Judul : Hubungan pengetahuan dan persepsi perawat tentang bahaya kerja dengan karakteristik perawat sebagai variabel moderasi di RSUD Kanjuruhan Malang. Menganalisis hubungan pengetahuan perawat dan persepsi bahaya kerja dengan karakteristik perawat sebagai variabel moderasi di RSUD Kanjuruhan Malang.
PENDAHULUAN
- Identifikasi Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Keterbatasan Penelitian
Menganalisis hubungan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dengan tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi di RSUD Kanjuruhan Malang. Menganalisis hubungan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dan lama kerja sebagai variabel moderasi di RSUD Kanjuruhan Malang.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Konsep Karakteristik Perawat
Seorang perawat yang menjalankan profesinya sebagai perawat harus mempunyai pengetahuan & pelatihan pada bidang tertentu ketika menjalankan profesinya. Jam kerja adalah lamanya waktu seorang perawat bekerja di suatu rumah sakit, berdasarkan mulai bekerja sampai perawat tersebut berhenti bekerja.
Konsep Persepsi
Selain itu, sine qua non saraf sensorik adalah transmisi rangsangan yang diterima indera atau reseptor ke pusat saraf. Pusat syaraf adalah otak yang menjadi pusat pencerahan dan syaraf sensorik menjadi indra untuk memberikan respon.
Konsep Occupational Hazard
Contoh bahaya kerja psikologis di rumah sakit adalah jam kerja yang panjang, shift malam, rekan kerja. Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti memprioritaskan pemilihan dan penerapan pengendalian yang mengatasi bahaya pekerjaan.
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan organisasi SDM adalah tujuan organisasi formal yang diciptakan untuk membantu mencapai tujuan. Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah untuk menjaga kontribusi sektor sumber daya manusia pada tingkat yang memenuhi kebutuhan organisasi.
Keterkaitan Antara Hazard dengan Produktivitas
Di RSUD Kanjuruhan Malang terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dan tingkat pendidikan sebagai variabel moderator. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi perawat mengenai bahaya pekerjaan dan masa kerja sebagai variabel moderator di RSUD Kanjuruhan Malang. Data dianalisis menggunakan uji rho Spearman untuk menentukan apakah ada hubungan statistik antara pengetahuan perawat dan persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan.
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan terhadap variabel karakteristik perawat, pengetahuan perawat dan persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan. Jenis analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dengan tingkat pendidikan perawat adalah dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda. Jenis analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dan lama kerja perawat menggunakan uji regresi linier statistik berganda.
Pengetahuan perawat tentang bahaya kerja mencerminkan pemahaman perawat terhadap bahaya kerja yang ada di rumah sakit. Hasil tersebut menunjukkan sebesar 0,837 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan perawat dengan persepsi tentang bahaya pekerjaan. Hasil penelitian yang dilakukan pada perawat di RSUD Kanjuruhan Malang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dan persepsi perawat tentang bahaya kerja dan hal ini mengarah pada hubungan yang positif.
Judul skripsi yang saya rancang adalah : “Hubungan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dengan karakteristik perawat sebagai variabel moderator di RSUD Kanjuruhan Malang”. Judul Skripsi: Hubungan Pengetahuan Perawat dan Persepsi Bahaya Kerja dengan Karakteristik Perawat Sebagai Variabel Moderator di RSUD Kanjuruhan Malang.
Penelitian Terdahulu & Kebaharuan Penelitian
Hipotesa Penelitian
Kerangka Konseptual
Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan korelatif antara variabel pengetahuan perawat dengan variabel persepsi perawat mengenai bahaya kerja dengan karakteristik perawat sebagai variabel moderator. Pendekatan cross sectional yang dimaksud adalah pengukuran variabel karakteristik perawat, variabel pengetahuan perawat, dan variabel persepsi perawat tentang bahaya kerja dilakukan dalam satu waktu, yaitu pada saat peneliti mengumpulkan data primer dengan cara memberikan kuesioner pengetahuan perawat dan persepsi risiko kerja. . bahaya di RSUD Kanjuruhan Malang. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pengetahuan perawat terhadap bahaya kerja, dan variabel terikatnya adalah persepsi perawat terhadap bahaya kerja, sedangkan variabel moderatornya adalah karakteristik perawat.
