• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Oral Hygiene Dengan Kejadian stomatitis aftosa rekuren Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Perilaku Oral Hygiene Dengan Kejadian stomatitis aftosa rekuren Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya setuju untuk memberikan hak bebas royalti noneksklusif kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara untuk tesis saya yang berjudul Hubungan antara Oral Hygiene Behavior dengan Kejadian Recurrent Aphthous Stomatitis pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Perilaku kebersihan mulut akan berhubungan dengan SAR karena munculnya bakteri di dalam mulut ketika frekuensi kebersihan mulut penuh tidak dijaga. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara perilaku kebersihan mulut dengan kejadian stomatitis aphthetic berulang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara angkatan 2019.

Responden dengan perilaku kebersihan mulut yang baik sebanyak 7 responden dengan rincian 6 responden yang mengalami SAR ringan (8,6%), 1 responden yang mengalami SAR berat (1,4%). Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku kebersihan mulut dengan kejadian stomatitis aftosa berulang. Salah satu faktor predisposisi terjadinya SAR adalah kepatuhan menjaga kebersihan mulut.

Aim: to determine the relationship between oral hygiene behavior and the incidence of recurrent aphthetic stomatitis in students of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah North Sumatra Class of 2019. The results of this study indicate that there is a relationship between oral hygiene behavior and the incidence of recurrent aphthous stomatitis.

PENDAHULUAN

Stomatitis Aftosa Rekuren .1 Definisi .1 Definisi

  • Epidemiologi dan Etiologi
  • Kla l sifika l si da l n Ta l nda l Klinis
  • Pa l togenesis
  • Dia l gnosis

Di Eropa, Balralt dan Almerically Utalral, stomataltitis alphtosal berulang adalah penyakit mukosa mulut yang paling sering diamati sampai dapat dikenali. Diduga secara genetik recurrent alphthous stomaltitis calrenal ada hubungan paldal dengan peningkatan jumlah human leukocyte antigen (HLAl), namun ahli aldal dalam penelitian juga menolak hal tersebut. Stomatitis alphtosal berulang terjadi dengan kepekaan di mulut terhadap beberapa gusi aldal di langit-langit, obat kumur, lipstik, permen dan gigi palsu di gigi palsu dan paldal aldal di malformasi.

Menyikat gigi kalus ganda mutlak mutlak, apalagi paldal alkal-alk alnalk alnalk gigi alnalk lebih ditekankan daripada gigi rongga mulut dewalt di dalpalt, mengeliminasi faktor predisposisi aldalnyal, yang dilakukan untuk mengurangi jumlah koloni bakteri paldal di rongga mulut, agar untuk mencegah pembentukan infeksi sekunder dan mempercepat kekambuhan proses penyembuhan alphthous stomatitis dengan membersihkan rongga mulut. Manifestasi klinis stomatitis alphthous berulang diklasifikasikan menjadi tiga subkelompok: minor, mayor dan herpetiform. Jenis herpetiform adalah istilah yang paling umum untuk bentuk klinis yang terdiri dari 100 ulkus kecil pada kaki garam, hampir sama dengan gingivostomaltitis herpes primer, tetapi virus herpes tidak memiliki stomatitis alphtous berulang dengan jenis herpetiform.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, klinis awal masuknya gejala klinis berulang, diagnosis akhir kalus ini adalah stomatitis alphtosal rekuren. Kortikosteroid topikal (obat kumur betalmetalsone, semprotan flutikason propionat, triaminolon dalam sediaan oral) umumnya berhasil dalam mengobati ulkus aktif pada ulkus yang tidak responsif, terutama pada pasien paliatif pucat dengan penyakit parah.

Perila l ku

  • Definisi perila l ku
  • Perila l ku keseha l ta l n
  • Determina l n keseha l ta l n
  • Bentuk-bentuk perila l ku
  • Sistem Imunita l s rongga l mulut

Perilaku kesehatan adalah suatu pengetahuan dalam sikap saling basa dengan perilaku sehat dalam suatu pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan dan respon individu yang selalu berhubungan dengan suatu penyakit yang berhubungan dengan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, malnutrisi di lingkungan. Stimulus seperti ini dapat disebut stimulasi calrenal dan menimbulkan respon yang relatif tetap seperti: kalori jelas menyebabkan malalk alkaline tertutup, malkalnanya enak meningkatkan keinginan malkaln dan sebaliknya. Menurut Taylor et al (Dallam Shocker, 2008), kebersihan mulut adalah tindakan yang ditunjukkan untuk melindungi kontinuitas bibir, lidah ke mukosa mulut dalam mencegah infeksi dan juga dalam melembabkan selaput mulut dan bibir.

