• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LITERASI NUMERASI DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH SEKECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2022/2023

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN LITERASI NUMERASI DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH SEKECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2022/2023"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Teknik ini digunakan untuk mengukur kemampuan berhitung dan berpikir kritis siswa kelas V MI Muhammadiyah di Kecamatan Gatak. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan mengkorelasikan kemampuan berhitung dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan antara numerasi dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V MI Muhammadiyah di Kecamatan Gatak.

KAJIAN TEORI

Pengertian

Literasi numerik adalah kemampuan menggunakan berbagai angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari dan menganalisis informasi, pengetahuan, dan keterampilan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, diagram, dll). Literasi numerik secara sederhana adalah bagaimana menerapkan konsep bilangan, penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian dalam kehidupan sehari-hari pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Patta dan Muin. Hal ini ditegaskan oleh Kemendikbud) bahwa literasi numerasi adalah kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk percaya diri menggunakan matematika dalam semua aspek kehidupan.

Literasi numerik juga membantu siswa memahami peran matematika dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Salvia et al. Menurut Ekowati dan Beti Istanti, literasi kelas merupakan bagian dari matematika, sehingga komponen penerapan literasi kelas tidak dapat dipisahkan dari pengajaran). Materi Matematika Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan matematika dasar dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Tanpa disadari, literasi angka sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bangun pagi hingga menjelang tidur malam. Terapkan literasi angka untuk memecahkan masalah sehari-hari dan membuat keputusan berdasarkan penalaran logis.

Indikator

Pengukuran dan geometri, meliputi: bangun datar menggunakan volume dan luas dalam kehidupan sehari-hari, pengukuran panjang, berat, volume, waktu dan debit, dan satuan luas menggunakan satuan baku. Konteks pribadi, terkait dengan minat pribadi Budaya sosial, terkait dengan kepentingan antara budaya individu dan masalah sosial. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berpedoman pada indikator literasi numerik (Pusat Kajian dan Pembelajaran Kemendikbud, 2020) seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Hal ini bertujuan untuk mengasah kemampuan berhitung siswa agar terbiasa menganalisis soal-soal literasi khususnya berhitung.

Tabel 2. 1 Indikator Literasi Numerasi
Tabel 2. 1 Indikator Literasi Numerasi

Keterampilan Berpikir Kritis

  • Indikator
  • Karakteristik
  • Manfaat

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 menyatakan bahwa untuk bertahan dalam lingkungan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif, diperlukan keterampilan berpikir kritis bagi siswa untuk mengelola dan menggunakan informasi. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikembangkan mulai dari jenjang pendidikan dasar (Siti Riyadhotul. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan di era 4.0 dengan titik tolak pengembangan dimulai dari jenjang pendidikan dasar.

Menurut Moore dan Stanley, indikator keterampilan berpikir kritis meliputi tiga aspek terakhir Taksonomi Bloom, yaitu analisis, evaluasi, dan kreasi (Rahmawati, 2020: 9). Berdasarkan tabel 2.3 ternyata indikator keterampilan berpikir kritis terbagi menjadi 3, dimana setiap indikator memuat 3 sub indikator. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berpedoman pada indikator keterampilan berpikir kritis di atas, seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Seorang pemikir kritis, ketika berhadapan dengan suatu masalah, dapat mencari lebih dari satu solusi dan juga ide-ide kreatif yang berbeda untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat berpikir lebih mandiri, sehingga tidak selalu bergantung pada orang lain.

Tabel 2. 3 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 2. 3 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Kajian Penelitian Terdahulu

Temuan penelitian ini adalah: (1) desain berhitung di SD Muhammadiyah 1 Kota Malang belum terprogram sehingga masih menyesuaikan ruang lingkup materi berhitung dengan pembelajaran tematik kurikulum 2013, (2) pelaksanaan program berhitung sesuai dengan tiga tahapan program literasi sekolah yaitu adaptasi, pengembangan dan pembelajaran, (3) upaya mengatasi keterbatasan pelaksanaan program berhitung berdasarkan tujuan umum literasi sekolah, (4) faktor pendukung adalah pemerintah dan tujuan program berhitung, sedangkan (5) faktor penghambat mengacu pada tujuan program berhitung yaitu landasan kelas, budaya, sekolah dan masyarakat. Jurnal (Perdana dan Suswandari 2021) berjudul “Literasi Numerasi Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dimana subjek penelitiannya adalah siswa SMA.

Persamaan dalam penelitian ini merujuk pada kedua keterampilan literasi numerik tersebut, sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang digunakan. Persamaan penelitian ini membahas tentang kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar, sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan dan sampel yang digunakan. Jurnal (Inggriyani dan Fazriyah 2017) berjudul “Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

Persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar, sedangkan perbedaannya terletak pada metode dan contoh yang digunakan. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menyangkut kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar, sedangkan perbedaannya terletak pada topik penelitian yang digunakan.

Tabel 2. 5 Penelitian yang Relevan
Tabel 2. 5 Penelitian yang Relevan

Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis

Hubungan Literasi Matematika dengan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Kecamatan Gatak Tahun Pelajaran 2022/2023 menunjukkan hubungan yang positif.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Sraten yang terletak di Jalan Solo-Jogja km 15, Dusun Piji, Desa Sraten, Kecamatan Gatak dan MI Muhammadiyah Trangsan yang terletak di Dusun Slarong RT 4/RW 10, Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Penelitian ini dilakukan sejak penyusunan proposal pada November 2022 hingga Mei 2023, yang akan diuraikan secara rinci dalam bentuk tabel di bawah ini.

Populasi dan Sampel Penelitian

Sampel harus dapat mencerminkan keadaan populasi secara tepat, sehingga kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian berdasarkan sampel harus menunjukkan kesimpulan tentang populasi (Hardani 2020: 362). Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen populasi yang dipilih menjadi anggota sampel (Widiasworo, 2018:89). Berdasarkan undian diperoleh 2 MI sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Muhammadiyah Sraten dan MI Muhammadiyah Trangsan dengan jumlah sampel sebanyak 55 siswa.

Tabel 3. 2 Populasi MI Muhammadiyah se-Kecamatan Gatak
Tabel 3. 2 Populasi MI Muhammadiyah se-Kecamatan Gatak

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Data

Validitas isi adalah validitas yang menitikberatkan pada unsur-unsur dalam ukuran (Ihsan. Validitas isi diproses melalui analisis rasional dengan menitikberatkan pada pembuktian butir-butir dalam ukuran yang kemudian ditelaah oleh para ahli (Yusup, 2018:18). Uji validitas konstruk mensyaratkan pendapat para ahli yang kemudian diteruskan untuk melakukan uji instrumen.

Validitas empiris adalah hubungan antar alat ukur sebagai kriteria, apakah alat ukur tersebut dapat menjelaskan hubungan antara kriteria dengan teori yang ada (Ihsan. Pengujian dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian item item dengan kriteria dan kisi-kisi soal yang dibuatnya. Selain itu, peneliti mengumpulkan data dari hasil uji coba dan menganalisisnya dengan mengkorelasikan skor item instrumen menggunakan rumus korelasi pearl point untuk soal literasi matematika dan product moment Pearson untuk soal keterampilan berpikir kritis berbantuan SPSS for Windows. versi 25.

Pengujian validitas instrumen dengan soal pilihan ganda (keterampilan berhitung) dengan rumus korelasi titik biserial yaitu (Muaja, Setiawan dan Mahatma. Berdasarkan hasil uji soal yang telah dilakukan pada 45 siswa kelas V MI Muhammadiyah PK Blimbing Gatak dan MI Muhammadiyah Luwang, datanya adalah sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas butir soal diperoleh 9 soal valid dan 1 soal tidak valid, maka peneliti menggunakan 9 soal valid yaitu nomor soal. 2, 3.

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas butir soal diperoleh 4 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid, sehingga peneliti menggunakan 4 butir soal yang valid yaitu soal nomor 2, 3, 4 dan 5. Uji reliabilitas merupakan tes yang digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur yang digunakan peneliti (Budiyastuti 2018:210). Menurut Gozali dalam (Fanani, Djati dan Silvanita) jika nilai Alpha Conbarch > 0,6 maka instrumen penelitian tersebut reliabel.

Jika nilai variabel Alpha Conbarch > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ini reliabel atau konsisten dalam pengukuran (Dewi dan Sudaryanto. Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat hasil uji reliabilitas sebesar 0,638 dimana hasilnya > 0,6 jadi bahwa instrumen tersebut reliabel Berdasarkan Tabel 3.8 terlihat hasil uji reliabilitas sebesar 0,651 dimana hasil > 0,6 sehingga instrumen tersebut reliabel.

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Numerasi
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Numerasi

Teknik Analisis Data

Data hasil tes digunakan untuk mengetahui hubungan antara numerasi dengan kemampuan berpikir kritis siswa MI Muhammadiyah di Kecamatan Gatak. Berikut adalah nilai tes berhitung untuk variabel keterampilan berpikir kritis yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi 4.6. Korelasi yang signifikan menunjukkan bahwa ada korelasi yang erat antara keterampilan berhitung dan berpikir kritis.

Berdasarkan keterangan di atas, literasi matematika dan kemampuan berpikir kritis merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Tabel 3. 9 Kategorisasi Hasil Tes Literasi Numerasi dan Keterampilan Berpikir  Kritis
Tabel 3. 9 Kategorisasi Hasil Tes Literasi Numerasi dan Keterampilan Berpikir Kritis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Prasyarat Analisis

Hal ini mengharuskan peneliti untuk melakukan pengujian kondisional di bawah masing-masing teknik perhitungan hipotesis. Uji prasyarat pertama adalah uji normalitas yaitu uji yang membuktikan bahwa data berdistribusi normal dengan kriteria data uji berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05 (Widana, 2020:2). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov karena sampel >50 menggunakan SPSS for Windows versi 25.

Berdasarkan tabel 4.11 terlihat nilai signifikansi sebesar 0,065 yaitu > 0,05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji linieritas merupakan uji prasyarat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat apakah linier atau tidak (Widana 2020:47). Dasar pengambilan keputusan uji linearitas Scatter-Plot, jika nilai titik data membentuk pola lurus dari kiri bawah ke kanan atas (hubungan positif), namun jika nilai dari titik data membentuk garis lurus pola garis dari kanan bawah ke kiri atas (hubungan negatif).

Berdasarkan Gambar 4.1, hasil uji linearitas scatter plot menunjukkan bahwa titik-titik plot data membentuk pola lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat hubungan linier positif antara variabel literasi numerik (X) dan keterampilan berpikir kritis (Y).

Pengujian Hipotesis

Hubungan yang positif bermakna jika keterampilan membaca tinggi, maka keterampilan berpikir kritis juga tinggi dan sebaliknya (Sugiyono, 2019:40). Nilai koefisien sebesar 0,805 berada di antara yang berarti memiliki hubungan yang sangat kuat dengan arah korelasinya, menunjukkan arah yang positif antara kemampuan berhitung dengan berpikir kritis siswa. Hubungan positif menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan berhitung maka semakin tinggi kemampuan berpikir kritis.

Pembahasan

Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu: numerasi, literasi dan kemampuan berpikir kritis siswa berada pada level sedang.

PENUTUP

Saran

Gambar

Tabel 2. 2 Indikator Literasi Numerasi  No.  Komponen  Kategori  Sub Kategori
Tabel 2. 1 Indikator Literasi Numerasi
Tabel 2. 4 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 2. 3 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

There were three factors caused the students’ anxiety in learning English at the Eight Grade of MTs Al-Hidayah Langon-Jepara based on Horwitz theory, they are