• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI KURANG DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA 3 - 4 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI KURANG DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA 3 - 4 TAHUN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2023

Hubungan Status Gizi Kurang Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia 3 – 4 Tahun

Reza Setyoningsih1), Dian Nur Wulanningrum2), Wahyuningsih Safitri 3)

1) Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

2), 3) Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada

Surakarta

[email protected]

ABSTRAK

Status gizi kurang adalah ketidakseimbangan antara nutrisi yang masuk dan nutrisi yang keluar. Status gizi kurang memiliki dampak dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Masalah kesehatan anak yang terganggu tersebut akan menyebabkan timbulnya kecemasan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orang tua pada anak usia 3 – 4 tahun.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan kolerasional dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 34 responden, teknik sampel yang digunakan adalah kuota sampling. Instrumen penelitian berupa lembar observasi status gizi kurang dan kuisioner kecemasan orang tua

Hasil penelitian menunjukkan usia orang tua responden mayoritas 25-35 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Usia anak mayoritas menjunjukkan 3 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Status gizi kurang pada anak yang dihitung menggunakan Z-Score dengan rentang -2 sampai -2,81. Tingkat kecemasan orang tua mayoritas kecemasan pada tingkat berat sebanyak 25 responden. Hasil dari uji Spearman Rank menunjukkan bahwa Pvalue 0,000 (Pvalue<0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orang tua pada anak usia 3 – 4 tahun.

Kata Kunci : Status Gizi Kurang, Tingkat Kecemasan, Anak Usia 3 – 4 Tahun Daftar Pustaka : 30 (2017-2022)

(2)

2 NURSING STUDY PROGRAM OF UNDERGRADUATE PROGRAMS FACULTY OF HEALTH SCIENCES UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2023

The Relationship Between Malnutrition Status And Parental Anxiety Levels In Children Aged 3-4 Years

Reza Setyoningsih1), Dian Nur Wulanningrum2), Wahyuningsih Safitri 3)

¹) Student of Nursing Study Program of Undergraduate Programs, University of Kusuma Husada Surakarta

²) ³) Lecturerof Nursing Study Program of Undergraduate Programs, University of Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

ABSTRACT

Malnutrition Status refers to the imbalance between nutrient intake and expenditure. Malnutrition status has both short-term and long-term effects. The children's health problems due to malnutrition could lead to parental anxiety. This study aimed to determine the relationship between malnutrition status and parental anxiety levels in children aged 3-4 years.

The study adopted quantitative research using a correlational design and a cross- sectional approach. The population consisted of 34 respondents, and the sampling technique was quota sampling. The research instruments utilized a malnutrition status observation sheet and a parental anxiety questionnaire.

The results revealed that most respondents were females between 25-35 years old.

The majority of the children were female 3 years old. The malnutrition status of the children was calculated using Z-Scores within the range of -2 to -2.81. Most parents experienced severe anxiety with 25 respondents. The Spearman Rank test results obtained a P-value of 0.000 (P-value<0.05). The analysis indicated a relationship between malnutrition status and parental anxiety levels in children aged 3-4 years.

Keywords : Malnutrition Status, Anxiety Level, Children Aged 3-4 Years References : 30 (2017-2022)

(3)

3

PENDAHULUAN

Status gizi adalah adalah keadaan tubuh akibat dari mengkonsumsi makanan dan minuman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Status gizi yang baik adalah keadaan tubuh dimana terjadi keseimbangan asupan zat gizi yang masuk dan yang dikeluarkan (Tridiyawati & Handoko, 2019).

Status gizi kurang adalah keadaan tubuh ketika tidak terpenuhinya nutrisi dengan baik (Khumaeroh et al., 2022).

Masalah status gizi kurang ini dapat mengakibatkan hambatan dalam hal kognitif, gagalnya pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Status gizi kurang dapat meningkatkan angka kematian dan penyakit pada anak yang usianya masih rentan yaitu anak dibawah lima tahun (Putri, 2019).

Masalah kesehatan anak seperti gizi masih menjadi fenomena di Indonesia. Pemahaman orang tua terkait pentingnya kebutuhan gizi yang diperlukan anak adalah hal yang sangat penting. Karena status gizi anak akan mempengaruhi tumbuh dan kembang anak secara optimal. Orang tua akan merasakan kecemasan dengan kondisi kesehatan anaknya, terutama pada saat pandemi (Apriliani & Utami, 2021).