Tujuan utama menjaga kesehatan rongga mulut adalah mencegah terbentuknya bakteri di rongga mulut. Akumulasi alkali bakteri plak pada gigi, calrenal, kebersihan mulut yang buruk merupakan faktor penyebab utama masalah kesehatan mulut. Kebersihan gigi yang buruk juga dapat menyebabkan masalah gigi seperti gigi berlubang, radang gusi, periodontitis, sariawan, serta menyebabkan penyakit pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis.

Selain itu, kesehatan mulut yang buruk memiliki efek psikososial yang menurunkan kualitas hidup dan menghambat aktivitas. Aldalpun juga merupakan keterampilan dan juga cara menyikat gigi halus yang lebih terasa pada kualitas alga, setiap oral mampu membersihkan seluruh bagian gigi yang ada di dalam mulut. Setiap individu yang malas memiliki perubahan kebiasaan dalam upaya membersihkan gigi di dalam mulut, seperti menyikat gigi dua kali segera setelah lulus terakhir pada saat terakhir sebelum tidur dengan implan gigi yang mengandung fluoride. teori luals dallalm Perilaku ini meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang menjadi indikator perilaku pemeliharaan diri secara malsyalralkalt dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Meskipun hubungan antara kebersihan mulut dan penyakit kronis, ditemukan bahwa kebersihan mulut yang buruk berperan dalam etiologi kanker mulut.Terjadinya penyakit periodontal pada perokok diketahui karena kebersihan mulut yang buruk dan keterlambatan diagnosis. Mekanisme perlindungan juga tergantung pada basis sinyal desquamal, bakteri alkalin juga sulit menempel pada sel epitel dan juga tingkat creatine efektif dalam mencegah netralisasi mikroba. Sekresi pallidum saliva merupakan perlindungan alami calrenal dan fungsinya dalam menjaga kanalis keral di soft pallidum rongga mulut dan juga tetap dalam stabilitas fisiologis.

Saliva paldal yang bersifat basa yang disekresikan oleh palrotis, kelenjar submalndibular dan juga berperan dalam membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme, selalu berperan sebagai pelumas, garam paldal, pengunyah dan ucapan. Langit-langit rongga mulut ditutupi dengan jaringan lunak alkali yang terhubung ke kelenjar getah bening ekstraoral serta agregasi limfoid intraoral. Kapiler asin basa untuk membentuk pembuluh limfatik besar yang juga bergabung dengan pembuluh limfatik awalnya ditemukan di langit-langit mulut dan di otot-otot lidah.

Kera l ngka l Teori

Kera l ngka l Konsep Perilal ku

Hipotesis

  • Jenis da l n Ra l nca l nga l n Penelitia l n
  • Wa l ktu da l n Tempa l t Penelitia l n .1 Wal ktu Penelitial n
    • Tempa l t Penelitia l n
  • Popula l si da l n Sa l mpel .1 Populal si
    • Sa l mpel
  • Kriteria l Inklusi da l n Eksklusi .1 Kriterial Inklusi
    • Kriteria l Eksklusi
    • Va l ria l bel Independen
    • Va l ria l bel Dependen
    • Sumber Da l ta l
  • Pengola l ha l n Da l ta l a) Editing
  • A l na l lisa l Da l ta l .1 Al nal lisis Unival rial t
    • A l na l lisis biva l ria l t
    • Uji Instrumenta l si
  • Uji Va l lidita l s
  • Uji Relia l bilita l s
    • Ha l sil Penelitia l n .1 Al nal lisa l Unival rial t
    • Pemba l ha l sa l n
  • Mengeta l hui Ka l ra l kteristik Demogra l fi penderita l Stoma l titis A l ftosa l Rekuren
    • Keterba l ta l sa l n penelitia l n
  • Judul Penelitia l n
  • Tujua l n
  • Ma l nfa l a l t penelitia l n ba l gi responden penelitia l n
  • Ma l sa l la l h Etik ya l ng mungkin a l ka l n diha l da l pi responden penelitia l n
  • Resiko Penelitia l n
  • Ja l mina l n kera l ha l sia l a l n da l ta l
  • Ha l k untuk undur diri
  • A l da l nya l insentif untuk responden
  • Informa l si Ta l mba l ha l n

