• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Miopia Siswa-Siswi MAN 2 Langkat Tahun 2022

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Miopia Siswa-Siswi MAN 2 Langkat Tahun 2022"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Sekolah

Tinjauan Pustaka

  • Gadget
    • Pengertian Gadget
    • Jenis-Jenis Gadget
    • Dampak Penggunaan Gadget
  • Anatomi dan Fisiologi Mata
  • Mekanisme Penglihatan
  • Miopia
    • Definisi Miopia
    • Etiologi dan Patofisiologi Miopia
    • Faktor Resiko Miopia
    • Klassifikasi Miopia
    • Manifestasi Klinis Miopia
    • Diagnosis Miopia
    • Tatalaksana Miopia
    • Komplikasi Miopia
    • Pencegahan Miopia
    • Pemeriksaan Visus dengan Snellen Chart
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Sklera menutupi seluruh bola mata kecuali kornea; sklera memberi bentuk pada bola mata, membuatnya lebih besar. Tugas utama iris adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke bola mata melalui pupil. Dari kamera okuli anterior, aqueous humor mengalir ke sinus venosus sklera dan kemudian ke dalam darah.

Tekanan di dalam mata, disebut tekanan intraokular, diciptakan terutama oleh aqueous humor dan sebagian lagi oleh vitreous. Sklera, lapisan kuat jaringan ikat yang memberi warna pada sklera mata, menutupi sebagian besar bola mata. Miopia adalah gangguan refraksi di mana cahaya paralel yang masuk ke mata, tanpa akomodasi, dibiaskan pada fokus yang terletak di depan retina.

Karena panjang bola mata lebih panjang dari mata normal, cahaya yang masuk akan jatuh pada titik fokus yang terletak di depan retina. Perkembangan miopia telah dikaitkan dengan berbaring atau tengkurap karena posisi ini memperpanjang bola mata saat otot-otot ekstraokular berkontraksi.

Gambar 2.1 Struktur Mata  Sumber: Sherwood, 2018
Gambar 2.1 Struktur Mata Sumber: Sherwood, 2018

Metode Penelitian

  • Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
  • Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
    • Lokasi Penelitian
    • Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi Penelitian
    • Sampel penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Rancangan Penelitian
  • Pengolahan Analisis Data
    • Pengolahan Data
    • Analisis Data
  • Alur Penelitian

Untuk melihat apakah ada hubungan antara penggunaan gadget dengan kejadian myopia digunakan uji korelasi Spearman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penggunaan gadget dengan prevalensi miopia pada siswa MAN 2 Langkat tahun 2022. Berdasarkan hasil analisis uji statistik korelasi Spearman untuk variabel durasi penggunaan gadget terhadap kejadian miopia, didapatkan hasil ρ-value = 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%, sehingga ditunjukkan ρ-value = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan gadget dan prevalensi myopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022.

Ada hubungan antara lama penggunaan gadget > 2 jam/hari dengan kejadian miopia pada siswa Kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Ada hubungan antara intensitas cahaya di ruang gelap/gelap saat menggunakan gadget dengan kejadian miopia pada Siswa Kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Tahun 2022. Terdapat hubungan antara jarak <30 cm dari penggunaan alat bantu dengan kejadian miopia pada siswa Kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022.

Tidak ada hubungan posisi berbaring penggunaan alat dengan kejadian miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat dengan kejadian miopia pada siswa MAN 2 Langkat. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman pada tabel di atas, diperoleh variabel durasi penggunaan alat terhadap kejadian miopia.

Artinya ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan gadget dengan kejadian myopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022 dimana nilai koefisien korelasi (r) = 0,492 > r tabel = 0,1381 yang berarti korelasinya adalah cukup kuat dan arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman pada tabel di atas, diperoleh variabel jarak penggunaan gadget terhadap kejadian miopia. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman pada tabel di atas, diperoleh variabel posisi penggunaan gadget terhadap kejadian miopia.