Kecemasan adalah suatu perasaan yang berlebihan yang dialami seseorang terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau masalah yang sedang dibayangkan akan terjadi. Kecemasan yang muncul pada diri seseorang merupakan hal biasa yang terjadi, apalagi seseorang tersebut berada dalam tekanan (Nugraha, 2020). Faktor yang dapat menyebabkan kecemasan orang tua seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan pengetahuan (Nugraha, 2022).

Faktor lain penyebab kecemasan orang tua adalah masalah kesehatan anaknya.

Kesehatan anak yang terganggu akan menyebabkan timbulnya kecemasan orang tua (Jumadewi, 2020).

Salah satu masalah kesehatan anak adalah gizi kurang yang masih

menjadi permasalahan di dalam masyarakat (Abidin et al., 2022). Status gizi kurang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan anak, anak menjadi pemalas untuk aktifitas sehari- hari, sistem imun tubuhnya yang terganggu, mudah terserang infeksi, anak mudah menangis dan anak bisa memiliki perilaku apatis (Mutika & Syamsul, 2018).

Menurut WHO 2020 secara global sebanyak 149,2 juta anak dengan usia dibawah 5 tahun memiliki masalah kurang gizi dan hal ini masih menjadi penyabab kematian pada anak diseluruh dunia (Abidin et al., 2022). Hasil laporan Nasional Riskedas tahun 2018, menjelaskan bahwa prevelansi status gizi kurang pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia sebesar 13,8% dan wilayah Jawa Tengah sebesar 13,7% (Riskesdas, 2018). Menurut Pemantauan Status Gizi tahun 2017 menyatakan bahwa secara nasional anak dengan usia 0-59 bulan dengan status gizi kurang memiliki persentase 14,0%. Sedangkan wilayah Jawa Tengah pada anak usia 0-59 bulan dengan status gizi kurang sebesar 17,0%

(Kemenkes, 2017). Menurut Dinas Kesehatan wilayah Sukoharjo dengan persentase gizi kurang pada anak usia 0- 59 bulan sebesar 2,6% (Dinkes, 2021).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2022 didapatkan hasil jumlah anak usia 0-5 tahun ada 5.634 di wilayah Mojolaban. Jumlah anak dengan gizi kurang ada 268 atau 6,05%. Dari 15 Kelurahan didapatkan 3 kelurahan dengan anak gizi kurang terbanyak yaitu kelurahan Palur, kelurahan Joho dan kelurahan Wirun. Kelurahan Palur dengan jumlah 45 anak dengan gizi kurang atau sebesar 7,48%, gizi kurang pada anak usia 3-5 tahun sebanyak 14 anak. Kelurahan Joho dengan jumlah 35 anak dengan gizi kurang atau sebesar 9,26%, gizi kurang pada anak usia 3-5

(4)

4 tahun sebanyak 12 anak. Kelurahan

Wirun dengan jumlah 21 anak atau sebanyak 5,19%, gizi kurang pada anak usia 3-5 tahun sebanyak 8 anak.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengidentifikasi hubungan status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orang tua pada anak usia 3-4 tahun.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian kolerasional dan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kelurahan Wirun, Kelurahan Joho dan Kelurahan Palur dan dilakukan pada bulan Juni - Juli 2023.

Populasi penelitian berjumlah 34 responden, teknik sampel yang digunakan adalah kuota sampling.

Pemilihan sampel menggunakan kriteria inklusi antara lain anak dengan usia 3-4 tahun yang memiliki status gizi kurang dan riwayat status gizi kurang, orang tua yang memiliki anak status gizi kurang dan riwayat status gizi kurang usia 3-4 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi antara lain anak usia 3-4 tahun yang memiliki status gizi normal, orangtua serta anak status gizi kurang dan riwayat status gizi kurang usia 3-4 tahun yang berpindah tempat tinggal dan orang tua serta anak status gizi kurang dan riwayat status gizi kurang usia 3-4 tahun dan tidak bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian berupa lembar observasi status gizi dan kuesioner kecemasan orang tua yang dibuat oleh peneliti dan sudah diuji validitas, reliabilitas. Tahap pengumpulan data diawali dengan peneliti menyampaikan tujuan penelitian, prosedur penelitian, dan memberikan informed consent. Kemudian peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan anak. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung berat badan dan tinggi badan dengan rumus Z-Score. Selanjutnya peneliti memberikan kuisioner kecemasan orang tua kepada responden.

Setelah data terkumpul peneliti

melakukan analisis data menggunakan Uji Spearman Rank. Sebelum penelitian telah dilakukan Ethichal Cleareance

dengan nomor :

1334/UKH.I.02/EC/VI/2023.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Orangtua (n=34)

Usia Frekuensi (f)

Persentase (%)

25-53 19 55,9%

36-45 15 44,1%

Tabel 1 menunjukkan bahwa usia responden terbanyak adalah 25-35 tahun sejumlah 19 responden (55,9 %).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Orangtua (n=34)

Jenis Kelamin

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Laki-Laki 0 0%

Perempuan 34 100%

Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden perempuan sejumlah 34 responden (100 %).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak (n=34)

Usia Frekuensi (f)

Persentase (%)

3 21 61,8%

4 13 38,2%

Tabel 3 menunjukkan bahwa usia responden terbanyak adalah 3 tahun sejumlah 21 responden (61,8 %).

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak (n=34)

Jenis Kelamin

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Laki-Laki 16 47,1%

Perempuan 18 52,1%

(5)

5

Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan sejumlah 18 responden (52,1 %).

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Kurang (n=34)

Status Gizi Kurang

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Gizi Kurang

30 88,2%

Riwayat Status Gizi Kurang

4 11,8%

Tabel 5 menunjukkan bahwa status gizi kurang sejumlah 30 responden (88,2%).

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecemasan Orang Tua (n=34)

Tingkat Kecemasa n

Frekuens i

(f)

Persentas e

(%)

Sedang 6 17,6%

Berat 25 73,5%

Panik 3 8,8%

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan responden terbanyak adalah berat sejumlah 25 responden (73,5%).

Tabel 7. Hasil Uji Spearman Rank Hubungan Status Gizi Kurang Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia 3-4 Tahun (n=34)

Variabel Koefisien Korelasi (r)

P-value Status Gizi

Kurang

0,578 0,000 Tingkat

Kecemasan Orang Tua

Tabel 7 menunjukkan hasil dari penelitian ini yang menggunakan Uji

Spearman Rank dengan nilai p-value 0,000 < 0,05

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa usia 25-35 tahun sebanyak 19 responden (55,9%) dan usia 36-45 tahun sebanyak 15 responden (44,1%). Sejalan dengan penelitian (Alam Putra et al., 2021) yang menjelaskan bahwa usia menjadi salah satu penyebab kecemasan yang dialami seseorang. Pada usia dewasa lebih sering terjadi kecemasan dengan rentang usia 21 – 45 tahun. Penelitian (Natalya, 2020) juga menjelaskan bahwa kategori usia yang paling sering mengalami kecemasan yang pertama adalah usia dewasa. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Demur, 2020) menjelaskan bahwa usia dewasa madya memiliki peluang sebesar 4.857 kali untuk mengalami kecemasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden adalah perempuan 100%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Natalya, 2020) bahwa perempuan lebih mendominasi dengan jumlah 57,4%

sedangkan laki-laki 42,6%. Penelitian (Danu et al., 2021) juga menjelaskan jika kecemasan sering terjadi pada perempuaan daripada laki-laki disebabkan oleh perasaaan peka dengan emosi yang pada akhirnya juga memiliki perasaan peka dengan kecemasan.