Bagian ketiga dari kuesioner B bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat terhadap risiko pekerjaan. Berisi 15 pernyataan yang mengacu pada konsep teori bahaya kerja yang telah diadaptasi oleh para peneliti. Jenis analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan persepsi bahaya kerja adalah analisis Spearman’s Rho. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh perawat di RS Kanjuruhan Malang memiliki pengetahuan yang cukup tentang risiko kerja.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di RS Kanjuruhan Malang mempunyai opini positif terhadap bahaya kerja. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan perawat terhadap bahaya pekerjaan maka persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan mengarah pada persepsi yang positif atau dalam hal ini persepsi yang benar. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah pengetahuan seorang perawat terhadap bahaya kerja maka persepsi perawat terhadap bahaya kerja cenderung mempunyai persepsi negatif atau bisa dikatakan salah persepsi.
Hasil penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan dengan tingkat pendidikan perawat dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda diperoleh nilai R sebesar 0,249, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang rendah antara pengetahuan dan persepsi perawat. pengetahuan dan persepsi bahaya kerja pada tingkat pendidikan keperawatan. Jadi semakin lama masa kerja seorang perawat maka akan meningkatkan pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja.Hal ini merupakan upaya preventif agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi, Sample dan Sampling
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Pengetahuan yang tercakup dalam penelitian ini diketahui seluruh perawat dari proses outcome pengetahuan yang dimiliki perawat (sumber). Karakteristik perawat yang diteliti adalah pengalaman kerja dan tingkat pendidikan perawat.
Instrumen Penelitian dan Uji Instrumen
Teknik pengukuran validitas suatu kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antara data pada setiap pernyataan dengan skor keseluruhan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan konsisten, stabil dan akurat.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data pengetahuan dan persepsi perawat terhadap risiko pekerjaan perawat, maka untuk memudahkan proses selanjutnya peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel dengan dasar data yang dianalisis, baik data karakteristik responden maupun data kunci. tentang hasil pengukuran pengetahuan dan persepsi perawat terhadap risiko pekerjaan. Pengetahuan tentang bahaya kerja merupakan aspek yang sangat penting sebagai wujud pemahaman perawat akan pentingnya mengetahui bahaya kerja yang ada di rumah sakit. Hal ini sangat penting untuk melindungi diri mereka sendiri, keluarga mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Hasil peneliti terhadap 52 responden menunjukkan bahwa 65,4% perawat memiliki kategori persepsi positif terhadap risiko pekerjaan, sedangkan 34,6% memiliki kategori persepsi negatif.
Hubungan pengetahuan perawat dengan persepsi bahaya pekerjaan dengan menggunakan uji statistik spearman rho diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,01) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,836 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan perawat dengan persepsi. untuk bahaya pekerjaan dan korelasinya bernilai positif yang berarti semakin tinggi pengetahuan perawat maka semakin tinggi pula persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perawat untuk memiliki pengetahuan tentang bahaya kerja sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan persepsi positif terhadap bahaya kerja. Pengetahuan perawat tentang bahaya kerja tidak dapat diperoleh dari pendidikan formal, melainkan dari seminar atau pelatihan yang diadakan di rumah sakit.
Hasil penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara pengetahuan dan persepsi perawat terhadap bahaya kerja dengan lama kerja perawat dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda diperoleh nilai R sebesar 0,473 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan sedang antara perawat. ' pengetahuan dan persepsi tentang bahaya pekerjaan, tentang jam kerja perawat. Hubungan pengetahuan dengan persepsi perawat tentang bahaya pekerjaan dengan menggunakan uji statistik spearman rho diperoleh nilai p-value = 0,000 (p<0,01) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,836 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan persepsi terhadap bahaya pekerjaan. perawat tentang bahaya pekerjaan dan konteksnya adalah positif yang berarti semakin tinggi pengetahuan perawat maka semakin tinggi pula persepsi perawat terhadap bahaya pekerjaan. Diharapkan dari hasil penelitian ini, perawat Rumah Sakit Kanjuruhan Malang selalu meningkatkan pengetahuannya tentang bahaya kerja sekaligus dapat meningkatkan persepsinya terhadap bahaya kerja dengan mengikuti pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Bagian Pendidikan RSUD. .