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara posisi menggunakan alat bantu dengan kejadian miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022, dimana nilai koefisien korelasi (r) = 0,127 < r tabel = 0,1381 yang berarti bahwa korelasinya lemah. namun arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama (>2 jam/hari) penggunaan alat bantu, intensitas cahaya ruangan (gelap/gelap) saat menggunakan alat bantu, dan jarak (<30 cm) dengan penggunaan alat bantu terhadap kejadian miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Namun tidak ada hubungan antara posisi (berbaring) dengan penggunaan alat bantu dengan kejadian miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Sampel yang menjadi responden penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2 Langkat Tahun 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama masa penelitian, sebanyak 200 responden. Sebelum pengambilan data peneliti memberikan informed consent kepada calon responden, jika calon responden menyetujui informed consent maka calon responden ditunjuk sebagai responden untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari 8 pertanyaan untuk data pribadi, 4 pertanyaan dari diri sendiri. -kuesioner dan dilanjutkan dengan pemeriksaan visus untuk mengetahui ketajaman penglihatan responden, jika hasil visus responden menurun dilanjutkan dengan koreksi kacamata sehingga diketahui tingkat miopia responden yang kemudian pada kuesioner dicatat. kulit yang merupakan bagian dari pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil analisis uji statistik korelasi Spearman untuk variabel intensitas cahaya ruangan saat menggunakan alat terhadap kejadian miopia didapatkan hasil nilai ρ = ​​0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% dinyatakan nilai ρ = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara intensitas cahaya ruangan saat alat digunakan terhadap kejadian miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022 dimana nilai koefisien korelasi (r) = 0,272>r tabel = 0,1381 yang berarti korelasinya cukup kuat dan arah korelasinya positif, yang berarti hubungan kedua variabel searah.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik korelasi Spearman untuk variabel jarak penggunaan gadget dengan kejadian miopia diperoleh nilai ρ = ​​0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% dinyatakan nilai ρ = ​​0,000 (p ) < 0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara jarak penggunaan alat dengan kejadian myopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022 dimana nilai koefisien korelasi (r) = 0,321 > r tabel = 0,1381, yang berarti korelasinya cukup kuat dan arah korelasinya positif, yang berarti hubungan kedua variabel searah. Berdasarkan hasil analisis uji statistik korelasi Spearman untuk variabel posisi penggunaan gadget terhadap kejadian miopia diperoleh nilai ρ = ​​0,074 dengan tingkat kepercayaan 95% dinyatakan nilai ρ = ​​0,074 (p>0,05 ) ) yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara posisi penggunaan gadget.

Tabel  4.1  Distribusi  Demografi  Siswa-Siswi  Kelas  X  MAN  2  Langkat  Tahun  2022
Tabel 4.1 Distribusi Demografi Siswa-Siswi Kelas X MAN 2 Langkat Tahun 2022

Pembahasan

  • Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Miopia
  • Hubungan Intensitas Cahaya Ruangan Saat Menggunakan Gadget
  • Hubungan Jarak Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Miopia
  • Hubungan Posisi Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Miopia

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siswoyo, A'la, Novema dan Kushariyadi (2022) yang menyatakan p-value < 0,001 (p-value <ɑ) sehingga disimpulkan bahwa ada 'n hubungan antara tindakan tidak aman ( penerangan ruangan) gadget dan kejadian miopia pada remaja miopia di RSUD Balung Kabupaten Jember 10 Pada penelitian ini. Permana GAR, Sari KAK, Aryani P. Hubungan perilaku penggunaan gadget dengan myopia pada anak kelas 6 SD di Kota Denpasar. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Kejadian Miopia Pada Siswa MAN 2 Langkat Tahun 2022”.

