan padat, pengeluaran energi dari karbohidrat, dan asupan lemak semuanya mempengaruhi jumlah lemak yang mereka kumpulkan di dalam tubuh mereka.10,11. Kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon tiroid menurun pada wanita setelah menopause, yang mempengaruhi kemampuannya dalam menggunakan energi.
Lingkar perut
- Klasifikasi lingkar perut
- Pengukuran lingkar perut
Pengukuran perut dimulai dari tengah dan dilanjutkan secara horizontal sejajar di sekitar pinggang dan perut sebelum kembali ke posisi awal. Apabila responden mempunyai perut yang besar dari pinggang ke bawah, maka pengukuran dimulai dari bagian tengah dan dilanjutkan ke bagian yang paling besar.
Prediabetes
- Definisi Prediabetes
- Epidemiologi Prediabetes
- Faktor risiko prediabetes
- Patofisiologi Prediabetes
- Gejala klinis prediabetes
- Kriteria prediabetes
- Screreening prediabetes
- Kadar tes laboratorium darah untuk diabetes dan prediabetes
Dengan demikian, pradiabetes dapat didefinisikan sebagai memiliki kadar BNP sebesar 100 hingga 125 mg/dL atau KGD PP 2 jam sebesar 140 hingga 199 mg/dL.19. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, terdapat 5,7% kasus diabetes tipe 2 di perkotaan di Indonesia dibandingkan dengan 10,2% kasus pradiabetes. Faktor risiko diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori: faktor risiko yang dapat diperbaiki dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan berat lahir <4000 g tidak dapat diperbaiki, namun elemen seperti gaya hidup, stres, olahraga, dan merokok dapat dimodifikasi.20. Pada pradiabetes, mula-mula terjadi resistensi insulin, yang kemudian berlanjut membantu mengatasi resistensi insulin dan menjaga kadar gula darah tetap normal sehingga meningkatkan produksi insulin. KGD meningkat seiring waktu dan fungsi sekresi sel menurun karena sel kehilangan kemampuannya untuk beradaptasi.
Namun jika diabetes berkembang, akan terjadi gejala DM seperti polifagia, polidipsia, poliuria, dan penurunan berat badan akibat hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah.18,19. Menurut American Diabetes Association, pradiabetes ditandai dengan glukosa darah puasa 100-125 mg/dl atau glukosa darah 140 hingga 199 mg/dl dua jam setelah makan.22. Adanya toleransi glukosa yang buruk dan/atau penurunan kadar gula darah puasa merupakan kriteria pradiabetes.
Menurut American Diabetes Association, pradiabetes didefinisikan sebagai KGD puasa 100-125mg/dl dan KGD 140 hingga 199 mg/dl dua jam setelah makan.23.
Pos binaan terpadu penyakit tidak menular (POSBINDU PTM )
Kerangka Teori
Kerangka konsep
Populasi penelitian adalah seluruh peserta Posbindu PTM UPTD Sipea Pea, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Pasien dengan lingkar pinggang >80 untuk wanita dan >90 untuk pria di Posbindu PTM UPTD Sipea Pea, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung pada peserta yaitu melalui pengukuran fisik lingkar pinggang dan pemeriksaan kadar gula darah puasa.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sipea Pea Kecamatan Sorkam Barat Desa Sorkam Kanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat 14 laki-laki (28% responden) dan 36 perempuan (72% responden) yang memiliki lingkar perut lebih besar dari normal. Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui hubungan lingkar perut dengan kejadian pradiabetes di POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea, diperoleh hasil bahwa lingkar perut yang lebih besar dari batas normal mempengaruhi atau dapat dijadikan acuan diagnosis. kejadian pradiabetes.
Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian Adnyana et al., yang menyatakan bahwa lingkar perut berdampak terhadap prevalensi pradiabetes.25. Karena terjadi glukogenesis dan dapat menghambat fungsi insulin, peningkatan lingkar perut menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Penelitian ini mempunyai keterbatasan, antara lain POSBINDU PTM UPTD Puskesmas Sipea Pea melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara acak sehingga memerlukan 3 kadar gula darah puasa untuk melakukan skrining pradiabetes.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan pada POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea, kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar perut dengan kejadian pradiabetes pada pasien yang mengunjungi POSBINDU PTM UPTD Sipea Pea. Penelitian ini dilakukan di Posbindu PTM UPTD Sipea Pea di Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Obesitas dapat dideteksi berdasarkan status gizi, ketebalan lemak di bawah kulit, indeks massa tubuh atau BMI, dan pengukuran lingkar perut.
Salah satunya adalah pengukuran lingkar perut yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi gangguan metabolisme atau obesitas sentral. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang memeriksakan diri pada kegiatan Puskesmas Sipea Pea di Posbindu PTM. Kriteria inklusi penelitian ini adalah semua orang yang mempunyai lingkar perut laki-laki >90 cm dan perempuan.
Berdasarkan tabel di atas, dari 50 responden penelitian ini, 14 orang berjenis kelamin laki-laki (28%), sedangkan 36 responden (72%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan tabel diatas diperoleh hubungan lingkar perut dengan pradiabetes diperoleh dengan nilai 0,041<0,05. Koefisien korelasi penelitian ini sebesar 0,290 yang berarti tingkat keeratan hubungan atau korelasi lingkar perut dengan pradiabetes termasuk korelasi yang rendah.
Peningkatan lingkar perut dapat berdampak pada peningkatan gula darah karena terjadi glukogenesis yang dapat menghambat kerja insulin.
METODE PENELITIAN
Definisi operasional
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross-sectional, yaitu jenis penelitian deskriptif analitis dimana orang hanya diteliti satu kali saja dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Tempat dan waktu penelitian
- Tempat penelitian
- waktu penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
- Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
- Cara Pengambilan Sampel
- Besar Sampel
- Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tidak ada satu pun responden yang pernah menggunakan obat antidiabetik atau menderita diabetes melitus sebelumnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, yaitu sampel tidak dipilih secara acak. Metode pengambilan sampel ini menggunakan metode sampling sekuensial yang melibatkan pemilihan sampel atau responden yang hadir atau tersedia pada saat survei.
Teknik Pengumpulan Data
Wanita pramenopause dengan pradiabetes atau diabetes mellitus menghadapi lebih banyak faktor risiko kardiometabolik dibandingkan wanita dengan normoglikemia. Obesitas, hipertensi dan dislipidemia merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes melitus dan kombinasi risiko ini secara sinergis meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular28,29. Obesitas, hipertensi dan dislipidemia merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes melitus dan kombinasi dari faktor risiko tersebut.
Pengolahan dan Analisa Data
- Pengolahan data
Alur Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Analisis Data
- Hasil Univariat
- Analisis Bivariat
- Pembahasan
- Keterbatasan penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
- Saran