Pengelolaan dan Analisa Data
Etik Penelitian
- Analisa Univariat
- Analisa Bivariat
- Analisa Multivariat
Oleh karena itu dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta dan permohonan izin ditujukan kepada Direktur RS Kanjuruhan Malang. Penelitian ini dilakukan pada perawat RS Kanjuruhan Malang yang memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti. Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 40,4%, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 59,6%.
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun dengan persentase sebesar 21%, sedangkan sebagian kecil responden berusia ≥ 51 tahun dengan persentase sebesar 2. Berdasarkan tabel 4.3 ternyata responden yang paling besar berusia ≥ 51 tahun dengan persentase sebesar 2. responden mempunyai tingkat pendidikan D3 dengan persentase sebesar 53,8%, sedangkan tingkat pendidikan terkecil responden adalah pendidikan Magister sebesar 1,9%. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja < 5 tahun dengan persentase sebesar 27% dan paling sedikit memiliki masa kerja 21-25 tahun dan > 26 tahun masing-masing sebesar 3%.
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi positif dengan persentase sebesar 65,4%, sedangkan yang terkecil mempunyai persepsi negatif sebesar 34,6.
Pembahasan
- Pembahasan Univariat
- Pembahasan Bivariat
- Pembahasan Multivariat
Pendidikan kesehatan yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi perilaku kesehatan karena dengan pendidikan yang diterima akan diperoleh pengetahuan dan terciptanya upaya pencegahan penyakit. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika pengetahuan umum perawat tentang K3 baik maka angka kecelakaan kerja akan menurun. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pendapat beberapa ahli salah satunya (Notoatmodjo, 2014) yang berpendapat bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan seseorang mempengaruhi perilaku kesehatan karena pendidikan yang diterima membangun pengetahuan dan menghasilkan upaya pencegahan penyakit.
Oleh karena itu, sangat perlu bagi seluruh rumah sakit untuk mengadakan seminar atau pelatihan mengenai keselamatan kerja, termasuk bahaya kerja, bagi seluruh karyawannya, terutama perawat yang mempunyai risiko tinggi. Walaupun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Koesoemo yang tidak menemukan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan waktu pelayanan dalam melaksanakan tujuan keselamatan pasien, karena sikap dan perilaku perawat sudah terbentuk sejak awal kehidupan. proses pendidikan (Koesoemo, Nugrohowati, & Fauzan, 2019). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi RSUD Kanjuruhan Malang sebagai penyedia layanan kesehatan yang optimal dalam hal memberikan nasehat atau pelatihan kepada para staf khususnya perawat secara rutin minimal sebulan sekali mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. , terutama jika menyangkut risiko pekerjaan.
Hubungan pengetahuan dan sikap dengan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Hubungan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan kecelakaan kerja di Pt.Global Permadi Abadi Medan. Sebagai informasi, penelitian ini mendapat persetujuan dari manajemen RSUD Kanjuruhan Malang dan lolos uji etik. Berikut ini yang termasuk dalam bahaya biologis di rumah sakit, kecuali:
Berikut ini yang termasuk dalam bahaya bahan kimia di rumah sakit, kecuali. Berikut ini yang tidak termasuk dalam kategori bahaya ergonomis di rumah sakit, yaitu: Berikut ini Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan, kecuali.
Berikut ini yang tidak termasuk dalam bahaya psikologis yang dialami perawat: Menurut saya, urutan tata cara memakai dan melepas Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien isolasi sangat berpengaruh dalam mencegah penularan penyakit. Menurut saya, penggunaan alat proteksi radiasi saat mendampingi pasien rontgen tidak berpengaruh terhadap pencegahan bahaya.