Kesimpulan: Ada hubungan antara durasi >2 jam/hari, intensitas cahaya ruangan redup/gelap dan jarak >30 cm dari penggunaan gadget dengan prevalensi miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022 tetapi tidak ada hubungan antara posisi berbaring dengan gawai dengan prevalensi miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Artinya ada hubungan yang signifikan antara intensitas cahaya ruangan saat alat digunakan dengan prevalensi miopia di kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022 dimana nilai koefisien korelasi ( r) = 0,272 > r tabel = 0,1381 yang berarti korelasinya cukup kuat dan arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman, variabel durasi penggunaan gadget terhadap kejadian miopia diperoleh hasil ρ-value = 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) maka ditetapkan ρ-value = 0,000 < α = 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara lama penggunaan gawai dengan prevalensi miopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022.

Nilai koefisien korelasi (r) = 0,492 > r tabel = 0,1381 yang berarti korelasinya cukup kuat dan arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah, sehingga dapat diartikan bahwa semakin lama durasi penggunaan gadget yang buruk (>2 jam/hari), maka kejadian miopia akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman variabel intensitas cahaya dalam ruangan saat menggunakan gadget terhadap kejadian miopia diperoleh hasil ρ. Nilai koefisien korelasi (r) = 0,272 > r tabel = 0,1381 yang berarti korelasinya cukup kuat dan arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah, sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat intensitas cahaya dalam ruangan saat gadget dalam keadaan buruk (tuli/gelap), maka kejadian myopia akan semakin meningkat.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siswoyo, A'la, Novema dan Kushariyadi (2022) yang menunjukkan p value < 0,001 (p value <ɑ) sehingga ditemukan adanya hubungan antara operasi berbahaya (pencahayaan ruangan) penggunaan alat bantu dan munculnya rabun jauh pada anak muda Miopia di RSUD Balung Kabupaten Jember 10 Bila penerangan kurang baik (lemah atau gelap) di tempat membaca atau Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman, variabel jarak dari penggunaan alat bantu hingga kejadian miopia diberi nilai ρ = ​​0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka diindikasikan ρ -value = 0,000 < α = 0, 05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara jarak penggunaan alat dengan kejadian myopia pada siswa kelas X MAN 2 Langkat tahun 2022. Berdasarkan hasil statistik analisis menggunakan uji korelasi Spearman, variabel posisi penggunaan alat terhadap kejadian miopia didapatkan hasil ρ-value = 0,074 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka dinyatakan bahwa nilai ρ = ​​0,074 > α = 0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara posisi penggunaan gadget dengan

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulfiani dan Susanti (2018) yang menyatakan bahwa posisi penggunaan gadget tidak ada hubungannya dengan miopia pada siswa kelas I sekolah dasar di wilayah kerja Kabupaten Samarinda Ulu tahun 2018.14.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Hubungan lama, posisi dan jarak pandang penggunaan alat bantu rabun pada siswa kelas 1 SD di wilayah kerja Kabupaten Samarinda Ulu tahun 2018. https://paperless.umkt.ac.id. Dibalik dampak positif penggunaan gawai terhadap aktivitas manusia, ternyata juga terdapat dampak negatif terhadap kesehatan mata, yaitu gangguan penglihatan pada manusia. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji korelasi Spearman pada tabel di atas, variabel intensitas cahaya ruangan saat menggunakan alat bantu terhadap kejadian miopia diberi nilai r = 0,272 dan nilai ρ-value = 0,000 < α = 0,05.

Nilai koefisien korelasi (r) = 0,127 < r tabel = 0,1381, artinya korelasi lemah, tetapi arah korelasinya positif, artinya hubungan kedua variabel searah, sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat posisi penggunaan gadget maka kejadian miopia akan meningkat, namun peningkatannya tidak signifikan atau dapat dikatakan lemah.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Mata  Sumber: Sherwood, 2018
Gambar 2.2 Pemfokusan Berkas Sinar Divergen  Sumber: Sherwood, 2018
Gambar 2.3 Snellen Chart
Gambar 2.4 Kerangka Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait