1
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP MOTORIK HALUS BALITA 3 – 5 TAHUN DI POSYANDU
DESA BATUWARNO KECAMATAN BATUWARNO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Kebidanan
Oleh :
MUSTAGHFIROH NIM AB202043
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022
2
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motorik Halus Balita 3 – 5 Tahun Di Posyandu Desa Batuwarno Kecamatan Batuwarno
Mustaghfiroh1, Yunia Renny Andhikatyas2, Erinda Nur Pratiwi2
1.Program Studi kebidanan program Sarjana Kesehatan Universitas Kusuma Husada
2.Program Studi Kebidanan Universitas Kusuma Husada Email Korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Data yang diperoleh di Posyandu Desa Batuwarno tahun 2021 dalam satu tahun, terdapat perbedaan tingkat pencapaian perkembangan motoric halus, dari 10 balita ditemukan 6 balita yang memiliki keterlambatan pencapaian perkembangan balita
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita usida 3 – 5 tahun di wilayah kerja Posyandu Desa Batuwarno
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi semua orang tua yang memiliki anak balita usia 3 – 5 tahun yang ada di wilayah kerja Posyandu Desa Batuwarno. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling sehingga di dapatkan sampel sebesar 55 responden. Data analisis dengan uji tes Spearman pada taraf kepercayaan 95%
(α=0,05)
Hasil : Responden didominasi oleh jenis kelamin anak perempuan, usia terbanyak adalah sekitar 48 – 59 bulan, dan pola asuh orang tua terbanyak adalah pola asuh positif. Terdapat nilai p <0.001 pada korelasi antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motoric halus balita yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan diantara keduanya
Kesimpulan : Didapatkan hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik halus balita usia 3 – 5 tahun di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno
Kata Kunci : : pola asuh orang tua, balita, perkembangan motoric balita, motoric halus balita
3
Abstract
Background: Child development is strongly influenced by the environment and the interaction between children and their parents. Data obtained at the Posyandu Desa Batuwarno in 2021 in one year there are differences in the level of achievement of fine motor development, from 10 toddlers found 6 toddlers who experience delays in achieving toddler development.
Objective: This studies aim is to determine the relationship between parenting styles and the development of children aged 3-5 years at Posyandu Desa Batuwarno.
Methods This research is quantitative research using a cross sectional design with a popula:tion of all parents who have toddlers aged 3-5 years at Posyandu Desa Batuwarno. The sampling technique used was simple random sampling, so that a sample of 55 respondents was obtained. Data analysis with Spearman test at 95%
confidence interval (α = 0.05).
Results: The results showed that the respondents were dominated by the gender of girls, the most age was around 48 - 59 months, and the parenting pattern of the parents was mostly positive parenting. There is a p value <0.001 in the correlation between parenting patterns and fine motor development of toddlers which shows a significant relationship between the two.
Conclusion There is a relationship between parenting style and fine motor development of toddlers aged 3-5 years at the Posyandu Desa Batuwarno.
Keywords : parenting style, toddlers, toddler's motor development, toddler's fine motor
PENDAHULUAN
World Health Organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25%
anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (Widati, 2012). Dalam suatu studi yang dilakukan pada Maret 2018, 60% anak usia 3-5 tahun
mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus.
Struktur populasi kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66% dari seluruh kelompok usia atau ada 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak. Berdasarkan kelompok
4 usia, jumlah anak kelompok usia 0-4 tahun sebanyak 22,7 juta jiwa (9,54%), kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 23,3 juta jiwa (9,79%), kelompok usia 10-14 tahun sebanyak 22,7 juta jiwa (9,55%), dan kelompok usia 15-19 tahun berjumlah 20,9 juta (8,79%).
