• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persentase Visceral Fat Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Haji Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Persentase Visceral Fat Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Haji Medan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Hubungan Persentase Lemak Visceral Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase lemak viseral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persentase lemak viseral dengan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di RSUP Haji Medan.

Berdasarkan latar belakang diatas, apakah ada hubungan persentase lemak viseral dengan kejadian DM tipe 2 di RSUP Haji Medan. Analisis korelasi persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes tipe 2 di RSUP Haji Medan. Pengetahuan persentase rata-rata lemak visceral pada pasien diabetes tipe 2 di RSUP Haji Medan.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Umum
    • Tujan Khusus
  • Manfaat Penelitian

Ada hubungan jika p value < 0,05 pada uji korelasi persentase lemak visceral dengan kejadian DM tipe 2 di RSU Haji Medan. Melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Persentase Lemak Viseral Dengan Kejadian Diabetes Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Haji Medan”. HUBUNGAN ANTARA PERSENTASE LEMAK VISERAL DENGAN DIABETES TIPE 2 DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN.

Hasil: Persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 memiliki nilai yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,681 (p=0,001).

Diabetes Melitus Tipe 2

  • Epidemiologi Melitus Tipe 2
  • Definisi Diabetes Melitus Tipe 2
  • Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
  • Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2
  • Gejala Klinis Diabetes Melitus Tipe 2
  • Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan laporan yang diterima dalam beberapa tahun terakhir, ditemukan berbagai faktor yang dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena diabetes melitus tipe 2. Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang paling banyak terjadi pada berbagai penyakit metabolik, khususnya diabetes melitus tipe 2. Patofisiologi tipe Diabetes melitus 2 sering dikaitkan dengan obesitas, hal ini diperkuat dengan ditemukannya peningkatan kadar asam lemak bebas dalam darah pada orang obesitas.

Penderita diabetes melitus tipe 2 umumnya mengalami gejala klinis klasik yaitu polifagia, polidipsia dan poliuria.

Visceral Fat

Skrining glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2 jam setelah Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) dengan beban glukosa 75 gram. Skrining glukosa plasma saat ini ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya). Pada seseorang tanpa gejala diabetes melitus, namun dalam pemeriksaan dengan nilai kadar glukosa puasa >126 mg/dl atau nilai kadar glukosa saat ini >200 mg/dl, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ulang dengan tes yang sama untuk penegakan diagnosis. yang dapat dilaksanakan sesegera mungkin.9.

Ada cara mudah untuk mengukur lemak visceral, seperti lingkar pinggang. Namun, pengukuran ini tidak memberikan data yang sepenuhnya akurat, sehingga pengukuran dilakukan dengan penganalisa komposisi tubuh. Dari pengukuran lemak visceral dapat diartikan bahwa lemak visceral yang menunjukkan nilai 1-12 adalah normal sedangkan kadar lemak visceral yang menunjukkan nilai 13-59 menunjukkan peningkatan lemak visceral.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase lemak viseral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk mengetahui hubungan persentase lemak viseral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan hasil tabel 4.1 diketahui bahwa jenis kelamin penderita diabetes melitus tipe 2 di Haji Medan Rumah Sakit Umum laki-laki sebanyak 28 orang (59,4%), dan wanita sebanyak 41 orang (40,6%).

Pada penelitian ini ditemukan bahwa jenis kelamin pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Haji Medan adalah perempuan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi antara persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menetapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan lemak visceral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2.

Ada hubungan persentase lemak viseral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 dengan nilai korelasi r = 0,681 menunjukkan korelasi yang kuat. Hubungan indeks massa tubuh dengan lemak tubuh pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun 2017. Jalan Pengumuman Klinik Depok Jawa Barat.

Subyek penelitian ini adalah 69 pasien diabetes tipe 2 di RSUP Haji Medan yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes tipe 2 pada seluruh sampel dengan korelasi yang kuat. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga November 2022 pada pasien diabetes tipe 2 di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Berdasarkan uji Pearson untuk hubungan persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes tipe 2 pada sampel, nilai p <. 0,001 dan nilai r = 0,681 maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara persentase lemak visceral dengan kejadian diabetes tipe 2. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tua seseorang maka semakin tinggi kejadian diabetes tipe 2. 2 diabetes.8,9.

Definisi Operasional

Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Lokasi Penelitian
  • Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Pengumpulan Data

  • Alat Penelitian
  • Cara Pengukuran
  • Pengambilan Data

Pengolahan dan Analisis Data

  • Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Kumpulkan semua data yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kemudian tinjau semua data yang dikumpulkan. Data yang telah terkumpul akan diolah menggunakan komputer dengan Statistica Product and Service Solution (SPSS) yang diuji normalitas datanya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Alur Penelitian

Berdasarkan uji Pearson mengenai hubungan antara persentase lemak viseral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 sampel diperoleh nilai p < 0,001 dan nilai r = 0,681 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara persentase lemak visceral dan kejadian diabetes melitus tipe 2. Berbeda dengan penelitian lain yang menyebutkan laki-laki lebih cenderung menderita diabetes melitus dibandingkan perempuan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah (2019) yang menyatakan bahwa pria lebih cenderung menderita diabetes melitus dibandingkan wanita.

Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia ditemukan pada usia 45 tahun. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia seseorang maka semakin besar kejadian diabetes tipe 2. Obesitas erat kaitannya dengan kejadian obesitas sehingga menjadi faktor risiko timbulnya diabetes.

Lebih lanjut, hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xavier yang menyatakan bahwa lemak visceral sangat berhubungan dengan perjalanan penyakit diabetes melitus. Pada pasien dengan diabetes tipe 2, peningkatan kadar vaspin ditemukan karena tubuh mencoba mengkompensasi penurunan sensitivitas insulin. Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang (RLPP) dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DM tipe II di Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Hubungan jenis kelamin dan tingkat ekonomi dengan prevalensi diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Palaran Kota Samarinda Tahun 2019. Hubungan jenis kelamin, usia dan aktivitas fisik dengan diabetes melitus tipe 2 pada lansia di Puskesmas Balaraja , Kabupaten Tangerang. Lemak inilah yang berhubungan dengan obesitas yaitu obesitas sentral yang nantinya akan menyebabkan resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2.

Sebagian besar penelitian telah dilakukan mengenai asupan energi, makronutrien dan status gizi yang berhubungan dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2, namun hanya sedikit yang meneliti secara langsung hubungan antara lemak visceral dan kadar glukosa pada pasien diabetes melitus tipe 2. tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persentase lemak viseral dengan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di RSUP Haji Medan.

23

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum
  • Uji Normalitas Data
  • Uji Korelasi Pearson

Pembahasan

  • Karakteristik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum
  • Hubungan Persentase Visceral Fat dengan Kejadian Diabetes Melitus

Selain itu, menurut penelitian lain, wanita memiliki risiko lebih besar terkena diabetes melitus dibandingkan pria, yang menunjukkan angka 72,2%. Hal ini terjadi karena secara fisik wanita lebih cenderung mengalami peningkatan indeks massa tubuh, hal ini terjadi karena gaya hidup wanita yang jauh lebih tidak sehat dibandingkan pria dan umumnya wanita yang lebih tua telah mengalami pasca menopause sehingga mudah terjadi penumpukan lemak tubuh akibat proses hormonal. . Hal ini disebabkan oleh banyaknya lemak dalam tubuh pada pria, banyak terjadi penimbunan lemak di sekitar perut sehingga menyebabkan obesitas sentral yang lebih berisiko menyebabkan gangguan metabolisme, dengan kata lain pria lebih berisiko untuk berkembang. diabetes.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kelompok usia >45 tahun ke atas merupakan kelompok yang berisiko tinggi terkena penyakit diabetes melitus. Hal ini sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa obesitas berdasarkan berat badan dan tinggi badan menyebabkan obesitas berperan penting dalam diabetes melitus. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa obesitas cenderung memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal.

Hal ini terjadi karena obesitas umumnya menyebabkan lemak menumpuk di dalam tubuh, yang selanjutnya melepaskan sitokin yang dapat mengganggu insulin bahkan menyebabkan resistensi insulin sehingga menyebabkan gula darah naik. Hal ini juga didukung oleh penelitian ini menurut penelitian yang mengatakan ada korelasi yang signifikan antara kadar lemak visceral dan kadar glukosa darah pada orang gemuk, yang terkait dengan peran adipocytokines, yang berperan dalam sensitivitas insulin terhadap kadar glukosa darah. Penelitian lain juga mengatakan bahwa massa lemak visceral berkorelasi baik dengan pasien diabetes saat ini, tetapi tidak dengan massa lemak subkutan pada pria dan wanita.

Hal ini karena lemak ini dapat mengeluarkan pembentukan vaspin yang merupakan bagian dari serine protease inhibitor (serpin). Namun, penelitian juga menemukan bahwa kadar puasa ini akan menurun ketika pasien diabetes menerima terapi insulin, yang akan mengarah pada peningkatan metabolisme glukosa dari waktu ke waktu.

Kesimpulan

Saran

Pendahuluan: Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang diikuti oleh hiperglikemia yang khas karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diabetes melitus disebabkan oleh usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, aktivitas fisik, status gizi, baik obesitas sentral maupun perifer. Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang diikuti oleh hiperglikemia yang khas karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Kriteria penegakan diabetes Riskesdas 2018 mengacu pada konsensus Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) yang mengadopsi kriteria American Diabetes Association (ADA). Menurut kriteria tersebut, diabetes ditegakkan bila gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau gula darah bila ≥ 200 mg/dL dengan gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dan banyak, serta penurunan berat badan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya diabetes adalah umur, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, aktivitas fisik, gizi, baik obesitas sentral maupun perifer.

Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia ditemukan pada usia 45-64 tahun. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan populasi penderita diabetes melitus tipe 2 usia produktif muda dan penderita diabetes melitus tipe 2 yang baru terkonfirmasi.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beberapa subjek yang kurang puas dengan tubuhnya karena memiliki status gizi lebih dan obesitas, persen lemak tubuh yang tinggi dan persen otot skeletal

Diabetes melitus yang disebabkan oleh faktor genetik atau gangguan klinis bermanifestasi sebagai suboptimal atau tidak adanya sekresi insulin yang dapat