Maryam dan Kurniawan dalam (Vellyana et al., 2017) menyatakan bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi kecemasan secara signifikan, dalam penelitian dijelaskan bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecemasan daripada laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa usia 3 tahun sebanyak 21 anak (61,8%) dan usia 4 tahun sebanyak 13 anak (38,2%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putu et al., 2020) bahwa pada anak usia

(6)

6 dengan rentang usia 2-5 tahun

merupakan usia yang paling sering mengalami kesulitan makan. Kebiasaan sulit makan anak tersebut dapat menyebabkan gizi kurang. Menurut Rahman et al 2016 dalam (Minkhatulmaula et al., 2020) hasil penelitiannya menjelaskan bahwa anak dengan status gizi kurang banyak terjadi pada usia 24-59 bulan yang disebabkan pada anak usia 24-59 bulan adalah anak yang masuk dalam ketegori rawan mengalami status gizi kurang yang disebabkan perhatian orang tua terhadap kualitas makanan berkurang, karena pada usia ini anak sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Konsumsi makanan yang dimakan anak pada usia ini tidak sebanding dengan aktifitas fisik yang dilakukan anak karena sangat aktif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 16 anak (47,1%), dan anak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 anak (52,9%).

Sejalan dengan penelitian (Fitriany et al., 2020) menyebutkan bahwa balita perempuan akan mengalami gizi kurang lebih banyak daripada balita laki-laki.

Penelitian (Yusra, 2022) menjelaskan bahwa gizi kurang pada balita laki-laki lebih rendah 15,6% daripada perempuan.

Balita laki-laki memiliki kecenderungan terhadap gizi kurang sebesar 46,6%

sedangkan kecenderungan balita perempuan terhadap gizi kurang sebesar 90,11%.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan status gizi kurang sebanyak 30 anak (88,2%).

Anak dengan Riwayat status gizi kurang sebanyak 4 anak (11,8%). Rentang nilai status gizi kurang dalam penelitian ini adalah -2 sampai -2,81. Penelitian (Diyah et al., 2020) menjelaskan bahwa gizi kurang merupakan ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan gizi didalam tubuh. Menurut penelitian (Bili et al., 2020) menjelaskan bahwa balita adalah anak yang memiliki peluang

untuk mengalami gizi kurang, dampak dari gizi kurang ini menyebabkan gangguan tumbuh dan kembang anak dan anak memiliki imunitas yang rendah.

Sejalan dengan penelitian (Masnah &

Saputri, 2020) dampak yang ditumbulkan dari status gizi kurang antara lain anak mengalami gangguan kecerdasan, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan fisik, adanya gangguan metabolisme tubuh, imunitas anak menurun, menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar anak.

Masalah kesehatan pada anak akan menimbulkan kecemasan yang merupakan respon perasaan paling umum yang dialami oleh orangtua (Marlina &

Imelda, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan berat sebanyak 25 responden (73,5%), responden yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 6 responden (17,6), dan responden yang mengalami kecemasan panik sebanyak 3 responden (8,8%).

Kecemasan merupakan kondisi yang muncul saat seseorang mengalami stress yang disertai dengan tanda dan gejala seperti, tegang, gelisah, khawatir dan sebuah respon fisik (Hastutiningtyas et al., 2022). Faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan adalah usia seseorang, karena jika usia semakin bertambah maka akan terjadi kamatangan untuk berfikir (Miharja & Fitrianti, 2020).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wardiani et al., 2020) bahwa jika memiliki usia muda akan mudah mengalami kecemasan karena belum memiliki pemikiran yang matang dan kurang pengalaman dalam menyelesesaikan suatu masalah. Faktor lain penyebab kecemasan adalah jenis kelamin menurut penelitian (Nugraha, 2020) mengungkapkan bahwa kecemasan lebih cenderung terjadi pada perempuan disebabkan perempuan lebih sensitive dengan perasaanya. Sejalan dengan penelitian (Malfasari et al., 2019)

(7)

7

bahwa perempuan mudah mengalami kecemasan daripada laki-laki, hal itu bisa dijelaskan bahwa perempuan memiliki perasaan emosional yang tinggi jika menghadapi masalah sedangkan laki-laki lebih tenang jika menghadapi masalah.

Hasil dan analisis menunjukkan ada hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orangtua.

Hasil uji statistik Spearman Rank diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dengan nilai α < 0,05 dengan nilai p < α, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orangtua pada anak prasekolah. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Livana & Arisdiani, 2019) yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat anxietas dengan status gizi mahasiswa yang dihitung menggunakan Chi-Square dan didapatkan nilai p value 0,000 (p > 0,05).