Diperkirakan lebih dari 200 juta anak dinegara berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya karena masalah kemiskinan, malnutrisi atau lingkungan yang tidak mendukung,
sehingga mempengaruhi
perkembangan kognitif, motorik, emosi, dan sosial anak (Kemenkes RI, 2014). Masa prasekolah sebagai usia bermasalah usia sulit karena pada masa ini sering terjadi masalah perilaku sebagai akibat karena anak sedang dalam proses keperibadian yang unik dan menuntut kebebasan,
yang pada umumnya masih kurang berhasil dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya (Utami, 2017). Menurut Petranto dalam Suarsini (2013), pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh pada anak sangat bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga. Pada budaya timur seperti Indonesia, peran pengasuhan lebih banyak dipegang oleh istri atau ibu meskipun mendidik anak merupakan tanggung jawab bersama. Pola asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga, atau mendidik) anak. Bentuk pola asuh orang tua terhadap anak terdiri dari pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh penelantaran.
Perkembangan anak prasekolah
5 meliputi perkembangan motorik kasar, motorik halus, sosial kemandirian, dan perkembangan bahasa. (Mulqiah et al., 2017).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa anak usia dini selalu melalui perkembangan ketrampilan motorik halus. Tidak semua balita menguasai motorik halus dengan maksimal. Ketidakmampuan ini dikarenakan beberapa alasan salah satunya kegiatan pembelajaran yang monoton, media yang kurang menarik, metode pembelajaran yang kurang mendukung serta kegiatan pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan. Oleh karena itu, perlu adanya pola asuh yang benar dan sesuai agar mencapai perkembangan dengan optimal sesuai dengan usianya. Maka pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan
mengasuh anak sangat mempengaruhi terhadap perkembangan anak, terlebih pada masa golden age periode.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Desa Batuwarno yang terdiri dari 6 Posyandu, diperoleh jumlah balita 55 orang dengan kelompok umur 3-5 tahun. Berdasarkan hasil observasi, di Posyandu pada tahun 2021 yang dilihat dari laporan perkembangan balita selama satu tahun, balita yang mengikuti posyandu tersebut masing- masing memiliki tingkat pencapaian perkembangan motorik halus yang berbeda, dimana dari 10 balita yang diambil sebagai sampel pada kelompok umur 3 - 5 tahun ditemukan bahwa terdapat 6 balita yang perkembangan motorik halusnya belum memenuhi tingkat pencapaian perkembangan balita. Berdasarkan
6 pertimbangan serta melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik halus balita usia 3-5 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik halus balita usia 3-5 tahun di Desa Batuwarno tahun 2021.
METODOLOGI
Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik deskriptif dengan metode kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross sectional (studi belah lintang). Pada pendekatan cross sectional, variabel- variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk faktor efek diobservasi sekaligus dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012). Desain metodologi yang digunakan adalah korelasi yaitu mencari hubungan
antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh (Hidayat, 2006).
Kesimpulannya adalah bahwa penelitian ini menggunakan tehnik korelasi atau mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui pendekatan cross sectional dimana dalam sistem ini variabel – variabelnya diukur dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua yang memiliki anak di Desa Batuwarno. Responden penelitian didapatkan dari populasi yang ditentukan melalui kriteria yang ditetapkan. Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya populasi dari penelitian ini yaitu orang tua yang
7 mempunyai anak berusia 3-5 tahun di Posyandu Desa Batuwarno adalah sebanyak 55 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan pada metode pengambilan sampel memakai simple random sampling. Penelitian akan dilaksanakan di Desa Batuwarno Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah 2022. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari – Agustus 2022.
HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti telah melakukan penelitian pada pola asuh orang tua terhadap perkembangan motoric halus balita usia 3 sampai 5 tahun di posyandu. Posyandu yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah Posyandu Desa Batuwarno di Kecamatan Batuwarno. Posyandu
Desa Batuwarno terdiri atas 6 posyandu, jumlah anak balita di Posyandu Desa Batuwarno sebanyak 55 orang dengan kelompok usia 3 – 5 tahun.
Hasil pengambilan data yang sudah dilakukan selama kurang lebih 2 bulan ini, peneliti mendapatkan sampel sebanyak 55 responden. Dari 55 responden, gugur 4 dikarenakan tidak memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti, sehingga total akhir responden yang dapat melakukan penelitian dari awal hingga akhir sebanyak 51 responden.