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kebersihan mulut dengan kejadian recurrent alphthous stomatitis paldal malhallswal Fakultas Kedokteran Universitas Muhalmmaldiyalh Sumaltral Utalral Medicine. Responden yang memiliki perilaku kebersihan mulut terbalik sebanyak 7 responden dengan rincian 6 responden dengan minor recurrent alphtosal stomatitis dengan persentase 8,6%, 1 responden dengan major recurrent alphtosal stomatitis dengan persentase 1,4%, pada 0 responden dengan herpetiform recurrent stomatitis dengan persentase 0%. Nilai ini < 0,05 malkal H0 ditolak dalam H1 dalam hal penerimaan, yang berarti bahwa dalam hubungan antara kebersihan mulut dan alphtosal stomatitis berulang Paldal Malhalsiswal University Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral Alngkaltaln 2019.

Hubungan Perilaku Kebersihan Mulut dengan Kejadian Recurrent Alphtosal Stomaltitis Paldal Malhalsiswal Alngkaltaln Fakultas Kedokteran Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral Tahun 2019. Selain itu, berdasarkan analisis lintas negara, diperoleh juga bahwa 82% responden dengan perilaku kebersihan mulut yang buruk mengalami stomaltitis alphtosal berulang yang parah. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku higienitas yang buruk memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stomaltitis alphtosal berulang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan potensial antara perilaku kebersihan mulut dengan kejadian stomaltitis alftosal berulang. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang mengakui stomaltitis alftosal rekuren dengan stress psikologis. Penelitian ini melibatkan 70 responden untuk mengetahui tentang rekuren alftosal stomaltitis paldal malhalsiswal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil penelitian ini didasarkan pada informalitas bahwa jenis kelamin perempuan mendominasi kejadian recurrent alphtosal stomatitis. Ada hubungan perilaku kebersihan mulut dengan kejadian berulang alphtosal stomatitis paldal malhallswal di Fakultas Kedokteran Universitas Muhalmmaldiyal Sumatera Utara. Salyal bertujuan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Perilaku Kebersihan Mulut dengan Kejadian Recurrent Alphtosal Stomatitis Paldal Malhalsiswal Fakultas Kedokteran Universitas Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral”.

Korelasi Perilaku Kebersihan Mulut dengan Recurrent Alphtosal Stomatitis (SAlR) Paldal Malhalsiswal Fakultas Kedokteran Universal Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral. Responden yang terlibat dalam penelitian ini cenderung menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU untuk lebih memperhatikan kebersihan mulut untuk mencegah atau mengurangi terjadinya alphtosal stomaltitis berulang. Penelitian ini berjudul “Hubungan Oral Hygiene Behavior Dengan Kejadian Recurrent Alphtosal Stomatitis (SAlR) Paldal Malhalsiswal Fakultas Kedokteran”.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEBERSIHAN MULUT DENGAN PENCEGAHAN STOMALTITIK RECURRENT ALFTOSAL (SALR) PALDAL MAALHALSMAHASISWA ALNGKALTALN 2019 FAKULTAS PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNIVERSITALS MUHAMMALDIYALH SUMALTERAL UTALRAL Cindy Ichsaln K wok1, Halsbin al Wildalni 2. Tujuan: Untuk menentukan hubungan antara perilaku kebersihan mulut dan kejadian kambuhnya stomatitis alftosa paldal malhalsiswal Fakultas Kedokteran Universitas Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral Alngkaltaln 2019. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku kebersihan mulut dengan derajat berat termasuk stomatitis alftosa berulang.

Berdasarkan latar belakang umum tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara perilaku oral hygiene dengan kejadian alphthous stomatitis rekuren sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhalmmaldiyalh Sumalteral Utalral.

Referensi

Dokumen terkait

In this study, the first to be determined is the value of the