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orang tua pada anak usia 3-4 tahun.

KESIMPULAN

1. Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu usia 25-35 tahun dengan jumlah 19 (55,9%), usia 36-45 tahun dengan jumlah 15 (44,1%) dan jenis kelaimin responden adalah perempuan dengan jumlah 34 (100%).

2. Karakteristik responden berdasarkan usia anak yaitu usia 3 tahun dengan jumlah 21 (61,8%), usia 4 tahun dengan jumlah 13 (38,2%) dan jenis kelamin laki laki sebanyak 16 anak (47,1%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 anak (52,9%).

3. Karakteristik status gizi kurang pada anak adalah 30 anak dengan status gizi kurang dan 4 anak dengan riwayat status gizi kurang

4. Karakteristik tingkat kecemasan orang tua adalah mengalami kecemasan berat sebanyak 25 (73,5%), kecemasan sedang sebanyak 6 (17,6), dan kecemasan panik sebanyak 3 (8,8%).

5. Hasil dari uji statistik Spearman Rank menunjukkan nilai p value sebesar 0,000 dengan nilai α < 0,05 dengan nilai p < α, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara status gizi kurang dengan tingkat kecemasan orangtua pada anak usia 3-4 tahun.

SARAN

Berdasarkan status gizi kurang yang dimiliki anak diharapkan orang tua mampu untuk meningkatkan asupan nutrisi dan gizi kepada anak agar anak dapat memiliki status gizi normal. serta untuk peneliti selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dan pedoman terkait status gizi kurang dan tingkat kecemasan orangtua.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Salma, W. O., & Yuniar, N.

(2022). Analisis Kejadian Gizi Kurang Pada Baduta Usia 6-24 Bulan. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kebidanan, 14, 205–

214.

Alam Putra, F., Indriyati, & Widayanti, I.

(2021). Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Orang Tua Terhadap Hospitalisasi Bayi Di Kamar Bayi Resiko Tinggi. Jurnal Keperawatan Indonesia (JIKI), 14(2), 34–43.

Apriliani, S. R. A., & Utami, F. B.

(2021). Peran Orang Tua dalam Menerapkan Kemampuan Literasi Kesehatan Anak Usia Dini pada Pandemi Covid-19 Dilingkungan Rt 04 26 Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 3852–3862.

(8)

8 https://www.jptam.org/index.php/jptam/

article/view/1486

Bili, A., Jutomo, L., & Boeky, D. L. A.

(2020). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Puskesmas Palla Kabupaten Sumba Barat Daya. Media Kesehatan Masyarakat, 2(2), 33–41.

https://doi.org/10.35508/mkm.v2i2 .2929

Danu, V. K., Ningsih, O. S., & Suryati, Y. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Perawat Selama Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Manggarai. 6(1), 21–31.

Demur, D. R. D. N. (2020). Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Terpasang Infus Di Ruang Rawat Inap Interne Relationship of Characteristics With Anxiety Levels in Installed Patients Infusion in the Inpatient Room. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(1), 16.

https://doi.org/10.30633/jkms.v11i 1.504

Dinkes. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

Http://Dkk.Sukoharjokab.Go.Id.

Diyah, H. S., Sari, D. L., & Nikmah, A.

N. (2020). Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Status Gizi Pada Balita. Jurnal Mahasiwa Kesehatan, 1(2).

Fitriany, J., Zara, N., Kocintia, W., &

Pembahasan, H. (2020). Gizi Kurang Di Puskesmas Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Almuslim, 10, 27–34.

Hastutiningtyas, W. R., Rosdiana, Y., &

Ngonggo, M. (2022). Kecemasan Masyarakat Dalam Menghadapi Virus Corona (Covid-19) Di Kota Malang. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 6(1), 1–6.

Jumadewi, A. (2020). Gambaran Kecemasan Orangtua Tentang Penyakit Tuberculosis Pada Anak.

Serambi Konstruktivis, 2(4), 193–

199.

Kemenkes. (2017). Buku saku pemantauan status gizi tahun 2017.

In Jakarta.

Khumaeroh, N. F., Anggray, W. D., &

Diah, R. (2022). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Kurang pada Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Kersana. Jurnal Ilmiah Gizi Dan Kesehatan (JIGK), 3(02), 71–75.

