Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan shared care dengan sikap ibu dalam memberikan ASI di ruang nifas RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin. Menganalisis hubungan pelaksanaan shared care dengan sikap ibu terhadap pemberian ASI di RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin. Peningkatan pengetahuan hubungan pelaksanaan shared care dengan sikap ibu dalam memberikan ASI di RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.
Sebagai tambahan informasi khususnya mengenai hubungan pelaksanaan shared care dengan sikap ibu terhadap menyusui.
Konsep Nifas
Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir ketika organ rahim kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kurang lebih 6 minggu (Saifuddin, 2010). Masa nifas atau masa nifas dimulai dari 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelahnya (Prawirohardjo, 2011). Pada masa nifas, jalan lahir ibu mengeluarkan cairan berisi darah dan sisa-sisa jaringan desidua nekrotik dari rahim (Lochia).
Lochia memiliki bau amis atau tengik dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Keluarnya lokia terjadi sejak hari pertama setelah melahirkan sampai 6 minggu setelah melahirkan dan mengalami perubahan warna dan jumlah akibat proses involusi (Mansyur, 2014). Biasanya ibu mengalami sembelit setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan mendapat tekanan saat melahirkan sehingga menyebabkan pengosongan usus besar, kekurangan makanan, dan pecahnya jalan lahir (Trisnawati Perubahan Sistem Saluran Kemih. Penurunan volume dan peningkatan darah) sel selama kehamilan berhubungan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 pasca melahirkan dan akan kembali normal dalam waktu 4-5 minggu pasca melahirkan (Trisnawati Perubahan Sistem Endokrin.
Human chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan tetap pada 10% dalam waktu 3 jam hingga hari ke 7 setelah melahirkan (Mansyur Perubahan sistem kardiovaskular. Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kondisi fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan ibu ibu nifas. kesempatan istirahat yang cukup untuk mempersiapkan tenaga menyusui bayi kelak.Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan nifas dilakukan sesegera mungkin, dengan syarat ibu menjalani persalinan normal dan tidak mengalami komplikasi pasca melahirkan.
Konsep ASI (Air Susu Ibu) a. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan tiada tara yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dari kemungkinan serangan penyakit (Qomariyah, 2016). Upaya menghilangkan puting susu yang terbalik dapat dilakukan dengan menyusui bayi segera setelah lahir. Memerah ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu jika isi payudara dan puting susu tertarik masuk.
Cara mengatasinya adalah dengan memastikan posisi menyusui yang benar dan mulai menyusui pada puting yang tidak nyeri untuk membantu mengurangi nyeri pada puting yang nyeri. Segera setelah diminum, peras sedikit ASI, oleskan pada puting dan biarkan payudara terbuka beberapa saat hingga puting kering, dan jangan membersihkan puting dengan sabun. Puting yang nyeri jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi perih sehingga menyusui akan terasa nyeri dan bisa berdarah.
Puting lecet bisa disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, namun bisa juga disebabkan oleh sariawan (kandidiasis) atau dermatitis. Hal ini dapat diatasi dengan mengobati puting lecet dan memperhatikan posisi menyusui. Penyebab payudara bengkak adalah posisi mulut bayi dan puting ibu yang salah, produksi ASI berlebihan, terlambat menyusui, produksi ASI jarang, dan waktu menyusui terbatas.
Kerangka Konsep
Hipotesis
Penentuan Lokasi, Sasaran Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Sampel adalah sebagian yang mewakili keseluruhan objek yang diselidiki dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri umum subjek penelitian dari kelompok sasaran yang tersedia untuk dipelajari (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi adalah mengeliminasi atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai alasan (Nursalam, 2013).
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dijadikan ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau diperoleh melalui suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Variabel bebas merupakan variabel bebas karena variabel inilah yang mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2012) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan perawatan sendi. Variabel terikat merupakan variabel terkait (Notoatmodjo, 2012) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap ibu terhadap pemberian ASI.
Menurut Hidayat (2013), definisi operasional adalah pendefinisian variabel secara operasional berdasarkan ciri-ciri yang dianalisis, yang memungkinkan penelitian dapat melakukan pengamatan atau pengukuran secara tepat terhadap suatu objek. Shared care merupakan suatu metode pengasuhan dimana ibu dan bayi baru lahir tidak dipisahkan.
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Yang nantinya akan diedit pada saat penelitian adalah setelah kuesioner terkumpul, selanjutnya yang dilakukan adalah memeriksa data apakah seluruh kuesioner sudah terjawab oleh responden atau masih ada jawaban yang tersisa.
Metode Analisis Data
Apabila tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan shared care dengan sikap ibu dalam memberikan ASI, maka nilai OR tidak boleh dibaca.
Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum
Moch.Ansari Saleh Banjarmasin merupakan rumah sakit rujukan pertama di Banjarmasin, selain memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum, rumah sakit ini juga memberikan pelayanan kesehatan seperti BPJS dan asuransi lainnya. Kegiatan Rawat Jalan, IGD, IGD Psikiatri, Klinik Penyakit Dalam, Klinik Ginekologi, Klinik Bedah, Klinik Anak, Klinik THT, Klinik Gigi, Poliklinik Psikiatri, Poliklinik HIV/AIDS, Poliklinik Konsultasi Psikologi, Poliklinik Kelamin dan Poliklinik Kelamin, Poliklinik Konsultasi Psikologi dan Nuritik. Kegiatan Rawat Inap : Obstetri dan Ginekologi, Penyakit Dalam, Bedah, Pediatri, Bayi, ICU, THT dan Psikiatri.
Pelayanan Medis: Intensive Care Unit (ICU), Rehabilitasi Medis/Psikiatri, Rehabilitasi Medis Pria, Rehabilitasi Medis Wanita, Fisioterapi dan Ruang Operasi. Pelayanan Penunjang : Fasilitas Laboratorium Klinis/Ilmiah, Fasilitas Radiologi, Fasilitas Kamar Mayat dan Fasilitas Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit (IPSRS), Gedung CSSD, Laundry. Ruang nifas terbagi menjadi ruang atas dan ruang bawah yang terdiri dari 1 ruang perawatan, 1 ruang kontrol, 1 ruang penyimpanan dan 13 ruang alat tulis.
Ansari Saleh Banjarmasin tentang pelaksanaan asuhan gabungan dengan sikap ibu dalam memberikan ASI diperoleh responden sebanyak 78 ibu nifas berdasarkan karakteristik responden yaitu : umur, pendidikan, cara persalinan, paritas, perawatan payudara, bentuk payudara .
Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Pada penelitian ini digunakan analisis bivariat untuk mengetahui atau melihat hubungan pelaksanaan perawatan sendi dengan sikap ibu memberikan ASI di ruang nifas di RSUD Dr. RS H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Dari Tabel 4.9 diatas hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pelaksanaan perawatan sendi dengan variabel sikap ibu dalam memberikan ASI (p<0,05).
Pembahasan
Analisis Univariat
Berdasarkan hasil survei pada Tabel 4.9 diperoleh beberapa karakteristik responden seperti umur, pendidikan, cara melahirkan, paritas, perawatan payudara dan bentuk puting, dengan tercapainya perawatan bersama dipengaruhi oleh peran ibu. rumah sakit yang membutuhkan ibu bersalin. dan bayi untuk dirawat bersama dalam satu ruangan. Ibu nifas yang tidak memberikan pengasuhan bersama disebabkan karena ada bayinya yang tiba-tiba sakit sehingga harus merawat bayinya di ruang penitipan anak.Pada saat penelitian dilakukan, ibu dan bayinya belum dianggap ikut pengasuhan karena tidak berjumlah total 24 jam, oleh karena itu dari beberapa karakteristik responden di atas tidak dapat dikatakan mempengaruhi pelaksanaan joint care, karena joint care merupakan peran yang dilakukan di rumah sakit, dan joint care itu sendiri melihat lebih banyak kelebihannya yaitu memudahkan ibu menyusui bayinya kapan saja, melakukan perawatan mandiri seperti perawatan payudara, perawatan tali pusat, memandikan bayi. Selain peran rumah sakit dalam memberikan pelayanan bersama, manfaat dari perawatan bersama itu sendiri selalu diberikan oleh petugas ruang nifas sejak ibu bersalin pertama kali masuk hingga perkiraan keberangkatan ibu bersalin.
Beberapa manfaat yang diterima ibu nifas juga dipengaruhi oleh respon ibu dalam melakukan perawatan sendi. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8, dari 78 responden terdapat 68 orang yang melakukan perawatan sendi, dimana 49 orang (63%) mendapat sikap positif dan 19 orang (24%) mendapat sikap negatif. Sedangkan dari 10 orang yang tidak melakukan pengobatan bersama, terdapat 2 orang (3%) yang mendapat sikap positif dan 8 orang (13%) yang mendapat sikap negatif.
1 sisi, dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pelaksanaan perawatan bersama dengan variabel sikap ibu dalam memberikan ASI, hal ini juga diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh Wiwin & Eka ((2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan hubungan antara pelaksanaan shared care dengan keberhasilan pemberian ASI, selanjutnya Dini (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan shared care dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif, hasil tersebut dicapai oleh 68 responden (87%) yang melakukan perawatan bersama dipengaruhi oleh peran pihak rumah sakit yang mengharuskan ibu dan bayinya dirawat bersama dalam satu ruangan setelah melahirkan, sedangkan ibu pasca melahirkan yang tidak melakukan perawatan bersama disebabkan oleh beberapa bayinya yang tiba-tiba jatuh sakit, bayi-bayi tersebut harus dirawat di ruang penitipan anak. Sedangkan pada saat penelitian dilakukan, ibu dan bayinya belum dikatakan dalam perawatan bersama karena sudah 24 jam tidak bersama. Berdasarkan temuan penulis Dari pernyataan pelaksanaan joint care dengan sikap ibu dalam memberikan ASI, terdapat 8 orang ibu nifas yang tidak melaksanakan joint care dengan sikap negatif, sebanyak 5 orang ibu nifas sangat setuju atau setuju dengan pernyataan nomor 1 yaitu setelah melahirkan saya terlalu capek untuk langsung menyusui bayi saya, sehingga saya tidak perlu langsung menyusui bayi saya.
Keterbatasan
Selain itu, susu formula tidak mengandung zat imun khususnya imunoglobulin A (IgA), karena imunoglobulin A (IgA) hanya terdapat pada kolostrum. Tercapainya sikap positif atau negatif terhadap menyusui mungkin dipengaruhi oleh karakteristik responden. Misalnya, mayoritas ibu berusia antara 20-35 tahun, mereka jauh lebih matang baik secara fisik maupun mental untuk memberikan ASI kepada bayinya. Selain mempunyai pengaruh pada usia, paritas juga akan mempunyai pengaruh, dengan mayoritas anak mempunyai anak lebih dari 1 maka mereka akan lebih mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI pada bayinya, namun hal ini tidak lepas juga dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. , budaya, lingkungan keluarga dan pemasaran susu formula.
Simpulan
Saran
Bahwa rumah sakit meneruskan program pelaksanaan pelayanan terpadu yang telah dilaksanakan selama ini dan meningkatkan pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dalam program pelaksanaan pelayanan terpadu dan tetap memberikan manfaat atau tujuan dari program pelaksanaan pelayanan terpadu. Diharapkan kepada para responden untuk lebih memanfaatkan pelaksanaan shared care itu sendiri sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi pemberian ASI di wilayah Kalimantan Selatan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor lain yang berhubungan dengan pelaksanaan shared care dengan sikap ibu terhadap pemberian ASI.
Aprilia 2009. Analisis Sosialisasi Program ASI Dini dan ASI Eksklusif pada Bidan di Wilayah Klaten. Hubungan pelaksanaan joint care dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap terhadap inisiasi menyusui dini dan manajemen menyusui pada ibu hamil di kota parepare.[Tesis].Makassar: Universitas Hasanuddin.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kelas Ibu Hamil Di Desa Kertak Hanyar II Kawasan Puskesmas Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Tahun 2016. Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Rembang 2 Puskesmas dan Puskesmas Sarang.