Berikut adalah hasil karakteristik data sebagai responden yang meliputi jenis kelamin dan usia yang disajikan peneliti dalam bentuk tabel berikut ini.
8 Tabel 4.1. Karakteristik Data Penelitian
No
Karakter istik
Frekuen si
Presentase (%)
1 Jenis
kelamin anak
Laki – laki 23 45,1
Perempuan 28 54,9
Jumlah 51 100
2 Usia anak 36 – 47 bulan / 3 tahun
14 27,4
48 – 59 bulan / 4 tahun
30 58,9
60 bulan / 5 tahun 7 13,7
Jumlah 51 100
3 Jenis
kelamin orang tua
Laki – laki 1 1,9
Perempuan 50 98,1
Jumlah 51 100
4 Usia
orang tua Dewasa muda (22 – 35 tahun)
38 74,5
Dewasa pertengahan (36-49 tahun)
13 25,5
Tabel diatas menunjukkan hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak dan usia anak. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak, diketahui bahwa jenis kelamin anak perempuan lebih mendominasi di penelitian ini walaupun tidak terpaut jauh dengan jenis kelamin laki – laki.
Jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (54,9%) dan jenis kelamin anak laki – laki sebanyak 23 orang
(45,1%). Berdasarkan usia, diketahui bahwa usia anak dibagi menjadi 3 kategori sesuai dengan skrining perkembangan motoric halus anak yakni usia 36 – 47 bulan / 3 tahun, 48 – 59 bulan / 4 tahun, dan 60 bulan / 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan anak usia 48 – 59 bulan lebih mendominasi dibandingkan anak usia 3 dan 5 tahun. Usia 48 – 59 bulan atau usia sekitar 4 tahun didapatkan sebanyak 30 orang (58,9%), anak usia 36 – 47 bulan didapatkan sebanyak 14
orang (27,4%), sisanya anak usia 60 bulan atau 5 tahun yakni sebesar 7 orang (13,7%).
Karakteristik data penelitian juga dapat dilihat dari jenis kelamin dan usia orang tua yang mengasuh anak tersebut. Dalam penelitian ini, syarat untuk mengisi kuesioner adalah orang tua yang mengasuh anak sehari
9 – hari dengan tujuan mengurangi bias penelitian terkait pola asuh orang tua tersebut apakah mempengaruhi kondisi perkembangan motoric halus anak. Jenis kelamin orang tua yang datang ke penelitian ini sebagian besar adalah ibu
/ orang tua perempuan yakni sebanyak 44 orang (98,1%) dan laki - laki hanya ada 1 orang (1,9%) Usia orang tua yang memiliki balita usia 3 – 5 tahun didominasi oleh usia dewasa muda yakni usia 22 – 35 tahun sebanyak 38 orang (74,5%) dibanding dengan usia pertengahan yakni 13 orang (25,5%).
Pola asuh orang tua menjadi variabel independent dalam penelitian ini, pola asuh orang tua dibagi menjadi 4 yakni pola asuh otoriter, otoriatif, permisif, dan tidak terlibat.
Dalam penelitian ini pola asuh orang tua diringkas menjadi 2 jenis yakni
pola asuh positif (skor positif lebih banyak dibandingkan dengan skor negatif) dan sebaliknya pola asuh negatif (skor positif lebih sedikit dibandingkan skor negatif). Hasil penelitian berdasarkan pola asuh orang tua disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil olah data variable independent
Tabel diatas menunjukkan pola asuh orang tua sebagai variable independent dalam penelitian ini didominasi oleh pola asuh positif.
Pola asuh positif didapatkan jika skor positif lebih banyak dari skor negatif.
N o
Variabel independen t (X)
Frekue nsi
Present ase (%)
1 Pola asuh positif
27 52,9
2 Pola asuh negatif
24 47,1
Jumlah 51 100
10 Skor positif merupakan hasil skoring dari pertanyaan kuesioner nomor 1 – 7 yang dapat mewakili gambaran peran orang tua yang cenderung memiliki pola asuh otoriatif/
berwibawa dan pola asuh permisif.
Skor negatif merupakan hasil skoring dari pertanyaan kuesioner nomor 8 – 14 yang dapat mewakili gambaran peran orang tua yang cenderung mewakili pola asuh otoriter dan pola asuh tidak terlibat. Pola asuh positif didapatkan sebanyak 27 orang (52,9%) sedangkan pola asuh negatif sebanyak 24 orang (47,1%).
Perkembangan motoric halus anak menjadi variabel dependen yang diteliti oleh penulis. Perkembangan motoric halus balita dapat dilihat menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berdasarkan masing – masing usia.
Berikut adalah tabel yang menyajikan
hasil dari skrining perkembangan motorik halus balita di Posyandu Desa Batuwarno.
Tabel 4.3. Hasil olah data variable dependent
N o
Variabel dependen (Y)
Frekue nsi
Presentas e (%) 1 Perkemban
gan motoric halus
sesu ai
33 64,8
2 Perkemban gan motoric penyimpan gan Jumlah
terda pat
18 51
35,2 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan motoric halus balita di Posyandu Desa Batuwarno lebih banyak yang sesuai dibandingkan dengan yang mengalami penyimpangan. Jumlah anak yang memiliki perkembangan motoric halus yang sesuai sebanyak 33 orang (64,8%) sedangkan perkembangan motoric halus balita yang terdapat penyimpangan sebanyak 18 orang (35,2%).
11 Dari data yang dihasilkan diatas, variabel dependen dan independent dianalisis menggunakan SPSS menggunakan uji Spearman dan didapatkan hasil sebagai berikut yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel diatas merupakan hasil analisis hubungan / korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel independent yakni pola asuh orang tua (X) terhadap variabel dependen yakni perkembangan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun (Y). Dari hasil uji Spearman menggunakan software
statistic SPSS didapatkan bahwa nilai asymp sig <0.001 dengan confidence interval / tingkat kepercayaan 95% . Hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel (nilai p) <0.05, jika nilai p <0,05, maka nilai p dianggap signifikan secara statistik, Ha diterima dan H0 ditolak. Nilai correlation coefficient (nilai r) keduanya juga didapatkan mendekati nilai 1 yang menunjukkan ada korelasi yang kuat diantara 2 variabel.
Dengan demikian, ada hubungan antara pola asuh orang terhadap pola perkembangan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang berjudul
“Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterampilan Motorik Halus Balita Usia 3 – 5 Tahun di Posyandu Desa Batuwarno” yang dilakukan pada bulan Januari – Agustus 2022 dengan sampel sebanyak 51
12 responden, yang mempunyai tujuan khusus untuk mengetahui karakteristik dari responden baik dari orang tua dan pola asuhnya, peneliti mendapat kesimpulan bahwa : terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, karakteristik orang tua yang menjadi responden dalam penelitian ini yakni orang tua di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno didominasi oleh pola asuh positif dibandingkan dengan pola asuh negatif. Pola asuh positif mewakili tipe pola asuh otoriatif dan permisif. Tujuan khusus yang lain yakni untuk menganalisis keterampilan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterampilan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun dalam penelitian ini yakni balita di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno dengan menggunakan kuesioner KPSP didapatkan sebagian besar sudah
sesuai dengan tahap
perkembangannya. Hanya ada sekitar 35% balita yang terdapat
keterampilan motoric halus yang menyimpang. Tujuan khusus yang terakhir adalah untuk menganalisis hubungan pola asuh orang tua terhadap keterampilan motorik halus pada balita 3-5 tahun di Desa Batuwarno, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua terhadap keterampilan motoric halus balita usia 3 – 5 tahun memiliki hubungan yang signifikan dalam perkembangan motoriknya. Untuk meminimalisir terjadinya perkembangan anak yang tidak sesuai dengan usianya bergantung pada pola asuh orang tua, pola asuh yang baik maka perkembangan anak juga akan baik.
SARAN
1. Bagi ilmu kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan bagi setiap bidan untuk membantu memberikan tumbuh kembang balita yang optimal melalui pola asuh orang tua di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno
13 2. Bagi Posyandu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat oleh posyandu, terutama bagi ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan, sehingga dapat memberikan pola asuh yang positif terhadap balita di Posyandu Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan melatih keterampilan peneliti untuk memberikan promosi kesehatan terkait pola asuh orang tua terhadap perkembangan motoric halus balita
4. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal atau referensi untuk dilanjutkan sebagai pengembangan penelitian selanjutnya baik mengenai pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik halus balita atau pengamatan lain
yang memerlukan
pertimbangan terhadap pola asuh orang tua atau perkembangan motoric balita.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, P. A. (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta: Nuha Medik.
Balasundaram P, Avulakunta ID. Human Growth and Development. (2022). In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan- . Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567767/
Centers for Disease Control and Prevention. (2022). CDC's developmental milestones. Diakses pada tanggal 12 Mei 2022 di https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/index.html
Departemen Kesehatan RI. (2012). Pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes
Dosman CF, Andrews D, Goulden KJ. (2012). Evidence-based milestone ages as a framework for developmental surveillance. Paediatr Child Health.
17(10):561- 568. doi:10.1093/pch/17.10.561
Fitriyanti, D., Induniasih., Nursanti, I., & Prayogi, S.A. (2011). Hubungan antara pola asuh ibu dengan perkembangan bahasa anak toddler.
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes
Kuppens S, Ceulemans E. (2019). Parenting Styles: A Closer Look at a Well-Known Concept. J Child Fam Stud. 2019;28(1):168-181.
Koletzko B, Chourdakis M, Grote V, Hellmuth C, Prell C, Rzehak P, Uhl O, Weber M. (2014). Regulation of early human growth: impact on long-term health.
Ann Nutr Metab. 2014;65(2-3):101-9.
Langer SL, Crain AL, Senso MM, Levy RL, Sherwood NE. (2014). Predicting child physical activity and screen time: parental support for physical activity and general parenting styles. J Pediatr Psychol. 2014 Jul;39(6):633-42.
15
Leeman RF, Patock-Peckham JA, Hoff RA, Krishnan-Sarin S, Steinberg MA, Rugle LJ, Potenza MN. (2014). Perceived parental permissiveness toward gambling and risky behaviors in adolescents. J Behav Addict. 2014 Jun;3(2):115-23.
Lopez NV, Schembre S, Belcher BR, O'Connor S, Maher JP, Arbel R, Margolin G, Dunton GF. (2018). Parenting styles, food-related parenting practices, and children's healthy eating: A mediation analysis to examine relationships between parenting and child diet. Appetite. 2018 Sep 01;128:205-213.
Masud H, Ahmad MS, Cho KW, Fakhr Z. (2019). Parenting Styles and Aggression Among Young Adolescents: A Systematic Review of Literature. Community Ment Health J. 2019 Aug;55(6):1015-1030. [PubMed]
Misirliyan SS, Huynh AP. Development Milestones. (2022). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557518/
Merrick J. Child health and human development over the lifespan. (2013). Front Public Health. Mar 19;1:1.
Notoatmodjo, S. (2012) “Metodologi penelitian kesehatan.” PT. Rineka Cipta.
Pong SL, Johnston J, Chen V. (2010). Authoritarian Parenting and Asian Adolescent School Performance: Insights from the US and Taiwan. Int J Behav Dev. 2010 Jan;34(1):62-72.
Pratiknya, Ahmad Watik. (2010). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sanvictores T, Mendez MD. Types of Parenting Styles and Effects On Children.
(2022). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/
Setyawati, Vilda Ana Veria & Eko Hartini. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Deepublish Publisher, CV Budi Utama, Yogyakarta.
Soetjiningsih.(2016). Tumbuh Kembang Anak.Edisi 2.Jakart
16