Livana, & Arisdiani, T. (2019).

Hubungan Tingkat Ansietas Dengan Status Gizi Mahasiswa Indekos. Community of Publishing in Nursing (COPING), 7(2), 103–

110.

Malfasari, E., Devita, Y., Erlin, F., &

Filer, F. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Di Stikes Payung Negeri Pekanbaru. Jurnal Ners Indonesia, 9(1), 124.

https://doi.org/10.31258/jni.8.2.12 4-131

Marlina, L., & Imelda. (2019).

Pengetahuan dengan Reaksi dan Kecemasan Orang tua Akibat Hospitalisasi Anak. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 4(1), 25–33.

Masnah, C., & Saputri, I. M. (2020).

Faktor risiko gizi kurang pada balita di Puskesmas Paal V Kota Jambi. 9(2), 107–114.

https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.4 51

Miharja, E., & Fitrianti, D. (2020).

Gambaran Tingkat Kecemasan Orangtua Terhadap Dampak Negatif Gadget pada Anak Usia 6- 12 Tahun di Kelurahan Harapan Baru Samarinda. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 2(2), 103–

110. http://e-

journals.unmul.ac.id/index.php/JK PBK/article/view/3509

(9)

9

Minkhatulmaula, Pibriyanti, K., &

Fathimah. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Etnis Sunda. Sport and Nutrition Journal, 2(2), 41–48.

https://journal.unnes.ac.id/sju/inde x.php/spnj/article/view/39763 Mutika, W., & Syamsul, D. (2018).

Analisis Permasalahan Status Gizi Kurang Pada Balita Di Puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu. Jurnal Kesehatan Global, 1(3), 127–136.

Natalya, W. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan Warga Terdampak Covid 19 Di Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. University Research Colloqium, 458–463.

http://repository.urecol.org/index.p hp/proceeding/article/view/1230/1 198

Nugraha. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Orang Tua Pada Balita Kejang Demam Yang Dirawat Diruang Galatik RSUD Cinderes Kabupaten Majalenka Tahun 2018. Jurnal Kesehatan, VIII(003), 45411.

Nugraha, A. D. (2020). Memahami Kecemasan: Perspektif Psikologi Islam. IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology, 2(1), 1–22.

https://doi.org/10.18326/ijip.v2i1.1 -22

Putri, M. R. (2019). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Status Gizi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bulang Kota Batam. Jurnal Bidan Komunitas, 2(2), 96.

https://doi.org/10.33085/jbk.v2i2.4 334

Putu, N., Listia Wati, R., Ketut, I., &

Priastana, A. (2020). Hubungan Perilaku Sosial dengan Kebiasaan Makan pada Anak Status Gizi Kurang Relationship between Social Behavior and Eating Habits of Children with Less Nutritional Status. Jurnal Kesehatan Terpadu

(Integrated Health Journal, 11(2), 79–83.

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018.pdf. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

http://labdata.litbang.kemkes.go.id/

images/download/laporan/RKD/20 18/Laporan_Nasional_RKD2018_

FINAL.pdf

Tridiyawati, F., & Handoko, A. A. R.

(2019). Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(01), 20–24.

https://doi.org/10.33221/jikm.v8i0 1.205

Vellyana, D., Lestari, A., & Rahmawati, A. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperative di RS Mitra Husada Pringsewu. Jurnal Kesehatan, 8(1), 108.

https://doi.org/10.26630/jk.v8i1.40 3

Wardiani, D. A., Kurniawan, S. T., &

Kartina, I. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Saat Menjalani Skripsi Pada Masa Pandemi Covid-29.

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada.

Yusra. (2022). Analisis Kontingensi Pemberian Asi Ekslusif Dengan Kejadian Gizi Kurang (Studi Pada Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen).

VARIASI : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, 14(3), 171–

178.

https://doi.org/10.51179/vrs.v14i3.

1509

Referensi

Dokumen terkait

Analysis using SEM (AMOS) shows several findings: compensation fairness affects psychological meaningfulness; fairness compensation has no effect on

Tabel Uji Statistika Korelasi Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi .... Hasil Uji Statistika Korelasi Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi